Anda di halaman 1dari 5

OUTLINE LAPORAN RENCANA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
1.2.2 Sasaran
1.3 Ruang Lingkup Perencanaan
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
1.3.2 Ruang Lingkup Substansi
1.4 Review Kebijakan Permen PU No 20 Tahun 2011 dengan Peraturan Menteri No
16 Tahun 2018 Tentang Penyusunan RDTR
1.5 Justifikasi Penentuan BWP, Blok dan Zona
1.6 Kerangka Pikir
1.7 Sistematika Penulisan

BAB 2 KETENTUAN UMUM


2.1 Istilah dan Definisi
2.2 Muatan RDTR
2.3 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi Dalam Penataan Ruang
2.4 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi
2.5 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi
2.6 Masa Berlaku RDTR
2.7 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi
2.8 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi
2.9 Masa Berlaku RDTR

BAB 3 TUJUAN DAN KONSEP PENGEMBANGAN


3.1 Dasar Pertimbangan
3.2 Tujuan Penataan BWP
3.2.1 Fungsi dan Peran BWP
3.2.2 Keunggulan dan daya saing BWP
3.2.3 Kondisi Sosial dan Lingkungan BWP
3.2.4 Peran dan aspirasi masyarakat dalam pembangunan
3.3 Kecenderungan Pengembangan
BAB 4 RENCANA STRUKTUR RUANG
4.1 Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
4.1.1 Penentuan Pusat Pelayanan Kota
4.1.2 Penentuan Sub Pusat Pelayanan Kota
4.1.3 Pusat Lingkungan
4.1.3.1 Pusat Lingkungan Kecamatan
4.1.3.2 Pusat Lingkungan Kelurahan
4.1.3.3 Pusat Rukun Warga
4.2 Rencana Jaringan Transportasi
4.2.1 Rencana Jaringan Jalan
4.2.2 Rencana Jalur Pedestrian
4.2.3 Rencana Jalur Sepeda
4.3 Rencana Jaringan Prasarana
4.3.1 Rencana Jaringan Listrik
4.3.2 Rencana Jaringan Telekomunikasi
4.3.3 Rencana Jaringan Air Bersih
4.3.4 Rencana Jaringan Drainase
4.3.5 Rencana Jaringan Air Limbah
4.3.6 Rencana Jaringan Persampahan
4.3.7 Rencana Jaringan RTH

BAB 5 RENCANA POLA RUANG


5.1 Rencana Zona Lindung
5.1.1 Zona yang Memberikan Perlindungan Terhadap Zona Bawahnya
5.1.1.1 Zona Resapan Air (RA)
5.1.2 Zona Perlindungan Setempat
5.1.2.1 Zona Sempadan Sungai (SS)
5.1.3 Zona RTH Kota
5.1.3.1 Taman Kota (RTH-1)
5.1.3.2 Taman Kecamatan (RTH-2)
5.1.3.3 Taman Kelurahan (RTH-3)
5.1.3.4 Taman RW (rth-4)
5.1.3.5 Taman RT (RTH-5)
5.1.3.6 Pemakaman (RTH-6)
5.2 Rencana Zona Budidaya
5.2.1 Zona Perumahan
5.2.1.1 Rumah Kepadatan Tinggi
5.2.1.2 Rumah Kepadatan Sedang
5.2.1.3 Rumah Kepadatan Rendah
5.2.1.4 Rumah Kepadatan Sangat Rendah
5.2.2 Zona Perdagangan dan Jasa
5.2.2.1 Perdagangan dan Jasa Skala Kota (K-1)
5.2.2.2 Perdagangan dan Jasa Skala BWP (K-2)
5.2.2.3 Perdagangan dan Jasa Skala Sub BWP (K-3)
5.2.3 Zona Perkantoran (KT)
5.2.4 Zona Sarana Pelayanan Umum (SPU)
5.2.4.1 Sarana Pelayanan Umum Skala Kota (SPU-1)
5.2.4.2 Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2)
5.2.4.3 Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan (SPU-3)
5.2.4.4 Sarana Pelayanan Umum Skala RW (SPU-4)
5.2.5 Zona Industri
5.2.5.1 Kawasan Industri (KI)
5.2.5.2 Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM)

BAB 6 PENETAPAN SUB BWP YANG DI PRIORITASKAN


PENANGANANNYA
6.1 Dasar Pertimbangan
6.2 Lokasi
6.3 Tema Penanganan Sub BWP Prioritas
BAB 7 KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
7.1 Program Pemanfaatan Ruang Prioritas
7.1.1 Program Perwujudan Rencana Struktur Ruang
7.1.1.1 Perwujudan Pusat Pelayanan Kegiatan BWP
7.1.1.2 Perwujudan Jaringan Transportasi BWP
7.1.1.3 Perwujudan Jaringan Prasarana untuk BWP
7.1.1.3.1 Perwujudan Jaringan Listrik
7.1.1.3.2 Perwujudan Jaringan Telekomunikasi
7.1.1.3.3 Perwujudan Jaringan Air Bersih
7.1.1.3.4 Perwujudan Jaringan Drainase
7.1.1.3.5 Perwujudan Jaringan Air Limbah
7.1.1.3.6 Perwujudan Jaringan Persampahan
7.1.1.3.7 Perwujudan RTH
7.1.2 Program Perwujudan Rencana Pola Ruang BWP
7.1.2.1 Perwujudan Zona Lindung Pada BWP
7.1.2.2 Perwujudan Zona Budidaya Pada BWP
7.1.2.2.1 Perwujudan Penyediaan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum BWP
7.1.2.2.2 Perwujudan Ketentuan Pemanfaatan Ruang untuk Setiap Jenis Pola Ruang
7.1.2.2.3 Perwujudan Intensitas Pemanfaatan Ruang Blok
7.1.2.2.4 Perwujudan Tata Bangunan
7.1.3 Program Perwujudan Penetapan Sub BWP yang Di Prioritaskan Penanganannya
7.1.3.1 Program Penyusunan RTBL
7.1.3.2 Perbaikan Prasarana, Sarana dan Blok
7.1.3.3 Pembangunan Baru Prasarana, Sarana dan Blok
7.1.3.4 Pelestarian dan Pelindungan Blok
7.1.4 Program Perwujudan Ketahanan Terhadap Perubahan Iklim
7.2 Lokasi
7.3 Besaran dan Biaya
7.4 Sumber Pendanaan
7.5 Instansi Pelaksana
7.6 Waktu dan Tahapan Pelaksanaan
BAB 8 PERATURAN ZONASI
8.1 Aturan Dasar (Materi Wajib)
8.1.1 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
8.1.1.1 Ketentuan Teknis Zonasi
8.1.2 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
8.1.2.1 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Maksimum
8.1.2.2 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Minimum dan Maksimum
8.1.2.3 Koefisien Dasar Hijau Minimal
8.1.2.4 Koefisien Tapak Basement (KTB) Maksimum
8.1.2.5 Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) Maksimum
8.1.2.6 Kepadatan Bangunan atau Unit Maksimum
8.1.2.7 Kepadatan Penduduk Maksimal
8.1.2.8 Ketentuan Tata Bangunan
8.1.2.8.1 Ketinggian Bangunan (TB) Maksimum
8.1.2.8.2 Garis Sempadan Bangunan (GSB) Maksimum
8.1.2.9 Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal
8.1.2.10 Ketentuan Khusus
8.1.2.11 Standar Teknis
8.1.2.11.1 Standar Kebutuhan Utilitas
8.1.2.11.2 Standar Sarana Pendukung
8.1.2.11.3 Standar Prasarana Pendukung
8.1.2.11.4 Standar Prasarana Lain
8.1.2.12 Ketentuan Pelaksanaan
8.1.2.12.1 Ketentuan Variansi Pemanfaatan Ruang
8.1.2.12.2 Ketentuan Pemberian Insentif dan Disinsentif
8.1.2.12.3 Ketentuan Penggunaan Lahan yang Sudah Ada dan Tidak Sesuai dengan
Peraturan Zonasi
8.1.2.12.4 Aturan Peralihan yang Mengatur Status Pemanfaatan Ruang
8.2 Teknik Pengaturan Zonasi (Materi Pilihan)
8.2.1 Transfer Development Right (TDR)
8.2.2 Bonus Zoning
8.2.3 Conditional Uses

Anda mungkin juga menyukai