Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT MEDION FARMA JAYA

Oleh:

1. Nela Dwi Octavia, S.KH 170130100011

2. Dhia Khoirunnisa, S.KH 170130100011

3. Ema Eka Safitri, S.KH 170130100011

4. Tsani Indah Kusuma, S.KH 170130100011

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN (PPDH)


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN PPDH


ROTASI INDUSTRI
DI PT. MEDION JAYA FARMA

Judul :
Judul Tugas Khsuss :
Alamat :
Peserta PKL : 1.Nela Dwi Octavia, S.KH
2. Dhia Khoirunnisa, S.KH
3. Ema Eka Safitri, S.KH
4. Tsani Indah Kusuma, S.KH

Pembimbing :

Menyetujui,

Pembimbing Senior Manager

drh. Fidi Nur Aini E.P.D., M.Si Nela Dwi Octavia, S.KH
NIK. 2014058803272001
NIM. 170130100011047

Mengetahui,
HR RS Assistant Manager

Prof. Dr. Aulanni’am, drh., DES


NIP. 19600903 198802 2 001

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................2
1.3 Manfaat................................................................................................3
BAB 2 ANALISA SITUASI................................................................................4
2.1 PT. Medion Farma Jaya......................................................................4
2.2 Struktur Organisasi.............................................................................5
BAB 3 METODOLOGI PELAKSANAAN.......................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan...............................................................6
3.2 Metode Kegiatan.................................................................................6
3.3 Jadwal Kegiatan..................................................................................7
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................9
4.1 Proses Produksi PT Medion Farma Jaya............................................9
4.1.1 Proses Produksi Vaksin.............................................................11
4.1.2 Proses Poduksi Produk Farmasetik...........................................12
4.2 Penyimpanan (Storage) PT Medion Farma Jaya................................12
4.3 Distribusi PT Medion Farma Jaya......................................................16
4.4 Perkembangan Distribusi Produk.......................................................20
4.4.1 Sistem Online............................................................................20
4.4.1.1 Pertimbangan Distribusi Produk Sistem Online................21
4.4.1.2 Rancangan Distribusi Produk Sistem Online....................23
4.4.2 Sistem Retail Modern................................................................29
4.4.2.1 Pertimbangan Distribusi Produk Sistem Retail Modern....30
4.4.2.2 Rancangan Distribusi Produk Sistem Retail Modern........31
4.5 Peran Dokter Hewan Di PT. Medion Farma Jaya...............................32
BAB 5 PENUTUP................................................................................................34
5.1 Kesimpulan.........................................................................................34
5.2 Saran...................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
DAFTAR TABEL
3.1 Jadwal Kegiatan...............................................................................................7
4.1 Warna Label Berdasarkan Bulan.....................................................................15
4.2 Perbandingan Pelayanan Online dan Pelayanan Konvensional......................20
4.3 Perbandingan Penjualan Online dan Penjualan Konvensional.......................21
4.4 Faktor Pertimbangan Sistem Online Melalui Website Resmi ........................25
4.5 Faktor Pertimbangan Sistem Online Melalui Poultryshop (Reseller).............26
4.6 Faktor Pertimbangan Sistem Online Menggunakan E-market place..............28
4.7 Faktor Pertimbangan Sistem Penjualan Berbasis Retail Modern....................31

4
DAFTAR GAMBAR
4.1 Ruang Penyimpanan Vaksin............................................................................14
4.2 APD Pegawai Ruang Dingin (Cool Room).....................................................14
4.3 Contoh Label Hasil Produksi PP.....................................................................15
4.4 Ruang Penyimpanan Poultry Equipment.........................................................16

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit hewan menular strategis di Indonesia telah mencapai 25 jenis
penyakit. Penyakit hewan menular strategis adalah penyakit hewan yang dapat
menimbulkan kerugian ekonomi, keresahan masyarakat dan kematian hewan
yang tinggi. Beberapa diantaranya yaitu Avian Influenza, Leptospirosis, Anthrax
hingga Brucellosis (Ditjennak, 2014). Masalah yang terjadi di komoditas ternak
terbesar di Indonesia yaitu industri perunggasan juga terkait banyaknya penyakit
yang terjadi antara lain Avian Influenza (AI), Newcastle Disease (ND), Infectious
Bursal Disease (IBD), Marek, IB, ILT, Snot, Kolera Unggas, CRD, Pullorum,
Kolibasillosis, kekerdilan, Ascariasis, Koksidiosis, dan Leukositozoonosis
(Dharmayanti dkk, 2004).
Pada daerah endemik penyakit unggas berbahaya, menjadi faktor
penghambat, pembatas dan penghancur industri unggas. Pencegahan penyakit
pada ternak unggas lebih di utamakan di banding pengobatan, karena biaya
pencegahan relatif lebih murah dari pada biaya pengobatan. Walaupun
pencegahan penyakit ini di Indonesia telah dilakukan, namun masih ada beberapa
wilayah yang masih belum bebas dari penyakit hewan menular. Upaya
pencegahan penyakit- penyakit ini perlu ditingkatkan dengan cara melakukan
vaksinasi serta upaya pengobatan pada hewan secara tepat (Suprijatna dkk,
2005).
Perkembanganya industri peternakan di masa mendatang harus diiringi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengawal
terwujudnya status kesehatan hewan yang optimal. Keberhasilan pengendalian
penyakit hewan disuatu wilayah tidak dapat diandalkan oleh penanganan secara
sepihak, namun perlu penanganan secara integratif yang melibatkan pihak
pendukung lain yang memiliki produk farmasi veteriner yang mendukung.
Indonesia merupakan bagian dari negara berkembang yang dituntut terus
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dunia. Hal
ini memacu terus berkembangnya perusahaan farmasi veteriner untuk

1
mengembangkan produk-produk terkait kesehatan hewan baik produk biologis
maupun farmasetik. Salah satu perusahaan di Indonesia yang melakukan peran
tersebut adalah PT. Medion Farma Jaya. Melalui komitmennya yang tertuang
dalam sebuah visi untuk menjadi pemain utama dalam industri peternakan di
Indonesia dan Asia Afrika, telah mendasari bahwa perusahaan ini memiliki
produk farmasi veteriner yang dapat membantu mencegah dan mengatasi
permasalahan penyakit ternak di Indonesia dan Asia Afrika.
Berdasarkan latar belakang diatas, kami sebagai Mahasiswa Pendidikan
Profesi Dokter Hewan (PPDH) memerlukan sarana pendidikan lapang dan
memperluas pengetahuan dalam dunia veteriner yang bergerak dibidang vaksin
dan farmasetik. Kegiatan PPDH adalah proses pendidikan untuk menghasilkan
dokter hewan yang unggul, intelektual dan terampil dalam lapangan. Dengan
bergabung dengan perusahaan ini adalah kesempatan untuk menerapkan materi
perkuliahan dengan kegiatan lapang. Mempelajari dan berperan aktif dalam
kegiatan dan tugas PT. Medion Farma Jaya merupakan hal yang penting untuk
bekal diri sebagai calon tenaga medis veteriner, sehingga diharapkan ilmu yang
akan didapat dari perusahaan bisa bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat luas.

1.2 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pendidikan ini adalah mahasiswa dapat
memahami operasional perusahaan yang berkaitan dengan dunia kehewanan
meliputi organisasi dan administrasi perusahaan dan aktivitas operasional pada
perusahaan terkait produksi obat dan vaksin. Adapun kompetensi minimal yang
harus dicapai mahasiswa adalah :
1. Memahami operasional perusahaan
2. Memahami proses produksi pada perusahaan
3. Memahami proses distribusi produk perusahan
4. Memahami proses pengembangan distribusi online dan retail modern

1.3 Manfaat

2
Manfaat dari pelaksanaan kegiatan Koasistensi Pendidikan Profesi Dokter
Hewan (PPDH) Industri Pilihan di PT. Medion Farma Jaya yang bergerak dibidang
perusahaan obat hewan adalah mendapatkan tambahan pengetahuan, pengalaman,
wawasan, keterampilan (soft skill dan hard skill), serta dapat menganalisis masalah
khususnya dalam mencapai persyaratan kompetensi dokter hewan di bidang
industri untuk bekal menjadi dokter hewan yang profesional.

BAB II

3
ANALISA SITUASI

2.1 PT. Medion Farma Jaya


PT. Medion Farma Jaya didirikan pada tahun 1976 di Bandung – Jawa Barat.
PT. Medion Farma Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi produk farmasi veteriner yaitu obat hewan, vitamin, vaksin dan peralatan
peternakan. Usaha ini dirintis oleh Drs. Jonas Jahja sejak tahun 1969. PT. Medion
Farma Jaya berkembang dengan pesat hingga sekarang dan telah diakui sebagai
salah satu produsen produk veteriner terbaik di Indonesia.
PT. Medion Farma Jaya memiliki visi mulia yaitu menjadi pemain utama
dalam industri peternakan di Indonesia dan Asia – Afrika sejalan dengan usaha
peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Misi yang dikembangkan adalah
dengan memenuhi kebutuhan peternak melalui penyediaan jasa dan sarana
produksi peternakan yang lengkap dan berkualitas dengan pelayanan yang prima
serta mengembangkan usaha peternak dengan meningkatkan pengetahuannya.
Pada saat terjadi krisis ekonomi di Asia pada tahun 1997, tidak membatasi PT.
Medion Farma Jaya untuk mencoba mengembangkan pemasarannya hingga ke
manca negara. Saat ini, PT. Medion Farma Jaya memiliki jaringan distribusi dan
perwakilan di beberapa negara Asia dan Afrika. Hal ini mendukung pencapaian
visi medion yang telah diperbaharui dan disosialisasikan pertama kalinya bersama
misi dan nilai-nilai perusahaan kepada seluruh staf dan manajemen yang hadir
pada acara hari Ulang Tahun (HUT) Medion ke 25 di bulan Juni 2003.
Sejak Juli 2012, Medion juga mulai menerapkan ISO 14001:2004 meskipun
baru diawali dari salah satu unit bisnisnya yaitu Poultry Equipment & Printing
Products. Pada Januari 2015, ISO 14001:2004 juga mulai diterapkan pada unit
bisnis lainnya yaitu Pharmaceutical Product & Supporting serta Store &
Distribution. Hal ini sejalan juga dengan visi perusahaan, khususnya terkait
kesejahteraan. Diharapkan PT. Medion Farma Jaya mampu terlibat dalam menjaga
kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya melalui penerapan ISO 14001:2004.
Dan saat ini untuk terus menunjang visi dan misi perusahaan, PT. Medion Farma

4
Jaya menggunakan Sistem Manajemen Mutu berbasis ISO 9001:2015 yang
diharapkan dapat memperbaiki sistem dan proses kerja di PT. Medion Farma Jaya
supaya lebih efektif dan efisien sehingga dapat bersaing secara internasional.

2.2 Struktur Organisasi

PT. Medion Farma Jaya

Bussines Poultry
Corporate
M&D Support Animal Health Equitment and Livestock
Fungtion
System Plastic

Biological
Purshacing
Product

Pharmacetical
SRGA
Product

Laboratory
Finance
Animal Trial

Enginering

QA

BAB III

5
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Koasistensi Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Rotasi
Industri dilakukan di PT. Medion Farma Jaya, Jalan Raya Batujajar Nomor 29,
Cimareme, Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia pada tanggal 14 Maret – 29
April 2018.

3.2 Metode Pelaksanaan


Pengumpulan data sebagai bahan kajian di lakukan dengan cara
pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer kami mendapatkan dengan
beberapa metode, diantaranya:
1. Observasi Partisipatori
Kegiatan observasi dilakukan dengan terlibat langsung di lapang. Observasi
parameter dilakukan selama berlangsungnya kegiatan Koasistensi
2. Wawancara
Data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan yang terkait parameter.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara diskusi dengan pihak-pihak terkait, baik
pegawai lapangan, dokter hewan maupun paramedik di perusahaan.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data pendukung dilakukan dengan studi dokumentasi yang telah
dilakukan mahasiswa selama Koasistensi meliputi dokumen elektronik
maupun tulisan.
Pengumpulan data sebagai data sekunder kami ambil dari buku, jurnal dan
laporan kegiatan yang telah dilakukan di PT. Medion Farma Jaya.

3.3 Jadwal Pelaksanaan


Jadwal Pelaksanaan PPDH rotasi Industri di PT Medion Farma Jaya Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya yang telah dilaksanakan seperti yang
tertera pada Tabel 3.1

6
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan
No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan Pelaksanaan
1 Rabu, 14  Pembekalan dan pengarahan  HRD (Pak Derys)
Maret 2018 kegiatan  Mahasiswa PPDH
2 Kamis, 15  Pengenalan lingkungan kerja  Pembimbing
Maret 2018 mengenai biological product (Bapak Fransiskus)
Tugas improvement dari  Mahasiswa PPDH
perusahaan
 Diskusi tentang biological product
3 Jumat, 16  Tugas improvement dari  Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Fransiskus)
 Diskusi tentang biological product  Mahasiswa PPDH
4 Senin, 19  Pengenalan lingkungan kerja  Pembimbing (Ibu
Maret 2018 mengenai pharmaceutical product Siska)
 Tugas improvement dari  Mahasiswa PPDH
perusahaan
 Diskusi tentang pharmaceutical
product
5 Selasa, 20  Tugas improvement dari  Pembimbing (Ibu
Maret 2018 perusahaan Siska)
 Diskusi tentang pharmaceutical  Mahasiswa PPDH
product
6 Rabu, 21  Pengenalan lingkungan kerja  Pembimbing
Maret 2018 mengenai storage and Distribution (Bapak Eko)
 Tugas improvement dari  Mahasiswa PPDH
perusahaan
 Diskusi tentang storage and
Distribution
7 Kamis, 22  Tugas improvement dari  Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
 Diskusi tentang cold chain  Mahasiswa PPDH
management

7
8 Jumat, 23  Tugas improvement dari  Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
 Diskusi tentang storage and  Mahasiswa PPDH
Distribution
9 Senin, 26Maret  Tugas improvement dari  Pembimbing
2018 perusahaan (Bapak Eko)
 Diskusi tentang storage and  Mahasiswa PPDH
Distribution
10 Selasa, 27  Tugas improvement dari  Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
 Diskusi tentang storage and  Mahasiswa PPDH
Distribution
11 Rabu, 28  Tugas improvement dari  Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
 Diskusi tentang storage and  Mahasiswa PPDH
Distribution
12 Kamis, 29  Tugas improvement dari  Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
 Diskusi tentang storage and  Mahasiswa PPDH
Distribution
 Pelepasan mahasiswa PPDH

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Produksi PT Medion Farma Jaya


Proses produksi di PT Medion Farma Jaya dilakukan sesuai dengan CPOHB
(Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik). Sejak tanggal 10 Juli 2006 Medion
telah memperoleh sertifikasi CPOHB dari Departemen Pertanian (Deptan) RI
untuk produksi farmasetik, premix, dan vaksin. CPOHB didefinisikan sebagai
penerapan kebijakan mutu oleh produsen obat menyangkut seluruh aspek

8
produksi dan pengendalian mutu yang bertujuan untuk menjamin bahwa produk
obat dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Selain CPOHB, PT Medion Farma Jaya juga
telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2015. Penerapan CPOHB di Medion
Farma Jaya diantaranya :
1. Produk dan Proses Produksi
Sesuai kepanjangan CPOHB aspek produk dan proses produksi obat
yang baik adalah penilaian utama. Setiap proses yang dijalankan atau
dilakukan mulai bahan baku, proses produksi sampai dengan produk jadi
harus sesuai dengan standar nasional, yaitu Farmakope Indonesia (FI).
Selain itu medion juga mengacu ke standar internasional yaitu US
Pharmacopeia (USP), British Pharmacopeia (BP) dan Office
International des Epizooties (OIE). Terhadap bahan baku, medion selalu
melakukan seleksi ketat terhadap supplier (pemasok) dan evaluasi kualitas
bahan baku tersebut secara berkala. Standar – standar tersebut dituangkan
ke dalam SOP (Standar Operational Procedure) yang dijadikan panduan
untuk menekan variasi proses produksi yang pada akhirnya akan
menyeragamkan kualitas produk jadi.
2. Pekerja
Aspek peningkatan kompetensi pekerja melalui update pengetahuan
dan kemampuan baik hardskill (teknis) maupun softkill (sikap dan
motivasi diri) selalu dilakukan berkala dengan mengikuti seminar dan
pelatihan baik dari internal maupun mengundang kalangan eksternal yang
berkompeten. Program ini ditunjang dengan sistem kerja Total Quality
Management (TQM) yang diterapkan dari kepemimpinan hingga level
bawah. Hal ini berdampak pada terciptanya efektivitas kerja dan juga
efisiensi waktu.
3. Lingkungan
CPOHB juga mengatur aspek ini agar kelestarian lingkungan terjaga
dan masyarakat sekitar nyaman dengan keberadaan perusahaan. Hal yang

9
diterapkan ialah program produksi bersih dan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah). Standar BMAL (Baku Mutu Air Limbah) yang aman
dijadikan patokan keduanya sehingga kebersihan dan kelestarian
lingkungan sekitar tetap terjaga.
4. Inspeksi Diri
Inspeksi diriProses Pembuatan
berkala melaluiVaksin
audit internal dijadikan sarana untuk
mengevaluasi setiap lini dalam proses produksi. Kegiatan ini ditujukan
Bakteri
untuk Virus dan dijadikan masukan
menjaga CPOHB terselenggara dengan baik
untuk perbaikan secara berkala.
Persiapan Persiapan
5. Sterilisasi
Dokumentasi
peralatan dan Penanganan Keluhan Biakan sel
Pembuatan media TAB
Setiap
Preparasi seed proses produksi termasuk bahan baku
Preparasi seeddan proses jadi yang
dihasilkan selalu terdokumentasi. Hal ini tidak lain bertujuan menjamin
produk Penanaman
yang dijual mempunyai kualitas yang
Penanaman selalu terstandarisasi. Dan
Media cair TAB
jika ada
Media Biakan sel
komplain cepat direspon serta mudah
padat ditelusuri sehingga dapat
ditentukan langkah perbaikan secara cepat dan tepat.
Panen / Harvest
Panen / Harvest
Uji kandungan bakteri
Titrasi, uji sterilitas
Uji sterilitas / Uji kemurnian

Formulasi Vaksin Inaktif /Killed Formulasi Vaksin Aktif


Formulasi Inaktivasi Penambahan adjuvant
Inaktivasi Penambahan adjuvant Penanaman stabilizer
Penambahan adjuvant Penanaman stabilizer Homogenisasi
Penanaman stabilizer Homogenisasi
Homogenisasi
4.1.1 Proses Produksi vaksin
Pembotolan Freeze Drying
Pembotolan Pengisian Pengisian
Pengisian Penutupan Penutupan
Penutupan Capping Capping
Capping

Pengujian Akhir

Pengujian
Uji fisik, uji stabilitas, uji kandungan bakteri
Uji keamanan, potensi, sterilitas, kevakuman
Uji kelembapan
SDA

Distribusi
10
Pengemasan
Pengiriman
Suhu 2-8 ° C
Pesawat terbang, mobil pendingin
4.1.2 Dispensing
Proses produksi produk farmasetik
Menimbang bahan baku yang akan digunakan, pada bahan baku tertentu
sebelum dilakukan penimbangan, beberapa bahan tertentu dilakukan
treatment tergantung spect.
Pencampuran bahan baku

Filling

Mixing
memasukkan bahan pada kemasan primer bahan cair steril → dimasukan
dalam vial atau botol
Bahan cair non steril → dapat dimasukan dalam botol atau jurigen
Powder → sachet
Premix → dimasukan dalam karung

Secondary Packaging 11
Pengemasan pada produk akhir
4.2 Penyimpanan (Storage) PT. Medion Farma Jaya
Penyimpanan merupakan proses penahanan barang sewaktu menunggu
permintaan untuk dikeluarkan. Proses penahanan barang tersebut dilakukan
disuatu tempat yang berupa gudang. Gudang atau storage merupakan tempat
untuk menyimpan barang baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang
jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar gudang yang digunakan
untuk menyimpan barang ditempatkan pada lokasi tertentu sampai barang tadi
diperlukan di dalam proses produksi. Bentuk gudang akan tergantung ukuran dan
kuantitas dari komponen didalam persediaan dan karakter sistem penanganan
(Sitompul, 2010). Menurut Apple (2009), tujuan umum dari metode penyimpanan
barang adalah
1. Penggunaan volume bangunan yang maksimum
2. Penggunaan waktu, buruh dan perlengkapan yang tepat
3. Pengangkutan barang yang cepat dan mudah
4. Identifikasi barang yang baik
5. Pemeliharaan barang yang maksimal
6. Penampilan yang tersusun rapih

Menurut Priambodo(2007), manajemen pergudangan memiliki cakupan untuk


mengatur beberapa hal, yaitu mengatur petugas sebagai sumber daya manusia,
mengatur penerimaan barang, mengatur penataan atau penyimpanan barang dan
mengatur pelayanan akan permintaan barang. Adapun sasaran pengelolaan gudang
(manajemen pergudangan) adalah sebagai berikut :

12
1. Fasilitas
a. Penyediaan serta pengaturan yang baik terhadap fasilitas,
perlengkapan, dan peralatan yang dibutuhkan dalam gudang.
b. Membutuhkan pemeliharaan yang baik dan mudah untuk semua
fasilitas gudang
2. Tenaga kerja
a. Penggunan tenaga kerja seefektif mungkin
b. Mengurangi resiko kecelakaan
c. Pengawasan yang baik
3. Barang
a. Menghindari kerusakan barang ataupun yang mempengaruhi
kualitasnya
b. Menghindari terjadinya kehilangan barang
c. Mengatur tata letak tempat atau ruang
d. Pengaturan aliran keluar-masuknya barang.

Penyimpanan yang dilakukan di PT. Medion Farma Jaya di bedakan


berdasarkan jenis produk, yaitu :
1. Produk Biologis.
Vaksin adalah produk biologis yang harus disimpan dalam keadaan
khusus yaitu dalam sebuah ruang dingin (cool room) pada suhu 2-8°C
(Gambar 4.1). Monitoring suhu dilakukan menggunakan data logger
yang terkoneksikan dengan konputer dan handphone personil terkait.
Penyimpanan dipisahkan antara ruang vaksin live dan vaksin kill. Tiap
produk memiliki label yang jelas yang menandakan bulan dan tahun
produksi serta masa kadaluarsa. Produk tersebut disusun rapi dalam rak.
Pekerja bagian ruang dingin (cool room) memiliki ketentuan memakai
alat pelindung diri (APD) berupa masker, jaket, sarung tangan, celana dan
sepatu khusus (Gambar 4.2).

13
Gambar 4.1 Ruang Gambar 4.2 APD pegawai ruang
penyimpanan vaksin dingin (cool room)

2. Produk Farmasetik
Produk Farmasetik di bedakan menjadi beberapa bagian gudang yaitu
gudang premix dan gudang farmasetik. Gudang premix merupakan
gudang anti-tikus dimana dinding bangunan gudang dilengkapi dengan
ram anti-tikus yang bertujuan untuk mencegah tikus masuk menembus
dinding. Gudang farmasetik adalah gudang untuk menyimpan produk
dengan jenis barang termasuk barang cair, serbuk, kapsul, kaplet, bolus.
Spesifikasi ini dapat dilihat pada label hasil produksi (Gambar 4.3).
Label dibedakan berdasarkan warna yang menggambarkan bulan
produksi (Tabel 4.1). Hal tersebut agar rotasi pengeluaran barang
mengikuti kaidah First Expired First Out (FEFO). Pemberian label
digunakan untuk memberi identitas barang, kemudahan menyimpan dan
memudahkan untuk pengambilan barang. Adapun ketentuan penyimpanan
pada gudang farmasetik yaitu :
a. Tumpukkan barang disesuaikan dengan jenis produk
masing-masing.
b. Produk di simpan pada suhu ruang
c. Produk diletakkan diatas palet atau rak
d. Monitoring expired date yang secara periodik
e. Dilakukan pest kontrol pada setiap gudang

14
f. Dilakukan stock opname secara periodik untuk
mengkontrol kulitas dan kuantitas produk

Gambar 4.3 Contoh label hasil produksi PP

Gambar diatas merupakan contoh label yang digunakan untuk


menandai produk farmasetik yang di tempel di bagian luar packaging
(kardus). Tujuannya untuk memudahkan monitoring produk melalui label
tersebut. Label yang digunakan mempunyai variasi warna berdasarkan
bulan produksi (Tabel 4.1)

Tabel 4.1 Warna label berdasarkan bulan produksi


Januari Februari Maret

Juli Agustus September


April Mei Juni

Oktober November Desember

15
3. Produk Poultry Equipment
Produk ini disimpan dalam gudang khusus peralatan yang di bagi
menjadi blok-blok simpan. Lantai pertaman digunakan untuk menyimpan
tempat pakan, kandang, egg tray dan alat penunjang lain. Lantai 2
dipergunakan untuk menyimpan tempat minum sedangkan alat suntik,
spare part kit dan indukan gas disimpan pada ruang khusus.

Gambar 4.4 Ruang peyimpanan Poultry Equipment

4.3 Distribusi Produk PT. Medion Farma Jaya


Sistem distribusi adalah rangkaian mata rantai penghubung antara produsen
dan konsumen dalam rangka menyalurkan produk atau jasa agar sampai ke
tangan konsumen secara efisien dan mudah dijangkau. Sistem distribusi bagian
dari totalitas sistem pemasaran, dimana saluran distribusi (distribution channel)
dipahami sebagai seperangkat organisasi yang memungkinkan produk atau jasa
tersedia untuk dibeli konsumen atau bisnis (Hollensen, 2010). Dengan demikian
fungsi distribusi adalah menyalurkan barang – barang dari produsen ke
konsumen dan membantu memperlancar pemasaran, sehingga barang – barang
yang dihasilkan produsen dapat segera terjual kepada konsumen.
Faktor waktu memegang peranan yang penting. Kegunaan barang akan
maksimal jika barang yang dibutuhkan itu dapat diperoleh pada saat diperlukan.
Sebaliknya distribusi yang tidak tepat waktunya akan menimbulkan kerugian
bagi produsen atau konsumen, yaitu produsen kehilangan keuntungan dan

16
konsumen kepuasannya berkurang. Menurut Naresh (2009) jenis saluran
distribusi berdasarkan intensitasnya dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Bentuk intensif, yaitu jenis saluran yang memanfaatkan banyak pedagang
besar dan kecil.
2. Bentuk selektif, yaitu jenis distribusi yang hanya memanfaatkan beberapa
grosir dan sejumlah kecil pengecer.
3. Bentuk eksklusif, yaitu saluran distribusi yang hanya melibatkan satu
perantara dalam lingkungan masyarakat tertentu untuk menangani produk.

Jenis saluran distribusi berdasarkan sasaran dapat dibedakan menjadi


saluran langsung dan saluran tidak langsung. Saluran langsung
menghubungkan barang dari produsen langsung konsumen, biasanya hanya
sedikit barang yang dipasarkan secara langsung. Sedangkan, distribusi dengan
saluran tidak langsung dapat dikelompokkan menjadi distribusi dari produsen
ke pengecer lalu ke konsumen dan distribusi dari produsen ke grosir melalui
pengecer dan selanjutnya ke konsumen. Agar suatu kegiatan penyaluran
barang dapat berjalan dengan baik (efektif dan efisien) maka produsen yang
akan melakukan distribusi harus mampu melakukan sejumlah tugas, yaitu :
1. Penelitian yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk
perencanaan dan melancarkan pertukaran.
2. Promosi yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive
mengenai penawaran.
3. Kontak yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan dengan
pembeli.
4. Penyelaras yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan
permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian, dan
pengemasan.
5. Negosiasi melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai
harga dan lain – lain sehubungan dengan penawaran sehingga pemindahan
pemilikan atau penguasaan dapat dilaksanakan.
6. Distribusi fisik yaitu penyediaan sarana transformasi dan penyimpanan
barang.
7. Pembiayaan yaitu penyediaaan permintaan dan pembiayaan dana untuk
menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.

17
8. Pengambilan resiko yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.

PT Medion Farma Jaya adalah produsen obat, vitamin, vaksin dan peralatan
hewan ternak. Medion menjalankan proses distribusi produk – produknya dengan
bekerja sama dengan PT. Medion Ardhika Bakti. PT. Medion Ardhika Bakti secara
resmi memiliki 58 cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. Cabang resmi PT.
Medion Ardhika Bakti disebut dengan Wilayah Sales Representative (WSR). WSR
berfungsi sebangai gudang penyimpanan produk dari pabrik sebelum di kirim ke
konsumen. WSR juga berperan dalam pemasaran produk di suatu wilayah sentra
peternakan. Sistem distribusi Medion dapat dilihat pada bagan berikut:

Pabrik (Storage & Distribution)

WSR

Poultry shop Farm

End users

Proses distribusi PT. Medion Ardhika Bakti dimulai dengan penerimaan


produk dari bagian produksi ke bagian penyimpanan (storage) di gudang. Produk
biologis, farmasetik dan poultry equipment disimpan dalam gudang yang berbeda.
Perencanaan dan jadwal pengiriman produk ke WSR telah diatur oleh bagian
Storage and Distribution secara rinci dalam sebuah distribution planning. Produk
akan dikirim sesuai dengan standart pengiriman yang di bagi menjadi :
1. Pengiriman produk biologis
Produk biologis dikirim menggunakan mobil berpendingin dengan
suhu 2-8°C yang dilengkapi dengan thermometer untuk mengetahui suhu
actual saat perjalanan dan data logger guna mengetahui rekaman suhu

18
selama dalam perjalanan. Monitoring suhu dilakukan untuk memastikan
kualitas vaksin dalam keadaan baik sampai di tujuan. Kemudian produk
akan diterima oleh WSR, selama di WSR produk biologis disimpan pada
ruang dingin bersuhu 2-8°C. Monitoring suhu dilakukan tiga kali dalam
sehari untuk memastikan produk tidak rusak saat penyimpanan di WSR.
Genset diperlukan sebagai sumber energi listrik untuk menyalakan ruang
dingin bersuhu 2-8°C saat listik utama mengalami kendala. Rantai dingin
produk biologis harus tetap dipertahankan sampai produk diterima
konsumen. Pengiriman produk biologis dari WSR ke konsumen
menggunakan cooler box atau sterofoam box yang telah diisi dengan
media pendingin. Komposisi isi box adalah 50% produk dan 50% media
pendingin. Dalam pengiriman produk biologis via kapal laut dan udara
harus disertai dengan surat karantina dan MSDS (Material Safety Data
Sheet).
2. Pengiriman produk farmasetik dan poultry equipment
Produk farmasetik dan poultry equipment dikirim menggunakan mobil
box, truk dan kontainer. Kondisi penyimpanan selama transportasi harus
dipertahankan secara optimal untuk menghindari rusaknya produk.
Beberapa hal yang diperhatikan yaitu produk terhindar dari matahari
secara langsung, tumpukan tidak lebih dari batas maksimal dan aman dari
faktor lain yang dapat merusak produk seperti basah karena hujan.
Pengaturan pengiriman produk disesuaikan berdasarkan ketentuan khusus
diantaranya:
1. Pengiriman produk melalui udara harus ada MSDS.
2. Barang mudah terbakar, cairan kemasan besar, tidak bisa dikirim
via udara.
3. Produk poultry equipment yang memiliki komponen elektronik
tidak boleh dikirim via udara.

4.4 Perkembangan Distribusi Produk

19
4.4.1 Sistem Online
Pada era globalisasi saat ini, dunia telah membawa perubahan di bebagai
bidang kehidupan, termasuk perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang memegang penting dalam pembangunan. Perkembangan ini
seiring dengan kebutuhan manusia yang terus bertambah. Aktivitas bisnis
yang dulu dilakukan secara manual kini dapat dilakukan secara otomatis.
Banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi yang berbasis internet
sebagai suatau strategi perusahaan dalam menawarkan produk kepada seluruh
konsumen tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain itu, manfaat yang
diperoleh konsumen dengan adanya sistem online adalah kepraktisan, efisiensi
dan membantu konsumen mengetahui berbagai macam produk atau jasa yang
ditawarkan. Adapun perbandingan pelayanan berbasis online dan
konvensioanal dapat dijelaskan pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel. 4.2 Perbandingan pelayanan online dan pelayanan konvensional


No. Sifat/ Konvensional Online
karakteristik
1. Jenis pertemuan Tatap muka Tidak tatap muka
2. Ketersediaan akses -Standart jam kerja -Setiap waktu
- datang ke lokasi - dari kantor
3. Area pasar Luas Lokal
4. Suasana Lingkungan fisik Elektronik
(Fenandes, 2015)

Tabel. 4.3 Perbandingan penjualan online dan penjualan konvensional


No. Pembanding Penjualan online Penjualan
konvensional
1. Keuntungan Keleluasan Interaksi sosial
Hemat waktu
2. Kerugian Tidak dapat Memakan waktu
menyeleksi produk (menuju pasar, antri,
pembayaran tunai)

20
(Jasfar, 2015)

PT. Medion Farma Jaya sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi obat hewan, vitamin, vaksin dan peralatan peternakan ayam. Dalam
melakukan penjualan produk PT Medion Farma Jaya masih menggunakan
proses konvensional pada saat konsumen ingin membeli produk.
Guna memasarkan produk, technical service diharuskan untuk
mempromosikan dan memasarkan produk kepada konsumen. Hal ini
mengakibatkan proses transaksi menjadi kurang efisien. Dengan adanya
masalah yang dihadapi oleh PT. Medion Ardhika Bakti tersebut, maka
diperlukan rancangan sistem penjualan produk online yang diharapkan dapat
membantu peningkatan penjualan produk.

4.4.1.1 Pertimbangan Distribusi Produk Sistem Online


1. Riset Pasar (Market Research)
Riset pasar (market research) adalah identifikasi, pengumpulan, analisis,
diseminasi, serta penggunaan informasi secara sistematik dan objektif.
Informasi tersebut digunakan untuk membatu menejemen membuat keputusan
yang berhubungan dengan identifikasi dan penyelesaian masalah dalam
bidang pemasaran.
Riset pasar perlu dilakukan untuk mengetahui potensi pasar tentang
produk atau sistem baru yang akan diluncurkan. Produk yang akan dipasarkan
adalah produk yang bukan bersifat kebutuhan pokok keseharian, melainkan
produk-produk peternakan. Dengan demikian, hasil riset dapat mengevaluasi
beberapa hal terkait produk dan mekanisme perjalanan bisnis ataupun
melakukan perubahan terkait produk sehingga dapat lebih tepat sasaran.
2. Produk dan Pemasaran
Produk yang dijual bukan merupakan produk kebutuhan pokok
keseharian yang bersifat fast moving consumers goods , melainkan produk
yang diperlukan untuk kalangan khusus terkait peternakan, sedangkan cabang
resmi PT. Medion Farma Jaya sudah cukup tersebar di 58 wilayah dari 34

21
Provinsi di Indonesia. Letak cabang juga sudah dipertimbangkan terletak pada
sentra peternakan. Sehingga, pembelian online mungkinkan lebih disasarkan
kepada peternakan kecil atau kebutuhan skala kecil perseorangan, karena jika
pembelian dalam skala besar setidaknya sudah terlayani oleh cabang yang ada
didaerah walau tanpa sistem online.
3. Cost and Benefit Analysis
Analisis biaya dan manfaat adalah salah satu teknis yang digunakan untuk
mengevaluasi penggunaan sumber sumber ekonomi agar dapat digunakan
secara efisien. Analisis ini sebagai alat bantu untuk membuat keputusan
dengan mempertimbangkan sejauh mana sumber daya yang digunakan
(sebagai biaya) dapat memberikan manfaat yang optimal.
Biaya yang dipertimbangkan secara garis besar terletak pada biaya
penambahan tenaga kerja, biaya tambahan pengemasan saat pengiriman dan
biaya operasional lain seperti promosi. Penambahan biaya ini harus
dipertimbang dengan pemasukan (benefit) yang diterima perusahaan jika
pembelian online hanya dalam skala kecil.
4. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pembeli yang
memiliki perbedaan kebutuhan, karakteristik, ataupn perilaku yang berbeda
dalam suatu pasar tertentu. Segemntasi pasar diperlukan untuk menentukan
strategi pmasaran yang lebih terarah. Selain itu, manfaat segmentasi pasar
mengetahui karakteristik dari segmen pasa yang ditargetkan. Setelah
mengetahui siapa dan bagaimana karakteristik segmen pasar yang ditarget,
maka perusahaan bisa melakukan evaluasi atas efektif tidaknya kegiatan
pemasaran yang sudah dilakukan selama periode tertentu, apakah sudah sesuai
dengan karakteristik pasar yang ditargetnya, dan juga perusahaan bisa
mempelajari apa yang lebih dan kurang dari strategi yang sudah berjalan,
untuk dibuat perencanaan bisnis selanjutnya di depan.
Dalam mengidentifikasi segmen pasar, tahapan yang dapat dilakukan
adalah tahap survey, tahap analisis, tahap pembentukan. Pada tahap analisis
dilakukan wawancara kepada target segmen pasar untuk mendapatkan
pemahaman terhadap sikap, motivasi, dan perilaku konsumen. Tahap analisis,

22
data yang mengandung variabel-variabel berkorelasi tinggi dibuang, kemudian
dilakukan analisis kelompok untuk menghasilkan jumlah maksimum segmen
yang berbeda. Tahap pembentukan dibentuklah kelompok berdasarkan
perbedaan sikap, perilaku, demografis, psikologis, psikografis, dan pola
media. Dari sifat dominan yang ditemukan pada kelompok tersebut,
diberikanlah nama profil pada kelompok segmen itu.

4.4.1.2 Rancangan Distribusi Produk Sistem Online


1. Sistem Online melalui Website Resmi
Aturan dalam sistem ini adalah konsumen melakukan pembelian online
melalui website resmi pabrik. Pesanan akan diolah pabrik dan diteruskan ke
WSR terdekat dari konsumen. Proses persiapan barang dikerjakan oleh WSR
lalu dikirim ke ekspedisi agar barang sampai ke konsumen.

order ekspedisi

Pabrik WSR Konsumen

webbsite
webbsite
Keterangan skema
: Alur order konsumen teregistrasi
: Alur order konsumen teregistrasi
: Alur penyampaian order dari pabrik k WSR
: Alur pengiriman order dari WSR ke konsumen melalui ekspedisi

Pada sistem ini, konsumen di bedakan atas dua tipe yaitu:


1) Konsumen teregister
Konsumen ini merupakan pelanggan Medion yang sudah teregister di
suatu WSR. Konsumen dialihkan yang semula order melalui TSR

23
menjadi order melalui website secara online. Ketentuan selain order,
tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku sebelumnya.
2) Konsumen tidak teregister
Konsumen ini merupakan konsumen yang bebas melakukan
pembelian dengan mengakses website. Pembelian dapat di lakukan
dimana saja dan kapan saja. Pengaturan penerimaan order dilakukan
di pabrik, lalu proses persiapan barang dilakukan diWSR terdekat
dengan konsumen.

Sistem rancangan online melalui website resmi dapat digunakan dalam


segmen pasar geofrafis, pada segmen ini pasar dibagi menjadi dalam beberapa
bagian geografi seperti wilayah, negara atau kota. Daerah geografi yang
dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target operasi
perusahaan. Segmen pasar yang dimaksud adalah daerah sentra peternakan
unggas misalnya farm atau kemitraan yang ada. Faktor pertimbangan sistem
ini dapat dilihat di Tabel 4.4

Tabel.4.4 Faktor pertimbangan sistem online melalui website resmi

Kelebihan Kekurangan
 Konsumen mudah  Perlu waktu sosialisasi untuk konsumen
mendapatkan barang teregister dengan sistem yang baru.
 Barang terjamin  Penambahan divisi online
keasliannya  Penambahan biaya iklan untuk promosi
 Penelusuran komplain website
lebih mudah karena  Pabrik menjadi pesaing reseller (poultry
 Mengurangi peran shop) secara langsung, karena sistem lebih
TSR sebagai tenaga terbuka untuk semua konsumen.
marketing, sehingga  Diharapkan bisa melayani konsumen tidak
lebih mengutamakan teregister dengan pembelian skala kecil,

24
service farm sehingga diperlukan perbedaan harga yang
sesuai untuk kedua tipe konsumen
 Tidak seluruh produk dapat dibeli oleh
konsumen tidak teregister, karena ada
produk-produk khusus yang harus dalam
reseptur dokter hewan, misal produk
antibiotik dan sedasi injeksi.

1. Sistem Online melalui Poultry Shop (Reseller)


Aturan dalam sistem ini adalah konsumen melakukan pembelian online
melalui website reseller / poultry shop yang telah teregistrasi. Pesanan akan di
proses oleh reseller / poultry shop lalu dikirim ke ekspedisi agar barang
sampai ke konsumen.

Reseller ekspedisiekspedisi
Pabrik WSR Konsumen
PoultryShop

teregistrasi
website

Keterangan skema
: Alur order konsumen
: Alur reseller teregistrasi oleh pabrik
: Alur pengiriman order dari reseller ke konsumen melalui
ekspedisi

Segmentasi pasar secara geografis pada sistem ini tidak berbatas pada
wilayah pemasaran, karena pembelian dapat dilakukan diseluruh wilayah di
Indonesia. Dengan adanya sistem online seperti website yang dikelola oleh
poultry shop atau reseller, produk yang di pasarkan akan lebih mudah
diketahui dan didapatkan. Sistem online melalui poultry shop ini dapat
dipasarkan dengan skala besar maupun skala kecil. Perseorangan yang

25
mempunyai hewan hobi dengan skala kecil juga dapat membeli produk satuan
(eceran) melalui website yang tersedia. Faktor pertimbangan sistem ini dapat
dilihat di Tabel 4.5

Tabel. 4.5 Faktor pertimbangan sistem online melalui poultry shop (reseller)

Kelebihan Kekurangan
 Pabrik tidak secara langsung  Banyak website PS yang akan di
melakukan penjualan online ciptakan sehingga akan kurang
tetapi memiliki potensi untuk efektif.
berkembang di pasar online  Tercipta kompetisi anatar PS online,
melalui seller yang apalagi jika harga eceran terendah
teregister. tidak dikendalikan
 Konsumen mudah  Pabrik harus melakukan audit pada
mendapatkan barang reseller yang akan melakukan
 Barang terjamin keasliannya registrasi
 Proses registrasi membutuhkan
tambahan biaya dan tenaga kerja

2. Sistem Online dengan menggunakan E-market place


E-market place merupakan pasar berbasis online. Aturan dalam sistem ini
adalah konsumen melakukan pembelian online melalui website dari e-market
place. Pesanan akan di teruskan oleh e-market place ke pabrik. Pabrik akan
meneruskan pesanan ke WSR terdekat dari konsumen. WSR mengirimkan
pesanan melalui ekspedisi.

Ekspedisi

e market
Pabrik WSR place
Konsumen

26
Keterangan skema
: Alur order konsumen ke e market place
: Alur penyampaian order dari e market place ke pabrik
: Alur penyampaian order dari pabrik k WSR
: Alur pengiriman order dari WSR ke konsumen melalui ekspedisi

Budaya pasar online telah berkembang pesat dengan berbagai kemudahan


yang ditawarkan. Konsumen menilai pembelian online lebih efektif dan
efisiensi terkait waktu dan biaya. Banyak tawaran seperti garansi uang
kembali, ketepatan waktu pengiriman, pengantaran sampai tujuan yang
membuat konsumen tertarik untuk membeli secara online. Sistem penjualan
online tidak dibatasi secara geografis wilayah konsumen. Konsumen dapat
memesan barang dari seluruh wilayah di Indonesia. Semua wilayah tersebut
akan dipandang memiliki potensi pasar yang sama, tidak seperti sistem WSR
yang secara geografis berada di sentra peternakan saja. Secara demografi,
tidak ada batasan konsumen dalam pembelian secara online. Konsumen hanya
perlu mempertimbangankan kesesuaian produk dengan apa yang diperlukan.
Produk yang di pasarkan online harus memiliki spesifikasi yang jelas dan
sesuai.
Penjualan online oleh pabrik sebagai produsen akan menguntungkan dari
segi pemasaran nasional. Pemasaran terbantu oleh sistem e market place,
apalagi produk yang dijual belum banyak memiliki kompetitor. Tetapi, sasaran
pasar penjualan online melalui e market place lebih kepada pembelian skala
kecil, karena pembelian skala besar setidaknya telah menjadi taget dari WSR
setempat secara langsung. Faktor pertimbangan sistem ini dapat dilihat di
Tabel 4.6

Tabel.4.6 Faktor pertimbangan sistem online menggunakan e-market place

Kelebihan Kekurangan
 Pemasaran produk lebih meluas  Pembelian dalam skala kecil
keseluruh pelosok negeri  Tidak semua barang dapat di jual

27
 Pemasaran lebih mudah dan karena pihak ketiga memiliki
mengurangi biaya iklan karena larangan pengiriman terkait
terbantu oleh sistem e- market bentuk barang (obat cair dan
place aerosol)
 Aplikasi e- market place telah  Membutuhkan respon yang cepat
banyak dimiliki oleh walau pabrik harus meneruskan
masyarakat luas kecabang terdekat
 Pengaturan pengiriman telah  Harus selalu update stok ke
terbantu oleh sistem yang sistem e- market placeguna
dimiliki oleh e-market place, mencegah pinaltioleh sistem
sehingga pabrik cukup akibat tidak mampu menyediakan
mengikuti barang yang sesuai dengan
 Lebih menarik dengan diskon permintan end user/buyer
dan promo yang di tawarkan  Pabrik harus tunduk dalam aturan
kepada pembeli. e-market place, misalnya
 Konsumen mudah mendapatkan pengiriman harus tepat waktu
barang dan menggunakan ekspedisi
 Barang terjamin keasliannya sesuai dengan permintaaan
pembeli.

4.4.2 Sistem Retail Modern


Konsep distribusi telah berevolusi dari physical distribution management
menjadi logistic management dan selanjutnya menjadi supply chain
management. Distribusi menjadi penting bagi perusahaan karena disana
terlibat sejumlah modal yang besar. Dengan adanya perkembangan teknologi
saat ini telah memungkinkan pengembangan produk baru bisa berlangsung
dengan cepat. Kompetisi di pasar menjadi sangat ketat dan pemasaran menjadi
lebih kompleks. Hal ini semakin menuntut adanya sistem distribusi yang
terintegrasi.

28
Strategi pengembangan harus di pertimbangan dengan matang sebelum
memulai bisnis dengan sistem ini. Besarnya modal dan sumber daya saja tidak
cukup bagi sebuah perusahaan yang menjual produk langsung ke konsumen.
Beberapa hal yang diperhitungkan adalah lokasi gerai, produk yang diperjual
belikan, harga, manajemen sumber daya manusia, dan promosi (Utami, 2016).
Perusahaan perlu strategi pemasaran yang handal dan efektif agar
perusahaan terus berkembang. Dengan strategi pemasaran yang efektif, omset
penjualan terus bertumbuh dan berpengaruh positif pada capaian laba usaha,
terlebih bila usaha mampu dijalankan dengan efisien.

4.4.2.1 Pertimbangan Distribusi Produk Sistem Retail Modern


Strategi distribusi berkenaan dengan bagaimana sebuah perusahaan
menjangkau pasar sasarannya. Sebagian produsen memasarkan produknya
secara langsung kepada pengguna akhir dari barang dan jasa tersebut,
sedangkan sebagian lagi memasarkannya melalui satu atau lebih distribusi.
Para produsen (perusahaan) mempunyai tiga alternatif distribusi: (1)
Distribusi langsung; (2) penggunaan perantara; (3) situasi dimana baik
maupun memungkinkan. Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan
distribusi mencakup :
1. Pertimbangan pembeli
Para perusahaan melihat jumlah pembeli, juga marjin laba terhadap biaya
yang tersedia untuk menutupi biaya penjualan langsung.
2. Karakteristik produk
Produk dan jasa yang bersifat kompleks seringkali menuntut adanya
kontak langsung antara konsumen dan produsen, yang memberikan
bantuan, jasa, dan kegiatan pendukung lainnya. Perusahaan yang desain
produknya berubah karena cepatnya perubahan teknologi sering sekali
melakukan pendekatan penjualan langsung. Kontak langsung dengan
pengguna akhir memberikan umpan balik kepada perusahaan mengenai

29
kebutuhan – kebutuhan akan produk baru dan masalah – masalah yang
dihadapi.
3. Pertimbangan keuangan dan pengendalian
Sebagian produsen tidak mempunyai sumber finansial pada dasar
langsung kepada pengguna akhir mereka. Sebagian lagi tidak bersedia
melakukan investasi besar – besaran dalam armada penjualan dan fasilitas
jasa. Fasilitas jasa penting untuk memutuskan apakah sumber – sumber
daya cukup tersedia, dan jika tersedia apakah menjual langsung kepada
pengguna akhir merupakan cara terbaik mengenai penggunaan sumber –
sumber daya tersebut.

4.4.2.2 Rancangan Distribusi Produk Sistem Retail Modern


Cabang (WSR) akan berperan penting dalam sistem ini. WSR digunakan
sebagai gerai yang menjual produk-produk secara langsung ke konsumen.
Dengan adanya 58 WSR tersebar nasional telah mewakili segmentasi pasar
secara geografis. WSR telah berada pada sentra peternakan sehingga target
pasar sudah diketahui. Pemasaran tidak meluas seperti sistem online, tetapi
lebih terpusat di WSR dan terbuka untuk semua konsumen. Variasi produk
yang dipasar lebih beraneka ragam seperti vaksin, obat – obatan, vitamin, dan
poultry equipment. Tim TSR berperan langsung dalam marketing dan
penanggung jawab produk, sehingga bisa membatasi penggunaan obat hewan
dimasyarakat sesuai kode etik yang berlaku di bidang farmasi veteriner.
Berikut adalah telaah lebih lanjut tentang kelebihan dan kekurangan sistem
retail modern Tabel 4.7.

Tabel. 4.7 Faktor pertimbangan sistem penjualan berbasis retail modern

Kelebihan Kekurangan
 Konsumen lebih  Perlu produk yang bervariaasi agar menarik
mudah mendapatkan peminat (kemasan menarik dan macam –

30
produk dan terjamin macam ukuran)
kualitasnya.  Perlu sistem menejerial SDM yang memadai
 TSR bisa agar pemasaran produk dapat tercapai dengan
disentralisasi di WSR baik, misalnya pengetahuan tentang
(gerai), dan menerima penggunaan produk.
konsultasi pelanggan.  Produk yang dipasarkan bukan produk
 Konsumen lebih kebutuhan pokok yang bersifat fast moving
mandiri memilih dan consumers goods melainkan produk
menentukan barang. peternakan, maka perlu dipertimbangkan
 Tidak tergantung pada apakah akan mencapai target omset yang
peran ekspedisi sesuai karena retail ditekankan pada sasaran
pemasaran dalam skala kecil.
 Terjadi kompetisi antara Medion dan
poultryshop secara langsung, sehingga
memungkinkan kompetitor medion
menawarkan produk yang lebih eksklusif ke
poultryshop tersebut.
 Perlu adanya promosi dan branding
 Dengan biaya pengembangan yang besar
(termasuk pembiayaan SDM), akan
berpengaruh pada meningkatnya harga produk
(ecer)

4.5 Peran Dokter Hewan di PT. Medion Farma Jaya


1. Bagian Laboratory Animal Trial
Peran ini berhubungan dengan penanganan hewan coba penelitian.
Dokter hewan menjadi penanggung jawab utama dalam penetapan status
kesehatan hewan dan juga menyusun sebuah program kesehatan hewan yang
sesuai.
2. Bagian Research and Development

31
Ikut serta dalam kegiatan penelitian dan pengembangan dan memiliki
kepentingan komersial yang terkait dengan riset ilmiah. Contoh : pengujian
pada hewan sebelum dilakukan produki masal, melakukan pendataan dan
isolasi wabah virus disuatu daerah yang terkena wabah, pemilihan seeds virus
yang akan digunakan pada vaksin.
3. Penanggung Jawab Produksi
Proses produksi yang dilakukan di PT. Medion Farma Jaya mengacu
pada Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB). Dokter hewan
berperan untuk mengawasi dan menjamin operasional produksi sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP).

4. Quality Control (QC)


Dokter hewan juga berperan terhadap hasil pengujian mutu melalui
beberapa uji yang meliputi uji keamanan dan uji potensi sehingga dokter
hewan dapat memastikan produk yang dibuat sudah memenuhi SOP dan layak
untuk di pasarkan.

5. Marketing dan Technical Support Representative (TSR)


Dokter hewan menjadi salah satu bagian marketing yang mengetahui
lebih banyak tentang penggunaan produk secara tepat saat digunakan
dilapangan. Dokter hewan dapat mendiagnosa suatu penyakit dan
menyarankan penanganan yang sesuai. Misalnya, tentang relasi antar penyakit
dan penggunaan antibiotik yang sesuai serta ketepatan dosis.

32
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil koasistensi PPDH rotasi industri di PT. Medion Farma Jaya
yang telah dilakukan, makan didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Sistem operasional PT. Medion Farma Jaya sudah menerapkan sistem
manajemen yang baik dibuktikan dengan diperolehnya ISO 9001:2015
Quality Management System (QMS) dan ISO 14001:2005 Enviromental
Management
2. Alur produksi produk biologis dan farmasetik di PT. Medion Farma Jaya
dimulai dari perencanaan, produksi, pemasaran, distribusi dan evaluasi telah
sesuai dengan standart nasional Cara Pembuatan Obat Hewab yang Baik
(CPOHB), Farmakope Obat Hewan Indonesia (FOHI) dan Farmakope
Indonesia (FI) serta standart internasional Technischer Überwachungsvereien
Ceritifiet (TÜV).
3. Produk PT. Medion Farma Jaya telah didistibusikan oleh 58 WSR di 34
provinsi di Indonsia dan telah di ekspor keberbagai negara di dunia dalam
lingkup Asia Afrika.

33
4. Proses distribusi online dan retail modern menjadi pengembangan proses
distribusi yang perlu dipertimbangkan mengingat budaya modernisasi pasar
yang telah berkembang pesat dan berbasis teknologi infomasi. Ditribusi ini
akan memudahkan konsumen mendapatkan barang dengan kualitas terjamin
dan akan memperluas pemasaran hingga menjangkau seluruh pelosok negeri.

5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk PT. Medion Farma Jaya adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan reseacrh and inovation produk. Produk biologis bisa
dikembangkan dalam varian produk vaksin bakterial dan juga inovasi produk
farmasetik herbal untuk mengurangi penggunaan antibiotik kimia yang
berpotensi resisten.
2. Melakukan market research tentang penjualan produk secara online dan sistem
retail modern untuk produk-produk bebas seperti vitamin dan obat bebas
terbatas lain. Peran WSR akan dimaksimalkan sebagai gerai resmi pabrik ke
konsumen secara langsung baik dalam skala besar atau kecil.

34
DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga.
Institut Teknologi Bandung: Bandung.
Dharmayanti, I., Damayanti, R., Indriani, R., Wiyono, A., dan Darminto. 2004.
Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 pada Organ Ayam yang
Terserang Flu Burung Sangat Patogenik di Jawa Timur dan Jawa Barat
dengan Teknik Imunohistokimia. JITV. 9(3) : 197-203.
Ditjennak, 2014. Manual Penyakit Unggas. Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat
Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian. Hal 36
Fernandes, Johanes. 2015. Analisa Perbandingan E-Commerce Terhadap Transaksi
Penjualan Konvensional Menggunakan Metode Simple Moving Average.
Jurnal Teknolohi Informasi: program studi teknik informasi. Universitas
Bunda Mulia. Vol: 11:01:2015
Hollensen, Svend. 2010. Marketing Management : Relationship Approach. USA :
Pearson Education Inc.
Jasfar, Farida. 2005. Menejemen Jasa Pendekatan Terpadu. Ghalia Indonesia. Bogor.
Naresh, Maholtra, K. 2009. Basic Marketing Research. 3th Edition. New Jersey :
Prentice Hall.

35
Priyambodo, 2007. Manajemen Farmasi Industri. Kementrian Perdagangan.
Yogyakarta.
Sitompul, 2010. Evaluating the Performance of Rural Energy Service Pathway and
Their Impact on Rural Livelihoods. Universitas Verlag, Berlin. Hal-117.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono, R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Tenak Unggas.
Penebar Swadaya, Jakarta.

36

Anda mungkin juga menyukai