Anda di halaman 1dari 4

KERJASAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA DENGAN JEPANG

Oleh : Indro Dwi Haryono, SIP

Perkembangan hubungan antar negara yang semakin erat dewasa ini ditandai antara laian dengan tingkat

saling ketergantungan yang semangkin tinggi. Hubungan yang makin erat dan saling ketergantungan tersebut

diantaranya dapat dilihat dari kebutuhan serta intensiatas hubungan perdaganagn antar negara yang membuat

tidak satu pun negara di duania dewasa ini dapat bertahan hidup layak dengan cara menutup diri. Kepesatan

perdanganag internasional diantaranya bergantung pada kelancaran dan keamanan jalur-jalur transoprtasi dan

komunikasi yang digunakan.

Berkaitan dengan keamanan jalur transportasi, khususnya trasportasi laut, maka ancaman keamanan

yang cukup serius adalah ancaman pembajakan dan perompakan laut. Pembajakan dan perompakan laut (sea

piracy and armed robbery) bukanlah fenomena baru dalam ancaman keamanan maritim, selain itu ada bentuk-

bentuk ancaman lain seperti penyelundupan senjata, penyelundupan manusia, penyelundupan dan perederan

Narkotika melalui akses laut. Hal ini sangat meresahkan dan sangat mengancam stabilitas keamanan.

Ancaman keamanan khususnya keamanan maritim rerupakan persoalan yang krusial yang harus di

selesaikan oleh pemerintah Indonesia, di dalam menangani banyaknya kejahatan di laut maka pemerintah

meningkatkan keamanan maritim dengan cara melakukan patroli laut selain melakukan patroli pemerintah juga

melakukan kerjasama dengan negara-negara di dalam menangani persoalan ini seperti kerjasama pengamanan

maritim pemerintah Indonesia dengan Jepang.


Dalam kerjasama tersebut pemerintah Jepang menghibahkan tiga kapal patroli kepada Badan Koordinasi

Keamanan Laut (Bakorkamla) RI untuk mendukung pengamanan wilayah maritim Indonesia. "Selain tiga kapal

patroli, Jepang juga memberikan bantuan dana sekitar 300 juta dolar AS guna pengembangan dan peningkatan

daya mampu (capacity building) Bakorkamla," kata Kepala Pelaksana Harian (Bakorkamla), Laksamana Madya

TNI Djoko Sumaryono, di Jakarta.1

Menurut Laksamana Madya TNI Djoko Sumaryono mengatakan saat ini sudah banyak negara seperti

Jepang dan Jerman yang komit membantu peningkatan daya mampu Bakorkamla sebagai badan koordinasi

untuk pengamanan laut. "Jadi, meski Bakorkamla belum menjadi 'coast guard' seperti yang dimiliki oleh banyak

negara, tetapi bukan berarti negara lain tidak konsen terhadap keberadaan Bakorkamla. Mereka tahu, dan komit

untuk membantu. Tentang realisasi seluruh bantuan Jepang tersebut, ia mengemukakan Desember 2007 seluruh

bantuan itu akan diserahkan kepada pemerintah Indonesia dan seluruh pengelolaan bantuan termasuk dana

sekitar 300 juta dolar AS itu diketahui oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk meningkatkan kerjasama keamanan maritim kedua

negara, melalui peningkatan struktural Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla). Kesepakatan itu tertuang

dalam nota kesepahaman "Proyek Peningkatan Struktural Bakorkamla-Japan International Cooperation

Agency/JICA)" yang ditandatangani Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya Djoko Sumaryono

dan Ketua Tim Persiapan Studi JICA Hiroshi Takeuchi, di Jakarta.

"Dalam nota kesepahaman itu, disepakati Jepang melalui JICA dalam kurun waktu tiga tahun sejak Mei

2008 akan memberikan asistensi kepada Bakorkamla dalam meningkatkan struktur organisasinya hingga terwujud

badan keamanan laut yang komprehensif, efektif dan efisien. Pemerintah Jepang melalui JICA akan mengirimkan

pakar-pakar di bidang keamanan laut ke Indonesia mulai Mei 2008 hingga 2011. Para pakar keamanan laut

Jepang itu akan memulai segala persiapannya pada Maret 2008. Dalam kurun waktu tiga tahun tersebut

Indonesia dapat mengajukan beberapa hal, termasuk pengadaan peralatan dan sarana lain guna

1. Jepang Hibahkan Tiga Kapal Patroli Pada Bakorkamla RI, dalam http://alutsista.blogspot.com/2007/09/jepang-hibahkan-tiga-kapal-
patroli-pada.html, diakses tanggal 30 Maret 2008.
mendukung peningkatan daya mampu (capacity building) Bakorkamla. "Pengajuan peralatan dan

sarana seperti kapal patroli, dapat diajukan Indonesia untuk dapat disetujui kedua pihak dan harus

berupa hibah. Selain Jepang, Bakorkamla juga tengah menjajaki kerja sama serupa dengan Amerika

Serikat, Norwegia, Jerman dan Perancis2.

Dengan ditandatanganinya kerjasama keamanan maritim antara pemerintah Indonesia dengan

Jepang, dan semakin ketatnya pengawasan laut yang dilakukan oleh pihak berwajib maka setidaknya

dapat menekan angka kejahatan dilaut.

2. RI-Jepang Tingkatkan Kerjasama Keamanan Maritim, dalam


http://www.technologyindonesia.com/rnddepartment.php?page_mode=detail&id=85, diakses tanggal 30 Maret 2008.
Daftar Pustaka

Natalegawa, Marry M RM. Kerjasama ASEAN Dalam Meningkatkan Keamanan Di Laut Dengan Memerangi
Pembajakan Dan Perampokan, Direktorat Jendral Kerjasama Asean Departemen Lauar negeri,
Desember 2003.

Jepang Hibahkan Tiga Kapal Patroli Pada Bakorkamla RI, dalam http://alutsista.blogspot.com/2007/09/jepang-
hibahkan-tiga-kapal-patroli-pada.html, diakses tanggal 30 Maret 2008.

RI-Jepang Tingkatkan Kerjasama Keamanan Maritim, dalam


http://www.technologyindonesia.com/rnddepartment.php?page_mode=detail&id=85, diakses tanggal
30 Maret 2008.

Anda mungkin juga menyukai