Anda di halaman 1dari 9

Pendahuluan Mengenai QEC (Quick Exposure Check)

Bengkel Las Rahmat Illahi adalah sebuah usaha pembuatan pagar besi yang
berlokasi di Jln. Medan Banda Aceh Blang Kumbang, Padang Sakti, Simpang
Line, Muara Satu, Lhokseumawe. Usaha ini telah berdiri sejak tahun 2010 dengan
sistem produksi make to order, yang berarti kegiatan produksi baru bisa
dijalankan bila terdapat pesanan.

Usaha ini memiliki 1 departemen yaitu departemen pengelasan pagar besi. Pada
pengamatan awal, terdapat postur kerja yang tidak ergonomis yang dilakukan
pekerja, antara lain pekerja yang terlalu membungkuk pada saat mengelas besi
dengan menggunakan alat las, dikarenakan posisi alat potong yang berada di
lantai dan tidak adanya meja potong untuk pengelasan pagar besi. Hal ini
menyebabkan pekerja sering mengeluh sakit atau nyeri pada beberapa segmen
tubuh.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu evaluasi terkait


dengan postur kerja pada pekerja di Bengkel Las Rahmat Illahi. Pertimbangan
ergonomi yang berkaitan dengan postur kerja dapat membantu mendapatkan
postur kerja yang nyaman bagi pekerja. Menurut Wignjosoebroto (2003),
ergonomi dimaksudkan sebagai displin keilmuan yang mempelajari manusia
dalam kaitannya dengan pekerjaan. Disiplin ilmu ergonomi secara khusus akan
mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan
teknologi dan produk-produk buatannya.

Menurut Nurmianto (2004), ergonomi sebagai studi tentang aspek-aspek manusia


dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, engineering,
manajemen, dan desain atau perancangan, dimana berkenaan dengan optimasi,
efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja.
Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan postur tubuh saat bekerja
antara lain semaksimal mungkin mengurangi keharusan operator untuk bekerja
dengan postur membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam
jangka waktu yang lama (Susihono & Prasetyo, 2012).
Analisis postur dapat menjadi teknik yang kuat untuk menilai aktivitas kerja.
Resiko musculoskeletal disorders (MSDs) yang terkait dengan postur, dalam
konteks penilaian kerja secara ergonomis, dapat menjadi faktor yang menentukan
dalam mengimplementasikan perubahan.

Quick Exposure Check (QEC) merupakan salah satu metode pengukuran beban
postur kerja yang diperkenalkan oleh Li dan Buckle (1999). QEC memiliki tingkat
sensitivitas dan kegunaan yang tinggi serta dapat diterima secara luas
realibilitasnya. Metode ini menilai gangguan risiko yang terjadi pada bagian
belakang punggung, bahu atau lengan, pergelangan tangan, dan leher. QEC
membantu untuk mencegah terjadinya MSDs seperti gerak repetitive, gaya tekan,
postur yang salah, dan durasi kerja (Stanton, 2005).

Menurut Li dan Buckle (1999) dalam Adha, dkk (2014) salah satu karakteristik
yang penting dalam metode ini adalah penilaian dilakukan oleh peneliti atau
observer dan pekerja atau worker, dimana faktor risiko yang ada dipertimbangkan
dan digabungkan dalam implementasi dengan tabel skor yang ada, sehingga
memperkecil bias penilaian subjektif dari peneliti atau observer.

Metode Penelitian

Tahapan awal penelitian dilakukan dengan melakukan studi literatur dan


studi lapangan. Studi lapangan dilakukan untuk memahami alur proses
produksi dan permasalahan yang ada di Bengkel Las Simpang Len, Muara
Satu.

Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan identifikasi masalah dan lalu


dilanjutkan dengan merumuskan masalah dan menentukan tujuan serta manfaat
dari penelitian.

Pada penelitian ini, proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan
observasi. Proses wawancara dilakukan untuk memperoleh data QEC dari sudut
pandang pekerja, sedangkan observasi dilakukan untuk memperoeh data QEC dari
sudut pandang pengamat. Tahapan proses pengolahan data QEC adalah sebagai
berikut:
a. Penentuan exposure score
Penentuan exposure score dilakukan dengan menggunakan exposure
scoring sheet untuk menentukan skor pada tiap-tiap bagian tubuh. Exposure
scoring sheet akan mengkombinasikan jawaban dari kuesioner operator dan
kuesioner pengamat serta memberikan skor untuk masing-masing kombinasi yang
terbentuk. Exposure score dihitung untuk masing-masing bagian tubuh seperti
pada punggung, bahu atau lengan atas, pergelangan tangan, maupun leher. Contoh
kombinasi yang terbentuk misalnya kombinasi antara postur dengan gaya atau
beban, pergerakan dengan gaya atau beban, durasi dengan gaya atau beban, postur
dengan durasi, atau pergerakan dengan durasi.

b. Penentuan exposure level


Berdasarkan hasil penghitungan nilai exposure score, maka dapat
dilakukan perhitungan nilai exposure level exposure level dapat dihitung dengan

rumus E(%) =
Dimana:

X = Total skor yang didapat untuk paparan risiko cedera untuk punggung,
bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher yang diperoleh dari
perhitungan kuesioner.

Xmax = Total maksimum skor untuk paparan yang mungkin terjadi untuk
punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher

c. Penentuan Kategori Resiko


Berdasarkan hasil perhitungan exposure level maka dapat dilakukan
pengkategrorian resiko dan level tindakan yang diperlukan untuk stasiun kerja
tersebut.
Tingkat risiko terjadinya cedera pada anggota tubuh berdasarkan dari nilai
exposure score yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan tabel Exposure
Level untuk mengetahui risiko cidera pada masing-masing anggota tubuh yang
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Exposure Score QEC
Exposure Score
Score Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Tinggi
Punggung (statis) 8-15 16-22 23-29 29-40
Punggung (bergerak) 10-20 21-30 31-40 41-56
Bahu/Lengan 10-20 21-30 31-40 41-56
Pergelangan Tangan 10-20 21-30 31-40 41-56
Leher 4-6 8-10 12-14 16-18

Setelah dilakukan perhitungan exposure score pada masing-masing anggota


badan yang diteliti, maka selanjutnya adalah menghitung exposure level.
Exposure level digunakan untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan
terkait dengan stasiun kerja yang diamati. Adapun perhitungan yang digunakan
untuk mendapatkan nilai exposure level dapat menggunakan Persamaan 1.
E(%) = ……………….................................................................. (1)

dengan:

X = Total score yang didapatkan untuk paparan risiko cidera untuk


punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher yang diperoleh dari
perhitungan kuisioner

Xmax = Total maksimum score untuk paparan yang mungkin terjadi cidera untuk
punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher. Xmax konstan
untuk beberapa pekerjaan seperti untuk pekerjaan statis nilai Xmax yang
mungkin terjadi adalah 162 dan untuk pekerjaan manual handing
(mengangkat benda/menarik benda, membawa benda) nilai Xmax yang
mungkin terjadi adalah 176.

Tindakan yang harus diambil berdasarkan nilai yang dihasilkan dalam


perhitungan exposure level dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Action Level QEC


Total Exposure Level Action
< 40% Aman
40-49% Perlu penelitian lebih lanjut
50-69% Perlu penelitian lebih lanjut dan dilakukan perbaikan
≥ 70% Dilakukan penelitian dan perbaikan secepatnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah seluruh departemen diberikan kuesioner, dapat dibuat rekapitulasi


jawaban dari kuesioner pengamat dan operator seperti tampak pada Tabel 3 dan
Tabel 4.
Tabel 3. Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Pengamat
Departemen Pengelasan 1 2
Punggung A2 B3
Bahu/Lengan C2 D1
Pergelangan Tangan E1 F1
Leher G2

Tabel 4. Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Operator


Departemen Pengelasan
Pertanyaan Penilaian
H H4
I I3
J J3
K K2
L L1
M M3
N N3
O O2

Jawaban-jawaban yang didapat dari kuesioner pada Departemen pengelasan


kemudian akan dihitung nilai exposure score pada 4 bagian anggota tubuh dari
pekerja departemen yang diteliti. Seluruh dari stasiun kerja yang diteliti dilakukan
perhitungan pada lembar skor tersebut. Rekapitulasi dari hasil perhitungan
exposure score dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rekapitulasi Exposure Score


Aspek Nilai Exposure Score
Penilaian Departemen Pengelasan
Punggung 44 Sangat tinngi
Bahu/Lengan 44 Sangat Tinggi
Pergelangan Tangan 34 Tinggi
Leher 16 Sangat Tinggi
Mengemudi 1 -
Getaran 9 -
Kecepatan Bekerja 9 -
Stress 4 -
Total 161
Berdasarkan Tabel 5 tersebut, analisis exposure score dari tiap departemen kerja
adalah sebagai berikut:

Departemen Pengelasan Pagar Besi


Exposure Score pada bagian punggung, bagian bahu/lengan dan bagian leher
sangat tinggi sedangkan pada bagian pergelangan tangan exposure score tinggi.
Hal ini disebabkan karena postur kerja yang terlalu membungkuk dikarnakan
posisi alat potong yang berada dilantai tanpa adanya meja kerja dan dilakukan
dalam durasi waktu yang cukup lama, sehingga menyebakan exposure score pada
bagian tersebut skornya sangat tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi adalah
penggunaan alat kerja yang menghasilkan getaran lebih dari 4 jam per hari, dan
tingkat stress pada kategori cukup stress mempengaruhi pekerja. Apabila tidak
dilakukan perbaikan bisa menimbulkan cidera kerja.

Gambar 1. Sikap Tubuh Pekerja Pengelasan Pagar Besi


Skor QEC pada pekerja pemotongan kaca dapat dikatakan beban postur
kerjanya beresiko tinggi untuk terjadinya work musculokeletal disorders
(WMSDs). Hal ini disebabkan karena:
1. Rendahnya bidang kerja dimana posisi alat potong berada pada lantai bukan
pada meja kerja, sehingga menyebabkan operator harus membungkuk dan
menunduk selama melakukan pekerjaan. Ditambah berat benda kerja yang
tergolong sangat berat menambah beban postur kerja.
2. Rata-rata pekerjaan yang dilakukan lebih dari 4 jam per harinya yang
dilakukan dalam posisi yang tidak ergonomis yakni dengan posisi
membungkuk dan menunduk lama kelamaan beresiko menyebabkan cidera
kerja.
3. Pekejaan dilakukan menggunakan mesin yang menghasilkan getaran, dan
pekerjaan itu dilakukan lebih dari 4 jam perharinya, bisa saja menyebabkan
cidera kerja.
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya work musculokeletal disorders (WMSDs),
sehingga perlu dilakukan perbaikan secepatnya untuk menghindari terjadinya
cidera kerja pada operator yang diakibatkan oleh beban postur kerja yang terjadi.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil evaluasi postur kerja pada karyawan Bengkel Las Rahmat
Illahi Simpang Len, Muara Satu, Lhokseumawe dengan menggunakan metode
Quick Exposure Check (QEC) didapatkan kesimpulan bahwa pada departemen
pemotongan alumunium didapatkan skor QEC sebesar >70% yang berarti perlu
dilakukan penelitian dan perbaikan secepatnya.. Berdasarkan nilai QEC tersebut
dapat dikatakan bahwa postur kerja karyawan pada Bengkel Las Simpang Len
Muara 1 Samarinda tidak ergonomis sehingga perlu dilakukan perbaikan terhadap
metode kerja yang ada.

Anda mungkin juga menyukai