Abstrak
Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat yang digunakan dalam analisis kolorimetri, salah satunya untuk
penentuan kadar ion logam dalam sampel padatan maupun cairan. Alat ini tergolong alat yang mahal,
sehingga sangat jarang digunakan dalam kegiatan praktikum di tingkat SMU/MA. Seiring dengan
perkembangan teknologi, teknik pencitraan digital menggunakan alat scanner merupakan metoda yang
mulai dikembangkan sebagai alat analisis kolorimetri skala mikro oleh beberapa peneliti. Dalam penelitian ini,
alat scanner dan teknik pencitraan digital digunakan dalam penentuan kadar besi(III) dalam sampel air
sumur dengan metoda kolorimetri, dimana larutan besi(III) direaksikan dengan ion tiosianat,SCN⁻, guna
menghasilkan larutan berwarna. Hasil analisis kolorimetri menunjukkan kadar besi(III) dalam air sumur yang
diukur dengan alat scanner dan teknik pencitraan digital relatif sama dengan alat spektrofotometer UV-Vis, di
mana masing-masing teknik memperoleh kadar besi(III) sebesar 0,863 ppm dan 0,856 ppm. Selain itu,
kelebihan analisis kolorimetri dengan alat scanner dan teknik pencitraan digital adalah pereaksi yang
digunakan relatif lebih sedikit dengan volume larutan sebanyak 0,2 mL. Hasil penelitian ini diharapkan
teknik pencitraan digital dengan menggunakan alat scanner dapat digunakan sebagai alat ukur yang
sederhana dan mudah penggunaannya untuk analisis kuantitatif kolorimetri, serta adanya materi praktikum
yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru – guru SMU/MA untuk kegiatan pembelajaran materi
kimia.
Kata-kata kunci: Analisis kolorimetri, besi(III), scanner, pencitraan digital
dibutuhkan untuk menunjukkan materi kimia
Pendahuluan
secara nyata kepada siswa melalui kegiatan
Kimia analitik dibagi menjadi dua bidang praktikum. Analisis kolorimetri merupakan salah
analisis yaitu analisis kualitatif dan analisis satu topik yang menarik untuk dipelajari oleh
kuantitatif. Analisis kualitatif berhubungan siswa SMU/MA. Konsep – konsep yang dapat
dengan identifikasi zat – zat yang ada dalam dijelaskan dalam analisis kolorimetri, antara lain :
suatu sampel sehingga kandungannya akan perhitungan stoikiometri, warna komplementer,
mudah untuk dikenali. Analisis kuantitatif reaksi asam – basa, dan pembentukan senyawa
berkaitan dengan penetapan berapa banyak kompleks.
suatu zat terkandung di dalam suatu sampel.
Pengembangan teknik analisis kolorimetri
Beberapa teknik analisis kuantitatif yang umum
dengan menggunakan alat yang sederhana dan
digunakan di dalam laboratorium antara lain :
relatif mudah penggunaannya telah dilakukan
analisis gravimetri, titrasi, dan kolorimetri.
oleh beberapa peneliti diantaranya telah
Kolorimetri merupakan suatu teknik analisis
melakukan penelitian dengan menggunakan alat
kuantitatif untuk sampel berwarna, yang
scanner dan teknik pencitraan digital dari sampel
digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan pewarna makanan [2]. Kelompok
zat berdasarkan intensitas cahaya warna larutan
tersebut berhasil membuat kurva standar dari
[1]. Pesatnya kemajuan teknologi mendorong
larutan pewarna makanan berwarna kuning.
ditemukannya instrumentasi – instrumentasi
Kurva standar yang dihasilkan merupakan hasil
yang semakin canggih untuk analisis kolorimetri.
pengolahan data dengan teknik pencitraan
Alat yang digunakan dalam analisis kolorimetri
digital. Di mana hasil pencitraan digital diperoleh
diantaranya spektrofotometer UV-Vis.
1 (satu) buah kurva standar untuk salah satu
Keberadaan alat – alat praktikum yang canggih
komponen warna RGB yaitu komponen warna
cenderung menimbulkan permasalahan dalam
BLUE (B) dari larutan sampel pewarna makanan
hal pengadaan untuk kebutuhan laboratoirum
berwarna kuning. Peneliti lainnya [3] melakukan
khususnya di tingkat SMU/MA. Di sekolah
pembuatan kurva standar masing – masing dari
sekolah SMU/MA, alat spektrofotometer UV-Vis
larutan ion NH4⁺, PO43⁻, Br⁻, NO3⁻, dengan
jarang sekali dimiliki dikarenakan harganya yang
menggunakan alat scanner dan pengolahan data
relatif mahal. Dampak yang ditimbulkan adalah
menggunakan teknik pencitraan digital.
kegiatan praktikum di sekolah SMU/MA menjadi
Intensitas cahaya warna yang dihasilkan oleh
terbatas padahal kegiatan praktikum sangat
setiap larutan berwarna setara dengan
konsentrasinya. Hasil yang diperoleh dalam A. Pembuatan larutan baku besi(III) 100 ppm
penelitian ini adalah kurva standar untuk
Padatan NH4Fe(SO4)2.12H2O sebanyak
komponen warna RGB, yaitu komponen warna
0,0863 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam
RED (R), GREEN (G), dan BLUE(B) untuk setiap
labu takar 100 mL. Selanjutnya, sedikit aquadest
sampel yang diukur, tidak hanya salah satu
dan 4 tetes HCl pekat 37 % ditambahkan ke
warna yang digunakan sebagai kurva
dalam labu takar, kemudian padatan tadi
standarnya seperti yang dilakukan oleh peneliti
dilarutkan sambil dikocok sampai larut sempurna.
sebelumnya (Douglas, dkk., 2009). Kelebihan
Aquadest ditambahkan ke dalam labu takar
pengukuran dengan metoda pencitraan digital
sampai tanda batas dan dikocok hingga
yaitu jumlah bahan yang digunakan untuk
homogen.
penelitian menjadi lebih sedikit dan lebih hemat.
Berdasarkan hasil yang dilaporkan oleh kedua
kelompok peneliti tersebut (Shane, dkk., 2006 B. Pembuatan larutan standar besi(III) dengan
dan Douglas, dkk., 2009), alat scanner dan konsentrasi (0,3 – 2 ppm)
teknik pencitraan digital dapat digunakan Larutan baku besi(III) 100 ppm sebanyak 0,3
sebagai alat sederhana dalam analisis kuantitatif mL, 0,5 mL, 1 mL dan 2 mL masing – masing
dengan metoda kolorimetri. Dalam penelitian ini, dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan
alat scanner dan teknik pencitraan digital kemudian larutan HNO3 4 M (3 mL) dan KSCN 2
digunakan untuk mengukur kadar besi(III) dalam M (5 mL) ditambahkan ke dalam setiap labu
sampel air sumur, dimana larutan besi(III) takar tersebut dan campuran tersebut dikocok
direaksikan dengan larutan tiosianat dan sampai homogen. Masing – masing larutan
menghasilkan larutan senyawa kompleks yang tersebut diencerkan dengan aquadest sampai
berwarna. Hasil pengukuran tersebut tanda batas labu takar dan dikocok sampai
dibandingkan dengan hasil pengukuran homogen. Setelah larutan homogen, larutan
spektrofotometer UV-Vis, guna mengevaluasi standar besi(III) tersebut dimasukkan ke dalam
apakah alat scanner dan teknik pencitran digital tabung reaksi dan diberi label sesuai urutan
dapat digunakan sebagai alat alternatif yang konsentrasi dan kemudian larutan diukur pH-nya.
sederhana dan relatif murah untuk analisis Larutan blanko dibuat dari campuran HNO3 4 M
kuantitatif kolorimetri. Selain itu, hasil penelitian (3 mL) dan KSCN 2 M (5 mL) yang ditambahkan
ini diharapkan dapat digunakan dalam kegiatan aquadest sampai tanda batas labu takar dan
praktikum di SMU/MA, serta materi praktikum kemudian dikocok sampai homogen.
berbasis analisis kolorimetri yang dapat
dikembangkan oleh guru – guru SMU/MA. C. Penyiapan larutan sampel (air sumur)
Hasil ekstrapolasi absorbansi sampel pada Tabel 2. Hasil pengukuran intensitas cahaya
kurva kalibarsi larutan standar besi(III) diperoleh komponen warna RGB larutan standar
sebesar 0,856 ppm. Kandungan kadar besi(III) besi(III) dan sampel
yang terukur masih dalam batas aman untuk
dikonsumsi di mana standar kualitas air yang
aman berada pada rentang 0.3 – 1 ppm [5]. Intensitas Cahaya Komponen
Warna RGB
Konsentrasi
(ppm) (I)
Referensi
[1] Harvey, D., 2000. Modern Analytical
th
Chemistry. 6 ed., McGraw – Hill
Companies, Inc, United States of America.
[2] Kohl, K.S., Landmark, D.J., Stickle, F.D.,
2006. Demonstration of Absorbance Using
Digital Color Image Analysis and Colored
Solutions. J. Chem. Educ., 83(4), 644.
[3] Soldat, J.D., Barak, P., Lepore, J.B., 2009.
Microscale Colorimetric Analysis Using a
Desktop Scanner and Automated Digital
Image Analysis. J. Chem. Educ., 86(5), 617.
[4] Day, A.R., Underwood, L.A., 2002. Analisis
th
Kimia Kuantitatif. 6 ed., Erlangga, Jakarta.
[5] Joko, T., 2010. Unit Produksi dalam Sistem
Penyediaan Air Minum. 1th ed.,. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
[6] Fessenden, J.R., Fessenden, S.J., 2010.
th
Dasar – dasar Kimia Organik. 1 ed.,
Binarupa Aksara Publisher, Ciputat –
Tangerang.
Djulia Onggo
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Institut Teknologi Bandung
djulia@chem.itb.ac.id
Irma Mulyani
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Institut Teknologi Bandung
irma@chem.itb.ac.id
*Corresponding author