Anda di halaman 1dari 8

Berita buruk cara penyampaiannya pola langsung atau tidak langsung

2 pendekatan yang digunakan adalah langsung dan tidak langsung :

 untuk menyampaikan pesan-pesan negatif. Ketika Anda langsung menyampaikan


beberapa berita buruk pada seserorang, Anda menggunakan pendekatan langsung.

 Ketika Anda mencoba mengurangi dampak berita buruk dengan mempermudah cara
mengatakannya melalui percakapan sebelum menyampaikan berita buruk. Anda
menggunakan pendekatan tidak langsung. Kemungkinannya adalah Anda elah
mengembangkan perasaan secara insting dalam menentukan pendekatan dalam
banyak situasi.

Apa tujuan utama penyampaian berita buruk

1. Menyampaikan berita buruk.

2. Memperoleh penerimaan tentang berita buruk tersebut.

3. Mempertahankan sebanyak mungkin niat baik dengan penerima.

4. Mempertahankan citra baik organisasi.

5. Mengurangi atau menghilangkan kebutuhan korespondensi tentang hal tersebut di waktu


yang akan datang.

Proses penulisan 3x3


I. Perencanaan pesan bisnis

Perencanaan pesan bisnis ini bisa dibagi lagi dalam empat langkah:
Analisis Situasi: Yaitu merumuskan tujuan Anda dan mengembangkan profil audiens, yang
akan membaca pesan Anda.

Pengumpulan Informasi: Sesudah merasa pasti tentang tujuan dan profil audiens, Anda
menetapkan kebutuhan-kebutuhan audiens, lalu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
untuk memuaskan kebutuhan audiens tersebut.

Memilih Medium yang Tepat: Sesudah informasi terkumpul, Anda memilih medium yang
terbaik untuk menyampaikan pesan tersebut. Misalnya, apakah pesan itu cukup disampaikan
secara lisan, atau tertulis, atau menggunakan media elektronik (audio-visual).

Mengorganisasikan Informasi: Sesudah melakukan tiga langkah di atas, Anda siap


mengorganisasikan informasi. Caranya adalah dengan merumuskan gagasan utama,
membatasi cakupannya, memilih pendekatan langsung atau tak-langsung, dan membuat
outline (jabaran pokok) kontennya.
II. Penulisan pesan bisnis

Sesudah merencanakan pesan yang mau disampaikan, Anda harus menyesuaikan diri
(beradaptasi) pada audiens dengan sensitivitas (kepekaan), gaya, dan keterampilan dalam
berhubungan dengan mereka.

Bersikaplah peka pada kebutuhan audiens antara lain dengan mengadopsi sikap santun,
menekankan aspek positif, dan menggunakan bahasa yang bebas-bias.
Bangunlah hubungan yang kuat dengan audiens, dengan menetapkan kredibilitas Anda dan
memproyeksikan citra perusahaan Anda.

Kendalikan gaya Anda dengan menggunakan nada akrab (conversational tone), bahasa yang
sederhana, dan suara yang pas.
Dari sini, Anda sudah siap untuk menyusun pesan. Pilihlah kata-kata yang kuat, yang akan
membantu menciptakan kalimat-kalimat efektif dan mengembangkan paragraf-paragraf yang
utuh.

III. Penuntasan pesan bisnis

Merevisi Pesan: Setelah menulis rancangan (draft) pertama, revisilah pesan itu dengan
mengevaluasi konten, meninjau lagi kemudahan dibaca (readability), dan kemudian mengedit
dan menulis ulang sampai pesan Anda benar-benar ringkas dan jelas. Tata bahasa dari pesan
itu harus benar, tanda bacanya tepat, dan formatnya efektif.

Memproduksi Pesan: Gunakan unsur-unsur desain yang efektif dan tata letak (perwajahan)
yang tepat, agar tampilan pesan itu menarik, bersih, dan profesional.
Periksa Dulu Pesan Sebelum Didistribusikan (Proofread): Periksa ulang rancangan terakhir
untuk menghindari kesalahan dalam perwajahan, pengejaan, ataupun kemungkinan problem-
problem mekanis lain.

Distribusikan Pesan: Sampaikan pesan Anda dengan menggunakan medium yang dipilih.
Pastikan semua dokumen dan file yang relevan telah berhasil didistribusikan.

Jelaskan Proposal formal dan Informal

 Proposal formal ditujukan kepada kegiatan-kegiatan yang bersifat resmi yang


dilaksanakan oleh instansi atau lembaga di Indonesia. Proposal formal juga memiliki
struktur yang runtut dan dibuat secara detail. Proposal formal sudah memiliki
susunan yang ditetapkan jadi tidak bisa diubah.

 Sedangkan proposal semi formal ditujukan kepada kegiatan-kegiatan yang sifatnya


tidak terlalu formal dan bisa dilaksanakan oleh orang-orang di luar instansi atu
lembaga. Proposal semi formal tidak memiliki susunan yang runtut karena hanya
dituliskan secara garis besarnya saja.
Jelaskan teknik-teknik presentase audiens lintas budaya
1. Penguasaan topik atau materi yang akan dipresentasikan

Penguasaan terhadap materi yang akan dipresentasikan merupakan salah satu syarat penting
agar apa yang ingin disampaikan kepada audiens dapat mencapai sasaran. Ketidaksiapan
terhadap materi yang akan dipresentasikan bukan saja meng-hambat penyampaian pesan
kepada audiens, tetapi juga akan memberikan citra (image) yang kurang baik bagi pembicara
yang bersangkutan. Oleh karena itu, kuasailah materi tersebut dengan baik sebelum
melakukan presentasi di hadapan audiens.

2. Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik

Di samping penguasaan materi yang baik, yang juga penting adalah bagaimana seorang
pembicara mampu memanfaatkan berbagai alat bantu presentasi bisnis demi pencapaian
tujuan yang dikehendaki.

Berbagai alat bantu presentasi bisnis yang dapat digunakan antara lain: whiteboard, spidol,
overhead projector (OHP), transparansi, slide, komputer, bagan, flip chart, kamera video,
tape, televisi, clan LCD Projector.

3. Menganalisis Audiens

Agar tujuan presentasi bisnis dapat tercapai dengan baik, seorang pembicara perlu mengenal
siapa sebenarnya yang menjadi audiens. Melalui pendekatan bertanya dengan menggunakan
kata tanya seperti: apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana, seorang pembicara
akan dapat mengidentifikasi siapa sebenarnya audiens yang dimaksud sehingga dapat
melakukan berbagai persiapan antisipatif.

4. Menganalisis Lingkungan Lokasi atau Tempat untuk Presentasi

Agar presentasi bisnis yang dilakukan tersebut dapat mencapai tujuan, seorang pembicara
perlu mengenal lebih dekat lingkungan lokasi atau tempat is akan melakukan presentasi
bisnis.

Pemahaman terhadap lingkungan atau suasana lokasi untuk presentasi bisnis tersebut akan
memberikan kemudahan kepada seorang pembicara dalam mengatur alat bantu presentasi
yang sesuai dengan suasana lokasi tersebut. Misalnya, apakah lokasi yang digunakan untuk
presentasi memiliki ruang yang cukup lugs, bagaimana tata letak ruangan, bentuk meja dan
tempat duduk untuk audiens, dan lain-lain.

Jelaskan tentang publisitas, advertising, dan lobbying

 Publisitas adalah penempatan berupa artikel, tulisan, foto, atau tayangan visual yang
sarat nilai berita baik karena luar biasa, penting, atau mengandung unsur-unsur
emosional, kemanusiaan, dan humor) secara gratis dan bertujuan untuk
memusatkan perhatian terhadap suatu tempat, orang, orang, atau suatu institusi
yang biasanya dilakukan melalui penerbitan umum.
 Advertising adalah suatu penyajian materi atau pesan secara persuasif kepada
masyarakat melalui media massa yang bertujuan untuk menpromosikan produk
ataupun jasa yang dijual oleh perusahaan.
 Lobbying adalah dapat disusun sebagai suatu upaya pendekatan yang dilakukan oleh
satu pihak yang memiliki kepentingan tertentu untuk memperoleh dukungan dari
pihak lain yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang dalam upaya
pencapaian tujuan yang ingin dicapai.

Pengertian the glass ceiling dan bagaimana strategi yang disarankan untuk
mengatasi problem the glass ceiling itu

Glass Ceiling adalah faktor penghalang dan penghambat kaum minoritas khususnya wanita
untuk mencapai puncak karir di perusahaan atau organisasi. Glass Ceiling terjadi pada wanita
bukan karena ketidakmampuan mereka untuk mengatasi pekerjaan di level yang lebih tinggi
tetapi karena mereka adalah seorang wanita.

10 Macam keahlian yang diperlukan oleh para eksekutif PR papan atas


untuk menuju sukses

1. Writing/Copywriting
Kemampuan menulis dan mengembangkan cerita adalah apa yang dibutuhkan PR
perusahaan. Hanya 5% dari audiens yang mengingat data, sementara 63% mengingat
cerita yang bagus.Praktisi perlu memahami bagaimana menciptakan konten untuk
pembaca, calon konsumen, atau publik. Copywriting ini berlaku untuk konten media
sosial, advertising, ataupun press release.

2. Social Media activation


Praktisi harus paham cara kerja tiap social media jika tidak ingin tertinggal atau salah
langkah yang membuat berantakan.

3. Social Content Creation/Story


Praktisi harus memahami bagaimana menggunakan media sosial untuk membuat
percakapan yang berarti dengan publik. Harus mengetahui konten atau cerita yang
akan menarik perhatian pengguna media sosial atau publik. Harus memahami taktik
konten press conference atau strategi marketing PR, sehingga topiknya menarik bagi
media. Setiap praktisi Public Relations sebaiknya memiliki kemampuan storytelling.

4. Speed to Information
Praktisi PR atau corcomm harus selalu update dengan informasi baru, khususnya
informasi seputar lifestyle target audience-nya.

5. Video editing/Production
Keahlian ini tidak harus dimiliki oleh individu praktisi, karena bisa dilakukan oleh tim,
tetapi paling tidak praktisi wajib mempelajarinya untuk sekedar paham, apalagi jika
posisinya adalah manajer atau Head.
6. Mobile
karena target audience kemungkinan besar berhubungan dengan mobile tiap
detiknya.

7. Programming Skills
Kemampuan ini juga serupa dengan video editing tadi perlakuannya. Tidak harus
ahli, tetapi sebaiknya dipelajari. Paling tidak, kita tahu permasalahan dan solusinya
untuk pengambilan keputusan.

8. Managing Virtual Teams


Di era media sosial, sudah biasa terjadi bahwa meeting tidak harus bertemu fisik,
bisa melalui text atau video call. Jam kerja pun 24 jam karena banyak berhubungan
dengan publik dunia maya yang ramai 24 jam. Memaksakan untuk bertemu fisik
sudah tidak efisien lagi. Jadi seorang pimpinan PR atau corcomm wajib memiliki
kemampuan ini.

9. Blogger Outreach
Praktisi harus bisa berinteraksi dengan blogger dan memahami apa yang dicari atau
menarik bagi blogger. Harus mengetahui blogger mana yang sesuai target audience-
nya. Harus paham apa yang bisa ditawarkan untuk blogger dan apa yang bisa didapat
dari blogger.

10. SEO & Analytic


Wajib memahami cara kerja Search Engine Optimization, untuk mengembangkan
site dan menghemat waktu. Sekarang publik mencari segala keterangan di search
engine. Jadi menempatkan keyword yang pas untuk konten kita adalah keharusan.

Jelaskan perbedaan antara PR dan Marketing

1. berkaitan dengan penggunaan pesan komunikasi. Aktivitas Public Relations


dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholders, termasuk
konsumen atau calon konsumen.Hal yang dikomunikasikan adalah pesan yang
berkaitan dengan aktivitas perusahaan yang mengandung image tertentu. Misalnya,
Public Relations sebuah hotel akan meyakinkan publik atau stakeholders berkaitan
aktivitas yang mengandung citra positif dari usaha jasa perhotelan. Sedangkan
Marketing menyajikan pesan dalam bentuk promosi atau penawaran produk atau
jasa yang disediakan hotel itu dan mendorong konsumen untuk membeli produk
yang ditawarkan.

2. alat penyampaian pesan. Kegiatan Public Relations menggunakan alat penyampaian


pesan melalui berita di media massa. Praktisi Humas hanya mengirimkan informasi
pada media massa agar pesan tersebut dimuat menjadi berita yang bisa dibaca oleh
publik.Secara ekonomis, ongkos penyampaian pesan lebih rendah namun tetap
memiliki kredibilitas tinggi. Sementara Marketing, alat penyampai pesan
menggunakan media iklan.
3. penggunaan media bagi PR menjadi salah satu komponen stakeholders yang penting
untuk dijaga. Meski media ditempatkan sebagai relasi yang harmonis Humas tidak
bisa memaksa media untuk mempublikasikan semua hal yang di-release oleh
Humas.Hal tersebut merupakan kewenangan redaksional masing-masing media. Di
sisi lain, Marketing memiliki kebebasan untuk menentukan tempat, waktu
memasang iklan, sesuai dengan tarif yang dibayarkan.

4. dilihat dari jangka waktu kedua aktivitas ini berbeda. Aktivitas Public Relations
bersifat jangka panjang. Maksudnya, sebagai fungsi manajemen, Public Relations
harus merancang berbagai aktivitas agar citra organisasi atau perusahaan bisa
bertahan sepanjang waktu.Marketing sebaliknya, aktivitasnya bersifat jangka pendek
sesuai dengan usia produk atau jasa yang ditawarkan.

5. target atau sasaran komunikasi. Sasaran aktivitas Public Relations menyentuh publik,
terutama yang memiliki kepentingan terhadap kehidupan organisasi. Sedangkan
sasaran Marketing lebih ditujukan kepada mereka yang dianggap berpotensi
membeli atau menggunakan jasa yang ditawarkan.

Hubungan PR dan Marketing

Dalam sebuah perusahaan PR berfungsi membangun persepsi atau anggapan dari masyarakat.
Masyarakat akan membeli suatu produk jika produk itu dihasilkan oleh sebuah perusahaan
yang memiliki citra baik dan sudah dipercaya sejak lama oleh masyarakat. Inilah yang
menjadi tugas PR dalam membentuk opini publik guna pencitraan yang baik oleh perusahaan
sehingga menimbulkan minat dan kepercayaan dari masyarakat. Untuk pencitraan ini PR
akan melakukan sebuah proses marketing. Dalam perspektif ini, PR menjalankan fungsi
publikasi, membantu dan memperluas cakupan konsumen yang telah direncanakan sesuai
dengan anggaran yang dikeluarkan. Strategi ini dapat dilakukan dengan menggunakan iklan
dan berbagai teknik komunikasi marketing lainnya, semuanya itu masuk ke dalam satu
bingkai pemasaran.

Mengapa etika profesi itu penting

Etika profesi sangat memiliki arti dan peran penting dalam kehidupan manusia karena
sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada
saat mereka ingin memberikan jasakeahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang
terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadisebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa
(okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya
akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan
kepada para elite profesional ini.
Apa yang dimaksud organizational culture dan bagaimana pengaruhnya
terhadap PR

Kulturan organisasi adalah keseluruhan nilai, symbol, makna, keyakinan, asumsi dan
ekspektasi yang dianut bersama yang mengorganisir dan mengintegrasikan sekelompok
orang yang bekerja sama.

Fungsi PR dalam organisasi akan mendapatkan kekuasaan apabila anggota koalisi dominan
menghargai PR sebagai fungsi manajemen yang penting, atau tidak menganggapnya sekadar
fungsi teknis yang bertugas mengimplementasikan strategi komunikasi yang diputuskan
oleh orang lain. Jika PR punya “kedudukan” di dalam koalisi dominan, maka PR akan
memainkan peran yang lebih besar dalam menentukan dan mencapai tujuan organisasional.

Ketika koalisi dominan melihatnya sebagai fungsi manajemen yang penting, maka
professional PR akan bisa memberi masukan dalam pembuatan keputusan strategis
organisasi dan karenanya temuan opini public yang mereka berikan akan dipertimbangkan
dalam pembuatan keputusan strategis organisasi.

Proses 4 langkah yang dapat diakukan praktisi PR dalam problem solving

1. Menentukan masalah (apa yang sedang terjadi?)


seperti mengadakan suatu penelitian untuk mendapat data primer dan sekunder dari
masyarakat
2. Perencanaan dan penyusunan program (apa yang harus dilakukan?)
menetapkan tujuan yang dicapai dengan diadakannya proses pr dan strategi-strategi yang
harus dilakukan dalam kegiatan atau program ini
3. Aksi dan komunikasi (bagaimana melaksanakannya)
Merupakan tahapan melaksanakan apa yang sudah direncanakan
4. Evaluasi (apa yang sudah dulakukan?)
Tahapan terakhir untuk mengetahui dan menilai apakah yang dilaksanakan sesuai dengan
yang direncanakan, atau tidak.

Hambatan Komunikasi yang efektif

1. Bahasa
Bahkan ketika kita sedang bekomunikasi dalam bahasa yang sama, kita-kita dapat
berarti hal-hal yang berbeda dengan orang lain. Umur dan konteks adalah dua dari
faktor terbesar yang mempengaruhi perbedaan-perbedaan tersebut.
Penggunaan bahasa di antara masing-masing orang sangat tidak beragam. Jika kita
mengetahui bagaimana masing-masing dari kita memodifikasi bahasa, kita dapat
meminimalkan kesulitan dalam komunikasi, tetapi kita biasanya tidak
mengetahuinya. Para pengirim cenderung untuk mengasumsikan kata-kata dan
istilah-istilah dengan tidak tepat yang mana mereka pergunakan arti yang sama
dengan yang mereka gunakan kepada penerima.

2. Lingkungan
Berkomunikasi dilingkungan yang kurang mendukung untuk berkomunikasi dengan
baik seperti dekat dengan mesin yang mengeluarkan bunyi bising akan dapat
mengganggu proses komunikasi. Kata-kata yang diucapkan oleh pengirim bisa saja
tidak diterima secara sempurna, dan pada akhirnya dapat menimbulkan salah
memaknai pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim.
3. Fisik
Keterbatasan fisik dari si pengirim maupun si penerima dapat menjadi hambatan
untuk berkomunikasi secara efektif. Misalnya jika pengirim pesan memiliki
keterbatasan fisik untuk berbicara seperti bisu atau sebaliknya penerima pesan
memilki keterbatasan fisik untuk mendengar seperti tuli maka hal ini berpotensi
menjadi hambatan untuk komunikasi yang efektif.
4. Psikologi
Faktor psikologis dapat menjadi hambatan untuk terciptanya komunikasi yang
efektif. Jika si pengirim dan/atau penerima berada dalam keadaan psikologis yang
kurang memungkinkan untuk berkomunikasi secara sehat, misalnya dalam keadaan
marah, maka hal ini berpotensi menjadi hambatan untuk komunikasi yang efektif

Anda mungkin juga menyukai