Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran menulis di SD dilaksanakan sejak kelas I sampai dengan kelas VI.


Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan
membaca, menyimak dan berbicara. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran guru
harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD terutama
di kelas I dan II tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran membaca permulaan,
walaupun membaca dan menulis merupakan dua kemampuan yang berbeda.
Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif. Kemampuan
menulis siswa tidak diperoleh dengan sendirinya, melainkan melalui proses belajar
mengajar. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada
pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis
sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai
penerima pesan. Pengembangan kemampuan menulis di SD banyak bergantung kepada
kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru harus membekali dirinya dengan
kemampuan menulis.
Guru juga dituntut mampu memilih pendekatan, metode, teknik dan strategi yang
sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Latihan yang intensif dan terarah
akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Dalam hal ini setiap guru hendaknya menyadari bahwa
pembelajaran menulis tidak ditekankan pada pengetahuan kebahasaan tetapi
bagaimana menerapkan pengetahahuan. Teknik dan strategi yang digunakan harus
benar-benar dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan menyenangkan
bagi mereka.
B. Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian menulis ?
2. bagaimana Model Pembelajaran Menulis Cerita atau Cerpen di SD ?
3. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran menulis di SD ?
4. Apa saja metode-metode dalam pembelajaran menulis di SD ?
5. Bagaimana penerapan teknik dalam pembelajaran menulis di SD ?
6. Bagaimana strategi dalam pembelajaran menulis di SD ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai


berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari menulis
2. Untuk mengetahui bagaimana Model Pembelajaran Menulis Cerita atau Cerpen di
SD
3. Untuk mengetahui apa saja pendekatan dalam pembelajaran menulis di SD
4. Untuk mengetahui apa saja metode-metode dalam pembelajaran menulis di SD
5. Untuk mengetahui bagaimana teknik dalam pembelajaran menulis di SD
6. Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam pembelajaran menulis di SD

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.
Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai
penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai
penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa memiliki fungsi
dan tujuan personal, interaksional, informative, instrumental, heuristic, dan estetis.
Menulis dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.
Dengan menulis secara terus menerus dan latihan yang sungguh-sungguh,
keterampilan tersebut dapat dimilliki oleh siapa saja. Keterampilan itu juga bukanlah
suatu keterampilan yang sederhana, melainkan menuntut sejumlah kemampuan.
Betapa pun sederhananya tulisan yang dibuat, penulis tetap dituntut memenuhi
persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis tulisan yang rumit.
Dari pengertian menulis diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.

B. Model Pembelajaran Menulis Cerita atau Cerpen di SD


Model pembelajaran menulis cerita atau cerpen di SD meliputi:
a. Menceritakan gambar.
Model ini dapat dilakukan mulai kelas 4 SD. Guru memperlihatkan beberapa
gambar, selanjutnya, siswa diminta mengamati gambar tersebut dengan teliti.
Kemudian, mereka diminta untuk menuliskannya ke dalam centa lengkap.

b. Melanjutkan cerita.
Model ini diawaii dengan kegiatan guru membacakan atau memperdengarkan
cerita yang dipilih guru, kemudian para siswa diminta melanjutkan cerita guru tersebut.
c. Menceitakan mimpi.

3
Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan mimpinya dengan
menambah atau mengurangi isi dan mimpi mereka.

d. Menceritakan pengalaman.
Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan pengalaman, baik
pengalaman saat liburan, bermain,darmawisata, dan sebagainya.

e. Menceritakan cita-cita.
Model ini dilakukan dengan cara menugasi siswa untuk menceritakan cita-citanya
setelah dewasa nanti.

C. Pendekatan Dalam Pembelajaran Menulis di SD


Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis, yaitu :
1. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif memfokuskan kepada keterampilan siswa dalam
mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran.
Pendekatan komunikatif pada proses pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu
benda, menulis surat, dan membuat iklan.

2. Pendekatan Integratif
Pendekatan integratif menekankan kepada keterpaduan antara empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam
pembelajaran.
Pendekatan integratif pada proses pembelajaran, misalnya : dengan menceritakan
pengalaman yang sangat menarik, menuliskan tentang suatu peristiwa yang
sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang
didengar.

3. Pendekatan Keterampilan Proses

4
Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam
mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan
keterampilan proses, pada proses pembelajaran, misalnya : dengan melaporkan hasil
kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat
acak menjadi paragraf yang padu.

4. Pendekatan Tematis
Pendekatan tematis menekankan kepada tema pembelajaran sebagai payung atau
pemandu dalam pembelajaran. Pendekatan tematis pada proses pembelajaran, misalnya
: dengan menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.

Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mcmpunyai karakteristik yang


sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam
pembelajaran sebagai subjek pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran Dalam
hal ini, peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi
siswa dalam membangun atau mengkonstruksikan gagasan atau ide masmg-masing di
dalam pembelajaran.

D. Metode-metode dalam pembelajaran menulis di SD


Metode dan pembelajaran menulis permulaan
1. Metode eja
Metode eja di dasarkaan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan
menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaian menjadi suku kata. Oleh karena itu
pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf.
Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menulis huruf lepas
b) Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata
c) Merangkaikan suku kata menjadi kata
d) Menyusun kata menjadi kalimat

5
Metode eja (Metode abjad atau Metode alfabet), dengan latihan menulis lambang
tulisan, seperti a, b, c, d, dan seterusnya. Selanjutnya menulis suku kata, misal: b, a, d,
u menjadi b-a, d-u menjadi ba-du, b, u, k, u menjadi b-u, k-u menjadi bu-ku.
Dilanjutkan merangkai huruf yang berupa suku kata. Contoh, ba-du menjadi badu.

2. Metode kata lembaga


Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Pengenalan suku kata
b) Menguraikan suku kata menjadi huruf
c) Perangkaian suku kata menjadi kata
d) Perangkaian kata menjadi kalimat sederhana
e) Pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan.

3. Metode suku kata (Metode Rangkai-Kupas)


Metode suku kata (Metode Rangkai-Kupas), diawali dengan pengenalan suku kata
ba, bi, bu, be, bo dan seterusnya. Kemudian dirangkai menjadi kata-kata bermakna.
Misalnya: bo-bi dan sebagainya. Dilanjutkan proses perangkaian kata menjadi
kelompok kata, contoh: Ka-ki ku-da, Ba-ca bu-ku.

4. Metode global
Metode global (metode kalimat), untuk membantu pengenalan kalimat, biasanya
dengan menggunakan gambar. Di bawah gambar tersebut, dituliskan sebuah kalimat
yang kira-kira merujuk pada makna gambar tersebut. Selanjutnya, setelah anak
diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah proses pembelajaran menulis
permulaan dimulai. Melalui proses deglobalisasi (proses penguraian kalimat menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil, yakni menjadi kata, suku kata, dan huruf), selanjutnya
anak menjalani proses belajar menulis permulaan. Proses penguraian kalimat menjadi
kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf, tidak disertai dengan
proses sintesis (perangkaian kembali).

6
5. Metode Struktual Analitik Sinteksis (SAS)
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), merupakan salah satu jenis metode yang
bisa digunakan untuk proses pembelajaran menulis permulaan bagi siswa pemula.
Menurut (Supriyadi, 1996) metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai
dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Menurut (Djuzak,
1996) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan
cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari
dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.
Teknik pelaksanaan pembelajran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu
huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari
huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun
sehingga menjadi kalimat yang berarti.
Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan
sebagai berikut:
a) Struktur yang menampilkan keseluruhan
b) Analitik yaitu melakukan proses penguraian
c) Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.

Dalam pembelajaran menulis, ada beberapa metode lagi yang dapat digunakan, yaitu:
1. Metode langsung
Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam metode
langsung, terdapat lima fase yang penting: fase persiapan dan motivasi, fase
demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan
lanjutan. Sebagai contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda suatu
sebuah desa atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa. Dari gambar
tersebut, siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar.

7
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua keterampilan
berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran
dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan produk akhir. Sebagai
contoh: metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog. Siswa
menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas. Kegiatan ini
dapat dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok.

3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integrtif
terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi
artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Sebagai contoh:
menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca. Adapun antarbidang studi
artinya pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Sebagai contoh: antara
bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lain.

E. Teknik Dalam Pembelajaran Menulis di SD


Pada umumnya metode dan tenik dipakai dalam pengerian yang sama, yaitu cara
menyampaikan pelajaran. Sebenarnya pengertian metode pembelajaran dan teknik
pembelajaran tidak sama. Metode mengacu kepada suatu prosedur untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi (a) pemilihan bahan, (b)
urutan bahan, (c) penyajian bahan, dan (d) pengulangan bahan, sedangkan teknik
mengandung makna cara-cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan
langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Oleh karena
dalam metode mengandung makna penyajian bahan dan teknik mengandung makna
cara-cara yang digunakan guru maka penggunaan kata metode dan teknik disamakan.
Syafi’ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua
tahap, yaitu (a) tahap prapenulisan, dan (b) tahap penulisan. Tahap prapenulisan

8
bertujuan melatih siswa untuk membiasakan diri bersikap yang baik dan tepat dalam
menulis, misalnya sikap duduk yang benar, pengaturan jarak mata dengan tangan yang
tepat pada waktu menulis, cara membuka buku yang tepat, dan belajar membuat
berbagai macam garis yangmemungkinkan siswa untuk bisa menulis dengan tepat.
Tahap penulisan merupakan kelanjutan dan tahap prapenulisan yang bertujuan melatih
siswa untuk dapat menulis dengan sesungguhnya.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik yang merupakan alternatif model
pembelajaran menulis sebagi berikut.
1. Menjiplak, yang dapat dibagi menjadi (a) menjiplak huruf, (b) menjiplak kalimat,
(c) menjiplak wacana sederhana.
2. Menyalin, biasanya dimulai dari tingkatan kata, kalimat, sampai pada wacana.
Menyalin ini bisa dari (a) kata, kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke
huruf latin atau sebaliknya.
3. Menatap, biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek. Agar siswa dapat
membahasakan objek yang diamati, objek itu dapat berupa (a) gambar, yaitu gambar
kata dan gambar kalimat, serta (b) objek asli.
4. Menyusun, kegiatan menyusun yang paling sederhana adalah menyusun huruf
menjadi kata, dilanjutkan dengan menyusun kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi
wacana.
5. Melengkapi, kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat yang sebagian
katanya dihilangkan dan bisa juga melengkapi bagian kalimat yang dihilangkan dalam
wacana.
6. Menulis halus, kegiatan ini untuk membiasakan menulis secara baik.
7. Dikte, dengan memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana sederhana kepada
siswa agar mereka menuliskan apa yang mereka dengar.
8. Mengarang, yang dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula tanpa
bantuan gambar.

9
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) ada beberapa teknik dalam
pembelajaran menulis, seperti berikut ini.

1. Menyusun Kalimat
Menurut Slager yang dikutip oleh Tarigan, menyusun atau membangun kalimat
dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut ini.
a. Menjawab pertanyaan
Guru bertanya : Siapa namamu?
Siswa menjawab : Adit atau Nama saya Adit (siswa menulis namanya)
Guru bertanya : Di mana rumahmu?
Siswa menjawab : Di Jalan Balai No. 7 (siswa menulis alamatnya)
b. Melengkapi kalimat
Guru : Sempurnakan kalimat berikut!
Pilih kata yang tepat di lajur kanan!
1) Ibu kota Jawa Barat adalah A. Bandung
2) Kebun Raya terletak di B. Semarang
3) Taman Mini berada di C. Jakarta
4) Kota pahlawan adalah D. Bogor
Siswa : Mengisi kalimat di atas dengan jalan menulis nama kota yang tepat.
c. Memperbaiki susunan kalimat
Guru : Ubahlah susunan kalimat berikut ini supaya tepat!
Contoh : Saya di Jalan Melati No. 10 bertempat tinggal.
Saya bertempat tinggal di Jalan Melati No. 10.
1) Koran ayah membaca.
2) Nasi adik goreng makan.
3) Halaman Dina setiap hari menyapu.
4) Belajar Reno kalimat menyusun yang tepat.

10
d. Memperluas kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat model. Kemudian, siswa memperluas kalimat
model dengan kata atau frase yang sudah ditentukan guru.
Contoh : Kalimat model “Ibu menjahit”
Kata untuk memperluas kalimat “pakaian”
Siswa : Ibu menjahit pakaian.
Contoh lainnya : Kalimat model “Kakak menulis
Kata untuk memperluas kalimat “surat”
Siswa : Kakak menulis surat.
e. Substitusi
Guru memberikan kalimat model. Kemudian menyebutkan kata lain yang dapat
menduduki posisi jabatan tertentu. Setelah itu guru member contoh penggantian kata
tersebut.
Contoh : Ayah membeli buku.
Sepatu Ayah membeli sepatu.
Contoh : Ayah membeli sepatu.
adik …………………………… (siswa)
Contoh : Adik membeli sepatu.
memakai …………………………… (siswa)

f. Transformasi
Guru memberikan sebuah kalimat model. Siswa mengubah bentuk kalimat model dan
menuliskannya.
Guru : Ibu memasak nasi.
Siswa : Ibu memasak apa?
Guru : Halimah pergi ke sekolah.
Siswa : Siapa pergi ke sekolah?
Guru : Ana memaca buku itu.
Siswa : Baca buku itu!

11
Guru : Adik menangis.
Siswa : Jangan menangis!

2. Memperkenalkan Karangan
Dalam memperkenalkan karangan ini dapat ditempuh dengan dua cara teknik, yaitu
1) Baca dan tulis.
2) Simak dan tulis.

3. Meniru model
Dalam teknik guru menyiapkan contoh karangan yang dipakai sebagai model oleh
siswa untuk menyusun karangan. Struktur karangan memang sama, tetapi berbeda
dalam isi.

4. Karangan Bersama
Pelaksanaan teknik ini dimulai dengan pengamatan yang dilakukan oleh siswa
bersama guru. Misalnya, mengamati kebun sekolah. Setelah itu siswa ditugasi
menyusun sebuah kalimat yang berhubungan dengan hasil pengamatannya terhadap
kebun sekolah. Kemudian, kalimat-kalimat dari siswa tadi disusun bersama-sama dan
dengan bantuan guru diperbaiki sehingga menjadi sebuah karangan.

5. Mengisi
Teknik ini dipraktikkan dengan cara guru menyiapkan sebuah karangan yang kata
kelima dan setiap kalimat pembangun cerita itu dihilangkan. Kemudian, karangan ini
diberikan kepada siswa untuk disempurnakan atau diisi titik-titik dengan sebuah kata
sehingga menjadi karangan yang utuh kembali.

12
6. Menyusun Kembali
Suatu karangan yang telah dikacaukan urutan kalimatnya, kemudian diberikan
kepada siswa untuk mengurutkan kembali menjadi sebuah karangan dengan urutan
kalimat yang benar.

7. Menyelesaikan Cerita
Siswa diberi sebuah cerita yang belum selesai dan ditugasi menyelesaikan cerita
tersebut menjadi cerita yang utuh.

8. Menjawab Pertanyaan
Siswa diberi pertanyaan dan kalimat-kalimat jawaban siswa tersebut, dapat disusun
menjadi sebuah cerita apakah tentang alam sekitarnya, kesenangannya, dan
sebagainya.

9. Meringkas Bacaan
Teknik ini dilaksanakan dengan jalan siswa diberi suatu bacaan yang berupa cerita
pendek atau sebuah wacana. Siswa diminta untuk membaca atau mempelajari bacaan
tersebut, kemudian siswa diminta lagi untuk meringkas bacaan tersebut.

10. Parafrase
Dalam pengajaran menulis dapat juga digunakan teknik parafrase dengan jalan
guru memberi karangan puisi yang harus diubah oleh siswa dalam bentuk prosa atau
sebaliknya.

11. Reka Cerita Gambar


Teknik ini bertujuan untuk melatih mengembangkan imajinasi siswa. Dengan
melihat gambar tunggal atau gambar berseri siswa diminta untuk menuliskan sebuah
cerita yang berhubungan dengan gambar yang diamatinya.

13
12. Memerikan
Teknik ini dilakukan dengan jalan siswa diminta untuk mengamati sesuatu, apakah
kelasnya, lingkungan sekolah, orang yang berjualan di sekolah atau yang lain,
kemudian diminta untuk menggambarkan atau memerikan apa-apa yang diamatinya itu
dalam bentuk tulisan.

13. Mengembangkan Kata Kunci


Pelaksanaan teknik ini dengan jalan siswa diberikan beberapa kata kunci,
kemudiansiswa diminta untuk mengembangkan kata-kata kunci itu menjadi sebuah
karangan.

14. Mengembangkan Kalimat Topik


Dalam teknik mengembangkan kalimat topik ini, yang dikembangkan adalah
sebuah kalimat yang kita berikan kepada siswa. Kalimat topik ini sifatnya masih umum
dan luas yang harus dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.

15. Mengembangkan Judul


Latihan menulis berikutnya yang lebih sulit adalah penerapan teknik
mengembangkan judul. Siswa kita berikan judul yang terdiri dari beberapa kata yang
harus dikembangkan menjadi beberapa kalimat topik. Kalimat-kalimat topik ini harus
dikembangkan menjadi sebuah paragraf, dan paragraf-paragraf tersebut harus
berhubungan satu sama lainnya yang membentuk suatu cerita yang utuh dan padu.

16. Mengembangkan Peribahasa


Teknik ini dilaksanakan dengan jalan pemberian sebuah peribahasa yang sudah
dikenal dan dipahami maknanya oleh siswa. Kemudian, siswa ditugasi menulis
karangan singkat berdasarkan peribahasa tersebut.

14
17. Menulis Surat
Menulis surat merupakan pekerjaan mengarang yang sering dilakukan orang.
Dalam pembelajaran menulis surat ada dua cara atau teknik yang bisa diberikan kepada
siswa. Cara pertama adalah menulis surat secara terpimpin, artinya siswa menulis surat
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan. Sedangkan cara kedua adalah menulis
surat secara bebas. Dengan sendirinya untuk pertama kali guru memberi contoh sebuah
surat, kemudian siswa disuruh menulis balasan surat tersebut. Pada kesempatan yang
lain siswa ditugasi menulis surat izin tidak masuk sekolah karena ada acara keluarga
atau ada keperluan yang lain.

18. Menyusun Dialog


Teknik menyusun atau mengembangkan dialog atau percakapan dapat digunakan
untuk pembelajaran menulis karena dialog sudah dikenal oleh setiap siswa. Misalnya,
guru menyuruh siswa menyususn suatu dialog antara ayah, ibu, dan adik tentang
rencana rekreasi pada waktu liburan semester yang akan datang.

19. Menyusun Wacana


Teknik menyusun wacana dalam pembelajaran menulis merupakan teknik
pembelajaran menulis secara bebas. Siswa bebas dalam menentukan judul, bebas
dalam menjabarkan judul menjadi kalimat topik, bebas melengkapi kalimat topik
dengan kalimat pengembang sehingga tersusun paragraf.
Akhirnya siswa pun bebas menyusun dan mengatur urutan dan posisi paragraf sehingga
tersusun wacana yang baik.

Pemilihan kesembilan belas teknik di atas dengan sendirinya harus disesuaikan


dengan tingkat kemampuan siswa. Misalnya, teknik menyusun wacana tidak mungkin
diberikan kepada siswa kelas 2 SD, tetapi untuk siswa kelas 6 SD yang sudah banyak
berlatih menulis.

15
F. Strategi Dalam Pembelajaran Menulis di SD
Strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis di SD, yaitu :
1. Strategi curah pendapat (brainstroming)
Strategi curah pendapat (brainstroming) dilakukan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengingat kembali pengalaman bahasanya yang berkaitan dengan
tema yang ditentukan. Strategi curah pendapat dilakukan melalui tanya jawab dalam
dialog guru-siswa. Kegiatan itu diarahkan untuk memilih topic yang akan dijadikan
bahan tulisan sehingga topik yang akan ditulis berdasarkan minat dan pengetahuan
siswa.
Strategi curah pendapat (brainstroming) dilakukan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengingat kembali pengalaman bahasanya yang berkaitan dengan
tema yang ditentukan. Strategi curah pendapat dilakukan melalui tanya jawab dalam
dialog guru-siswa. Kegiatan itu diarahkan untuk memilih topic yang akan dijadikan
bahan tulisan sehingga topik yang akan ditulis berdasarkan minat dan pengetahuan
siswa.

2. Strategi bercerita (telling)


Strategi bercerita (telling) diterapkan untuk mengembangkan gagasan yang akan
ditulis siswa. Strategi bercerita digunakan sebagai alat untuk memancing siswa agar
mampu menceritakan kegiatan yang dilakukannya sehari-hari secara lisan. Tema yang
dipilih dalam penerapan strategi bercerita adalah tema yang berkaitan dengan
kehidupan keseharian siswa, misalnya kegemaran, kegiatan, dan disiplin. Strategi
bercerita diterapkan dengan menggunakan metode penjelasan, tanya jawab,
percakapan dengan teman sebangku (in-pairs).

3. Strategi amati gambar (looking picture)


Strategi amati gambar (looking picture) digunakan sebagai pemancing siswa untuk
mengemukakan gagasan dalam bentuk kalimat.
Gambar digunakan untuk:

16
1) Menetapkan topik yang sesuai dengan tema yang ditentukan.
2) Mengembangkan kalimat gagasan yang mendukung paragraf,
3) Menetapkan judul, dan
4) Mengorganisasikan kalimat gagasan.
Gambar yang dimanfaatkan berasal dari buku paket berupa gambar sketsa lepas
dan gambar seri. Kalimat-kalimat yang diungkapkan siswa dikelompokkan
berdasarkan tema dan topic yang sedang dibahas.

4. Strategi organisasi gagasan (organizing ideas)


Strategi organisasi gagasan dilakukan melalui pancingan gambar atau bercerita.
Strategi organisasi gagasan dilaksanakan dengan metode bermain. Belajar sambil
bermain merupakan pembelajaran yang bersifat nyata di kalangan anak usia SD.
Melalui metode bermain, pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi mereka
sehingga pembelajaran yang sulit dan abstrak dapat disederhanakan ke dalam bentuk
sederhana yang mudah diterima siswa. Metode bermain diterapkan dengan maksud
agar pelajaran menulis tidak menjadi hal yang menakutkan bagi siswa, menarik minat
siswa, dan semua siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan gagasan dalam
bentuk kalimat.

5. Strategi jawab pertanyaan (answering the question)


Strategi jawab pertanyaan diterapkan untuk mengarahkan siswa mengungkapkan
gagasannya berdasarkan panduan pertanyaan. Strategi jawab pertanyaan digunakan
dengan menggunakan bacaan, gambar, dan pengalaman keseharian siswa. Tujuannya
adalah untuk memotivasi siswa agar mampu mengungkapkan, mengembangkan, dan
mengorganisasikan gagasan sesuai dengan tema yang ditentukan.

17
6. Strategi tulis bersama (TB)
Strategi tulis bersama merupakan kegiatan penulisan draf yang dilakukan bersama-
sama secara klasikal. Dalam strategi tulis bersama, siswa memiliki kesempatan untuk
memberikan sumbangan pemikirannya berupa kalimat. Strategi tulis bersama
dilakukan dengan menggunakan pancingan gambar lepas dan gambar seri. Tema
tulisan yang dipilih dalam strategi tulis bersama adalah tema yang bersifat umum. Guru
mengarahkan pemilihan topik berdasarkan sumber belajar yang tersedia. Siswa
mengemukakan kalimat yang dimilikinya secara bergiliran atas tunjukkan guru.

7. Strategi tulis pasangan (TP)


Strategi tulis pasangan (TP) disebut juga strategi pasangan minimal adalah kegiatan
penulisan draf yang dilakukan oleh dua orang siswa dengan teman sebangkunya.
Dalam strategi TP, siswa memiliki kesempatan untuk saling berbicara, bertanya jawab,
danberdiskusi dengan pasangan yang telah akrab dengannya. Dalam strategi tulis
pasangan, siswa dimotivasi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pengalamannya-
pengalamannya dalam bentuk kalimat dengan menggunakan pancingan gambar,
panduan pertanyaan, atau bagan kegiatan. Penerapan strategi tulis pasangan ini
menjaga rasa aman siswa. Dengan cara itu siswa akan terbuka untuk mengemukakan
kalimatpertanyaan dan jawaban.

8. Strategi Tulis Individual (TI)


Strategi Tulis Individual (TI) merupakan cara menuliskan draf secara individual.
Strategi ini diterapkan hampir setiap kali ada pelajaran menulis. Dalam strategi tulis
individual, setiap siswa memperoleh kesempatan untuk menuliskan secara bebas segala
sesuatu yang diingatnya berkaitan dengan topik yang disepakati. Strategi tulis
individual dengan pancingan gambar diterapkan pada materi atau tema yang bersifat
umum. Strategi tulis individual dengan bantuan bagan kegiatan diterapkan pada materi
atau tema yang berkaitan langsung dengan kehidupan keseharian siswa.
9. Strategi Baca Individual (BI)

18
Strategi Baca Individual (BI) diterapkan untuk menemukan kekurangan dan
kesalahan sendiri. Penerapan strategi baca individual memberikan kesempatan kepada
setiap siswa untuk membaca kembali draf tulisannya. Membaca kembali draf tulisan
sendiri adalah cara untuk membebaskan diri dari rasa malu kepada teman atau guru
karena kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.

10. Strategi baca kelas (BK)


Strategi baca kelas (BK) merupakan cara untuk memperbaiki tulisan secara
klasikal. Strategi baca kelas dilakukan oleh siswa baik terhadap tulisan yang dibuat
oleh siswa secara individual, pasangan minimal, kelompok, atau tulisan bersama.
Strategi baca kelas diterapkan agar kekurangan dan kesalahan yang tidak dapat
ditemukan oleh siswa dalam draf tulisannya dapat ditemukan secara bersama-sama
pada saat dilakukan pembacaan di depan kelas.

11. Strategi pertemuan individual (PI)


Strategi pertemuan individual (PI) merupakan cara untuk menemukan kesalahan
dan kekurangan tulisan siswa dengan cara berkonsultasi kepada guru secara individual.
Strategi itu dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa terutama bagi yang
kurang beranimengambil resiko dalam menulis atau takut berbuat kesalahan. Melalui
strategi pertemuan individual, kekurangan dan kesalahan siswa dalam draf tulisannya
dapat didiskusikan langsung kepada guru secara aman tanpa merasa malu kepada
teman-temannya. Ketiga strategi dalam tahap perbaikan diterapkan secara bersamaan
dan saling melengkapi.

12. Strategi pertemuan individual (PI)


Strategi pertemuan individual (PI) dimaksudkan untuk mengkonsultasikan hasil tulisan
siswa kepada guru secara individual. Strategi pertemuan individual dilakukan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan masukan guna
menyempurnakan kalimat dan paragraf yang belum dapat diperbaiki siswa secara

19
individual. Melalui strategi pertemuan individual, siswa dapat bertanya kepada guru
secara aman tanpa merasa malu kepada teman-temannya. Selain masalah kalimat dan
urutannya dalam paragraf, strategi pertemuan individual juga diterapkan untuk
mengecek sistem mekanikal tulisan, misalnya ejaan, tanda baca, struktur kalimat, dan
pilihan kata.

13. Strategi bahas bersama (BB)


Strategi bahas bersama (BB) merupakan cara menyempurnakan tulisan melalui
pembahasan secara bersama-sama secara klasikal. Strategi bahas bersama dalam tahap
penyempurnaan diterapkan oleh untuk menyempurnakan pemilihan dan penempatan
kata dalam kalimat dan paragraf. Dua kegiatan tersebut saling melengkapi. Fokus
perhatian pada tahap perbaikan terletak pada kesatuan dan pengembangan isi karangan,
sedangkan tahap penyempurnaan difokuskan pada sistem mekanik tulisan, penulisan
ejaan dan tanda baca, struktur kata dan kalimat serta pemilihan dan penggunaan
kosakata.
Pada keseluruhan tahapan yang diterapkan guru, berkaitan dengan pengalaman
belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut: (1) menulis akan mudah bagi siswa jika
dilakukan melalui bimbingan dan rangsangan yang diberikan oleh guru, (2) menulis
sangat menyenangkan bagi siswa karena merasa bangga dapatberperan serta untuk
menyumbangkan kalimatnya dalam menulis bersama, dan (3) siswa selalu ingin
menulis karena akan mendapatkan penguatan dan pujian dari guru dan teman-
temannya. Hal itu tampak dari transkripsi hasil wawancara dengan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan beberapa strategi belajar
berdasarkan alasan berikut. Pertama, kegiatan menulis akan lebih mudah bagi siswa
jika diawali dengan kegiatan bahasa lisan. Melalui kegiatan berbahasa lisan, siswa
memiliki kesempatan untuk mengungkapkan kembali pengalaman bahasa yang
dimiliki. Hal itu merupakan bekal yang baik untuk belajar menulis.
Kedua, pembelajaran menulis berkaitan dengan pembelajaran membaca, menyi-
mak, berbicara, dan sastra. Oleh karena itu untuk memulai menulis dapat dimulai dulu

20
dengan kegiatan bercerita, bercakap-cakap, tanya jawab, atau curah pendapat. Ketiga,
kesalahan merupakan bagian dari proses belajar. Melalui bimbingan guru dalam
posisinya sebagai teman/mitra belajar siswa kesalahan itu akan disempurnakan oleh
siswa. Keempat, kegiatan menulis secara nyata akan menyadarkan dan menimbulkan
motivasi siswa menulis. Motivasi yang datang dari siswa (motivasi intrinsik)
merupakan bekal yang baik untuk belajar dan turut mempengaruhi keberhasilan
belajar.

G. Teknik dan Strategi Pembelajaran Menulis di SD


Pembelajaran menulis dapat dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran
sekolah) dan di luar kelas (di luar jam pelajaran sekolah).
a. Pembelajaran menulis di dalam kelas
Kegiatan pembelajaran menulis di dalam kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai
dengan jam yang telah ditetapkan dalam jadwal pelajaran. Teknk dan strateginya yang
dapat digunakan ada bermacam-macam. Kita dapat menciptakan teknik atau strategi
pembelajaran menulis sesuai dengan situasi dan kondisi kelas,
Contoh teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis di dalam kelas,
yaitu:
1) Bermain-main dengan bahasa dan tulisan.
Pembelajaran menulis dapat anda buat menyenangkan dengan sebuah permainan
menulis yang biasa disebut menulis berantai atau menulis berkelompok. Siswa dibagi
ke dalam kelompok dengan jumlah 10 sampai 15 orang per kelompok. Mereka tidak
perlu pindah dari tempat duduk mereka. Tentukan saja mana yang masuk kelompok
satu, dua, tiga, dan seterusnya. Siswa pertama dari suatu cerita telah mempunyai
kalimat yang sama pada setiap kertas, misalnya, “Hari minggu kemarin saya pergi ke
pantai”.
Siswa pertama itu bertugas menambahkan sebuah kalimat, kemudian kertas
diserahkan kepada siswa kedua yang akan menambahkan sebuah kalimat lagi, dan
seterusnya sampai semua siswa dalam setiap kelompok sudah menambahkan masing-

21
masing sebuah kalimat. Sesudah itu, kertas dikumpulkan dan guru membacakan isi
setiap kertas. Ini merupakan suatu proses pembelajaran menulis yang sangat
menyenangkan, terutama ketika para siswa melihat atau mendengar kesalahan-
kesalahan elementer mereka sendiri. Kesalahan yang paling sering dibuat oleh siswa
adalah kesalahan koherensi, yaitu keterhubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat
sebelum dan sesudahnya.

2) Kuis.
Sekurang-kurangnya ada tiga jenis kuis yang dapat digunakan beberapa kali
dalamsetahunnya, yaitu kuis tanda baca, kuis tata paragraph, dan kuis tanda kutif, tanda
baca, dan tata paragraph sekaligus.
Contoh kuis tanda baca (titik, koma, pemisahan kata)
Di sebuah pulau yang terpencil jauh di tengah lautan tinggallah sepasang suami istri
dengan rukun dan damai tidak pernah mengalami persengketaan namun pada suatu
senja ketika sang suami kembali dari laut ia menemukan sepotong cermin terletak di
pantai diambilnya cermin itu dan alangkah heran hatinya melihat bayangan manusia
didalamnya inilah agaknya ayahku yang meninggal beberapa bulan yang lalu pikirnya.

Paragraf di atas dapat dibacakan oleh guru lebih dulu di kelas. Siswa diminta untuk
memperhatikan dengan saksama dan boleh membuat catatan bila diperlukan. Pada
tahap berikutnya, siswa diberi fotokopi paragraf yang dibacakan sebelumnya dan
diminta untuk membubuhkan tanda baca yang sesuai dalam paragraf itu.

Contoh kuis tata paragraf


Cepat-cepat dia pulang kerumah. Cermin itu dibungkusnya. Lalu disimpannya di
bawah bantal. Hal ini tidak diceritakannya kepada istrinya. Keesokan harinya,ketika
istrinya membersihkan tempat tidur, dia menemukan bungkusan itu. Alangkah

22
kagetnya dia setelah membukanya dan menemukan ada gambar seorang wanita di
dalam benda yang dibungkus dengan rapi itu. Suamiku sudah berkhianat, pikirnya.
Dulu ia berjanji akan setia sampai mati. Rupanya sewaktu ke laut, dia mengambil
kesempatan untuk mencari wanita lain.

Siswa diminta berkelompok. Mereka diingatkan tentang cara bekerja dengan prinsip
belajar kooperatif yang telah mereka pelajari sebelumnya. Kemudian, guru membagian
fotokopi paragraf di atas. Selanjutnya,
Guru menjelaskan bahwa paragraph yang di tangan para siswa itu adalah paragraph
yang ada ditengah cerita. Mereka diminta untuk menambahkan sebuah paragraph,boleh
sebelum ataw sesudah paragraph itu.

Contoh kuis tanda petik, tanda baca dan tanda paragraf


Ketika suaminya pulang dari laut senja hari dia tidak menyambutnya dengan senyum,
seperti biasanya, tetapi dengan omelan dulu kamu mengatakan bahwa sayalah satu –
satunya wanita dalamhidupmu kamu berjanji setia sampai mati tapi sekarang kamu
punya wanita simpanan tuduhnya suaminya kaget dia tidak mengerti apa maksud
istrinya lha ada apa ini mengapa kamu bilang saya punya wanita simpanan tanyanya
ini lihatlah teriak sang istri sambil menyerahkan cermin itu kepada suaminya sang
suami melihat ke dalam cermin, kemudian berkata lihatlah baik – baik ini bayangan
mendiang ayahku.s

3) Memberi atau mengganti akhir cerita.


Jika kita perhatikan ketiga jenis kuis tadi, ketiganya merupakan contoh bagian dari
sebuah cerita yang belum rampung. Pada cerita aslinya memang ada akhirnya. Tetapi
akan sangat menarik dengan meminta siswa untuk membuat akhir baru. Tidak perlu

23
panjang-panjang, empat atau lima kalimat saja sudah cukup. Mengganti akhir cerita,
terutama dongeng, merupakan latihan menulis yang sangat menyenangkan, efisien, dan
efektif.: dengan kerja yang tidak terlalu banyak dapat dicapai apa yang menjadi tujuan
pembelajaran yang kita harapkan, yaitu siswa menjadi gemar menulis. Ada yang
menarik dari kegiatan ini adalah dengan akhir baru, cerita atau dongeng itu menjadi
lebih menarik.

4) Menulis meniru model: copy the master.


Sebuah model yang dipilih guru dibaca bersama-sama di kelas. Kemudian dibaca
pula analisis model itu. Kemudian, guru mengajak para siswa memikirkan objek-objek
lain yang kira-kira dapat dituliskan dengan menggunakan pola, gaya atau cara yang
dipakai dalam model itu. Selanjutnya, siswa menuliskan idenya yang sejalan dengan
model yang dibahas itu. Mereka menulis di rumah. Berilah waktu yang cukup. Setelah
selesai, kumpulkan tulisan mereka untuk diperiksa. Janjikan pula keada mereka, kapan
kira-kira pekerjaan mereka akan dikembalikan.
Guru harus mengembalikan pekerjaan siswa sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati bersama. Ketika mengembalikan karangan-karangan itu, guru membahas
kesalahan-kesalahan yang pada umumnya dilakukan siswa. Sedangkan kesalahan-
kesalahan khusus yang bersifat pribadi, cukup dituliskan di kertas siswa yang
bersangkutan kemudian, diselesaikan secara khusus pula antara guru dengan siswa.

b. Pembelajaran menulis di luar kelas


Pembelajaran menulis di luar kelas ini dapat dilakukan dengan cara, misalnya siswa
dilatih menulis buku harian. Dalam buku harian itu, siswa dapat menuliskan
pengalaman, kesan atau pikiran yang menarik hati mereka. Jika tidak berkeberatan, di

24
kelas mereka dapat berbagi rasa dengan teman sekelas atau sebangku mengenao apa
yang mereka tulis dalam buku harian mereka masing-masing. Kegiatan lain yang dapat
mendorong minat siswa untuk menulis adalah majalah dinding (mading). Di sekolah-
sekolah tertentu, penyelenggaraan mading ditangani sepenuhnyaoleh para siswa.
Jika di sekolah anda belum ada madding, sebaiknya anda memotivasi siswa untuk
membuat mading tersebut. Pada tahap awal, mungkin anda terpanggil untuk melakukan
sekadar saringan untuk tulisan-tulisan siswa yang akan ditempelkan di dinding. Cara
lain dalam mempersiapkan para siswa untuk membuat tulisan yang baik adalah
melaksanakan kegiatan kliping. Kliping memberikan bahan untuk tulisan bagi para
siswa dan juga bahan untuk referensi atau bahkan untuk berpolemik. Dalam kliping
siswa akan mengumpulkan tulisan-tulisan yang mereka sukai yang sesuai dengan bakat
dan kepribadian mereka. Oleh karena itu, siswa tidak boleh dipaksa untuk mengkliping
bahan tertentu dalam pembelajaran menulis.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.

25
Model pembelajaran menulis cerita atau cerpen di SD meliputi: Menceritakan gambar,
melanjutkan cerita, menceitakan mimpi. menceritakan pengalaman. Dan menceritakan
cita-cita. Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis, yaitu : Pendekatan
Komunikatif, Pendekatan Integratif, Pendekatan Keterampilan Proses, dan Pendekatan
Tematis. Metode dan pembelajaran menulis, yaitu Metode eja, metode kata lembaga,
metode suku kata (Metode Rangkai-Kupas), metode global, metode Struktual Analitik
Sinteksis (SAS), metode langsung, metode Komunikatif, dan metode Integratif.
Syafi’ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua tahap,
yaitu (a) tahap prapenulisan, dan (b) tahap penulisan. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan teknik yang merupakan alternatif model pembelajaran menulis ada 8.
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) ada 19 teknik dalam
pembelajaran menulis. Strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis di
SD ada 13, yaitu : Strategi curah pendapat, bercerita, amati gambar, organisasi gagasan,
jawab pertanyaan, tulis bersama, tulis pasangan, Tulis Individual, Baca Individual,
baca kelas, pertemuan individual, bahas bersama (BB) . Pembelajaran menulis dapat
dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran sekolah) dan di luar kelas (di luar jam
pelajaran sekolah).
B. Saran
Diharapkan kepada guru maupun calon guru supaya menggunakan pendekatan,
metode, teknik, dan strategi yang tepat dalam khususnya dalam pembelajaran menulis,
sehingga siswa tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Daftar Putaka

Massofa. 2008 .https://massofa.wordpress.com/2008/10/07/pendekatan-


pembelajaran-menulis-di-sd/ (di akses 01 Desember 2015)

Santosa, Puji, dkk. 2008 . Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD .


Jakarta : Universitas Terbuka (di akses 01 Desember 2015)

26
Yunus, M, dkk. 2013 . Keterampilan Menulis . Jakarta : Universitas Terbuka
(di akses 01 Desember 2015)
No name . http://www.kompasiana.com/sitimuslikah/pembelajaran-menulis-
permulaan_55546cbe739773591d90551d (di akses 01 Desember
2015)

No name. 2009 .http://mgmpbindobogor.wordpress.com/2009/10/16/metode-


pembelajaran-menulis/ (di akses 01 Desember 2015)

27

Anda mungkin juga menyukai