Anda di halaman 1dari 6

INFLAMASI

 Suatu respon imun yang kompleks terhadap pathogen atau stimulus yang lain seperti
luka (injury)
 Inflamasi atau peradangan merupakan proses perlindungan sel darah putih bersama
senyawa kimia lain dalam melindungi tubuh dari infeksi oleh benda asing, seperti
bakteri atau virus. Singkatnya inflamasi adalah respon jaringan tubuh terhadap
kerusakan. ( Dr. Ir. Paramawati, MSI. Dasyatnya manggis untuk menumpas
penyakit. 2014. Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka. )
 Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap
infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin,
serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan
sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan
sekitar dari penyebaran infeksi.( Adam, Syamsunir., 2014, DASAR – DASAR PATOLOGI
– seri
keperawatan, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta).

INFEKSI
 Suatu kondisi penyakit yang disebabkan oleh masuknya kuman pathogen atau
mikroorganisme lain ke dalam tubuh yang dpat menimbulakan reaksi tertentu. (Dr.
Lyndon Saputera.2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Binarupa
Aksara.)

MEKANISME TERJADINYA INFLAMASI


 Mula- mula akan terjadi vasokonstriksi yaitu penyempitan pembuluh darah terutama
pembuluh darah kecil (arteriol).
 Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari pembuluh arteriol yang tadinya
menyempit lalu diikuti oleh bagian lain pembuluh darah itu. Akibat dilatasi itu,maka
aliran darah akan bertambah sehingga pembuluh darah itu penuh berisi darah dan
tekanan hidrostatiknya meningkat, yang selanjutnya dapat menyebabkan keluarnya
cairan plasma dari pembuluh darah itu.
 Aliran darah menjadi lambat. Karena permeabilitas kapiler juga bertambah, maka
cairan darah dan protein akan keluar dari pembuluh darah dan mengakibatkan
darah menjadi kental.
 Marginasi leukosit

Pada sumber (Kumar,V.,Cotran,R.S.,Robbins,S.L.(2004). Buku ajar patologi. Edisi 7.


Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC).
1. Perubahan vaskular
Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan suatu yang
mendasar untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan aliran
darah dan permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena
terjadi dilatasi arteri lokal sehingga terjadi pertambahan aliran darah
(hypermia) yang disusul dengan perlambatan aliran darah. Akibatnya bagian
tersebut menjadi merah dan panas. Sel darah putih akan berkumpul di sepanjang
dinding pembuluh darah dengan cara menempel. Dinding pembuluh menjadi
longgar susunannya sehingga memungkinkan sel darah putih keluar melalui
dinding pembuluh. Sel darah putih bertindak sebagai sistem pertahanan untuk
menghadapi serangan benda-benda asing.
2. Pembentukan cairan inflamasi
Peningkatan permeabilitas pembuluh darah disertai dengan keluarnya sel darah
putih dan protein plasma ke dalam jaringan disebut eksudasi. Cairan inilah yang
menjadi dasar terjadinya pembengkakan.

MEKANISME INFLAMASI MENURUT SUNANTO,SKM.,M.Kes


Fase Inflamasi = Berlangsung sampai hari ke-3 sampai 5. Akibat luka terjadi
pendarahan, tubuh akan berusaha menghentikannya dengan
vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang terputus
(retraksi) dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena
keluarnya trombosit, trombosit mengeluarkan prostaglandin,
tromboksan, bahan kimia tertentu dan asam amino tertentu yang
mempengaruhi pembekuan darah, mengatur tonus dinding
pembuluh darah dan kemotaksis terhadap leukosit. Sel radang
keluar dari pembuluh darah secara diapedesis dan menuju
daerah luka secara kemotaksis. Sel Mast mengeluarkan serotinin
dan histamin yang meningkatkan permiabilitas kapiler, terjadi
eksudasi cairan oedema. Dengan demikian akan timbul tanda-
tanda radang. Leukosit, limfosit dan monosit menghancurkan dan
memakan kotoran dan kuman. Pertautan pada fase ini hanya
oleh fibrin, belum ada kekuatan pertautan luka sehingga disebut
fase tertinggal (lag phase). Berat ringannya reaksi radang ini
dipengaruhi juga oleh adanya benda-benda asing dari luar tubuh,
misalnya: benang jahit, infeksi kuman dll. Tidak adanya serum
maupun pus/nanah menunjukkan reaksi radang yang terjadi
bukan karena infeksi kuman tetapi karena proses penyembuhan
luka.

Mekanisme Inflamasi menurut (artikel Perawatan Luka Kronis dengan Modern


Dressing oleh Ronald W. Kartika, Bagian Bedah Jantung Paru dan Pembuluh
Darah. Wound Care/Diabetic Center, RS Gading Pluit, Jakarta)
Fase infl amasi:
 Hari ke-0 sampai 5.
 Respons segera setelah terjadi
injuri berupa pembekuan darah untuk
mencegah kehilangan darah.
 Karakteristik: tumor, rubor, dolor, color, fungsi laesa
 Fase awal terjadi hemostasis.
 Fase akhir terjadi fagositosis.
 Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi

PROSES TERJADINYA INFEKSI (Dr. Lyndon Saputera.2013. Pengantar Kebutuhan Dasar


Manusia. Jakarta : Binarupa Aksara.)
Proses infeksi dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut :
a. Proses Inkubasi : Periode saat masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam
tubuh hingga munculnya gejala Waktu yang dibutuhkan pada tahap ini berbeda-
beda.
b. Tahap Prodromal : Periode ini mulai munculnya gejala umum hingga munculnya
gejala spesifik. Pada tahap ini individu sangat infeksius, yaitu mudah menularkan
atau menyebarkan mikroorganisme pathogen kepada orang lain.
c. Tahap sakit : Periode yang ditandai dengan perkembangan gejala spesifik
yang dapat mebimbulkan menifestasi pada organ yang terinfeksi dan seluruh
bagian tubuh.
d. Tahapa Konvalensi : Periode ini dimulai dari penurunan gejala hingga individu sehat
kembali. Waktu yang dibutuhkan berbeda-beda dari setiap individu.
Dari ke-empat tahap tersebut melibatkan :
a. Agens Infeksius ( mikroorganisme)
Kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan infeksi tergantung antara lain
pada jumlah mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh, potensi mikroorganisme
tersebut menyebabkan penyakit (patogenisitas), kemampuan mikroorganisme
masuk ke dalam tubuh hospes, kerentanan hospes, dan kemampuan
mikroorganisme untuk hidup di dalam tubuh hospes
b. Sumber Infeksin(reservoir)
Reservoir merupakan habitat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme
yang antara lain dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan
setempat.
c. Pintu Keluar (portal of Exit)
Pintu keluar merupakan tempat mikroorganisme dapat meninggalkan reservoir.
Contoh pintu keluar :
1. Saluran pernapasan, yaitu hidung atau mulut ( pada saat bersin, batuk, bernafas
atau bicara)
2. Saluran pencernaan, yaitu mulut (melalui saliva atau muntahan) dan anus
(melalui feses)
3. Saluran perkemihan, misalnya melalui meatus uretra.
4. Saluran reproduksi, yaitu vagina ( melalui rabas vagina) atau meatus
uretra(melalui semen atau urine).
5. Darah dari luka terbuka, area tusukan jarum, dan setiap kerusakan pada
permukaan kulit yang utuh atau membrane mukosa.
d. Metode Penyebaran
Setelah keluar reservoir, mikroorganisme memerlukan cara atau metode untuk
dapat mencapai pintu masuk sehingga dapat memasuki tubuh hospes. Metode ini
disebut metode penyebaran dan secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Penyebaran langsung
Pada penyebaran langsung, mikroorganisme berpindah dari satu individu ke
individu lain, antara lain melalui sentuhan,gigitan, hub.seksual, atau percikan
ludah.
2. Penyebaran Tak Langsung
Mikroorganisme berpindah dari individu ke individu lain melalui bantuan media
atau vector.
a) Penyebaran Melalui Media (vehicle – borne transmission)
Media yang dapat dijadikan sarana atau perantara masuknya
mikroorganisme ke dalam hospes yang rentan antara lain makanan,
minuman, pakaian, peralatan makan dan minum, peralatan masak, serta
peralatan bedah.
b) Penyebaran Melalui Vektor ( vector – borne transmission)
Vektor adalah makhluk hidup, misalnya serangga dan mamalia yang dapat
berperan sebagai perantara penyebaran mikroorganisme. Contoh
penyebaran melalui vector adalah penyakit malaria oleh plasmodium
melalui gigitan nyamuk Anopheles.
3. Penyebaran Melaui Udara
Beberapa mikroorganisme dapat menyebar melalui udara, kemudian masuk ke
dalam tubuh hospes melalui pintu masuk yang sesuai. Penyebaran melalui udara
ini pada umumnya dapat ditemukan pada penyebaran penyakit pada sistem
pernapsan, misalnya penyakit influenza.
e. Pintu Masuk (portal of Entry)
Pintu masuk merupakan tempat masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh hospes.
Umumnya, mikroorganisme masuk ke dalam tubuh hospes melalui jalur yang sama
seperti reservoir, misalnya saluran pernapsan, pencernaan, reproduksi dan lain-lain.
f. Hospes yang rentan
Hospes adalah individu rempat mikroorganisme berkembang. Individu yang rentan
beresiko mengalami infeksi. Ketahanan atau resistansi individu terhadap
mikroorganisme pathogen yang masuk ke dalam tubuh dipengaruhi oleh banyak hal,
antara lain usia, status gizi atau nutrisi, heriditas, status imunisasi, terapi yang
dijalani, stress dan keletihan.

FAKTOR TERJADINYA INFLAMASI (Kumar,V.,Cotran,R.S.,Robbins,S.L.(2004). Buku ajar


patologi. Edisi 7. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.)

 Agen Kuman, Parasit, Jamur,dll


 Benda-benda tajam
 Suhu
 Berbagai jenis sinar
 Leukosit
 Zat-zat kimianya
 Tekanan darah

FAKTOR TERJADINYA INFEKSI


METODE PERAWATAN LUKA ZAMAN SEKARANG(artikel Perawatan Luka Kronis dengan
Modern Dressing oleh Ronald W. Kartika, Bagian Bedah Jantung Paru dan Pembuluh
Darah. Wound Care/Diabetic Center, RS Gading Pluit, Jakarta)

Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan
menggunakan moisture balance yang lebih dikenal dengan MODERN DRESSING, lebih efektif
untuk proses penyembuhan luka bila dibandingkan dengan cara konvensional.
1. Calcium Alginate
 Serat polisakarida : rumput laut
 Berikatan dengan exudat hingga menjadi sel
 Menyerap sedang hingga banyak eksudat
 Agen hemostatic : pengikat kalsium (ion Ca2+) pada koagulasi
 Bentuk
2. Hidrogel
Dapat membantu proses peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri.
Berbahan dasar gliserin/air yang dapat memberikan kelembapan; digunakan
sebagai dressing primer dan memerlukan balutan sekunder (pad/kasa dan
transparent film).Topikal ini tepat digunakan untuk luka nekrotik/berwarna
hitam/kuning dengan eksudat minimal atau tidak ada.
3. Film Dressing
Jenis balutan ini lebih sering digunakan sebagai secondary dressing dan
untuk luka-luka superfi sial dan non-eksudatif atau untuk luka post-
operasi.Terbuat dari polyurethane film yang disertai
perekat adhesif; tidak menyerap eksudat. Indikasi: luka dengan epitelisasi,
low exudate, luka insisi .Kontraindikasi: luka terinfeksi, eksudat banyak.
4. Hydrocolloid
Balutan ini berfungsi mempertahankan luka dalam suasana lembap,
melindungi luka dari trauma dan menghindarkan luka dari risiko infeksi,
mampu menyerap eksudat tetapi minimal; sebagai dressing primer atau
sekunder, support autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough.
Terbuat dari pektin, gelatin, carboxy-methylcellulose, dan elastomers.
Indikasi: luka berwarna kemerahan dengan epitelisasi, eksudat
minimal.Kontraindikasi: luka terinfeksi atau luka grade III-IV
5. Foam/ absorbant dressing
Balutan ini berfungsi untuk menyerap cairan luka yang jumlahnya sangat
banyak (absorbant dressing), sebagai dressing primer atau sekunder. Terbuat
dari polyurethane ; non-adherent wound contact layer, highly absorptive.
Indikasi: eksudat sedang sampai berat. Kontraindikasi: luka dengan eksudat
minimal, jaringan nekrotik hitam.
6. Dressing Antimikrobial
Balutan mengandung silver 1,2% dan hydrofi ber dengan spektrum luas
termasuk bakteri MRSA (methicillin-resistant Staphy-lococcus aureus).
Balutan ini digunakan untuk luka kronis dan akut yang terinfeksi atau berisiko
infeksi.Balutan antimikrobial tidak disarankan di-gunakan dalam jangka waktu
lama dan tidak direkomendasikan bersama cairan NaCl 0,9%
7. Antimikrobial Hydrophobic
Terbuat dari diakylcarbamoil chloride non- absorben, non-adhesif. Digunakan
untuk luka bereksudat sedang – banyak, luka terinfeksi, dan memerlukan
balutan sekunder.
8. Medical Collagen Sponge
Terbuat dari bahan collagen dan sponge.Digunakan untuk merangsang percepatan
pertumbuhan jaringan luka dengan eksudat minimal dan memerlukan balutan
sekunder.

KATA KUNCI
 VASODILATASI adalah pembesaran lumen pembuluh darah akibat relaksasi otot
polos sirkuler pembuluh darah terutama di arteriarteri besar, arteriol dan vena besar
lebih kecil. Vasodilatasi disebabkan oleh penggabungan asetaldehid dan protein
plasma. Antigen ini merangsang IgE dengan bantuan sel Th.
 Eksudat adalah cairan atau bahan yang terkumpul dalam suatu rongga atau ruang
jaringan akibat proses radang.

Anda mungkin juga menyukai