Anda di halaman 1dari 66

Menieres Disease

Pembimbing:
dr. Bambang Hariwiyanto, Sp. THT(K)

Disusun oleh:
Efsan Adhiputra 2014-061-185
Irvandi Suryana 2014-061- 180
Richard Bun 2014-061-188
Sharon Issabel 2014-061-189
Eunike Kosasih 2015-061-048
Identitas Pasien
Nama : Sdr. D. S
Jenis Kelamin : Pria
Usia : 30 tahun
Suku Bangsa : Jawa
Kewarganegaraan : WNI
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Wonosobo, Jawa Tengah
Tanggal Pemeriksaan : 27 Oktober 2016
No. RM : 1012719
Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 27
Oktober 2016
Keluhan Utama
Mual dan muntah-muntah, telinga terasa
membengkak sejak 1 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Kepala pusing dan telinga kiri berdengung
keras sejak 4 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah semenjak
1 hari SMRS, muntah berisi makanan pasien dan tidak ada darah
(-). Muntah didahului dengan rasa pusing yang timbul tiba-tiba dan
diperparah dengan perubahan posisi. Rasa pusing dirasakan pasien
hilang timbul tetapi saat pusing timbul, pasien mual dan muntah.
Pasien juga mengeluhkan telinga kiri berdengung cukup keras dan
pendengarannya berkurang serta kepala pusing sejak 2 hari
sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS). Sebelum keluhan tersebut
muncul, pasien berenang dan telinganya kemasukan air. Setelah itu
pasien mengeluarkan air dan tidak merasakan ada keluhan hingga
2 hari kemudian keluhan pasien muncul, rasa pusing semakin
diperberat saat pasien mengubah posisi duduk atau berdiri dan
telinga kiri juga terasa penuh tetapi tidak nyeri. Pasien juga
mengeluh mual dan sempat muntah 4 kali 1 hari SMRS.
Pasien dibawa ke RS dan diberikan obat. Saat
pulang dari Rumah Sakit, pasien kembali merasa
pusing dan kesulitan menjaga keseimbangannya,
dan dibawa oleh kerabatnya kembali ke RS untuk
dirawat inap.
Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa
sebelumnya. Riwayat hipertensi dialami oleh ibu
pasien. Pasien juga memiliki riwayat maag, tidak
ada riwayat alergi maupun penyakit sistemik
lainnya. Riwayat kebiasaan minum alkohol dan
merokok disangkal. Keluhan demam, batuk, dan
trauma kepala disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit sistemik disangkal

Riwayat pengobatan rutin yang


sedang dijalani pasien disangkal
Riwayat operasi kaki kanan akibat
patah tulang di umur 11 tahun
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat penyakit hipertensi pada ibu
pasien
- Riwayat keganasan disangkal
- Riwayat keluhan serupa disangkal
Riwayat Kebiasaan
- Riwayt konsumsi minuman beralkohol
disangkal
- Riwayat merokok disangkal
Riwayat Pengobatan
- Pasien belum minum obat apapun
untuk keluhan saat ini
- Riwayat alergi obat disangkal
Resume Anamnesis
Laki-laki usia 30 tahun, datang dengan
keluhan pusing episodik, mual dan muntah
1 hari SMRS hingga 4 kali, disertai dengan
telinga kiri terasa penuh, berdengung keras
dan pendengarannya berkurang sejak 2
hari SMRS. Pasien memiliki riwayat operasi
akibat patah tulang pada kaki kanan dan
riwayat hipertensi dalam keluarga (+).
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak tenang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital :
Suhu : 37,2oC
Tensi : 100/60
Laju nadi : 84 x/menit
Laju napas : 20 x/menit
Kepala : normocephali, deformitas (-)
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, allergic
shiners -/-
Pemeriksaan telinga
Aurikula sinistra :
Aurikula : bentuk normal, tidak tampak kelainan.
Pre Aurikula : nyeri tekan tragus (-), tidak tampak
kelainan
Retro aurikuler : nyeri tekan mastoid (-), tidak
tampak kelainan
Liang telinga : kanal lapang, benda asing (-), serumen
(+) , sekret (-)
Membran timpani : intak, reflek cahaya (), warna
normal
Aurikula dextra :
Aurikula : bentuk normal, tidak tampak
kelainan.
Pre Aurikula: nyeri tekan tragus (-), tidak
tampak kelainan
Retro aurikuler : nyeri tekan mastoid (-),
tidak tampak kelainan
Liang telinga : kanal lapang, benda
asing (-), serumen (-), sekret (-)
Membran timpani : intak, reflek cahaya (+),
warna normal
Hidung:
Inspeksi dan palpasi hidung luar :
Perdarahan (-),
Tanda- tanda radang (-)
Deformitas (-) Krepitasi (-)
Rhinoskopi Anterior :
Mukosa hidung dalam batasan normal
Konka tidak membesar maupun hiperemis
Sekret (-)
Deviasi septum (-)
Sinus : nyeri tekan sinus maksilla, frontalis dan
ethmoidalis (-)
Mulut dan Orofaring:
Mukosa bibir : basah
Post nasal drip : (-)
Rongga mulut : stomatitis (-), hiperemis (-), karies
dentis (-)
Tonsil palatina : tonsil palatina T1/T1, tidak
hiperemis
Lidah : laserasi (-), permukaan kasar, tidak kotor
Uvula : ditengah
Faring : hiperemis (-), edema (-), pseudomembran
(-)
Tonsil Palatina : hiperemis (-), edema (-), ukuran
T1/T1
Leher:
Inspeksi dan palpasi: trakea terlihat
dan teraba di tengah, tidak terdapat
limfadenopati.
Maksilofasial:
Bentuk simetris, nyeri tekan pada
sinus maksilaris dan frontalis (-)
Pemeriksaan Penunjang
Audiometri: AD dalam batasan normal, AS
conductive hearing loss
Timpanometri: AD dalam batas normal, AS
tekanan negative (+) Immobilisasi MT (tipe B: flat curve)
Resume PF dan PP
Pada pemeriksaan fisik telinga kiri (AS)
ditemukan cerumen (+) dan reflek cahaya
menurun, sedangkan telinga kanan (AD)
dalam batasan normal. Pada pemeriksaan
penunjang audiometri ditemukan AS
conductive hearing loss (+) dan pada
timpanometri ditemukan tekanan negative
(+).
Analisis Kasus
Kongenital
Tanda dan Non- Genetic Kasus
Genetic
Gejala Early-onset Delayed

Partial + + + +
deafness
Total hearing- + + + _
loss

Bilateral + + + _
Progressive _ + _ _
Gangguan + + + _
Perkembangan
Trauma
Tanda dan Trauma Kepala Trauma Akustik/ Kasus
Gejala
Tanda dan (Fr. Os
Trauma (Noise-induced)
Trauma Kasus
temporal/kontusio
Gejala Kepala Akustik/
labirinth)
(Fr. Os (Noise-
Causa Trauma + + _
temporal/kontusio induced)
Fraktur/kontusio +
labirinth) _ _
Causa Trauma + + _
Sudden
Fraktur/kontu ++ _+/- _ +

sio
Bilateral _ + _
Sudden + +/- +
Tinnitus
Bilateral +_ ++ _ +
Tinnitus + + +
Tuli konduktif
Tuli konduktif +/-
+/- - - + +
Tuli Saraf + + -
Tuli Saraf + + -
Kelainan + _ _
Kelainan nervus
nervus lain + _ _
lain
Inflamasi
Tanda dan Gejala Labirinitis Mastoiditis Abses Kasus
mastoid

OMA + + + +/-

Otorrhea _ + + _
SNHL + + + _
Vertigo + + + +
Tinnitus + + + +
Subperiosteal _ _ + _
abscess

Erection of pinnae _ _ + _
Peradangan _ _ + _
sepanjang jalur
abses
Miscellaneous
Tanda dan Gejala Ototoksik Sudden Menieres Kasus
deafness Disease

Hearing loss + + + +

Bilateral +/- _ _ _

Tinnitus + + + +

Vertigo + + + +

Epidodik _ _ + +

Mual Muntah _ +/- +/- +


Diagnosis
Diagnosis Kerja
Tinnitus dan Vertigo e.c susp. Meniere
Disease
Diagnosis Banding
Infeksi telinga dalam (labirinitis)
Intoksikasi obat (Ototoxic)
Tata Laksana
Preventif:
Edukasi pasien untuk mengontrol asupan dietnya terutama
garam, selama di rumah sakit diberikan diet rendah garam
Konseravatif:
Membersihkan telinga kiri dan kanan pasien
Tirah baring
Saran: MRI
Medikamentosa:
Diphenhidramine amp (IV) 1x1
Anti-emetik: Ondansentron 8mg 2x1 (IV)
Vasodilator: betahistin mesilat 6 mg 3x1 (po)
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad
bonam
Quo ad sanationam : dubia ad
bonam
Menieres Disease
Definisi
Disebut juga hidrops endolimfatik
Gangguan telinga dalam
Distensi dari sistem endolimfatik yang
menyebabkan vertigo, hearing loss,
tinitus dan perasaan penuh/menekan
pada telinga (aural fullness)
Anatomi
Anatomi
labirin pars osseus (bony labyrinth)
labirin pars membranosa
(membranous labyrinth)
Bony labyrinth
Vestibula: bilik tengah dari labirin
Kanalis semisirkularis: lateral,
posterior dan superior
Koklea: 3 kompartemen -> skala
vestibuli, skala timpani dan skala
media atau koklea membranosa
Membranous labyrinth
Duktus koklearis/ skala media.
Dengan tiga dinding terdiri dari:
membran basilar, membran
Reissner (memisahkan dari skala
vestibuli), dan stria vaskularis yang
mengandung epitel vaskular dan
berperan dalam sekresi endolimfe
Utrikula dan sakula: berperan terhadap
akselerasi dan deselerasi linear
Duktus semisirkularis: mengandung
neuroepitel yang disebut krista ampularis
Duktus dan kantung endolimfatikus:
masing-masing dari sakula dan utrikula,
melewati aquaductus vestibularis
Perilimfe
Perilimfe: menyerupai cairan ekstraseluler
dan kaya akan ion Na, berkomunikasi
dengan CSF melalui aquaduktus koklea
yang membuka ke skala timpani.
Dibentuk dari filtrat dari serum darah yang
dibentuk oleh kapiler dari ligamen spiral
dan merupakan kelanjutan dari CSF yang
mencapai labirin melalui aquaductus dari
koklea
Endolimfe
Endolimfe: mengisi seluruh labirin
membranosa dan menyerupai cairan
intraselular, kaya akan ion K
disekresi oleh sel sekretorik stria
vaskularis dari koklea & dark cells
pada utrikula
Vaskularisasi
Keseluruhan oleh arteri labirintin
yang merupakan cabang dari arteri
cerebellar anterior-inferior atau
terkadang dari arteri basilar.
Etiologi
Patologi utama dari Meniere disease
adalah distensi dari sistem
endolimfatik karena peningkatan
volume endolimfe.
Beberapa teori:
Gangguan absorpsi oleh kantung endolimfatik karena
iskemia
Gangguan vasomotor, aktivitas berlebih simpatis yang
menyebabkan spasme arteri auditori interna -> fungsi
koklea terganggu -> vertigo & deafness
Anoxia stria vaskularis, terjadi peningkatan permeabilitas,
transudasi dan peningkatan produksi endolimfe
Alergi, Telinga dalam mengambil peran shock organ dan
memproduksi endolimfe berlebih. Lebih dari 50% dengan
Meniere disease mempunyai alergi inhalan atau makanan
Retensi sodium dan air
Hipotiroidisme
Autoimun
Viral
Epidemiologi
Meniere disease menyerang terutama
kelompok umur 35-60 tahun
Predominan pada pria dibandingkan wanita
Umumnya penyakit bersifat unilateral
dengan adanya kemungkinan gangguan
yang sama pada telinga lain setelah
beberapa tahun.
Diagnosis
Merupakan diagnosis ekslusi

Didapat dari pemeriksaan klinis


(penting)

Dibantu dengan pemeriksaan penunjang


Anamnesis
Gejala utama Meniere Disease (MD)

Vertigo
Frekuensi
Durasi
Tingkat keparahan
Karateristik
Faktor pencetus
Gangguan Pendengaran
Fluktuasi
Onset awal
Tingkat keparahan
Riwayat pencetus

Tinnitus
Onset
Faktor pencetus
Tingkat keparahan
Riwayat gejala lain
Nyeri kepala, nyeri telinga, mual muntah, batuk pilek, dll

Riwayat penyakit dahulu


Trauma, infeksi, kelainan bawaan, autoimun

Riwayat kebiasaan
Riwayat konsumsi kafein dan garam

Riwayat pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Dibagi menjadi 2 bagian
Pf pendengaran
Rinne
Weber
Pf keseimbangan
Romberg
Tandem
Cerebellar test
Rinne
Mencari adanya gangguan pendengaran dan membedakan
antara gangguan kondusif dengan sensorik

Pada tuli kondusif hantaran udara lebih panjang dari


hantaran tulang

Pada tuli sensorik baik hantaran udara dan tulang memendek


Bandingkan dengan pemeriksa

Pada MD gangguan berupa sensorik


Weber
Bandingkan antara pendengaran kiri dan kanan, apakah ada
suara yang terdengar lebih besar atau kecil

Pada gangguan pendengaran kondusif suara akan lebih


terdengar pada telinga yang terganggu

Pada gangguan pendengaran sensorik suara akan lebih


terdengar pada telinga yang normal.

Kelemahanpada gangguan ringan dan gangguan bilateral sulit


dinilai
Romberg
Menilai komponen propioseptif dan vestibular
Hasil positif berarti ada gangguan di kedua sistem tersebut

Tandem walking
Menilai komponen visual dan vestibular
Hasil positif berarti ada gangguan kedua sistem tersebut

Kelemahan test tersebut tidak bisa membedakan gangguan perifer


atau sentral

Bisa dilakukan pemeriksaan cerebellum (pusat keseimbangan)


seperti nose finger, finger to finger, dan disdiakokinesis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan berfungsi membantu ekslusi
penyakit lainnya

Dapat dilakukan pemeriksaan antara lain :


Audiometri
Electrocochleography (ECoG)
Radiologi
Audiometri
Pada MD fase awal audiometri dapat bersifat normal
Pada MD fase lanjut audiometri didapatkan adanya gangguan pendengaran
sensorik frekuensi rendah
Pada MD fase akhir audiometri dapat ditemukan gangguan pendengaran
yang permanen

ECoG
Mengukur aktivitas potensial elektrik pada koklea saat diberikan rangsang
suara
Baik untuk mendiagnosa penyakit hydrops dan MD
Kelemahannya pada pasien dengan gangguan pendengaran dapat
memberikan hasil yang tidak akurat
Radiologi
Modalitas utama CT scan dan MRI
Membantu melihat kelainan anatomis jika
dicurigai
MRI dengan injeksi kontras intratimpanik dapat
memberikan gambaran pelebaran kompartemen
endolimfe tanda-tanda MD fase lanjut
Kelemahannya mahal dan pada MD jarang
ditemukan adanya kelainan
Kriteria Diagnosis
Berdasarkan American Academy of
Otolaringology-Head and Neck
Foundation.

Dibagi berdasarkan temuan klinis (gejala),


pemeriksaan penunjang (audiometri), dan
pemeriksaan histopatologi
Possible MD
Episode vertigo dengan ciri merniere tanpa
disertai gangguan pendengaran, atau
Gangguan pendengaran sensourinal (bilateral
atau unilateral) yang bersifat tetap atau
fluktuatif dengan disekuilibrium tanpa disertai
adanya episode vertigo yang definitive
Penyebab lain sudah di ekslusi
Probable MD
Terdapat satu episode vertigo rotasional
Terdapat gangguan pendengaran (unilateral atau
bilateral) yang terekam dengan audiometri
setidaknya pada satu kali pemeriksaan
Terdapat adanya tinnitus atau rasa penuh pada
telinga yang terganggu
Penyebab lain sudah di ekslusi
Definitive MD
Terdapat 2 atau lebih episode vertigo rotasional yang berdurasi 20
menit atau lebih tiap episodenya
Terdapat gangguan pendengaran (unilateral atau bilateral) yang
terekam dengan audiometri pada setidaknya satu kali pemeriksaan
Terdapat adanya tinnitus atau rasa penuh pada terlinga yang
terganggu
Penyebab lain sudah di ekslusi

Certain MD
Kriteria Definitive MD + konfirmasi histopatologi
Tata Laksana
Terapi umum
Terapi serangan akut
Terapi fase kronis
Operatif
Terapi Umum
Anti Cemas
Penghentian faktor resiko (merokok, minum kopi
berlebih, hiperkolesterol)
Diet rendah garam. Pasien dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi garam serendah mungkin
dan tidak melebihi 1.5-2.0 g/hari.
Hindari minum air yang berlebihan.
Hindari stres. Olahraga mental seperti yoga
didapatkan dapat membantu mengurangi stres.
Tatalaksana Serangan Akut
Edukasi dan suport psikologis untuk mengurangi rasa
cemas.
Tirah baring dan mengurangi gerakan kepala
berlebihan.
Obat yang dapat diberikan pada serangan akut
seperti dimenhydrinate (Dramamine), promethazine
theoclate (Avomine) atau prochlorperazine (Stemetil).
Diazepam 5-10 mg dapat diberikan secara intravena
memiliki efek tranquilizer dan dapat mensupresi
aktivitas nucleus vestibular.
Vasodilator (cth: betahistin)
Tatalaksana Fase Kronis
Vestibular sedatives
Vasodilator
Diuretik
Propantheline bromide (Probanthine)
Rehabilitasi Vertigo (metode: Brandt-
Daroff)
Intratympanic Gentamicyn therapy
Operatif
Indikasi: Jika dengan medikamentosa gagal terapi
Terapi konserfatif. Terapi ini dilakukan ketika vertigo
telah menyebabkan disabilitas namun pendengaran
masih baik dan ingin dipertahankan.
Decompression of endolymphatic sac.
Endolymphatic shunt operation. Selang drainase
dipasang dengan menyabungkan endolymphatic sac ke
rongga subarachnoid.
Salculotomy (Fick's operation).
Section of vestibular nerve.
Ultrasonic destruction of vestibular labyrinth.
Prosedur destruksi: merusak cochkear dan
vestibular sehingga tidak berfungsi. Teknik ini
hanya dilakukan cochlea memang sudah tidak
berfungsi.
Labyrinthectomy..
Intermittent low pressure pulse therapy [Meniett
device therapy (Fig. 15.5)]. Telah diteliti
sebelumnya bahwa pemberian tekanan positif pada
cairan dalam telinga tengah dapat meredakan
gejala penyakit Meniere 's seperti vertigo, tinnitus,
rasa penuh ditelinga, juga perbaikan pada
pendengaran. Tekanan positif secara intermittent
positive disalurkan melalui alat bernama Meniett
device dan sudah diakui FDA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai