Laporan SeLada
Laporan SeLada
PENDAHULUAN
Latar Belakang
gizi, seperti serat, vitamin A, dan zat besi. Seiring dengan peningkatan jumlah
kandungan zat besi dalam 100 g selada daun sekitar 0,86 mg. Kandungan zat besi
tahun yang lalu. Beberapa literatur menyebutkan, bahwa budidaya selada telah
dilakukan tahun 500 SM. Jenis selada daun yang tidak membentuk krop telah
masyarakat luas. Dahulu, jenis sayuran yang di dunia internasional dikenal dengan
nama lettuce ini hanya dinikmati oleh masyarakat Eropa dan Amerika saja.
Namun, kini selada sudah banyak dikenal di bergai lapisan masyarakat. Mula-
mula sayuran ini memang di impor, tetapi sekarang sudah banyak dibudidayakan,
sayuran, termasuk selada. Ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnis, selada layak
peluang pasar internasional yang cukup besar. Selada memang merupakan jenis
gizi serta berkembangnya restoran dan pasar swalayan. Untuk itu usaha budidaya
tanaman selada memiliki prospek yang cukup cerah, sehingga perlu terus
Hal in disebabkan oleh pola tanam yang tidak seragam dan teratur. Sebagai
yang memiliki efisien dan efektivitas yang tinnggi. Teknik budidaya secara
hidroponik merupakan salah satu upaya intensifikasi yang pada akhirnya akan
pupuk. Hidroponik sebagai suatu teknik budidaya tanaman tan pa tanah yang
5
dalam Purwanti 2009) menyatakan bahwa pada tahun 2005 produksi selada di
Indonesia di bawah 1000 ton sedangkan konsumsi selada sebesar 300 ribu ton.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut selada harus diimpor dari beberapa
Tujuan Percobaan
Kegunaan Percobaan
Adapun kegunaan dari percobaan ini adalah sebagai salah satu komponen
TINJAUAN PUSTAKA
(Sagala, 2010)
Tipe liar selada, sering memilliki daun dan batang yang berduri, tidak
membentuk kepala dan berasa pahit, dan mengandung banyak getah. Domestikasi
tanaman ini mungkin ditekantan untuk memperoleh tanaman yang tidak berduri,
lambat bolting, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit.
Yang lain meliputi: tunas liar lebih sedikit, daun lebih besar dan lebar, dan
dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali dinamakan sebagai selada kubis
serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman
20-50 cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap
oleh akar serabut. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.
(Sagala, 2010)
Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek
dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat
dan terletak pada bagian dasar yang berbeda di dalam tanah. Diameter batang
selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada
7
batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm.
(Sagala, 2010)
bercabang banyak dan setiap cabang akan memebentuk anak cabang. Pada
dasarnya bunga terdapat daun-daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut
tidak muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3-4 cm
yang dilindungi oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre.
Setiap krop mengandung sekitar 10-25 floret atau anak bunga yang mekarnya
berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan lebar satu milimeter.
Biji selada merupakan biji tertutup dan berkepinng dua, dan dapat digunakan
antara 30 hari dan 85 hari setelah pindah tanam. Bobot selada sangat beragam
mulai dari 100g sampai 400g, bobot ini dapat dicapai pada budidaya di
Syarat Tumbuh
Iklim
karena termasuk tanaman yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau,
tanaman ini memerlukan enyiraman yang cuku teratur. Selain tidak tahan terhadap
hujan, tanaman selada juga tidak tahan terhadap sinar matahari yang terlalu panas.
(Handayani, 2011)
8
m dpl. Contoh sencra selada yaitu Batu dan Tengger (Jawa timur); Tawangmangu,
Bandungan, dan Dieng (Jawa Tengah). Di dalam dataran rendah, tanaman selada
juga bisa tumbuh, tetapi krop yang terbentuk kurang baik. (Pracaya, 2002)
2.200 meter diatas permukaan laut. Selada krop biasanya memebentuk krop bila
ditanam di datran tinggi, tapi ada beberapa varietas selada krop yang dapat
membentuk krop di dataran rendah seperti varietas great lakes dan Brando.
(Handayani, 2011)
Tanah
Tanaman selada tumbuh baik pada tanah dataran tinggi tropik. Didataran
rendah, pembentukan krop kurang baik. Tanaman selada menghendaki tanah yang
remah, subur banyak mengandung bahan organik dan berdrainase baik. Tanaman
(Ashari, 2005)
Selada tumbuh baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung
humus. Tanah yang banyak mengandung pasir dan lumbur baik sekali untuk
dan lempung berpasir juga dapat digunakan sebagai media tanam selada
(Handayani, 2011).
pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang
cukup mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang
9
air. Selada tumbuh baik dengan pH tanah 6,0-6,8 atau idealnya 6,5. Bila pH
Sumatera Utara, Medan pada ketinggian ±25 m di atas permukaan laut. Penelitian
Bahan yang di gunakan adalah benih selada sebagai benih tanaman yang
akan dibudidayakan, air sebagai bahan untuk merendam benih dan untuk
mengusahakan agar kondisi tanah media tanam tetap lembab,tanah top soil
sebagai media tanam, pupuk kompos kompos sebagai bahan yang dicampur
dengan tanah top soil serta memasukkan tanah dan kompos tersebut ke dalam
tanah top soil, spanduk sebagai lapisan tanah pada saat dilakukan pencampuran
tanah, karung goni sebagai tempat tanah dan kompos sebelum dicampurkan,
polybag sebagai wadah media tanam selada, , gembor sebagai alat bantu dalam
proses penyiraman, alat tulis untuk menulis semua hasil pengamatan, dan
Metode Penelitian
selada pada poly bag di lahan terbuka dengan media tanam tanah top soil dengan
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penyiapan Lahan
soil dengan pupuk kompos dengan perbandingan 8:2 dilakukan dengan cara
tersebut dari sampah yang terkandung didalamnya. Tanah yang telah tercampur
dimasukkan ke dalam polybag. Polybag yang telah diisi media tanam selanjutnya
bermutu tinggi yang berasal dari varietas unggul. Sebelum dilakukan penanaman
terlebih dahulu benih selada direndam di dalam air kurang lebih 10 menit.
Setelah 10 menit akan terlihat benih selada yang terapung dan tenggelam. Pilih
Penanaman
kompos. Tanaman yang digunakan untuk penelitian ini adalah benih selada yang
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari saat sore hari. Air yang diperlukan
Penyulaman
Penyiangan
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman selada antara lain kutu daun
(Myzus persicae) dan penyakit busuk akar karena Rhizoctonia sp. Pengendalian
ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume, waktu, interval dan cara aplikasi.
Panen
berwarna hijau segar dan diameter batang lebih kurang 1 cm. Selada dipanen
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, T. 2010. Pengaruh Media Tanam Dan Pemberian Pupuk Organik Cair
Terhadap ertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
Pada Masa Tanam Ke-II. Universitas Muhammadiyah, Purwekerto.
Haryanto, E, T. Suhartini, E. Rahayu, dan H.H. Sunarjo. 2007. Sawi dan Selada.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik Di Kebun, Pot, Dan Polibag. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Rubatzky, V.E, dan M. Yamaguchi. 2005. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi, dan
Gizi. ITB, Bandung.
Sagala, D.R. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca sativa L.) Pada
Pemebrian Pupuk Organik Cair dan Kascing. USU, Medan.
Sugara, K. 2012. Budidaya Selada Keriting, Selada Lollo rossa Dana Selada
Roaine Secara Aeroponik Di Amazing Farm, Lembang, Bandung. IPB,
Bogor.