Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KIMIA FARMASI I

“PARACETAMOL”

OLEH :

KELOMPOK 4
AKFAR A 2016

SALMIYAH AHIRAH (16.056)


MARYAM (16.010)
ANASTASIA PALUMPUN (16.011)
EMMAYATIANI (16.014)
WINDA PUTRIELIN B (16.013)
ABDULLAH SANUSI A.N (16.055)

AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN


MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kimia farmasi tentang senyawa senyawa paracetamol.
Makalah ini berisi tentang penjelasan mengenai paracetamol mulai
dari pengertian, rumus umum, struktur, sifat fisika kimia, pemerian,
kelarutan dan cara identifikasi yang telah kami selesaikan tepat pada
waktunya.
Terimakasih kami panjatkan kepada pihak yang telah membantu dan
membimbing kami terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Kimia
Farmasi I yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada kami
semua sehingga laporan lengkap ini dapat terselesaikan dengan baik dan
dengan tepat waktu.
Kami sadar, makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pembaca. Sekian dan terimakasih.

Makassar, 23 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Depan/ Sampul


Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Paracetamol
B. Rumus Umum
C. Sifat Fisika Kimia
D. Deskripsi
E. Cara Identifikasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita sering mendengar obat yang
sering digunakan ketika seseorang mengalami sakit kepala, demam, dll.
Obat tersebut merupakan paracetamol yang paling banyak dikenali
dimasyarakat awam sebagai obat penurun demam.
Parasetamol itu senyawa organik yang banyak digunakan dalam obat
sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit), sengal-
sengal, sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam sebagian
besar resep obat analgesik
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual
secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot
sementara, sakit menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk
demam. Parasetamol itu aman terhadap lambung juga merupakan
Analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun menyusui. Tapi bukan berarti
parasetamol tidak mempunyai efek samping. Efek samping parasetamol
berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di hati jika
digunakan dalam dosis besar.
Karna banyaknya sediaan parasetamol yang beredar dipasaran, maka
perlu dilakukan pengenalan terhadap senyawa parasetamol itu sendiri
mulai dari pengertian, rumus umum, sifatnya, deskripsi dan cara
identifikasinya agar tidak salah dalam mengkonsumsi suatu obat untuk
menyembuhkan penyakit tertentu.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu
1. Apa pengertian dari senyawa paracetamol?
2. Bagaimana struktur kimia dari senyawa paracetamol?
3. Bagaimana sifat fisika kimia dari paracetamol?
4. Bagaimana deskripsi dari paracetamol?
5. Bagaimana cara identifikasi senyawa paracetamol?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yaitu
1. Untuk megetahui pengertian dari senyawa paracetamol
2. Untuk mengetahui struktur kimia dari senyawa paracetamol
3. Untuk mengetahui sifat fisika kimia dari paracetamol
4. Untuk mengetahuideskripsi dari paracetamol
5. Untuk mengetahui cara identifikasi senyawa paracetamol
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paracetamol
Sebelum penemuan asetaminofen atau parasetamol, zaman dahulu
kulit sinkona digunakan sebagai agen antipiretik, selain digunakan untuk
menghasilkan obat antimalaria, kina. Karena pohon sinkona semakin
berkurang pada 1880-an, sumber alternatif mulai dicari. Terdapat dua
agen antipiretik yang dibuat pada 1880-an; asetanilida pada 1886 dan
fenasetin pada 1887. Pada masa ini, parasetamol telah disintesis oleh
Harmon Northrop Morse melalui pengurangan p-nitrofenol bersama timah
dalam asam asetat gletser. Walaupun proses ini telah dijumpai pada
tahun 1873, parasetamol tidak digunakan dalam bidang pengobatan
hingga dua dekade setelahnya. Pada 1893, parasetamol telah ditemui di
dalam air kencing seseorang yang mengambil fenasetin, yang memekat
kepada hablur campuran berwarna putih dan berasa pahit.
Pada tahun 1899, parasetamol dijumpai sebagai metabolit
asetanilida. Namun penemuan ini tidak dipedulikan pada saat itu. Pada
1946, Lembaga Studi Analgesik dan Obat-obatan Sedatif telah memberi
bantuan kepada Departemen Kesehatan New York untuk mengkaji
masalah yang berkaitan dengan agen analgesik. Bernard Brodie dan
Julius Axelrod telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen bukan
aspirin dikaitkan dengan adanya methemoglobinemia, sejenis keadaan
darah tidak berbahaya. Di dalam tulisan mereka pada 1948, Brodie dan
Axelrod mengaitkan penggunaan asetanilida dengan methemoglobinemia
dan mendapati pengaruh analgesik asetanilida adalah disebabkan
metabolit parasetamol aktif. Mereka membela penggunaan parasetamol
karena memandang bahan kimia ini tidak menghasilkan racun asetanilida.
Obat anti-Inflamasi non steroid (OAINS) adalah sekelompok besrar
obat yang memilki sifat anti-inflamasi, antipiretik, dan analgesik dengan
derajat yang bervariasi. Obat golongan ini menghambat 2 enzim siklo-
oksigenase (COX-1dan COX-2) yang di perlukan untuk sintesis
prostaglandin (yang meningkatkan inflamasi dan menyebabkan nyeri).
OAINS dapat di klasifikasikan berdasarkan kekuatannya. Parasetamol
termasuk dalam OAINS lemah. Parasetamol ini analgesik yang lebih
lemah dari pada aspirin, dan tidak mempunyai efek anti-inflamasi. Obat ini
tidak mengiritasi lambung dan dapat diberikan secara aman pada pasien
dengan riwayat dispepsia atau tukak lambung. Sediaan elixir parasetamol
untuk anak-anak lebih disukai dari pada aspirin.
Parasetamol dikenal juga dengan nama Asetaminofen. Obat ini
memiliki khasiat yang sama seperti aspirin tetapi lebih aman bagi
lambung. Analgesik Asetaminofen (derivat-para-fenol) adalah obat tanpa
resep yang populer yang di pakai oleh bayi, anak-anak, dewasa, orang
lanjut usia untuk nyeri, rasa tidak enak dan demam. Hampir semua obat
sakit kepala atau demam yang berada di pasaran menggunakan zat aktif
praseamol ini. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat
menimbulkan gangguan pada ginjal dan hati. Kata asetaminofen dan
parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut: Versi
Amerika yaitu N-asetil-para-aminofenol Asetominofen dan Versi Inggris
yaitu para-asetil-amino-fenol Parasetamol.
B. Struktur Kimia

1 2
C. Sifat Fisika Kimia
Nama lain : Paracetomulum, asetaminofen
Nama kimia : 4- hidroksiasetanilida
RM/BM : C8H9NO2
Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %
C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit
Kelarutan : larut dalam air mendidih dan natrium hidroksida 1 N,
mudah larut dalam etanol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus
cahaya.
Jarak lebur : antara 168⁰ dan 172⁰ .
(Dirjen POM, 1995)
D. Deskripsi
Rumus molekul C8H9NO2 ; Berat molekul 151,16 g/mol; Berat Jenis
1.293 (air=1); Titik lebur 169-170oC; Titik didih >500oC; Oktanol /
Koefisien partisi air (P) log P 0,49. Penampilan kristal berwarna atau
bubuk kristal putih. Sangat sedikit larut dalam air dingin; cukup larut dalam
air panas.
E. Cara identifikasi
1. Uji organoleptis
Bentuk : serbuk halus
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Rasa : pahit
2. Uji kelarutan; paracetamol larut dalam air dan etanol.
3. Reaksi warna dengan FeCl3 akan membentuk reaksi kompleks fenol
Fe3+ dengan hasil positif berwarna ungu violet.
4. Titrasi nitrimetri yaitu dengan cara pembakuan NaNO2 dalam dengan
asam sulfanilat akan terbentuk hasil positif berupa warna yod/ biru
(penetapan kadar parasetamol).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu membahas tentang
paracetamol yang perlu diketahui pengertian, rumus struktur, sifat fisika
kimia dan deskripsi sehingga dapat dilakuakn identifikasi selanjutnya yang
dapat membantu dalam mengetahui suatu senyawa parasetamol.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya pada saat
penjelasan mengenai obat/ senyawa paracetamol lebih menjelaskan lebih
dalam lagi mengenai rumus-rumusnya sehingga dapat diidentifikasi lebih
lanjut dengan menggunakan pereaksi khusus atau perekasi umum.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. I995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI, Jakarta

Dirjen POM. I979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI, Jakarta

Missler,G.L. 1991. Inorganic Chemistry. Prentik, London

Gandjar,I.G. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Rachdiati,dkk. Penentuan Waktu Kelarutan Parasetamol Pada Uji Disolusi.


Nusa Kimia Jurnal Vol.8 No.1 juni 2008, FMIPA UNB

Anda mungkin juga menyukai