Anda di halaman 1dari 44

a.

Sistem saraf pusat

o Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan
manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian
utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.

Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi
menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri

Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan
mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan
mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.

Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi
menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol.
Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika
seseorang akan melakukan kegiatan.

Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak terletak di depan
otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak
disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis,
yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar
berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis,
seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak
disadari.

o Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari
ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi
menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar
mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf.

Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghu
bung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur
gerak refleks.

b. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf pusat.
Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk
perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini
dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

o Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang
belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung,
telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas
tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot
lurik.

Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-
otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan
atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Contoh dari sistem saraf
somatis adalah sebagai berikut.
 Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak
menterjemah- kan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan
meng- isyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.
 Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi tersebut
ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin.
 Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke otak,
otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk
bergerak membersihkan kamar.
o Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak
dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah
pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.

Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar
dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau
simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah
sebagai berikut.
 Mempercepat denyut jantung
 Memperlebar pembuluh darah
 Memperlebar bronkus
 Mempertinggi tekanan darah
 Memperlambat gerak peristaltis
 Memperlebar pupil
 Menghambat sekresi empedu
 Menurunkan sekresi ludah
 Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-
jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju
ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf
simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan
pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.

Pembagian Sistem Saraf

Sistem Saraf terdiri atas dua :

1. Sistem Saraf Pusat.

Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan
dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan
dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ tersebut dilindungi juga oleh selaput yang terdiri
dari jaringan ikat meninges.

Sistem Saraf Pusat terbagi atas 2 yaitu :

1. Otak

Bagian-bagian dari otak adalah :

a. Otak besar

Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer)
besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya
belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri.

Otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan
dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan neurit.

Otak besar merupakan saraf pusat yang utama.

Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi),
berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun
mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat
penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara
juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga
sebagai pusat pendengaran.
b. Otak tengah

Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah berperan
dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan pupil mata.

c. Otak belakang

Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu :

Jembatan Varol (pons Varolli)

Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan otak kecil,
menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar.

Jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta
menghubungkan otak kecil dengan korteks otak besar. Sumsum lanjutan membentuk bagian
bawah batang otak serta menghubungkan jembatan pons dengan sumsum tulang belakang.

d. Otak kecil (serebelum),

Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang. Otak kecil berperan sebagai pusat
keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka.

e. Sumsum lanjutan (medula oblongata).

Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks
fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak
refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.

Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak.

f. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan dari medula
oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis
centralis vertebrae).

Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit
atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang punggung
terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.

2. Sistem Saraf Tepi

Sistem Saraf tepi terbagi atas 2 bagian juga yaitu :

a. 12 serabut saraf otak ( saraf kranial).

b. 31 pasang serabut saraf sum - sum tulang belakang.


Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls
saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.

Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :

Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf
pusat atau otak. Contohnya yaitu gerak jalan.

Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Sistem saraf kepala (kranial).

b. Sistem saraf tulang belakang (spinal).

1. Sistem saraf Tak Sadar

Sistem saraf yang gerakannya tanpa koordinasi dengan saraf pusat. Contohnya yaitu gerak refleks. Alur
impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum
tulang belakang, tanpa diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motorik menuju
ke efektor.

Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Saraf Simpatik

Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada
sumsum tulang belakang.

Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi,
memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan
mengembangkan kantung kemih.

b. Saraf Parasimpatik

Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh
tubuh. Saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat proses pencernaan,
menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus
dan mengerutkan kantung kemih.

Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan
sehingga keduanya bersifat antagonis

H. Kelainan-Kelainan yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf


Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori seseorang. Gangguan
tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau kerusakan akibat kecelakaan.contoh
penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:

1. Amnesia

Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori diikuti
ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya bervariasi dimulai dari kerusakan otak
karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang
ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal.

Hubungan system syaraf dengan reproduksi wanita

Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita
dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.

Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme
penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya
ditularkan melalui hubungan seksual.

Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:

ü Ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur

ü Tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan

ü Rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin

ü Vagina, merupakan jalan lahir.

Alat reproduksi wanita

Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). Labium mayor
terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan
ditumbuhi rambut.

Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan
uretra. Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus
disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir)
yang dihasilkan oleh kelenjar Bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat
keluarnya air kemih dari kandung kemih. Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan
membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).
Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada
ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Labium mayor
kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan
fibromuskuler diantara vagina dan anus.

Kulit berasal yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya,
yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina
merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi
permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih
dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink,
Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara).

ORGAN KELAMIN DALAM

Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan
seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak. Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan
belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka
(misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Pada wanita dewasa, rongga
vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang
mengontrol garis tengah vagina. Dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah
teregang.Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina
memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir
menjadi licin. Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak
vagina.

Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian
bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.

Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan
kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya
mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah
menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa
menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).

Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak
dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa
melewatinya.

Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh
sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.

Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah
pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu
menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.
Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi
sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa
menyebabkan kehamilan.

Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium
akan menebal.

Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang
disebut dengan siklus menstruasi.

Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. Ujung dari tuba kiri
dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke
dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium. Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi
menggantung dengan bantuan sebuah ligamen. Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan
bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan
sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari, embrio yang
kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim.
Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi. Setiap janin wanita pada usia
kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan
memiliki 2 juta oosit.

Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi
sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya
setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan
secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.

Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan
proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan
genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.

Tabel fungsi saraf otonom :


Parasimpatik Simpatik

 Mengecilkan pupil  Memperbesar pupil


 Menstimulasi aliran ludah  Menghambat aliran ludah
 Memperlambat denyut jantung  Mempercepat denyut jantung
 Membesarkan bronkus  Mengecilkan bronkus
 Menstimulasi sekresi  Menghambat sekresi kelenjar
 Kelenjarpencernaan pencernaan
 Mengerutkan kantung kemih  Menghambat kontraksi
kandungkemih
SIKLUS HAID

Siklus haid melibatkan kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofise, kelenjar ovarium dan endometrium.
Keempatnya ini akan saling mengirim signal dan saling mempengaruhi.

Hipotalamus yang berada ada sella tursika menghasilkan hormon Gonadotropin Releasing Hormon
(GnRH) yang terdiri dari FSH-RH dan LH-RH. Pertama FSH-RH dihasilkan dan efeknya akan memberi
pengaruh pada hipofise sehingga hipofise menghasilkan FSH. FSH ini akan mempengaruhi ovarium, yang
mengakibatkan terjadinya gametogenesis (Oogenesis). Pada proses oogenesis, follikel akan berkembang
dari follikel primer sampai dengan follikel de graff. Saat pada follikel ini sudah terbentuk apisan-lapisan
(teka follikel) maka sel-sel pada teka interna akan menghasillkan hormon estrogen. Hormon estrogen ini
akan menimbulkan proliferasi dari dinding endometrium. Apabila sel telur sudah matang (sudah menjadi
follikel de garff) atau saat garis tengah follikel mencapai 18 – 22 µm dan konsentrasi estrogen mencapai
600-1200 pmol/lt, hipotalamus akan menerimanya sebagai signal bahwa follikel sudah matang dan
diperlukan proses selanjutnya, sehingga hipotamus mengeluarkan GnRH kedua yaitu LH-RH, dan
mengakibatkan hipofise mengeluarkan hormon LH dan terjadi lonjakan kadar LH, yang berakibat
pecahnya follikel de graff atau terjadi OVULASI. Bekas cangkak dari follikel de graff yang sudah pecah
akan tetap di dalam ovarium dan disebut Corpus Luteum. Corpus luteum ini menghasilkan hormon
progesteron. Hormon ini akan menyebabkan dinding endometrium menjadi berkelok-kelok dan semakin
menebal (fase sekresi). Penebalan dinding rahim ini disiapkan untuk proses implantasi hasil konsepsi.
Jika tidak terjadi konsepsi, corpus luteum hanya akan bertahan dalam waktu pendek (14 hari), dan
setelah itu berdegenerasi menjadi corpus albicans. Dan hormon progesteron tidak dihasilkan lagi
sehingga proses penebalan dinding endometrium terhenti, dan terjadilah peluruhan dinding rahim yang
disebut menstruasi/haid.

Dari uraian diatas, sangat jekas keterkaitan antara sistem reproduksi dengan sistem endokrin.
Fungsional dari sistem endokrin sangat dipengaruhi oleh fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofise. Dapat
dibayangkan jika hipotalamus atau hipofise tidak dapat berfungsi dengan baik. Dan harus diingat bahwa
hipotamus dan hipofise tidak hanya berpengaruh pada reprpoduksi wanita tapi juga reproduksi pria.
Pada pria hipofise mengeluarkan hormon FSH unutk merangsang proses spermatoenesis dan LH untuk
pembentukan hormon Testesteron.

Setelah memahami bagaimana proses terjadinya siklus haid, kita akan bahas lebih bagaimana pengaruh
hormon estrogen dan progesteron bagi tubuh, yang tidak terbatas hanya pada sistem repoduksi.

Efek Hormon Estrogen Pada Tubuh :

1. Mempertahankan fungsi otak.


2. Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.

3. Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan (kulit, saluran
kemih, vagina, dan pembuluh darah).

4. Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang feminin.

5. Memproduksi sel pigmen kulit. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit,
mempertahankan struktur normal kulit agar tetap lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan
kencang serta mampu menahan air.

Efek Hormon Progesteron :

* Sebenarnya hormon ini tidak terlalu berhubungan langsung dengan keadan kulit tetapi sedikit banyak
ada pengaruhnya karena merupakan pengembangan estrogen dan kompetitor androgen.

* Fungsi utama hormon progesteron lebih pada sistem reproduksi wanita, yaitu:

– Mengatur siklus haid.

– Mengembangkan jaringan payudara.

– Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.

– Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.

Selain estrogen dan progesteron,wanita juga menghasilkan hormon testoseteron dalam jumlah yang
sangat sedikit, hormon ini berfungsi untuk merangsang dorongan seksual dan merangsang
pembentukan otot, tulang, kulit, organ seksual dan sel darah merah. Hormon ini selain dihasilkan oleh
ovarium juga dihasilkan oleh kelenjar endokrin.

Fungsi hormon testosteron Pada Pria :

(1) memacu pertumbuhan penis dan testis/karakteristik seks primer pria.

(2) Memacu pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki

(3) Memacu spermatogenesis.

(4) Mempengaruhi perilaku seksual laki-laki.


Dari uraian diatas jelas bahwa Estrogen dan progesteron berpengaruh pada seluruh tubuh tidak hanya
pada sistem reproduksi, misalnya sistem integumen (kulit dan mukosa, termasuk rambut),
muskoloskeletal, urogenital, kejiwaan, kardiovaskular. Sehingga jika seseorang mengalami menopause
akan terjadi gangguan pada sistem lain.

Gangguan yang dapat terjadi pada Sistem Integumen jika seorang wanita tidak menghasilkan estrogen
dan progesteron antara lain kulit menjadi kering, menipis, keriput, kuku rapuh, gatal-gatal, mata kering,
selaput lendir pada mulut kering dan mudah terjadi luka, mukosa vagina menjadi kering sehingga sakit
saat berhubungan. Rambut menipis dan tumbuh bulu diatas bibir.

Gangguan yang dapat terjadi pada pada Sistem Muskoloskeletal yaitu terjadinya kerapuhan pada tulang
(osteoporosis), gigi rapuh, selain itu terjadi nyeri sendi dan otot mengendor. Semuanya ini terjadi karena
estrogen berperan dalam pengaruh regenerasi sel tulang pada wanita sehingga pada menopause terjadi
kerapuhan pada tulang (osteoporosis), gigi rapuh, selain itu sering terjadi nyeri sendi, otot mengendor.

Gangguan Pada Sistem Cardiovaskular, dapat terjadi peningkatan kolesterol, HDL turun, LDL tinggi
sehingga timbul penyakit jantung koroner. Karena terbukti bahwa progesteron dapat menurunkan kadar
HDL sehingga LDL dalam kondisi normal.

Gangguan Pada sistem Urogenital, dapat terjadi kerentanan pada nfeksi saluran kencing karena mukosa
yang kering, dan selain itu sering timbul keluhan nyeri saat coitus.

HUBUNGAN LAIN SISTEM REPODUKSI DENGAN SISTEM LAIN :

SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM KARDIOVASKULAR

Sistem reproduksi wanita dan laki-laki diperdarahi oleh pembuluh darah yang merupakan cabang-
cabang dari pembuluh darah besar dalam tubuh, dengan sentral pada jantung, sehingga jika terdapat
kelainan ada jantung maka akan berakibat juga pada organ-organ reproduksi, misalnya pada laki-laki
sering terjadi disfungsi ereksi, ketidak mamuan dalam melakukan hubungan seksual karena
penambahan beban jantung saat aktifitas coitus. Dan jika seorang wanita hamil maka beban jantung
bertambah berat, akibatnya jika sudah ada penyakit janutng maka penyakitnya jantungnya akan
bertambah parah, dan penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya
sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu saat hamil dan bersalin.
SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM SYARAF

Sistem reproduksi dipersyarafi oleh syaraf yang merupakan cabang dari saraf yang keluar dari tulang
belakang dengan koordinasi pada otak. Jika terjadi kelainan ada syarat tersebut maka akan
mengakibatkan gangguan pada sistem reporduksi, misalnya disfungsi ereksi, dan gangguan ejakulasi.

SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM URINARIA

Keduanya sangat berhubungan khususnya secara anatomi, pada laki-laki uretra bergabung dengan
tempat penyaluran keluar sperma, pada wanita uretra berdekatan dengan vagina dan terletak
padavestibulum di vulva, selain itu vesica urinaria berada didepan uterus.

Jika terjadi infeksi pada saluran kencing maka akan mudah pula terjadi infeksi pada sistem reproduksi
atau sebaliknya.

Hormon Estrogen adalah hormon yang penting untuk perkembangan seksual dan reproduksi,
terutama pada wanita. Eetrogen juga disebut sebagaihormon seks pada wanita. Istilah
“estrogen” mengacu pada semua kelompok hormon kimiawi yang terdiri dari
estrone, estradiol (primer pada wanita usia reproduksi) dan estriol.

SISTEM KULIT (SISTEM INTEGUMEN)

A. Pengertian Sistem Kulit


Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus
daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter
persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau
beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Daerah yang paling tebal (66 mm) pada
telapak tangan dan telapak kaki dan paling tipis (0,5) mm pada daerah penis.

B. Fungsi Kulit Manusia


Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan tubuh di
sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan
kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang
menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah
zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti
sinar ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit,
suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui
ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas (Termoregulasi)
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui
respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-
kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat Celcius. Ketika terjadi perubahan pada suhu
luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya
masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan
lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya.
Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui
penguapan air transepidermissebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap
ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan
mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara
kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding
pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan
bersih akan dapat menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah,
pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

C. Lapisan Kulit dan Bagian-bagian Pelengkapnya


Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada
berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan
dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi,
dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebutkeratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena
secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang
merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.

Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :


a. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih
ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak
mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di
bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut
dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan
lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang
baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi
kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari
memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat
menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan,
proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang
sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih
karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat
digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan
lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis lapis kulit lebih
dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya
serap air yang cukup besar.
b. Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai
penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-
sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus
cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses
keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam
protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit
telapak tangan dan telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan
perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling
berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri
atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah
permukaan kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang
berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-
sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis.
Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam
bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan
kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu
dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi
epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan
metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel
epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih
atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear
cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

Tipe-Tipe Sel Epidermis


1. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada
permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis
dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan.
Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai
korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari
basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum
dan kornium.
2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna coklat
pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh
REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules
(melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes
berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian
melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan
stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa, daerah
dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum.
Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel epidermis.
Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus, dan vagina.
Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.

2. DERMIS ( Korium)

Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung
rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-
pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah
dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut,
menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit
jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit.
Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di
kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar
kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan
berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf
dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga
memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita
mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di
kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar
palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit
dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar
keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori
kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat
kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-
serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-
jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah
mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia
atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat
menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan
memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu :
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua
bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak
tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan
membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh
panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97
persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak,
glusida dan sampingan dari metabolism seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit,
mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan
sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara
langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar
dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau
khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat
menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada
saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya
sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil
baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

b. Kelenjar palit (Sebacea)


Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut
(folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan
rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan
telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala,
kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit
kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau
kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada
bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjarsebasea berlebihan, maka
kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

3 HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal
di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit
dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak
lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

Kulit Tipis dann Kulit Tebal


Kulit tipis menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis yang
merupakan kulit tebal. Epidermisnya tipis sedangkan ketebalan kulitnya tergantung dari daerah
di tubuh. Pada dasarnya memiliki susunan yang sama dengan kulit tebal, hanya terdapat
beberapa perbedaan :
1. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.
2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.
3. Tidak terdapat stratum lucidium.
4. Stratum corneum sangat tipis.
5. Papila corii tidak teratur susunannya.
6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.
7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.

D. Derivat Kulit
1. Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel
epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir,
glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti
kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-terutama
androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari
sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya
mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat
papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup
folikel rambut.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang
distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.

Terdapat 2 jenis rambut :


a. Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b. Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
2. Pengatur suhu
3. Pendorong penguapan keringat
4. Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase :
1. Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut rontok dalam
tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi. Warna rambut
ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh
hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen.
Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme (
pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).
2. Kuku

Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai pelindung
ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, keras,
cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo paling distal. LK terbentuk
dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan
tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku jari
tangan.Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm- 0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0 mm.
LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
1. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
2. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
3. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang
mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula merupakan ujung akhir matriks
kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku dan kurang
melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang dipancarkan.
Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku merupakan batas dan
pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama kuku yang
melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku terdapat sel
melanosit
Bagian-bagian kuku :
1) Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2) Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan
atas.
3) Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4) Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
5) Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
6) Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
7) Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku berbentuk bulan
sabit, sering tertutup oleh kulit.
8) Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian
permukaan lempeng kuku.
9) Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge)menebal.

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yaitu saluran panjang yang merentang dari mulut
sampai anus, dan organ – organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan
pancreas.
Proses pencernaan melibatkan enzim – enzim sekretorik yang spesifik untuk berbagai makanan dan
bekerja untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula sederhana, lemak menjadi asam lemak bebas dan
monogliserida, serta protein menjadi asam amino.

A. FUNGSI SISTEM PENCERNAAN

Fungsi utama system ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient
yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi
proses – proses berikut :

1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.


2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.
3. Peristaltik adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan
makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke
dalam sirkulasi darah dan limfatik.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat – zat sisa yang tidak tercerna.

B. GARIS BESAR SALURAN PENCERNAAN


Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1.
Rongga Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4. Usus Halus, 5. Usus Besar, 6. Rektum, 7. Anus.

Dalam bentuk regio


Berbeda dari kuadran,Regio digunakan untuk pemeriksaan yang lebih rinci atau lebih
spesifik, yaitu dengan menarik dua garis sejajar dengan garis median dan garis
transversal yang menghubungkan dua titik paling bawah dari arkus kosta dan satu lagi
yang menghubungkan kedua spina iliaka anterior superior (SIAS).
Bedasarkan pembagian yang lebih rinci tersebut permukaan depan abdomen terbagi
menjadi 9 regio:

1.Regio hypochondrium/hypochondriaca dexter


2.Regio hypochondrium/hypochondriaca sinister
3.Regio epigastrium/epigastrica
4.Regio lumbalis/lateralis dexter
5.Regio lumbalis/lateralis sinister
6.Regio umbilicalis
7.Regio inguinalis/iliaca dexter
8.Regio inguinalis/iliaca sinister
9.Regio hypogastrium/suprapubic
Secara garis besar organ-organ dalam abdomen dapat diproyeksikan pada permukaan
abdomen dalam bentuk regio, yaitu antara lain:

 Hati atau hepar berada di regio hypocondriaca dextra, epigastrica dan sedikit ke
hypocondriaca sinistra.
 Lambung berada di regio epigastrium.
 Limpa berkedudukan di regio hypocondrium kiri.
 Kandung empedu atau vesika felea sering kali berada pada perbatasan regio hypocondrium
kanan dan epigastica.
 Kandung kemih yang penuh dan uterus pada orang hamil dapat teraba di regio hypogastrium.
 Apendiks berada di daerah antara regio inguinalis dextra, abdominalis lateral kanan, dan
bagian bawah regio umbilicalis.

Susunan Saluran Pencernaan dan Aksesorisnya

Makanan yang kita makan akan dicerna di dalam saluran pencernaan. Saluran pencernaan manusia
tersusun berurutan, yaitu mulut, faring(daerah tekak), esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus,
usus besar, dan anus. Terdapat pula organ aksesoris (tambahan) yang berhubungan dengan saluran
pencernaan, yaitu kelenjar ludah (saliva), hati, kantung empedu, dan pankreas. Gigi dan lidah juga
merupakan struktur tambahan di dalam mulut.

Proses pencernaan mutlak diperlukan untuk memperoleh zat-zat nutrisi yang diperlukan tubuh dari
makanan yang kita makan. Makanan dicerna oleh saluran pencernaan kemudian diserap tubuh dan
sisanya yang tidak dapat terserap akan dibuang dalam bentuk feses.

A. MULUT

Mulut merupakan rongga pertama dari saluran pencernaan. Proses yang terjadi di dalam mulut bersifat
mekanis dan kimiawi. Secara mekanis, makanan akan dikunyah oleh gigi dengan bantuan lidah dan
rongga mulut. Secara kimiawi, makanan di dalam mulut akan dicampur air liur (saliva). Air liur
mengandung enzim-enzim yang dapat mengubah zat makanan sehingga lebih mudah diserap tubuh.
Bibir selain membantu kita dalam berbicara, dapat juga mengetahui suhu dan tekstur dari makanan
yang kita makan. Struktur tambahan dalam rongga mulut adalah gigi dan lidah.
GIGI

Sebagai salah satu struktur tambahan organ pencernaan, gigi akan mencerna makanan secara mekanis,
yaitu dengan mengubah makanan menjadi berukuran lebih kecil sehingga lebih mudah dicerna oleh
organ pencernaan dalam. Gigi susu (primer) berjumlah 20 buah, terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi
geraham kecil. Gigi tetap (sekunder) manusia berjumlah 32 buah, terdiri atas gigi seri, gigi taring, gigi
geraham kecil dan gigi geraham besar.

Beberapa tipe gigi manusia serta fungsinya, yaitu:

1.gigi seri (incisor) → memegang dan memotong makanan

2.gigi taring (cuspid/canine) → mencabik, menyobek dan mengoyak makanan

3.gigi geraham kecil (premolar/bicuspid) → mengunyah dan menggilas makanan

4.gigi geraham besar (molar) → mengunyah dan melumatkan makanan.

Gigi yang pertama kali tumbuh sampai pada anak berusia 6 tahun disebut gigi susu. Jumlah gigi susu
secara keseluruhan berjumlah 20 buah , tersusun atas gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham kecil. Rumus
gigi susu adalah sebagai berikut:

Pada usia kurang lebih 6 tahun, gigi susu ini akan tanggal satu persatu kemudian diganti oleh gigi tetap.
Gigi tetap berjumlah 32 buah, disusun oleh gigi seri, gigi taring, gigi geraham kecil, dan gigi geraham
besar

Jika kita melihat struktur gigi, maka akan tampak susunannya sebagai berikut:

a. Email gigi (bagian terluar).


Merupakan bagian gigi yang paling keras, dibentuk oleh zat dentin yang berfungsi sebagai pelindung
tulang gigi.

b. Tulang gigi (bagian dalam email gigi)

Terdiri atas zat kapur.

c. Rongga gigi

Di dalam rongga ini terdapat serabut saraf dan pembuluh darah kapiler.

d. Semen, (bagian akar gigi)

merupakan bagian yang berbatasan dengan tulang rahang.

Adapun bagian-bagian berdasarkan posisi tumbuh gigi:

a. puncak gigi atau mahkota gigi. merupakan bagian gigi yang muncul dari tulang rahang tempat gigi
tumbuh.

b. leher gigi, yaitu bagian perbatasan antara mahkota gigi dengan akar gigi.

c. akar gigi, yaitu bagian gigi yang masuk ke dalam tulang rahang

B. FARING (Daerah Tekak)


Faring merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut dan rongga hidung dengan
kerongkongan (esofagus) dan laring. Makanan setelah dicerna di rongga mulut akan didorong oleh lidah
menuju faring. Di faring, terdapat uvula yang akan menutup jalan ke rongga hidung dan epiglotis yang
akan menutup jalan ke saluran pernafasan ketika makanan ditelan sehingga makanan masuk ke dalam
esofagus.

C. KERONGKONGAN (esofagus)

Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan faring dengan lambung. Dari faring, makanan
akan bergerak menuju lambung dengan adanya gerak peristaltik. Gerak peristaltik adalah gerakan
memijat dan mendorong makanan. Pada gerakan ini, otot pada kerongkongan akan berkontraksi dan
berelaksasi sehingga makanan terdorong ke lambung. Gerakan ini juga terdapat di daerah lambung dan
usus. Pada kerongkongan juga terdapat lapisan mukosa yang akan mensekresikan mukus (lendir)
sehingga permukaannya tetap basah dan memudahkan makanan masuk ke lambung.

D. LAMBUNG (ventrikulus)

Lambung atau perut besar merupakan organ yang terletak di dalam rongga perut di sebelah kiri atas, di
bawah sekat rongga dada (diafragma). Lambung disusun oleh otot polos. Bagian-bagian lambung secara
berurutan, yaitu fundus, kardiak dan pilorus. Di dalam lambung, makanan diaduk sehingga tercampur
dengan getah lambung. Campuran gumpalan makanan dengan getah lambung itu disebut kim. Getah
lambung dihasilkan oleh dinding lambung.

Di dalam lambung terdapat asam lambung atau asam klorida (HCl). Getah lambung mengandung banyak
enzim seperti pepsinogen, renin, dan lipase. Dengan adanya getah lambung , makanan yang masuk akan
dicerna hingga membentuk kim. Pada perbatasan antara lambung dan usus halus terdapat otot
melingkar yang disebut sphincter pylorus. Otot inilah yang mengatur masuknya makanan (kim) ke dalam
usus halus.

USUS HALUS (intestinum)


Usus halus memiliki bentuk seperti pipa kecil yang berkelok-kelok (kira-kira 7,5 m) di dalam rongga
perut. Usus halus terbagi menjadi bagian duodenum (usus dua belas jari), jejenum (usus kosong), dan
ileum (usus penyerapan). Makanan (kim) di dalam usus halus akan diserap oleh dinding usus halus yang
berupa jonjot-jonjot (villi). Dinding usus halus sebagai kelenjar eksokrin akan mensekresikan mukus,
peptidase, sukrase, maltase, laktase, lipase, dan enterokinase. Usus halus sebagai kelenjar endokrin
akan mensekresikan kolsistokinin dan sekretin. Bagian terpanjang dari usus halus adalah jejenum. Ileum
akan menyerap zat-zat nutrisi dari kim ke pembuluh darah kapiler untuk kemudian diedarkan ke seluh
tubuh.

USUS BESAR (KOLON)

Usus besar memiliki diameter yang lebih besar daripada usus halus. Usus besar terletak di sebelah kanan
bawah rongga perut. Bagian awal dari usus besar ditandai dengan adanya bagian yang disebut usus
buntu. Usus ini memiliki tambahan (ekor) yang disebut umbai cacing atau appendiks. Bagian-bagian dari
usus besar meliputi kolon naik, kolon transversal, dan kolon menurun. Bagian akhir dari usus besar
adalah rektum. Di dalam usus besar tidak terjadi proses penyerapan sari-sari makanan. Proses yang
terjadi adalah penyerapan air dan mineral-mineral. Di dalam usus besar juga terdapat bakteri Escheria
coli. Bakteri ini akan membantu membusukkan sisa-sisa makanan sampai terbentuk feses. Sisa makanan
dalam bentuk feses akan disalurkan ke rektum

REKTUM DAN ANUS

Feses hasil dari usus besar akan masuk ke dalam rektum untuk kemudian dikeluarkan melalui lubang
pelepasan (anus).

ORGAN AKSESORIS PENCERNAAN

KELENJAR LUDAH

Terdapat tiga pasang kelenjar ludah (saliva) utama, yaitu parotid (di bawah telinga), submandibular (di
rahang bawah), dan sublingual (di bawah lidah). Kelenjar ludah menghasilkan air liur /saliva. Air liur
tersebut mengandung air, lendir, desinfektan, garam mineral dan enzim amilase/ptialin untuk
mengubah karbohidrat/zat tepung menjadi maltosa.
HATI

Hati terletak di sebelah kanan rongga perut. Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia
dan terdiri atas 2 bongkah (lobus).

Beberapa fungsi hati antara lain:

a. memproduksi cairan empedu

b. melakukan detoksifikasi darah

c. membantu menjaga kadar gula darah

d. menguraikan lemak

e. menyimpan vitamin yang larut dalam lemak

f. mengatur pembentukan dan penghancuran sel darah

Dalam sistem pencernaan, hati akan mensekresikan cairan empedu ke kantung empedu. Cairan empedu
merupakan cairan pencernaan yang dapat menguraikan lemak dan memproses sari-sari makanan.

KANTUNG EMPEDU
Kantung empedu merupakan organ yang berbentuk seperti buah pir. Fungsi kantung empedu adalah
sebagai organ penampung cairan empedu (bilus) yang dihasilkan oleh hati untuk disalurkan ke dalam
usus halus.

PANKREAS

Pankreas merupakan suatu kelenjar yang terletak di bawah lambung. Bagian kelenjar eksokrin dari
pankreas mensekresikan getah pankreas yang berupa enzim-enzim pencernaan ke usus halus. Enzim-
enzim tersebut antara lain enzim amilase, tripsin, lipase,dan peptidase. Enzim tersebut akan
menguraikan protein, lemak dan karbohidrat menjadi asam amino, asam lemak, dan maltosa. Bagian
kelenjar endokrin dari pankreas adalah pulau-pulau Langerhans yang dapat mensekresikan hormon
insulin dan glukagon ke dalam darah. Hormon tersebut berfungsi untuk mengatur kadar gula darah.

Anatomi kelenjar pencernaan dan ekskresinya

Kelenjar Saliva
Disamping kelenjar-kelenjar kecil yang tersebar di seluruh rongga mulut, terdapat 3
pasang kelenjar saliva yang besar; kelenjar parotis, submandibularis (submaxilaris), dan
sublingualis.
Kelenjar saliva tersusun atas unit-unit morfologik dan fungsional yang dinamakan
adenomer. Suatu adenomer memiliki bagian sekretoris yang terdiri atas sel-sel glandularis. Dekat
basis sel sekretoris dan duktus interkalaris terdapat sel-sel otot polos yang disebut mioepitel.
Kelenjar saliva yang besar tidak semata-mata kelompokan adenomer tetapi mengandung unsur-
unsur lain seperti jaringan penyambung, pembuluh darah dan limfe, dan saraf-saraf. Saluran
yang terdapat dalam lobulus dinamakan duktus intralobularis-bergabung menjadi duktus
ekstralobularis.
Fungsi kelejar saliva adalah membasahi dan melumasi rongga mulut dan isinya, memulai
pencernaan makanan, menyelenggarakan eksresi zat-zat tertentu seperti urea dan tiosianat, dan
mereabsorpsi natrium dan mengeksresi kalium.
1. Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar asinosa bercabang, bagian sekretorisnya terdiri atas
sel-sel seromukosa. Granula-granula sekresinya kaya akan protein dan memiliki akitivitas
amylase.
2. Kelenjar Submandibularis (Submaxilaris)
Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar tubuloasiner bercabang. Bagian
sekretorisnya tersusun atas sel-sel mukosa dan seromukosa. Sel-sel seromukosa mengandung
granula-granula sekresi protein dengan aktivitas amilotik lemah. Sel-sel pada kelenjar
submandibularis dan sublingualis mengandung dan mengsekresi enzim lisosim, yang aktivitas
utamanya adalah menghancurkan dinding bakteri.
3. Kelenjar Sublingualis
Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar tubulo-asiner bercabang.
Histofisiologi kelenjar saliva
Fungsi saliva adalah membasahi dan melumasi makanan dilakukan oleh air
dan glikoprotein. Saliva pada manusia terdiri atas sekresi kelenjar parotis (25%),
submandibularis (70%), dan sublingualis (5%). Amilase saliva berperan dalam
pencernaan amilum (karbohidrat). Pencernaan ini mulai dalam mulut, tetapi juga
berlangsung dalam lambung sebelum getah lambung mengasamkan makanan,
dengan demikian sangat mengurangi aktivitas amilase.
Sekresi saliva diregulasi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis,
keduanya mempunyai ujung-ujung saraf dalam kelenjar-kelenjar tersebut. Simpatis
menghambat parasimpatis memacu.
Pankreas
Pankreas tersusun atas bagian eksokrin dan endokrin. Bagian endokrin
terdiri atas pulau Langerhans, dan bagian eksokrin terdiri atas kelenjar asiner, maka disebut
bagian asini pankreas. Fungsi utama pankreas adalah menghasilkan enzim-enzim pencernaan
yang bekerja dalam usus halus dan mengeksresi hormone insulin dan glukagon ke dalam
aliran darah.
Sel asiner pankreas merupakan sel serosa, dan memilki sifat memsintesis protein. Setelah
disintesis dalam bagian basal sel, maka proenzim selajutnya meninggalkan retikulum
endoplasma kasar dan masuk apparatus Golgi. Proenzimproenzim tersebut dikumpulkan dalam
vesikel-vesikel sekresi yang disebut sebagai granula prozimogen. Granula sekresi yang matang
(granula zimogen), melekat pada membran dan terkumpul pada bagian apical (ujung) sel. Bagian
eksokrin
pankreas manusia mensekresikan:
1. air
2. ion-ion: bikarbonat.
3. enzim: karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, dan
amilase.
4. proenzim sebagai berikut: tripsinogen, kimotripsinogen.
Regulasi sekresi asini pankreas diatur oleh 2 hormon – sekretin dan kolesistokinin
(dahulu dinamakan pankreoenzim) – yang dihasilkan oleh mukosa duodenum. Perangsangan
nervus vagus (saraf parasimpatis) juga akan meningkatkan sekresi pankreas.
1. Sekretin bersifat merangsang sekresi cairan, sedikit protein (enzim) dan kaya akan bikarbonat.
Fungsinya terutama mempermudah transport air dan ion. Hasil sekresi ini berperanan untuk
menetralkan kimus yang asam (makanan yang baru dicernakan sebagian) sehingga enzim-enzim
pancreas dapat dapat berfungsi pada batas pH netral optimalnya.
2. Kolesistokinin (CCK) merangsang sekresi cairan (sedikit), banyak protein dan enzim. Hormon
ini bekerja terutama dalam proses pengeluaran granula-granula zimogen. Kerja gabungan ke dua
enzim tersebut menghasilkan sekresi getah pankreas yang kaya akan enzim.
Hati (Hepar)
Hati merupakan organ terbesar dari tubuh, setelah kulit, terletak dalam rongga abdomen
di bawah diafragma. Sebagian besarnya darahnya (sekitar 70%) berasal dari vena porta. Melalui
vena porta, semua zat yang diabsorpsi melalui usus mencapai hati kecuali asam lemak, yang
ditranspor melalui pembuluh limfe. Hati menghasilkan empedu suatu cairan penting dalam
pencernaan lemak; memegang peranan penting pada metabolisme lipid; karbohidrat, dan protein
menginaktifkan dan memetabolisme banyak zat-zat tostik dan obat-obatan; dan peranan dalam
metabolisme besi dan sintesis protein-protein darah dan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk
koagulasi darah. Kandung empedu mengabsorpsi air dari empedu dan menyimpan empedu dalam
bantuk pekat.

4. Kelainan system pencernaan


Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem pencernaan antara lain:

a. Parotitis atau penyakit gondong, yaitu penyakit yangdisebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air
ludah di bagian bawah telinga akibatnya kelenjar air ludah menjadi bengkak atau membesar.

b. Xerostomia, adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai dengan rendahnya produksi
air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat makanan kurang tercerna dengan baik.

c. Tukak lambung, terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian dalam. Makan secara teratur
sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko timbulnya tukak lambung.

d. Apendisitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet sampai ke usus besar dan menyebabkan radang
selaput rongga perut.

e. Diare atau “mencret”, adalah penyakit yang disebabkan oleh inveksi bakteri maupun protozoa pada
usus besar. Karena inveksi tersebut, proses penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses
menjadi encer.

f. Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air di dalam usus besar terjadi secara berlebihan,
akibatnya feses menjadi sangat padat dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit
dianjurkan untuk buang air besar secara teratur tiap hari, serta
banyak makan sayur dan buah-buahan.
5. hubungan system pencernaan dan rep wanita

Sistem Reproduksi dengan Sistem Pencernaan

Gusi hiperemi, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar estrogen
yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan poliferasi jaringan ikat (gingivitis
tidak spesifik). Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama sering terjadi
penurunan nafsu makan akibat mual (nausea) dan / atau muntah (vomitus). Mual dan muntah adalah
masalah umum selama awal kehamilan. Banyak wanita yang merasa mual yang menyatakan keletihan.
Wanita yang merasa mual sering mengatakan keletihan dari pada mereka yang tidak mual, namun
wanita yang merasa mual berat mengatakan keletihan yang lebih berat. Gejala ini muncul pada sekitar
setengah jumlah kehamilan dan merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan
kadar hCG dalam darah. Pada trimester kedua, nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan
meningkat. Peningkatan nafsu makan ini memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janinada sekitar
15% sampai 20% wanita hamil, herniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke
tujuh atau ke delapan kehamilan. Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi asam
hydrochloride. Peningkatan produksi progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos
menurun, sehingga terjadi regergitasi esofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan
peristalsis balik. Kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa
hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa terjadi. Gambaran ini, bersama
hiperkolesterolemia ringan akibat peningkatan kadar progesterone, dapat menyebabkan pembentukan
batu empedu selama masa hamil.

Sistem Perkemihan
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga
dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih).

Pengertian Sistem Urinaria

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria :

1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium
pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.

Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.

Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang
dari pada ginjal wanita.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri
atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh
darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler
terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus
kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip
jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga
celah – celah antara pedikel itu sangat teratur.

Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari
korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok –
belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut
ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke
korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian,
yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

1. Kulit Ginjal (Korteks)

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut
nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang
tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai
bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai
bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini
maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai
bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan
dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke
bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal.
Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran
paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut
dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan
lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan
hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum
berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor,
yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi
papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari
Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal:

1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya


amonia.

2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan
berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).

3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :

1. Tes untuk protein albumin

Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine.

2. Mengukur konsentrasi urenum darah

Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar normal (20
– 40) mg%.

3. Tes konsentrasi

Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat
jenisnya naik.
d. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis,
yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi
arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler
membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut
dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang
meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah
yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan
senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan
hormn kortison.

2. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan
mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh
pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf
sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang
simfisis pubis di dalam ronga panggul.

Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari
rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis
dan prostate.

2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar),
tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada
dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih
(proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat
yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan
akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus
dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara
volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat
terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih
utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing
keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari
sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi
spinter interna.

Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih.
Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih
terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal,
vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus
limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

4. URETRA

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.

Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :

1. Uretra Prostaria

2. Uretra membranosa

3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas,
panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar),
lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan
uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

C. Urine (Air Kemih)

1. Sifat – sifat air kemih

- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor
lainnya.
- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.

- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

- Baerat jenis 1.015 – 1.020.

- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan
reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih

- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin

- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

- Pigmen (bilirubin, urobilin)

- Toksin

- Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat
(cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtart.
Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan
sebagian diserap kembali.

4. Tahap – tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan
aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri
dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
b. Proses reabsorpsi

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa
ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi
pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian
bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada
tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah
urine sesungguhnya.

Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter,
urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan
urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui
uretra.

4. Mikturisi

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan
untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih dimana
saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.

Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat – pusat
persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang
menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.

5. Ciri – ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan yang
masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam
terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.
Kelainan-kelainan Pada Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter,
vesika urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi gangguan-gangguan.
Terperinci, gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut.

I. INFEKSI SALURAN UROGENITAL

Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula disebabkan
oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila sedang terpasang kateter. Pada saluran
urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti:

1. Sistitis

Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria, karena pada
wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor resiko sistitis adalah bersetubuh,
kehamilan, kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter, keadaan-keadan obstruktif dan diabetes
mellitus. Apabila berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal,
yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat
miksi), sering berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan sakit di atas daerah suprapubis.

2. Pielonefritis

Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini adalah kuman yang berasal
dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang
menahun. Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks
vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal.
Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran
balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan
lapisan korteks ginjal.

II. PENYAKIT GLOMERULAR

1. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring oleh Streptococcus
β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria,
urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena
terbentuk antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat
menyebabkan gagal ginjal.

2. Sindrom Nefrotik (nefrosis)

Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah albuminaria (>3,5
gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya
terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema generalisata.

III. OBSTRUKSI SALURAN KEMIH

Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan tumor ginjal. Gangguan
obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak
diatasi.

1. Hipertrofi Prostat

Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang terjadinya dengan
meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam darah dan membentuk dua
metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol adalah steroid yang memiliki sifat-sifat
estrogenik. Ia biasanya bekerja sama dengan androgen, namun dapat bekerja independen dengan
menimbulkan efek berlawanan dengan androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama
menghasilkan hiperplasia prostat. Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron plasma menurun, namun
hipertrofi prostat sudah dapat timbul 10-20 tahun sebelum adanya penurunan kadar plasma itu.

IV. GAGAL GINJAL

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga
akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh,
menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau
terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering
dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.

1. Gagal Ginjal Akut


Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun dengan cepat dalam
beberapa hari atau minggu sehingga ginjal tidak lagi mengekskresikan produk limbah metabolisme,
biasanya karena hipoperfusi ginjal. Laju filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat menyebabkan
azotemia (uremia) yaitu:

• Peningkatan produk limbah nitrogen dalam darah (kreatinin serum dan nitrogen urea darah/BUN
(Blood Urea Nitrogen)

• Oliguria

Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan elektrolit, anemia, azotemia (
peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea dalam darah akibat pemecahan protein otot dan
ketidakmampuan mengekskresikan metabolit).

Beberapa masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan yang melukai ginjal. Kehilangan banyak
darah dapat menyebabkan kegagalan ginjal secara tiba-tiba. Beberapa obat dan racun dapat
menghentikan pekerjaan ginjal. Penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba ini disebut sebagai kegagalan
ginjal akut (acute renal failure/ARF). ARF dapat mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal secara
permanen. Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara berat, kegagalan ginjal ini mungkin pulih.

2. Nekrosis Tubular Akut

Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin. Iskemia selama 25 menit atau
kurang berakibat kerusakan ringan dan masih reversibel. Iskemia 2 jam menimbulkan kerusakan berat
yang irreversibel. Nefrotoksik berupa antibiotik (aminoglikosida, penisilin, sefalosporin, tetrasiklin, dan
sulfonamida), logam berat (sisplatin), agen radiokontras, toksin endogen (mioglobin, hemoglobin).

3. Gagal Ginjal Kronik

Perjalanan gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai dengan penurunan cadangan
ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan terakhir uremia (tahap terakhir gagal ginjal).
Keadaan irreversibel ditandai dengan fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung
progresif. Perjalanan menuju uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang cukup lama (beberapa
tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit maka diperlukan
dialisis (hemodialisis atau dialisis peritoneal).

Penyebab penyakit gagal ginjal kronik,yaitu:

1) Penyakit imunologis

• Glomerulonefritis
• Lupus eritematosus sistematik

• Poliarteritis nodosa

2) Infeksi

• Pielonefritis

• Tuberkulosis

3) Obstruksi urine

• Hipertrofi prostat

• Batu ginjal

• Konstriksi urine

• Neoplasma

4) Penyakit metabolik

• Diabetes melitus

• Asam urat

5) Penyakit vaskuler

• Hipertensi

• Infark

6) Penyakit hereditar /bawaan

• Penyakit ginjal polikistik

7) Nefrotoksin

• Analgetika atau nyeri

• Keracunan logam berat

Anda mungkin juga menyukai