Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Serumen dapat ditemukan pada kanalis akustikus eksternus. Serumen merupakan


campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang
bercampur dengan epitel deskuamasi dan rambut.1,2,3,4

Bila tidak dibersihkan dan menumpuk maka akan menimbulkan sumbatan pada kanalis
akustikus eksternus. Keadaan ini disebut serumen obsturans (serumen yang menutupi kanalis
akustikus eksternus). Sumbatan serumen kemudian menimbulkan gejala berupa penurunan
fungsi pendengaran, menyebabkan rasa tertekan/ penuh pada telinga, vertigo, dan tinitus.3,4

Sumbatan serumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dermatitis kronik, liang telinga
sempit, produksi serumen yang banyak dan kental, adanya benda asing, serumen terdorong
masuk kedalam liang telinga yang lebih dalam saat mencoba membersihkan telinga.

Referat Serumen 1
BAB II

ISI

Definisi

Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas
dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar,
basah dan kering.1,2,3,4

Anatomi dan Fisiologi

Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu bagian luar, tengah dan dalam. Telinga luar berfungsi
untuk mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah.
Bentuk dari liang telinga seperti spiral sehingga mampu melindungi membran timpani dari
trauma, benda asing dan efek termal.1

Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari pinggir konka hingga membran
timpani. Sepertiga bagian luar adalah bagian kartilaginosa sedangkan duapertiga bagian dalam
adalah bagian tulang. Bagian yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang
dan tulang rawan.1

Kulit yang melapisi kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selain itu juga
mengandung folikel rambut yang bervariasi antarindividu. Kulit bagian telinga luar membentuk
serumen atau kotoran telinga. Sebagian besar struktur kelenjar sebasea dan apokrin yang
menghasilkan serumen terletak pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum
ikut pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak
air pada dinding kanalis ini.1.3,5

Serumen diketahui memiliki fungsi proteksi yaitu sebagai sarana pengangkut debris epitel
dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani. Serumen juga berfungsi sebagai
pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis. Efek

Referat Serumen 2
bakterisidal serumen berasal dari komponen asam lemak, lisozim dan immunoglobulin. Serumen
dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen tipe kering dapat dibagi lagi menjadi tipe
lunak dan tipe keras. Tubuh mempunyai mekanisme pembersihan serumen secara alami, dengan
adanya migrasi epitel dari membran timpani menuju ke meatus akustikus eksterna dan dibantu
oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah.1,3,4

Fungsi serumen:2

 Membersihkan

Pembersihan kanalis akustikus eksternus terjadi sebagai hasil dari proses yang disebut
conveyor belt process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan gerakan rahang seperti
mengunyah (jaw movement). Sel-sel terbentuk ditengah membran timpani yang bermigrasi
kearah luar dari umbo kedinding kanalis akustikus eksternus dan bergerak keluar. Serumen pada
kanalis akustikus eksternus juga membawa kotoran, debu, dan partikel-pertikel yang dapat ikut
keluar. Jaw movement membantu proses ini dengan memampatkan kotoran yang menempel pada
dinding kanalis akustikus eksternus dan meningkatkan pengeluaran kotoran.

 Lubrikasi

Lubrikasi mencegah terjadinya desikasi, gatal, dan terbakarnya kulit kanalis akustikus
eksternus yang disebut asteatosis. Zat lubrikasi diperoleh dari kandungan lipid yang tinggi dari
produksi sebum oleh kelenjar sebasea. Pada serumen tipe basah, lipid ini juga mengandung
kolesterol, skualan, dan asam lemak rantai panjang dalam jumlah yang banyak, dan alkohol.

 Fungsi sebagai Antibakteri dan Antifungal

Fungsi antibakterial telah dipelajari sejak tahun 1960-an, dan banyak studi yang menemukan
bahwa serumen bersifat bakterisidal terhadap beberapa strain bakteri. Serumen ditemukan efektif
menurunkan kemampuan hidup bakteri antara lain haemophilus influenzae, staphylococcus
aureus dan escherichia colli. Pertumbuhan jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga
dapat dihambat dengan signifikan oleh serumen manusia. Kemampuan anti mikroba ini
dikarenakan adanya asam lemak tersaturasi lisosim dan khususnya pH yang relatif rendah pada
serumen (biasanya 6 pada manusia normal). Dikatakan pula bahwa serumen juga melindungi
telinga tengah dari infeksi bakteri dan fungi. Beberapa penulis mengatakan bahwa serumen yang

Referat Serumen 3
tertahan dapat menjadi barier untuk membantu pertahanan tubuh melawan infeksi telinga namun
secara klinik dan biologi fungsi ini tampak cukup lemah.

Gambar 1. Anatomi Telinga5 Gambar 2. Kulit Telinga Bagian Kartilaginosa5

Serumen dapat dibagia menjadi 2 tipe yaitu menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen
tipe kering dapat dibagi lagi menjadi tipe lunak dan tipe keras.2

Serumen tipe basah dan tipe kering

Pada ras Oriental memiliki lebih banyak tipe serumen dibandingkan dengan orang ras
non-Oriental. Serumen pada ras Oriental, dan hanya pada ras Oriental, memilki karakteristik
kering, berkeping-keping, berwarna kuning emas dan berkeratin skuamosa yang disebut rice-
brawn wax. Serumen pada ras non-Oriental berwarna coklat dan basah, dan juga dapat menjadi
lunak ataupun keras. Perkembangan serumen dipengaruhi oleh mekanisme herediter, alel
serumen kering bersifat resesif terhadap alel serumen basah. Yang cukup menjadi perhatian
adalah bahwa rice-bran wax berhubungan dengan rendahnya insidensi kanker payudara. Namun,
ini bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena kelenjar seruminosa dan kelenjar pada payudara
sama-sama merupakan kelenjar eksokrin.2

Referat Serumen 4
Serumen tipe lunak dan tipe keras

Selain dari bentuknya, beberapa faktor dapat membedakan serumen tipe lunak dan serumen tipe
kering:2

 Tipe lunak lebih sering terdapat pada anak-anak, dan tipe keras lebih sering pada orang
dewasa
 Tipe lunak basah dan lengket, sedangkan tipe keras lebih kering dan bersisik.
 Korneosit banyak terdapat dalam serumen namun tidak pada serumen tipe keras.
 Tipe keras lebih sering menyebabkan sumbatan, dan tipe ini paling sering kita temukan di
tempat praktek.

Warna serumen bervariasi dari kuning emas, putih, sampai hitam, dan konsistensinya dapat
tipis dan berminyak sampai hitam dan keras. Serumen yang berwarna hitam biasanya tidak
ditemukan pada anak-anak, namun bila dijumpai maka dapat menjadi tanda awal terjadinya
aklaptonuria.2

Patofisiologi

Serumen yang menumpuk dapat menyebabkan impaksi. Impaksi serumen terbentuk oleh
karena gangguan dari mekanisme pembersihan serumen atau produksi serumen yang berlebih.
Sumbatan serumen umumnya terdiri dari sekresi dari kelenjar serumen yang bercampur dengan
sebum, debris eksfoliatif, dan kontaminan. Pembersihan liang telinga yang tidak tepat
(khususnya dengan kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan serumen normal
dan mendorong serumen ke arah membran timpani.2,3

Obstruksi serumen pada liang telinga disebabkan oleh impaksi atau pembengkakan
sumbatan serumen. Keadaan ini sering terjadi setelah serumen kontak dengan air. Dengan
bertambahnya umur, kulit meatus yang semakin kering dan perubahan dari sekret dapat
menyebabkan serumen menjadi keras dan sulit dikeluarkan.3,4

Referat Serumen 5
Gejala

Impaksi/gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga menyebabkan rasa penuh


dengan penurunan pendengaran (tuli konduktif). Terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi
atau berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan
pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu. Beberapa pasien mengeluhkan adanya
vertigo atau tinitus.3,4

Diagnosis

Pada pemeriksaan dengan otoskopi dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh
material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat bervariasi.
Evaluasi adanya perforasi membran timpani dan riwayat fraktur tulang temporal atau
pembedahan telinga.3

Penanganan

Adanya serumen pada liang telinga adalah suatu keadaan normal. Serumen dapat
dibersihkan sesuai dengan konsistensinya. Serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas
yang dililitkan pada pelilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengair atau kuret.
Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka serumen harus dilunakkan lebih
dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong
kedalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani sewaktu
mengeluarkannya, dikeluarkan dengan suction atau mengalirkan (irigasi) air hangat yang
suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh. 2,4

Indikasi untuk mengeluarkan selumen adalah sulit untuk melakukan evaluasi membran
timpani, otitis eksterna, oklusi serumen dan bagian dari terapi tuli konduktif. Kontraindikasi
dilakukannya irigasi adalah adanya perforasi membran timpani. Bila terdapat keluhan tinitus,
cerumen yang sangat keras dan pasien yang tidak kooperatif merupakan kontraindikasi dari
microsuction.6

Referat Serumen 6
Mengeluakan serumen dapat dilakukan dengan irigasi atau dengan alat-alat. Irigasi
merupakan cara yang halus untuk membersihkan kanalis akustikus eksternus tetapi hanya boleh
dilakukan bila membran timpani intak. Perforasi membran timpani memungkinkan masuknya
larutan yang terkontaminasi ke telinga tengah sehingga menyebabkan otitis media. Perforasi
dapat terjadi akibat semprotan air yang terlalu keras kearah membran timpani. Liang telinga
diluruskan dengan menarik daun telinga keatas dan belakang dengan pandangan langsung arus
air diarahkan sepanjang dinding superior kanalis akustikus eksternus sehingga arus yang kembali
mendorong serumen dari belakang. Air yang keluar ditampung dalam wadah yang dipegang erat
dibawah telinga dengan bantuan asisten.2

Gambar 3. Irigasi Telinga

Tatalaksana pada serumen yang keras yaitu dengan memberikan zat serumenolisis
terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan lebih lanjut. Zat serumenolisis yang digunakan
antara lain minyakmineral, hydrogen peroksida, debrox dan cerumenex. Tidak boleh
menggunakan zat ini untuk jangka waktu lama karena dapat menyebabkan iritasi kulit bahkan
dermatitis kontak.2

Referat Serumen 7
BAB III

PENUTUP

Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas
dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar,
basah dan kering. Serumen normal ditemukan pada kanalis akustikus eksternus yang berfungsi
untuk membersihkan, lubrikasi dan antibakteri serta antifungi. Diagnosis dapat ditegakkan
berdasarkan keluhan pasien berupa adanya tekanan sampai nyeri telinga, penurunan fungsi
pendengaran dan gambaran serumen saat dilakukan otoskopi. Penanganan serumen dilakukan
dengan cara kuretase, suction/ penyedotan, irigasi, hingga pemberian obat yang bersifat
serumenolisis.

Referat Serumen 8
DAFTAR PUSTAKA

1. Adams et al. Serumen dalam BOIES Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of
Otolaryngology) Edisi 6. Jakarta; EGC. 1997: 76-7

2. Anonim. Makalah Serumen. Cimahi. 2008

3. Probst R. Grevers G. Iro H. Cerumen and Cerumen Impaction in Basic Otorhinolaryngology.


German; Thieme. 2006: 210-1

4. Soepardi E. Iskandar N. Bashiruddin J. Restuti R. Serumen dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 2010: 59-60

5. Lalwani A. Diseases of the External Ear in Current Diagnosis & Treatment Otolaryngology
Head and Neck Surgery 2nd Ed. New York; McGraw-Hill’s. 2007

6. Wyk C. Cerumen Impaction Removal. Medscape. 2012. http://emedicine.medscape.com


/article/1413546-overview#showall

Referat Serumen 9

Anda mungkin juga menyukai