Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

MASTERPLAN, SITE PLAN, DED PENGEMBANGAN KAWASAN


KOTA, PERMUKIMAN, DAN INDUSTRI
KAB. INDRAMAYU
PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN ANGGARAN
2018

UNIT ORGANISASI : PT. ARTHALOKA


BINANGUN…………………………………………………………

SATKER : PENGEMBANGAN KAWASAN AGRO METROPOLIS


AL – MATARAM MADANIA INDRAMAYU DAN
SEKITARNYA
KERANGKAN ACUAN KERJA

MASTERPLAN, SITE PLAN, DED PENGEMBANGAN KAWASAN KOTA,


PERMUKIMAN, DAN INDUSTRI
KAB. INDRAMAYU
PROVINSI JAWA BARAT
(Kontraktual)

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan Cikamurang,Indramayu merupakan wilayah yang secara geografis
mempunyai fungsi utama mempertahankan kedaulatan negara dan
kesejahteraan masyarakat. Wilayah yang dimaksud adalah bagian wilayah
provinsi, kabupaten atau kota yang memiliki hubungan fungsional (keterkaitan).

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-


2019 yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015,
Pemerintah akan mengurangi kesenjangan antar wilayah dalam suatu
kerangka pengembangan wilayah pada kawasan perkotaan dan perdesaan,
tertinggal, strategis, dan kawasan Indramayu dengan pengembangan
diarahkan untuk mewujudkan kawasan Kota Mandiri sebagai halaman depan
negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman, melalui pendekatan
keamanan (security approach) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
(prosperity approach).

Menindaklanjuti, berdasarkan latar belakang dimaksud, serta dalam rangka


mendukung pelaksanaan program pengembangan kawasan Mandiri, maka
diperlukan kegiatan jasa konsultan penyusunan Master Plan Site Plan, DED
Pengembangan Kawasan Infrastruktur Industri dan Permukiman Khusus
termasuk prasarana dan sarana penunjang di kawasan Ponpes Kab.
Indramayu Provinsi Jawa tengah sesuai dengan syarat, spesifikasi teknis dan
gambar yang direncanakan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksudpekerjaan jasa konsultan penyusunan Masterplan, Siteplandan DED
Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus dan Industri di kawasan Kota
mandiri Jawa Barat Kabupaten Indramayu ini adalah menyusun satu design
guideline bagi kawasan tersebut guna menggariskan kawasan Industri ,
pemukiman khusus yang tertata dengan baik.

Tujuan pekerjaan jasa Konsultan ini adalah membantu Pengguna Jasa untuk:
- Menyusun Masterplan kawasan dan Masterplan sistim Infrastruktur per
masing-masing infrastruktur; menyusun Site plan sub kawasan;
- Menyusun DED seluruh Infrastruktur yang meliputi kegiatan rehabilitasi dan
perbaikan infrastruktur eksisting dan peningkatan atau pembangunan
infratsruktur yang baru;
- Melakukan identifikasi arah pengembangan kawasan dan kebutuhan
infrastruktur dengan konsep peningkatan pelayanan guna mengoptimalkan
potensi ekonomi dengan pusat penghasil bahan baku ke Centra industry
dan pemasaran;

1
- Tersusunya bianis plan di kawasan Kota Mandiri termasuk penyusunan
organisasi pengelola.

1.3 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dengan penyusunan Masterplan, Siteplan dan
DEDdi lokasi (Jawa Barat) Kabupaten Indramayu ini adalah:

1. tersedianya data dasar perumahan dan permukiman di kawasan


perencanaan, sehingga masih dapat digunakan (valid) sampai 20 tahun
mendatang;
2. terdokumentasikannya data dan informasi rencana kerja pihak-pihak
terkait, serta persoalan-persoalan yang menyangkut pelaksanaan teknis
pembangunan permukiman baru;
3. tersusunnya analisis masalah-masalah yang memerlukan penanganan
penyelesian/ perbaikan/ penambahan/ penyesuaian dan/ atau keterpaduan
pembangunan prasarana sarana yang dibutuhkan pada tingkat lingkungan/
komunal/kawasan di bidang permukiman agar dapat mencapai hasil
perencanaan efisien, efektif, dan optimal;
4. tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang KPBPA
2016 - 2035, dalam format peta perencanaan dan daftar tabel perencanaan
pembangunan;
5. tersedianya Masterplan Kawasan, Masterplan sistim Infratsruktur untuk
masing-masing infrastruktur;
6. Tersedianya Siteplan masing-masing sub kawasan dalam bentuk gambar
delineasi 3 Dimensi dan daftar tabel perencanaan pembangunanuntuk
masing-masing sub kawasan yang akan dibangun;
7. tersedianya dokumen DED untuk setiap infrastruktur yang akan dibangun
baik rehabilitasi dan perbaikan infrastruktur eksisting maupun peningkatan
atau pembangunan infratsruktur yang baru dalam format gambar, tabel
rincian perkiraan biaya dan rencana kerja dan syarat;
8. tersedianya bisnis plan pengelolaan kawasan pemukiman khusus lengkap
dengan indikasi bentuk dan tahapan investasi, organisasi pengelola
kawasan serta recana pengembangan bisnis di kawasan perbatasan;
9. tersusunnya dokumen yang dilengkapi dengan rekomendasi dan masukan
teknis tindak lanjut, berupa dokumen lelang pekerjaan pembangunan
infrastrukturdi kawasan tersebut.

1.4 Lokasi Kegiatan


Lokasi penyusunan Masterplan, Siteplan dan DED dilaksanakan di Kantor
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan , RUKO, RSO Grand Galaxy City Blok
D ,No 1, Bekasi Jawa Barat.
Lokasi kegiatan perencanaan adalah di areal infrastrukur Industri dan
pemukiman khusus Cikamurang Indramayu (Jawa Barat) Kabupaten
Indramayu Provinsi Jawa Tengah.
Data Lokasi:
a. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain informasi yang diberikan dalam KAK ini;
b. Konsultan harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
melaksanakan tugasnya. Kesalahan dan kelalaian pekerjaan sebagai
akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan.

2
1.5 Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan ,Satuan Kerja Pengembangan
Kawasan Tahun Anggaran 2018 dengan total pagu anggaran sebesar Rp.
20.000.000.000,- (DuaPuluh Milyard Rupiah).

1.6 Nama dan Organisasi Kegiatan


Nama PPK :
Satuan Kerja : Pengembangan Kawasan Industri dan Permukiman
Mandiri.
Unit Organisasi : …………………………….

2. DATA PENUNJANG
2.1 Data Dasar
Kerangka Acuan Kerja merupakan data awal yang harus dipenuhi atau
diperhatikan. Setiap pengadaan data dan informasi harus diupayakan oleh
Konsultan/Penyedia Jasa. Pengguna jasa akan menyediakan hasil identifikasi
awal kebutuhan mendesak pembangunan prasarana dan sarana inftarsuktur
pemukiman khusus dilokasi Cikamurang Dan Sekitarnya (Jawa Barat )
Kabupaten Indramayu setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja.
Penyedia jasa diwajibkan melakukan explorasi data sekunder yang sudah
dilakukan baik oleh intansi yang ada di pusat maupun yang ada di daerah
untuk sinkronisasi program pengembangan kawasan perbatasan. Sinkronisasi
program ini diperlukan untuk masukan dalam penyusunan Masterplan, Siteplan
dan DED.

2.2 Standar Teknik


1. Metode analisis yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan, sekurang-
kurangnya terdiri dari:
a. dalam penyusunan Masterplan:
- Analisa Daya Tampung (Carrying Capacity);
- Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman;
- Analisa Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur Permukiman;
- Analisa Kelembagaan;
- Analisa Kelayakan Pembiayaan dan Kelayakan Sosial dalam
pemilihan konsep dan strategi pengembangan perumahan dan
permukiman; dan
- Analisa lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. dalam penyusunan Rencana Tapak/Siteplan:
- Analisis Kedekatan Fungsional;
- Analisis Lapisan Batuan;
- Analisis Mitigasi Bencana.
c. dalam penyusunan DED
- Analisis Struktur Bangunan Gedung;
- Analisis Unit Air Baku, Unit Produksi, dan Unit Distribusi (khusus
untuk jaringan air bersih dan jaringan air minum;
- Analisis unit dan distribusi jaringan listrik, telekomunikasi dan
energi;
- Analisis Sirkulasi Lalu-lintas (khusus untuk sistem jaringan jalan).
2. Dalam kegiatan perencanaan seperti yang dimaksud pada KAK ini,
Konsultan/Penyedia Jasa harus memperhatikan persyaratan-persyaratan
serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

3
a. Persyaratan Umum Pekerjaan; Setiap bagian dari kegiatan
perencanaan harus dilaksanakan secara benar dan tuntas dan
memberikan hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh
Pengguna Jasa/Tim Teknis dan Instansi terkait lainnya;
b. Persyaratan Obyektif; Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan
pengamanan yang obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang
menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian
pekerjaan;
c. Persyaratan Fungsional; Kegiatan pelaksanaan perencanaan baik
yang menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus
dilaksanakan dengan profesionalisme dan tanggungjawab yang tinggi
sebagai Konsultan perencana.
d. Persyaratan Prosedural; Penyelesaian administrasif sehubungan
dengan pelaksanaan tugas/pekerjaan di lapangan harus dilaksanakan
sesuai dengan prosedurprosedur dan peraturan-peraturan yang
berlaku.
e. Kriteria Lain-lain; Selain kriteria di atas, untuk kegiatan perencanaan
berlaku pula ketentuan-ketentuan yang bersifat teknis seperti standar,
pedoman, dan peraturan yang berlaku, antara lain RDTR,
RUTRK/RIK, RDTRK/RBWK, RTRK/RTK, RTBL, REPETADA,
SARLITA, POLDAS, Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan,
standar yang berkaitan dengan bangunan gedung dan fasilitas
pendukungnya, standar yang berkaitan dengan infratsrukur baik
sarana jalan/jembatan, standar yang berkaiatan dengan sarana
sanitasi dan air minum dan standar teknis lainnya diataranya PBI,
SKBI, PKKI, PUIL, SKSNI, SNI, dll.

2.3 Studi-studi terdahulu


Pengguna jasa akan menyediakan hasil studi terdahuluberupa hasil studi
identifikasi awal kebutuhan mendesak di kawasan Indramayu yang akan
disediakan setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja.Selain itu,
konsultan harus mengumpulkan data-data baik primer maupun sekunder untuk
kelengkapan penyusunan Masterplan, Siteplan, dan DED ini.

2.4 Referensi Hukum


1. Peraturan terkait dengan kawasan antara lain:
- Undang-Undang Nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara;
- Peraturan Presiden Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
- Peraturan Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1
tahun 2011 tentang Desain Besar Pengelolaan Batas Wilayah Negara
dan Kawasan Perbatasan Tahun 2011-2025;
- Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
2. Peraturan terkait dengan penyusunan Master Plan, Site Plan dan DED
antara lain:
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-
Pokok Agraria;
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
- Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
- Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;

4
- Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2002 Tentang Pertahanan
Negara;
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN);
- Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
- Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah;
- Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
- Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan
Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat Dalam Penataan Ruang;
- Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat
Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan
Tanah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
- Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
- Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
- Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
- Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;
- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air;Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2008 tentang
Air Tanah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan
Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman
Hutan Raya, Dan Taman Wisata Alam;
- Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
- Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan
Budi daya;
- Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
- Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

5
- Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30/PRT/M/2006 tanggal 1
Desember 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006 tanggal 1
Desember 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 20 /PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi,
Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 41 /PRT/M/2007 Tentang
Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di
Kawasan Perkotaan;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tanggal
30 Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tanggal
30 Desember 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan Gedung;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di
Kawasan Perkotaan;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 tahun 2011 tentang
Pedoman RDTR dan Peraturan Zonasi untuk Kabupaten / Kota;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2014 tanggal 4
Agustus 2014 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;
- RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) /RIK (Rencana Induk
Kota);
- RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) /RBWK (Rencana Bagian
Wilayah Kota);
- RTRK (Rencana Teknik Ruang Kota) / RTK (Rencana Terinci Kota);
- Produk pengaturan ruang kota lainnya yang mengikat pada kawasan
yang bersangkutan;
- Produk Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung.
- Rencana pembangunan tahunan yang berlaku di daerah (REPETADA,
SARLITA, POLDAS).
3. Peraturan dan standar-standar teknis antara lain PBI,SKBI, PKKI, PUIL,
SKSNI dan SNI, dll.

2.5 Lingkup Kegiatan


1. Lingkup kegiatansekurang-kurangnya meliputi:
- Penyusunan masterplan kawasan pemukiman khusus yang
meliputi struktur ruang pengembangan kawasan, fungsi masing-
masing sub kawasan dan struktur sistem infrastruktur baik
intrakawasan maupun keterkaitan dengan kawasan
hinterlannya(terkait dengan infrastruktur yang direncanakan dalam

6
masterplan rencana tata ruang wilayah kabupaten, provinsi dan
nasional);
- Penyusunan siteplan masing-masing sub kawasan;
- Penyusunan masterplan sistim infrastruktur untuk masing-masing
infrastruktur;
- Penyusunan DED lengkap dengan perhitungan rencana perkiraan
biaya dan rencana kerja dan syarat untuk setiap infrastruktur baik
perbaikan eksisting maupun pembangunan infrastruktur yang
direncanakan akan dibangun baru.
- Penyusunan rencana pengelolaan bisnis infrastruktur kawasan
pemukiman khusus;
- Penyusunan dokumen lelang pekerjaan konstruksi.
2. Lingkup substansi materi
Ruang lingkup substansi materi Pekerjaan Penyusunan Masterplan,
Siteplan dan DED Pengembangan Kawasan Indramayudimaksud
sekurang-kurangnya memuat tentang:
- Basis data kawasan perencanaan;
- Identifikasi kendala pembangunan kawasan permukiman khusus di
perbatasan (perbaikan, rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur
baru);
- Proyeksi kebutuhan infrastruktur sampai 20 tahun yang akan
datang;
- Penyusunan masterplan kawasan yang meliputi struktur ruang
pengembangan kawasan, fungsi sub kawasan dan struktur sistim
infratsuktur baik di intrakawasan maupaun keterkaitan dengan
kawasan hinterlannya.
- Penyusunan masterplan sistim infrastruktur yang sekurang-
kurangnya terdiri dari:
a. Masterplan sistim penyediaan air minum;
b. Masterplan sistim jaringan jalan dan transportasi;
c. Masterplan sistim drainase;
d. Masterplan sistim pengelolaan limbah, sampah dan sanitasi;
e. Masterplan sistim jaringan listrik, telekomunikasi dan energi;
f. Masterplan tata bangunan dan lingkungan.
- Penyusunan siteplan sub kawasan infrastruktur pemukiman khusus
perbatasan yang sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Peta tematik kavling blok perumahan;
b. Peta tematik kavling blok fasilitas sosial, kebudayaan,
kesehatan;
c. Peta tematik kavling blok fasilitas pendidikan;
d. Peta tematik kavling blok Balai Latihan Kerja;
e. Peta tematik kavling blok industri dan perdagangan;
f. Peta tematik kavling blok fasilitas pasar, ruko, dan terminal;
g. Peta tematik kavling blok perkantoran pemerintahan;
h. Peta tematik kavling blok perkantoran non-pemerintahan;
i. Peta tematik ruang bermain/taman/tempat rekreasi/sarana dan
prasarana olah raga;
j. Peta tematik jaringan jalan dan drainase;
k. Peta tematik jaringan air minum;
l. Peta tematik sistim pengelolaan limbah, sampah dan sanitasi;
m. Peta tematik jaringan listrik, telekomunikasi dan distribusi
energi.

7
- Detailed Engineering Design (DED) lengkap dengan album
gambar, RAB, RKS dan Analisa Perhitungan Volume,
pembangunan infrastruktur kawasan pemukiman khusus
(perbaikan, peningkatan dan pembangunan baru) di Kawasan
perbatasan yang sekurang-kurangnya meliputi:
a. Gambar Konsep Prototype Rumah (Kecil, Sedang, Besar) dan
Rumah Susun untuk Perumahan Baru di kawasan perbatasan;
b. Gambar Konsepbangunan Rumah Sakit;
c. Gambar Konsepruang pertemuan (hotel, confrension hall, dll);
d. Gambar KonsepSport Hall;
e. Gambar Konsepbangunan balai latihan kerja;
f. Gambar Konsepbangunan sarana dan prasarana pendidikan;
g. Gambar Konsep bangunan perkantoran pemerintahan;
h. Gambar Konsep bangunan perkantoran non-pemerintahan;
i. Gambar Konseplingkungan industri dan perdagangan;
j. Gambar DED jaringan air bersih;
k. Gambar DED jaringan air minum;
l. Gambar DED jaringan gas;
m. Gambar DED jaringan listrik dan telekomunikasi;
n. Gambar DED jaringan drainase;
o. Gambar DED sistem sanitasi;
p. Gambar DED sistem pengelolaan limbah
q. Gambar DED sistem pengolahan persampahan (lokal dan
komunal);
r. Gambar DED jaringan jalan (arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan
jalan lingkungan dan penetrasi);
s. Gambar DED prototype Taman/tempat
bermain/Rekreasi/sarana dan prasarana olah raga.
- Rencana bisnis pengelolaan kawasan inftarsuktur permukiman di
perbatasan, yang memuat antara lain:
a. Skala prioritas dan indikasi pentahapan kegiatan investasi
Pemerintah dengan partisipasi Dunia Usaha, serta masyarakat
lokal;
b. Rencana aksi sesuai prioritas terpilih dan pentahapan;
c. Pengaturan kelembagaan dan mekanisme penyelenggaraan
Pembangunan Kawasan.
- Penyusunan dokumen lelang pekerjaan konstruksi pembangunan
kawasan infrastruktur pemukiman khusus;
- Jangka waktu perencanaan Penyusunan Masterplan adalah 20
(dupuluh tahun), yaitu tahun 2017–2036;
- Kedudukan Masterplan, Rencana Tapak/Siteplan, dan Detailed
Engineering Design (DED).
3. Metodologi
Metodologi yang dilakukan dalam kegiatan Penyusunan Masterplan,
Siteplan dan DED Pengembangan Kawasan Infrastruktur Permukiman
Khusus di perbatasan ini dilakukan dengan metode studi literatur (desk
study) dan studi lapangan (field study) atau survey dengan mengumpulkan
data sekunder dan primer. Secara garis besar tahap kegiatan meliputi:
- Tahap survey awal, sosialisasi awal dan pendataan
Pada tahap ini konsultan/penyedia jasa sekurang-kurangnya
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. persiapan;
b. pengumpulan data dan informasi:

8
 Data sekunder yang meliputi data sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, sumberdaya buatan serta sumber daya
ekonomi dan kebijakan-kebijakan pusat, provinsi dan kota.
Sedangkan data primer merupakan data yang diperoleh dari
lapangan/langsung dari pengukuran langsung, pemetaan,
wawancara dengan masyarakat baik melalui kuesioner,
wawancara, pengamatan lapangan, konsultasi, seminar dan
sebagainya;
 Kemudian dilanjutkan dengan kajian-kajian, melakukan
konsultasi, membuat rumusan-rumusan dengan stakeholder.
Data/informasi tersebut divalidasi dan diklarifikasi serta
ditabulasi yang kemudian dianalisis dengan metode-metode
yang sesuai dengan kondisi data dan wilayahnya;
 Konsultan/Penyedia Jasa wajib melakukan diskusi
pembahasan dengan pakar, dinas/instansi terkait, lembaga
swadaya masyarakat, wakil masyarakat, tokoh masyarakat,
lembaga profesi dan lainnya baik di provinsi maupun di
daerah.
c. Analisis data;
d. Perumusan Skenario, dan Pilihan Strategi Pembangunan;
e. Perumusan Rencana Bisnis
- Tahap penyusunan Masterplan kawasan dan Masterplan sistim
infratsuktur
Dalam tahap ini, hasil penyusunan perumusan skenario, dan pilihan
strategi pembangunan, serta rencana bisnis tahap sebelumnya diperinci
dan dimantapkan secara substansial. Didalam mewujudkan masterplan
kawasan, konsultan harus melakukan perhitungan prediksi daya
tampung. Dari predeksi ini akan diketahui:
a. Kebutuhan rumah;
b. Kebutuhan fasilitas sosial dan umum;
c. Kebutuhan ekonomi;
d. Kebutuhan infrastruktur.
Pada tahap ini merupakan proses sosialisasi dan uji terap terhadap
naskah Masterplan, dan terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut:
a. Pendetilan Rancangan
b. Penyiapan Perangkat Pelaksanaan
c. Penyepakatan dengan stakeholder instansi Nasional terkait.
- Tahap penyusunan Rencana Tapak/Siteplan sub kawasan
Dari Masterplan kawasan dan Masterplan sistim infratsutkur kemudian
didetailkan menjadi rencana tapak/siteplan dan Detailed Engineering
Design (DED) dengan petimbangan teknis yang jelas. Adapun kegiatan
dalam tahapan ini adalah kegiatan studio arsitektural, teknik bangunan,
dan asistensi teknis.
Dalam konteks mitigasi bencana dalam hubungannya dengan
penyusunan disain, konsultan harus mengidentifikasi jenis becana yang
mungkin timbul di lokasi kegiatan;
Untuk kegiatan penyusnan DED, diperlukan penelitian tanah untuk
mendukung struktur bangunan.
- Tahap Evaluasi dan Pelaporan
Tahapan ini terdiri dari kegiatan supervisi, pemantauan, serta
evaluasi akhir, dengan rincian sebagai berikut:
a. Supervisi;
b. Pemantauan, terdiri dari:

9
 Review terhadap proses dan prosedur pemberian perijinan
perbaikan, peningkatan dan pengembangan kawasan
infrastruktur eksisting dan baru;
 Review terhadap pemanfaataan ruang kawasan perumahan
dan permukiman yang pembangunanmnya memberikan
dampak besar terhadap berlangsungnya kegiatan
berkehidupan dan perikehidupan masyarakat;
 Review tengah tahunan sebagai bahan masukan untuk
penyusunan program tahunan yang akan berjalan,
pengandalian arah dan sasaran target serta terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan lokal.
c. Evaluasi

2.6 Keluaran
Keluaran dari kegiatan ini sekurang-kuranya adalah sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya terdiri dari rencana kerja dan
rencana pencapaian sasaran (alur pikir dan jadwal penyusunan
penyelesaian pekerjaan), format-format survey, hasil diskusi pembahasan
awal.
b. Laporan antara sekurang-kurangnya terdiri dari:
- laporan pengumpulan data sekuder terdiri dari dokumen studi terkait,
Dokumen penataan ruang/zoning regulation, peraturan terkait
kawasan dan pengembangan perbatasan, peta kontur, peta
perpetakan lahan, Jaringan air bersih, drainase, jalan, persampahan,
listrik, komunikasi, transportasi, dll., Profil permukiman, standar harga
satuan setempat;
- laporan pengumpulan data primer terdiri dari foto kondisi eksisting,
ambar kondisi eksisting (siteplan, denah kontur, denah vegetasi, dll.,
hasil tes tanah (sondir boring);
- Analisis awal terkait dengan kondisi eksisting dan analisis awal
pengembangan alternatif konsep, pola pikir dan struktur materi;
- Konsep awal/studi master plan dan desain kawasan perumahan
khusus.
c. Laporan Preliminary Desain, sekurang-kurangnya terdiri dari:
- Penyusunan Masterplan dan Siteplan yang meliputi:
1) Delineasi kawasan penyusunan Masterplan dan Siteplan;
2) Analisis kondisi dan potensi fisik kawasan;
3) Analisis kebutuhan pengembangan kawasan (rencana aktivitas,
kebutuhan ruang, hubungan antar ruang dll);
4) Arahan pengembangan infrastruktur (sirkulasi, system parker,
utilitas, dll);
5) Rencana tapak dan masa bangunan, rencana ruang terbuka
hijau, rencana vegetasi, dll.;
6) Konsep dasar perancangan dan prinsip-prinsip perencanaan dan
perancangan, dengan pertimbangan keberlanjutan dan criteria
tampilan (performance criteria), serta mencakup komponen
penataan perencanaan dan perancangan sebagai berikut:
 Peta kawasan, peta kontur kawasan dan struktur kawasan;
 Jalur konektivitas kawasan;
 Tata guna lahan, fungsi Area/Blok kawasan;
 Jaringan infrastruktur dan utilitas kawasan serta Lingkungan;
 Kepadatan dan intensitas;
 Ruang terbuka hijau dan lansekap lingkungan;
 Elemen ruang luar (landmark, vista, focal point, dll.);

10
 Pengelolaan limbah kawasan.
7) Studi Spatial Analysis dengan ArcGIS;
8) Studi 3D Image.
- Penyusunan pengembangan DED & Dokumen Lelang yang meliputi:
1) Penyusunan dan indikasi konsep design untuk seluruh
infrastruktur, bangunan dan fasilitas penunjang yang meliputi
perbaikan dan peningkatan bangunan eksisting maupun
pembangunan baru;
2) Pengembangan rancangan dan detail arsitektur infrastruktur,
bangunan dan lingkungan yang meliputi perbaikan dan
peningkatan bangunan eksisting maupun pembangunan baru;
3) Rancangan dan detail struktur, beserta uraian konsep dan
perhitungannya yang meliputi perbaikan dan peningkatan
bangunan eksisting maupun pembangunan baru;
4) Rancangan dan detail penghijauan dan tata bangunan serta
ruang luar infrastruktur dan bangunan yang meliputi perbaikan
dan peningkatan bangunan eksisting maupun pembangunan
baru;
5) Rancangan dan detail utilitas bangunan serta lingkungan dan
mekanikal elektrikal, beserta uraian konsep dan perhitungan
kontruksi yang meliputi perbaikan dan peningkatan bangunan
eksisting maupun pembangunan baru;
6) Perhitungan biaya pembangunan (perbaikan dan peningkatan
bangunan eksisting maupun pembangunan baru)lengkap dengan
bill of quantity (BQ) dan harga satuan pekerjaan (berdasarkan
HSBGN setempat);
7) Uraian bahan bangunan (spesifikasi secara garis besar);
8) Gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail, rincian
pembiayaan, pentahapan dan penjadwalan pembangunan
(dokumen pelelangan) untuk perbaikan dan peningkatan
bangunan eksisting maupun pembangunan baru;
9) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Laporan Akhir Sementara, sekurang-kurangnya terdiri dari:
- Laporan sementara bisnis plan pembangunan kawasan
- Laporan sementara Masterplan Kawasan, Masterplan Sub Kawasan
untuk masing-masing infrastruktur
- Laporan sementara Siteplan Sub Kawasan Infrastruktur pemukiman
khusus perbatasan;
- Laporan sementara Detailed Engineering Design (DED) untuk setiap
infrastruktur baik perbaikandan rehabilitasi infrastruktur eksisting dan
pembangunan infrastruktur yang baru;
- Laporan sementara Rencana Kerja dan Syarat;
- Laporan sementara Bill of Quantity (BQ);
- Laporan sementara Analisa Harga Satuan Pekerjaan Setempat
(berdasarkan HSBGN setempat);
- Laporan sementara Rencana Anggaran Biaya;
- Laporan sementara Dokumen Lelang pekerjaan Konstruksi;
- Album gambar sementara yang berupa peta tematik untuk masing-
masing sub kawasan, gambar DED untuk masing-masing infratsuktur
yang akan dikembangkan dan dibangun dan gambar teknis lainnya.
e. Laporan Akhir, merupakan hasil perbaikan dan penyempurnaan hasil
pembahasan laporan draft akhir yang terdiri dari:
- Dokumen Masterplan Kawasan dan masterplan Sub Kawasan untuk
masing-masing infrastruktur,
- Dokumen Siteplan Sub Kawasan masing-masing infrastruktur
pemukiman khusus perbatasan;

11
- Dokumen DED seluruh infrastuktur, bangunan dan fasilitas yang akan
dibangun baik perbaikan dan rehabilitasi bangunan eksisting mapun
pembangunan baru (Gambar DED, RAB/EE, Back up Perhitungan
Volume dan RKS);
- Dokumen lelang berupa dokumen pelelangan pekerjaan Konstruksi
berdasarkan syarat dan kualifikasi yang telah disetujui, dokumen
tambahan hasil penjelasan pekerjaan dan laporan hasil bantuan teknis
pada saat pelelangan;
- Album gambar berupa peta tematik untuk masing-masing sub
kawasan, gambar DED untuk masing-masing infratsuktur yang akan
dikembangkan dan dibangun dan gambar teknis lainnya.
- Image 3D Kawasan berupa Hasil Render 3D infrastuktur, bangunan
dan fasilitas dengan kualitas HD dengan render V–Ray, dan dapat
dibantu dengan tambahan photoshop didalam pengolahannya yang
menampilkan hasil perencanaan kawasan secara keseluruhan, baik
dalam view mata burung maupun mata normal;
- Laporan akhir dilengkapi dengan executive summary.
f. Laporan Pengawasan Berkala, merupakan laporan pegawasan aspek
perencanaan selama masa pelaksanaan konstruksi sampai dengan Serah
Terima I (Pertama)/PHO.

2.7 Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas yang disediakan Pengguna


Jasa
- Tidak ada fasilitas, peralatan dan material untuk pelaksanaan pekerjaan
yang disediakan oleh Pengguna Jasa. Seluruh kebutuhan peralatan dan
fasilitas dalam rangka pelaksanaan pekerjaan akan dialokasikan dalam
kontrak pekerjaan.
- Pengguna Jasa akan menetapkan Tim Teknis pekerjaan yang akan
bertugas mendampingi dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan. Selain
itu, Pengguna jasa juga akan menetapkan Tim Pemeriksa/Penerima Hasil
Pekerjaan dalam rangka penilaian prestasi kerja Konsultan/Penyedia Jasa.

2.8 Peralatan dan Material yang disediakan Penyedia Jasa


Konsultan/Penyedia Jasa diwajibkan untuk menyediakan segala perlengkapan
dan peralatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

2.9 Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Konsultan/Penyedia Jasa bertanggung jawab secara profesional atas hasil
pekerjaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang
berlaku. Dalam hal ini pekerjaan yang dilaksanakan harus bisa
dipertanggungjawabkan secara teknis dan administratif, sehingga dalam
melaksanakan tugasnya dan tanggungjawabnya harus mengacu pada standar,
pedoman (baik teknis maupun non teknis), dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku (baik tingkat pusat maupun daerah) secara profesional.
Secara umum tanggung jawab Konsultan/Penyedia Jasa antara lain namun
tidak terbatas pada:
a. Keluaran yang dihasilkan (Masterplan Kawasan, Masterplan Sistim
Infratruktur untuk masing-masing Infratruktur, Siteplan Sub Kawasan, dan
DED untuk seluruh Infrastruktur baik perbaikan dan rehabilitasi bangunan
eksisting dan pembangunan baru) harus memenuhi persyaratan standar
hasil karya perencanaan yang berlaku;
b. Keluaran yang dihasilkan (Masterplan Kawasan, Masterplan Sistim
Infratruktur untuk masing-masing Infratruktur, Siteplan Sub Kawasan, dan

12
DED untuk seluruh Infrastruktur baik perbaikan dan rehabilitasi bangunan
eksisting dan pembangunan baru) harus telah mengakomodasi batasan–
batasan yang telah diberikan oleh Pengguna Jasa dan atau pihak terkait,
termasuk melalui KAK ini, seperti terdiri dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan;
c. Keluaran yang dihasilkan (Masterplan Kawasan, Masterplan Sistim
Infratruktur untuk masing-masing Infratruktur, Siteplan Sub Kawasan, dan
DED untuk seluruh Infrastruktur baik perbaikan dan rehabilitasi bangunan
eksisting dan pembangunan baru) harus telah memenuhi semua perturan,
standar dan pedoman (teknis dan non teknis) yang berlaku.
d. Keluaran yang dihasilkan (Masterplan Kawasan, Masterplan Sistim
Infratruktur untuk masing-masing Infratruktur, Siteplan Sub Kawasan, dan
DED untuk seluruh Infrastruktur baik perbaikan dan rehabilitasi bangunan
eksisting dan pembangunan baru) merupakan hasil evaluasi perencanaan
termasuk evaluasi dampak yang ditimbulkan;
e. Tanggungjawab profesional tidak hanya Konsultan sebagai suatu
Perusahaan tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional yang terlibat.

2.10 Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan tugas Konsultan Penyusunan Master Plan, Site
Plan dan DED ini adalah selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
atau 6 (enam)bulan.

2.11 Kebutuhan Personil


Untuk itu dalam melaksanakan tugasnya, Konsultan/Penyedia Jasa harus
menyediakan tenaga-tenaga yang memenuhi kebutuhan kegiatan, baik ditinjau
dari lingkup atau besar kegiatan maupun tingkat kerumitan pekerjaan. Tenaga
ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:

Pengalaman Pendidikan/
No. Posisi Penugasan Jumlah
(Min.) Keahlian
A. Tenaga Ahli
1 Team Leader 1 Org 10 Tahun - Pendidikan
Minimal
Master(S2)
Urban
Planner;
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA) yang
dikeluarkan
oleh Asosiasi
Profesi yang
telah
disahkan oleh
LPJK.
2 Ahli Sipil 2Org 5 Tahun - Pendidikan
Sarjana Sipil
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian

13
Pengalaman Pendidikan/
No. Posisi Penugasan Jumlah
(Min.) Keahlian
(SKA) Sipil
yang
dikeluarkan
oleh Asosiasi
Profesi yang
telah
disahkan oleh
LPJK.
3 Ahli Arsitektur 2Org 5 Tahun - Pendidikan
Sarjana
Arsitektur
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA)
Arsitektur
yang
dikeluarkan
oleh Asosiasi
Profesi yang
telah
disahkan oleh
LPJK.
4 Ahli Lanscape 2Org 5 Tahun - Pendidikan
Sarjana
Arsitektur/
Arsitektur
Lanscape
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA)
Arsitektur
Lanscape
yang
dikeluarkan
oleh Asosiasi
Profesi yang
telah
disahkan oleh
LPJK.
5 Ahli Mekanikal/ 2Org 5 Tahun - Pendidikan
Elektrikal Sarjana
Mesin/Elektro
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA)
Elektrikal/
Mekanikal

14
Pengalaman Pendidikan/
No. Posisi Penugasan Jumlah
(Min.) Keahlian
yang
dikeluarkan
oleh Asosiasi
Profesi yang
telah
disahkan oleh
LPJK.
6 Ahli Lingkungan 1Org 5 Tahun - Pendidikan
Sarjana
Teknik
Lingkungan
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA)
Lingkunganya
ng
dikeluarkan
oleh Asosiasi
Profesi yang
telah
disahkan oleh
LPJK.
7 Ahli Planologi 1Org 5 Tahun - Pendidikan
Sarjana
Planologi
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA)
Perencanaan
Wilayah yang
dikeluarkan
oleh Asosiasi
Profesi yang
telah
disahkan oleh
LPJK.

8 Ahli Geodesi 1Org 5 Tahun - Pendidikan


Sarjana
Geodesi
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA) yang
dikeluarkan
oleh Asosiasi
Profesi yang
telah

15
Pengalaman Pendidikan/
No. Posisi Penugasan Jumlah
(Min.) Keahlian
disahkan oleh
LPJK.
B. Tenaga Pendukung
1 Asisten Tenaga Ahli 3 Org 3 Tahun - Pendidikan
Sipil Sarjana Sipil
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA).
2 Asisten Tenaga Ahli 3 Org 3 Tahun - Pendidikan
Arsitektur Sarjana
Arsitektur
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA).
3 Asisten Tenaga Ahli 3Org 3 Tahun - Pendidikan
Lansekap Sarjana
Arsitektur/
Arsitektur
Lanscape
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA).
4 Asisten Tenaga Ahli 3Org 3 Tahun - Pendidikan
Mekanikal/Elektrikal Sarjana
Mesin/Elektro
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA).
5 Asisten Tenaga Ahli 3Org 3 Tahun - Pendidikan
Lingkungan Sarjana
Teknik
Lingkungan
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA).
6 Asisten Tenaga Ahli 3Org 3 Tahun - Pendidikan
Planologi Sarjana
Planologi
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian

16
Pengalaman Pendidikan/
No. Posisi Penugasan Jumlah
(Min.) Keahlian
(SKA).
7 Asisten Tenaga Ahli 2Org 3 Tahun - Pendidikan
Geodesi Sarjana
Geodesi
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA).
8 Estimator 6 Org 3 Tahun - Pendidikan
Sarjana Sipil
Strata 1 (S1);
- Memiliki
sertifikasi
keahlian
(SKA).
9 Operator CAD/Drafter 6 Org 3 Tahun - Pendidikan
Diploma 3
(D3) Bidang
Sipil/Arsitektu
r;
- Memiliki
sertifikat
pelatihan
autocad.
10 Surveyor 6 Org 3 Tahun - Pendidikan
Diploma 3
(D3) Bidang
Teknik.
11 Operator Komputer 1 Org - - Minimal
SMU/SMK;
- Memiliki
sertifikat
pelatihan
komputer.
12 Sekretaris/Administrasi 1 Org - - Minimal
SMU/SMK;
- Memiliki
sertifikat
pelatihan
administrasi
atau
akuntansi;
- Mahir
menggunaka
n computer,
printer,
fotocopy,
faximile dan
internet

17
2.12 Jadwal Tahapan pelaksanaan Kegiatan
Bulan Ke -1 Bulan Ke -2 Bulan Ke -3 Bulan Ke -4 Bulan Ke -5 Bulan Ke -6
Kegiatan Konstruksi
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pers i a pa n

Survey
Penyus una n Ma s ter Pl a n
da n Si te Pl a n
Pengemba nga n Ra nca nga n
da n Penyus una n DED
DED Si a p Lel a ng da n
Penyus una n
Pros es Lel a ng Kons truks i

La pora n Akhi r

Penga wa s a n berka l a

2.13 Laporan
No Jenis Laporan Jumlah Durasi Waktu
1 Laporan Pendahuluan A4. 5 exs, 1 kali Diserahkan maksimal 7
(2 Asli dan 3 Copy) (tujuh) hari setelah
diterbitkannya SPMK
2 Laporan Antara A3. 5 exs, 1 kali Diserahkan maksimal 21
(2 Asli dan 3 Copy) (dua puluhsatu) hari
setelah Laporan
Pendahuluan diterima
3 Laporan Preliminary A3. 5 exs, 1 kali Diserahkan maksimal 42
Desain (2 Asli dan 3 Copy) (empat puluh dua) hari
setelah Laporan Antara
diterima
4 Laporan Akhir Sementara A3. 5 exs, 1 kali Diserahkan maksimal 77
(2 Asli dan 3 Copy) (tujuh puluh tujuh) hari
setelah Laporan
Preliminary Desain diterima

4 Laporan Akhir A3. 5 exs, 1 kali Diserahkan maksimal 21


(2 Asli dan 3 Copy) (dua puluh satu) hari
setelah Laporan Akhir
Sementara diterima.

- Dokumen Master Plan, A2. 5 exs, 1 kali Diserahkan bersama


Stie Plan dan Dokumen (2 Asli dan 3 Copy) dengan laporan akhir
DED
- Bill of Quantity, Analisa A4. 5 exs, 1 kali Diserahkan bersama
Harga Satuan dan (2 Asli dan 3 Copy) dengan laporan akhir
Engineer Estimate
- Rencana kerja dan A4. 5 exs, 1 kali Diserahkan bersama
syarat-syarat (2 Asli dan 3 Copy) dengan laporan akhir
- 3D Kawasan (kualitas 1 buah Diserahkan bersama
Rendering V ray HD) dengan laporan akhir
- Soft file seluruh data 1 TB. 1 bh x 1 kali Diserahkan bersama
dan laporan selama dengan laporan akhir
pelaksanaan kegiatan
dalam Hard Disk
External
- Laporan Executive A4. 5 exs, 1 kali Diserahkan bersama

18
No Jenis Laporan Jumlah Durasi Waktu
Summary (2 Asli dan 3 Copy) dengan laporan akhir
4 Laporan Pengawasan 5 exs, 5 kali Diserahkan setiap quarterly
Berkala pelaksanaan pekerjaan fisik
sampai dengan PHO

2.14 Ketentuan Tambahan


1. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat
dikembangkan lebih lanjut oleh Konsultan sepanjang keluaran akhir
dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan;
2. Pengguna Jasa dapat melakukan penggantian personil dengan
kualifikasi yang sama atau lebih bila kinerja personil yang bersangkutan
tidak mampu memenuhi produk yang diharapkan berdasarkan evaluasi
kinerja;
3. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang
representatif, baik jenis kertas, tulisan, maupun sampul dll.,

Jakarta, 20 Desember2017
PT. ARHALOKA BINANGUN

(……MOELYANTO…)

19

Anda mungkin juga menyukai