Pendekatan Metode Model Teknik Strategi Pembelajaran Menulis
Pendekatan Metode Model Teknik Strategi Pembelajaran Menulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian menulis ?
2. bagaimana Model Pembelajaran Menulis Cerita atau Cerpen di SD ?
3. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran menulis di SD ?
4. Apa saja metode-metode dalam pembelajaran menulis di SD ?
5. Bagaimana penerapan teknik dalam pembelajaran menulis di SD ?
6. Bagaimana strategi dalam pembelajaran menulis di SD ?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.
Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai
penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai
penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa memiliki fungsi
dan tujuan personal, interaksional, informative, instrumental, heuristic, dan estetis.
Menulis dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.
Dengan menulis secara terus menerus dan latihan yang sungguh-sungguh,
keterampilan tersebut dapat dimilliki oleh siapa saja. Keterampilan itu juga bukanlah
suatu keterampilan yang sederhana, melainkan menuntut sejumlah kemampuan.
Betapa pun sederhananya tulisan yang dibuat, penulis tetap dituntut memenuhi
persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis tulisan yang rumit.
Dari pengertian menulis diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.
b. Melanjutkan cerita.
Model ini diawaii dengan kegiatan guru membacakan atau memperdengarkan
cerita yang dipilih guru, kemudian para siswa diminta melanjutkan cerita guru tersebut.
c. Menceitakan mimpi.
3
Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan mimpinya dengan
menambah atau mengurangi isi dan mimpi mereka.
d. Menceritakan pengalaman.
Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan pengalaman, baik
pengalaman saat liburan, bermain,darmawisata, dan sebagainya.
e. Menceritakan cita-cita.
Model ini dilakukan dengan cara menugasi siswa untuk menceritakan cita-citanya
setelah dewasa nanti.
2. Pendekatan Integratif
Pendekatan integratif menekankan kepada keterpaduan antara empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam
pembelajaran.
Pendekatan integratif pada proses pembelajaran, misalnya : dengan menceritakan
pengalaman yang sangat menarik, menuliskan tentang suatu peristiwa yang
sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang
didengar.
4
Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam
mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan
keterampilan proses, pada proses pembelajaran, misalnya : dengan melaporkan hasil
kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat
acak menjadi paragraf yang padu.
4. Pendekatan Tematis
Pendekatan tematis menekankan kepada tema pembelajaran sebagai payung atau
pemandu dalam pembelajaran. Pendekatan tematis pada proses pembelajaran, misalnya
: dengan menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.
5
Metode eja (Metode abjad atau Metode alfabet), dengan latihan menulis lambang
tulisan, seperti a, b, c, d, dan seterusnya. Selanjutnya menulis suku kata, misal: b, a, d,
u menjadi b-a, d-u menjadi ba-du, b, u, k, u menjadi b-u, k-u menjadi bu-ku.
Dilanjutkan merangkai huruf yang berupa suku kata. Contoh, ba-du menjadi badu.
4. Metode global
Metode global (metode kalimat), untuk membantu pengenalan kalimat, biasanya
dengan menggunakan gambar. Di bawah gambar tersebut, dituliskan sebuah kalimat
yang kira-kira merujuk pada makna gambar tersebut. Selanjutnya, setelah anak
diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah proses pembelajaran menulis
permulaan dimulai. Melalui proses deglobalisasi (proses penguraian kalimat menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil, yakni menjadi kata, suku kata, dan huruf), selanjutnya
anak menjalani proses belajar menulis permulaan. Proses penguraian kalimat menjadi
kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf, tidak disertai dengan
proses sintesis (perangkaian kembali).
6
5. Metode Struktual Analitik Sinteksis (SAS)
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), merupakan salah satu jenis metode yang
bisa digunakan untuk proses pembelajaran menulis permulaan bagi siswa pemula.
Menurut (Supriyadi, 1996) metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai
dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Menurut (Djuzak,
1996) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan
cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari
dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.
Teknik pelaksanaan pembelajran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu
huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari
huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun
sehingga menjadi kalimat yang berarti.
Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan
sebagai berikut:
a) Struktur yang menampilkan keseluruhan
b) Analitik yaitu melakukan proses penguraian
c) Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.
Dalam pembelajaran menulis, ada beberapa metode lagi yang dapat digunakan, yaitu:
1. Metode langsung
Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam metode
langsung, terdapat lima fase yang penting: fase persiapan dan motivasi, fase
demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan
lanjutan. Sebagai contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda suatu
sebuah desa atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa. Dari gambar
tersebut, siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar.
7
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua keterampilan
berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran
dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan produk akhir. Sebagai
contoh: metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog. Siswa
menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas. Kegiatan ini
dapat dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok.
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integrtif
terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi
artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Sebagai contoh:
menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca. Adapun antarbidang studi
artinya pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Sebagai contoh: antara
bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lain.
8
bertujuan melatih siswa untuk membiasakan diri bersikap yang baik dan tepat dalam
menulis, misalnya sikap duduk yang benar, pengaturan jarak mata dengan tangan yang
tepat pada waktu menulis, cara membuka buku yang tepat, dan belajar membuat
berbagai macam garis yangmemungkinkan siswa untuk bisa menulis dengan tepat.
Tahap penulisan merupakan kelanjutan dan tahap prapenulisan yang bertujuan melatih
siswa untuk dapat menulis dengan sesungguhnya.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik yang merupakan alternatif model
pembelajaran menulis sebagi berikut.
1. Menjiplak, yang dapat dibagi menjadi (a) menjiplak huruf, (b) menjiplak kalimat,
(c) menjiplak wacana sederhana.
2. Menyalin, biasanya dimulai dari tingkatan kata, kalimat, sampai pada wacana.
Menyalin ini bisa dari (a) kata, kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke
huruf latin atau sebaliknya.
3. Menatap, biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek. Agar siswa dapat
membahasakan objek yang diamati, objek itu dapat berupa (a) gambar, yaitu gambar
kata dan gambar kalimat, serta (b) objek asli.
4. Menyusun, kegiatan menyusun yang paling sederhana adalah menyusun huruf
menjadi kata, dilanjutkan dengan menyusun kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi
wacana.
5. Melengkapi, kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat yang sebagian
katanya dihilangkan dan bisa juga melengkapi bagian kalimat yang dihilangkan dalam
wacana.
6. Menulis halus, kegiatan ini untuk membiasakan menulis secara baik.
7. Dikte, dengan memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana sederhana kepada
siswa agar mereka menuliskan apa yang mereka dengar.
8. Mengarang, yang dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula tanpa
bantuan gambar.
9
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) ada beberapa teknik dalam
pembelajaran menulis, seperti berikut ini.
1. Menyusun Kalimat
Menurut Slager yang dikutip oleh Tarigan, menyusun atau membangun kalimat
dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut ini.
a. Menjawab pertanyaan
Guru bertanya : Siapa namamu?
Siswa menjawab : Adit atau Nama saya Adit (siswa menulis namanya)
Guru bertanya : Di mana rumahmu?
Siswa menjawab : Di Jalan Balai No. 7 (siswa menulis alamatnya)
b. Melengkapi kalimat
Guru : Sempurnakan kalimat berikut!
Pilih kata yang tepat di lajur kanan!
1) Ibu kota Jawa Barat adalah A. Bandung
2) Kebun Raya terletak di B. Semarang
3) Taman Mini berada di C. Jakarta
4) Kota pahlawan adalah D. Bogor
Siswa : Mengisi kalimat di atas dengan jalan menulis nama kota yang tepat.
c. Memperbaiki susunan kalimat
Guru : Ubahlah susunan kalimat berikut ini supaya tepat!
Contoh : Saya di Jalan Melati No. 10 bertempat tinggal.
Saya bertempat tinggal di Jalan Melati No. 10.
1) Koran ayah membaca.
2) Nasi adik goreng makan.
3) Halaman Dina setiap hari menyapu.
4) Belajar Reno kalimat menyusun yang tepat.
10
d. Memperluas kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat model. Kemudian, siswa memperluas kalimat
model dengan kata atau frase yang sudah ditentukan guru.
Contoh : Kalimat model “Ibu menjahit”
Kata untuk memperluas kalimat “pakaian”
Siswa : Ibu menjahit pakaian.
Contoh lainnya : Kalimat model “Kakak menulis
Kata untuk memperluas kalimat “surat”
Siswa : Kakak menulis surat.
e. Substitusi
Guru memberikan kalimat model. Kemudian menyebutkan kata lain yang dapat
menduduki posisi jabatan tertentu. Setelah itu guru member contoh penggantian kata
tersebut.
Contoh : Ayah membeli buku.
Sepatu Ayah membeli sepatu.
Contoh : Ayah membeli sepatu.
adik …………………………… (siswa)
Contoh : Adik membeli sepatu.
memakai …………………………… (siswa)
f. Transformasi
Guru memberikan sebuah kalimat model. Siswa mengubah bentuk kalimat model dan
menuliskannya.
Guru : Ibu memasak nasi.
Siswa : Ibu memasak apa?
Guru : Halimah pergi ke sekolah.
Siswa : Siapa pergi ke sekolah?
Guru : Ana memaca buku itu.
Siswa : Baca buku itu!
11
Guru : Adik menangis.
Siswa : Jangan menangis!
2. Memperkenalkan Karangan
Dalam memperkenalkan karangan ini dapat ditempuh dengan dua cara teknik, yaitu
1) Baca dan tulis.
2) Simak dan tulis.
3. Meniru model
Dalam teknik guru menyiapkan contoh karangan yang dipakai sebagai model oleh
siswa untuk menyusun karangan. Struktur karangan memang sama, tetapi berbeda
dalam isi.
4. Karangan Bersama
Pelaksanaan teknik ini dimulai dengan pengamatan yang dilakukan oleh siswa
bersama guru. Misalnya, mengamati kebun sekolah. Setelah itu siswa ditugasi
menyusun sebuah kalimat yang berhubungan dengan hasil pengamatannya terhadap
kebun sekolah. Kemudian, kalimat-kalimat dari siswa tadi disusun bersama-sama dan
dengan bantuan guru diperbaiki sehingga menjadi sebuah karangan.
5. Mengisi
Teknik ini dipraktikkan dengan cara guru menyiapkan sebuah karangan yang kata
kelima dan setiap kalimat pembangun cerita itu dihilangkan. Kemudian, karangan ini
diberikan kepada siswa untuk disempurnakan atau diisi titik-titik dengan sebuah kata
sehingga menjadi karangan yang utuh kembali.
12
6. Menyusun Kembali
Suatu karangan yang telah dikacaukan urutan kalimatnya, kemudian diberikan
kepada siswa untuk mengurutkan kembali menjadi sebuah karangan dengan urutan
kalimat yang benar.
7. Menyelesaikan Cerita
Siswa diberi sebuah cerita yang belum selesai dan ditugasi menyelesaikan cerita
tersebut menjadi cerita yang utuh.
8. Menjawab Pertanyaan
Siswa diberi pertanyaan dan kalimat-kalimat jawaban siswa tersebut, dapat disusun
menjadi sebuah cerita apakah tentang alam sekitarnya, kesenangannya, dan
sebagainya.
9. Meringkas Bacaan
Teknik ini dilaksanakan dengan jalan siswa diberi suatu bacaan yang berupa cerita
pendek atau sebuah wacana. Siswa diminta untuk membaca atau mempelajari bacaan
tersebut, kemudian siswa diminta lagi untuk meringkas bacaan tersebut.
10. Parafrase
Dalam pengajaran menulis dapat juga digunakan teknik parafrase dengan jalan
guru memberi karangan puisi yang harus diubah oleh siswa dalam bentuk prosa atau
sebaliknya.
13
12. Memerikan
Teknik ini dilakukan dengan jalan siswa diminta untuk mengamati sesuatu, apakah
kelasnya, lingkungan sekolah, orang yang berjualan di sekolah atau yang lain,
kemudian diminta untuk menggambarkan atau memerikan apa-apa yang diamatinya itu
dalam bentuk tulisan.
14
17. Menulis Surat
Menulis surat merupakan pekerjaan mengarang yang sering dilakukan orang.
Dalam pembelajaran menulis surat ada dua cara atau teknik yang bisa diberikan kepada
siswa. Cara pertama adalah menulis surat secara terpimpin, artinya siswa menulis surat
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan. Sedangkan cara kedua adalah menulis
surat secara bebas. Dengan sendirinya untuk pertama kali guru memberi contoh sebuah
surat, kemudian siswa disuruh menulis balasan surat tersebut. Pada kesempatan yang
lain siswa ditugasi menulis surat izin tidak masuk sekolah karena ada acara keluarga
atau ada keperluan yang lain.
15
F. Strategi Dalam Pembelajaran Menulis di SD
Strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis di SD, yaitu :
1. Strategi curah pendapat (brainstroming)
Strategi curah pendapat (brainstroming) dilakukan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengingat kembali pengalaman bahasanya yang berkaitan dengan
tema yang ditentukan. Strategi curah pendapat dilakukan melalui tanya jawab dalam
dialog guru-siswa. Kegiatan itu diarahkan untuk memilih topic yang akan dijadikan
bahan tulisan sehingga topik yang akan ditulis berdasarkan minat dan pengetahuan
siswa.
Strategi curah pendapat (brainstroming) dilakukan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengingat kembali pengalaman bahasanya yang berkaitan dengan
tema yang ditentukan. Strategi curah pendapat dilakukan melalui tanya jawab dalam
dialog guru-siswa. Kegiatan itu diarahkan untuk memilih topic yang akan dijadikan
bahan tulisan sehingga topik yang akan ditulis berdasarkan minat dan pengetahuan
siswa.
16
1) Menetapkan topik yang sesuai dengan tema yang ditentukan.
2) Mengembangkan kalimat gagasan yang mendukung paragraf,
3) Menetapkan judul, dan
4) Mengorganisasikan kalimat gagasan.
Gambar yang dimanfaatkan berasal dari buku paket berupa gambar sketsa lepas
dan gambar seri. Kalimat-kalimat yang diungkapkan siswa dikelompokkan
berdasarkan tema dan topic yang sedang dibahas.
17
6. Strategi tulis bersama (TB)
Strategi tulis bersama merupakan kegiatan penulisan draf yang dilakukan bersama-
sama secara klasikal. Dalam strategi tulis bersama, siswa memiliki kesempatan untuk
memberikan sumbangan pemikirannya berupa kalimat. Strategi tulis bersama
dilakukan dengan menggunakan pancingan gambar lepas dan gambar seri. Tema
tulisan yang dipilih dalam strategi tulis bersama adalah tema yang bersifat umum. Guru
mengarahkan pemilihan topik berdasarkan sumber belajar yang tersedia. Siswa
mengemukakan kalimat yang dimilikinya secara bergiliran atas tunjukkan guru.
18
Strategi Baca Individual (BI) diterapkan untuk menemukan kekurangan dan
kesalahan sendiri. Penerapan strategi baca individual memberikan kesempatan kepada
setiap siswa untuk membaca kembali draf tulisannya. Membaca kembali draf tulisan
sendiri adalah cara untuk membebaskan diri dari rasa malu kepada teman atau guru
karena kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.
19
individual. Melalui strategi pertemuan individual, siswa dapat bertanya kepada guru
secara aman tanpa merasa malu kepada teman-temannya. Selain masalah kalimat dan
urutannya dalam paragraf, strategi pertemuan individual juga diterapkan untuk
mengecek sistem mekanikal tulisan, misalnya ejaan, tanda baca, struktur kalimat, dan
pilihan kata.
20
dengan kegiatan bercerita, bercakap-cakap, tanya jawab, atau curah pendapat. Ketiga,
kesalahan merupakan bagian dari proses belajar. Melalui bimbingan guru dalam
posisinya sebagai teman/mitra belajar siswa kesalahan itu akan disempurnakan oleh
siswa. Keempat, kegiatan menulis secara nyata akan menyadarkan dan menimbulkan
motivasi siswa menulis. Motivasi yang datang dari siswa (motivasi intrinsik)
merupakan bekal yang baik untuk belajar dan turut mempengaruhi keberhasilan
belajar.
21
masing sebuah kalimat. Sesudah itu, kertas dikumpulkan dan guru membacakan isi
setiap kertas. Ini merupakan suatu proses pembelajaran menulis yang sangat
menyenangkan, terutama ketika para siswa melihat atau mendengar kesalahan-
kesalahan elementer mereka sendiri. Kesalahan yang paling sering dibuat oleh siswa
adalah kesalahan koherensi, yaitu keterhubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat
sebelum dan sesudahnya.
2) Kuis.
Sekurang-kurangnya ada tiga jenis kuis yang dapat digunakan beberapa kali
dalamsetahunnya, yaitu kuis tanda baca, kuis tata paragraph, dan kuis tanda kutif, tanda
baca, dan tata paragraph sekaligus.
Contoh kuis tanda baca (titik, koma, pemisahan kata)
Di sebuah pulau yang terpencil jauh di tengah lautan tinggallah sepasang suami istri
dengan rukun dan damai tidak pernah mengalami persengketaan namun pada suatu
senja ketika sang suami kembali dari laut ia menemukan sepotong cermin terletak di
pantai diambilnya cermin itu dan alangkah heran hatinya melihat bayangan manusia
didalamnya inilah agaknya ayahku yang meninggal beberapa bulan yang lalu pikirnya.
Paragraf di atas dapat dibacakan oleh guru lebih dulu di kelas. Siswa diminta untuk
memperhatikan dengan saksama dan boleh membuat catatan bila diperlukan. Pada
tahap berikutnya, siswa diberi fotokopi paragraf yang dibacakan sebelumnya dan
diminta untuk membubuhkan tanda baca yang sesuai dalam paragraf itu.
22
kagetnya dia setelah membukanya dan menemukan ada gambar seorang wanita di
dalam benda yang dibungkus dengan rapi itu. Suamiku sudah berkhianat, pikirnya.
Dulu ia berjanji akan setia sampai mati. Rupanya sewaktu ke laut, dia mengambil
kesempatan untuk mencari wanita lain.
Siswa diminta berkelompok. Mereka diingatkan tentang cara bekerja dengan prinsip
belajar kooperatif yang telah mereka pelajari sebelumnya. Kemudian, guru membagian
fotokopi paragraf di atas. Selanjutnya,
Guru menjelaskan bahwa paragraph yang di tangan para siswa itu adalah paragraph
yang ada ditengah cerita. Mereka diminta untuk menambahkan sebuah paragraph,boleh
sebelum ataw sesudah paragraph itu.
23
panjang-panjang, empat atau lima kalimat saja sudah cukup. Mengganti akhir cerita,
terutama dongeng, merupakan latihan menulis yang sangat menyenangkan, efisien, dan
efektif.: dengan kerja yang tidak terlalu banyak dapat dicapai apa yang menjadi tujuan
pembelajaran yang kita harapkan, yaitu siswa menjadi gemar menulis. Ada yang
menarik dari kegiatan ini adalah dengan akhir baru, cerita atau dongeng itu menjadi
lebih menarik.
24
kelas mereka dapat berbagi rasa dengan teman sekelas atau sebangku mengenao apa
yang mereka tulis dalam buku harian mereka masing-masing. Kegiatan lain yang dapat
mendorong minat siswa untuk menulis adalah majalah dinding (mading). Di sekolah-
sekolah tertentu, penyelenggaraan mading ditangani sepenuhnyaoleh para siswa.
Jika di sekolah anda belum ada madding, sebaiknya anda memotivasi siswa untuk
membuat mading tersebut. Pada tahap awal, mungkin anda terpanggil untuk melakukan
sekadar saringan untuk tulisan-tulisan siswa yang akan ditempelkan di dinding. Cara
lain dalam mempersiapkan para siswa untuk membuat tulisan yang baik adalah
melaksanakan kegiatan kliping. Kliping memberikan bahan untuk tulisan bagi para
siswa dan juga bahan untuk referensi atau bahkan untuk berpolemik. Dalam kliping
siswa akan mengumpulkan tulisan-tulisan yang mereka sukai yang sesuai dengan bakat
dan kepribadian mereka. Oleh karena itu, siswa tidak boleh dipaksa untuk mengkliping
bahan tertentu dalam pembelajaran menulis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.
25
Model pembelajaran menulis cerita atau cerpen di SD meliputi: Menceritakan gambar,
melanjutkan cerita, menceitakan mimpi. menceritakan pengalaman. Dan menceritakan
cita-cita. Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis, yaitu : Pendekatan
Komunikatif, Pendekatan Integratif, Pendekatan Keterampilan Proses, dan Pendekatan
Tematis. Metode dan pembelajaran menulis, yaitu Metode eja, metode kata lembaga,
metode suku kata (Metode Rangkai-Kupas), metode global, metode Struktual Analitik
Sinteksis (SAS), metode langsung, metode Komunikatif, dan metode Integratif.
Syafi’ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua tahap,
yaitu (a) tahap prapenulisan, dan (b) tahap penulisan. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan teknik yang merupakan alternatif model pembelajaran menulis ada 8.
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) ada 19 teknik dalam
pembelajaran menulis. Strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis di
SD ada 13, yaitu : Strategi curah pendapat, bercerita, amati gambar, organisasi gagasan,
jawab pertanyaan, tulis bersama, tulis pasangan, Tulis Individual, Baca Individual,
baca kelas, pertemuan individual, bahas bersama (BB) . Pembelajaran menulis dapat
dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran sekolah) dan di luar kelas (di luar jam
pelajaran sekolah).
B. Saran
Diharapkan kepada guru maupun calon guru supaya menggunakan pendekatan,
metode, teknik, dan strategi yang tepat dalam khususnya dalam pembelajaran menulis,
sehingga siswa tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Daftar Putaka
26
Yunus, M, dkk. 2013 . Keterampilan Menulis . Jakarta : Universitas Terbuka
(di akses 01 Desember 2015)
No name . http://www.kompasiana.com/sitimuslikah/pembelajaran-menulis-
permulaan_55546cbe739773591d90551d (di akses 01 Desember
2015)
27