Anda di halaman 1dari 3

Contoh Kasus SKPKB

PT Anas mempunyai tahun buku sama dengan tahun takwin memasukkan SPT
Tahunan PPh Badan untuk tahun pajak 2001 tepat pada waktunya yang disertai dengan
setoran akhir .
Pada bulan April 2003 dikeluarkan SKPKB yang menunjukkan kekurangan pajak
yang terutang sebesar Rp 2.500.000,-. Berdasarkan ketentuan di atas maka atas kekurangan
tersebut dikenakan sanksi bunga 2% ( dua persen) per bulan.
Walaupun SKPKB tersebut diterbitkan lebih dari 2 (dua) tahun sejak berakhirnya
tahun pajak, sanksi bunga yang dikenakan atas kekurangan tersebut hanya untuk masa dua
tahun dengan perhitungan sebagai berikut :
- Kekurangan pajak yang terutang Rp 2.500.000,-
- Bunga 2 tahun = 2% x 2 x 12 x Rp 2.500.000,- Rp 1.200.000,-(+)
Masih harus dibayar Rp 3.700.000,-

Seandainya Surat Ketetapan Pajak tersebut diterbitkan bulan Juni 2002 maka
perhitungannya ada1ah sebagai berikut:
- Kekurangan pajak yang terutang Rp 2.500.000.-
- Bunga 18 bulan = 2% x 18 x Rp 2.500.000.- Rp 900.000.-(+)
Masih harus dibayar Rp 3.400.000.-

KASUS 2

PT LAZA menyampaikan SPT PPh badan Tahun Pajak 2012 (tahun takwim) yang
menyatakan lebih bayar Rp 100 juta pada tanggal 27 April 2013. Atas SPT tersebut dilakukan
pemeriksaan dan telah diterbitkan SKPKB tanggal 9 Oktober 2013 dengan perincian sebagai
berikut:

Remarks SPT Pemeriksaan


PPh terhutang 180 juta 400 juta
Kredit Pajak 280 juta 280 juta
PPh Kurang Bayar (LB) (100 juta) 120 juta
Sanksi SKPKB (6 bln x 2%) 14,4 Juta
Jumlah Kurang Bayar 134,4 juta
a. Hitunglah sanksi SKPKB versi pemeriksaan pajak diatas dengan asumsi WP
memenuhi Pasal 28 dan 29 UU KUP.
Saat terutangnya Pajak : 27 April 2013
Saat diterbitkannya SKPKB : 9 Oktober 2013
PPh Kurang Bayar : 120.000.000
Sanksi SKPKB : (120.000.000 x 2%) x 6 bulan
: 14.400.000
(dasar hukum Pasal 13 ayat (2) UU KUP No 28 Tahun 2007)

b. Berdasarkan Pasal 8 ayat (1) UU KUP No 28 Tahun 2007 disebutkan bahwa Wajib
Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah
disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur
Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan. Daluwarsa penetapan adalah
jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat(1) UU KUP. Dalam hal ini, dalam jangka waktu 5 tahun setelah
saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar tentunya setelah dilakukannya pemeriksaan Pajak. Dengan demikian, Wajib
Pajak masih dapat melakukan pembetulan SPT Tahun 2012 sampai dengan
April 2017. (Asumsi tahun pelaporan Pajak adalah pada tahun 2017 masa April).
Diketahui pembetulan yang dilakukan menjadi kurang bayar 80.000.000, untuk itu sanksi
yang akan dikenakan adalah sebagai berikut:
Asumsi tanggal pembayaran kurang bayar adalah 20 Mei 2013.
Pajak yang kurang dibayar : LB 100.000.000 menjadi KB 80.000.000
: ((100.000.000 + 80.000.000)
: 180.000.000
Sanksi yang dikenakan : (2% x 180.000.000) x 13 = 46.800.000
(dasar hukum Pasal 8 ayat (2) UU KUP No 28 Tahun 2007)

c. Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat


Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak
dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang mengakibatkan Pajak kurang
dibayar, beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh
persen) dari pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum
laporan tersendiri dimaksud disampaikan.
Sanksi yang dikenakan : (50% x 180.000.000) = 90.000.000

d. Benar. Apabila Wajib Pajak mengajukan proses keberatan, maka proses penagihan
Pajak dapat ditunda sampai terbit hasil Keputusan Keberatan. Hal tersebut
sebagaimana dimaksud dalam bunyi Pasal 25 ayat (7) UU KUP No 28 Tahun 2007
yang menyatakan bahwa dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu
pelunasan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) atau ayat (3a) atas
jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai
dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan.

Kasus perhitungan

Anda mungkin juga menyukai