Oleh:
1
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :
Judul Tugas Khsuss :
Alamat :
Peserta PKL : 1.Nela Dwi Octavia, S.KH
2. Dhia Khoirunnisa, S.KH
3. Ema Eka Safitri, S.KH
4. Tsani Indah Kusuma, S.KH
Pembimbing :
Menyetujui,
drh. Fidi Nur Aini E.P.D., M.Si Nela Dwi Octavia, S.KH
NIK. 2014058803272001
NIM. 170130100011047
Mengetahui,
HR RS Assistant Manager
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................2
1.3 Manfaat................................................................................................3
BAB 2 ANALISA SITUASI................................................................................4
2.1 PT. Medion Farma Jaya......................................................................4
2.2 Struktur Organisasi.............................................................................5
BAB 3 METODOLOGI PELAKSANAAN.......................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan...............................................................6
3.2 Metode Kegiatan.................................................................................6
3.3 Jadwal Kegiatan..................................................................................7
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................9
4.1 Proses Produksi PT Medion Farma Jaya............................................9
4.1.1 Proses Produksi Vaksin.............................................................11
4.1.2 Proses Poduksi Produk Farmasetik...........................................12
4.2 Penyimpanan (Storage) PT Medion Farma Jaya................................12
4.3 Distribusi PT Medion Farma Jaya......................................................16
4.4 Perkembangan Distribusi Produk.......................................................20
4.4.1 Sistem Online............................................................................20
4.4.1.1 Pertimbangan Distribusi Produk Sistem Online................21
4.4.1.2 Rancangan Distribusi Produk Sistem Online....................23
4.4.2 Sistem Retail Modern................................................................29
4.4.2.1 Pertimbangan Distribusi Produk Sistem Retail Modern....30
4.4.2.2 Rancangan Distribusi Produk Sistem Retail Modern........31
4.5 Peran Dokter Hewan Di PT. Medion Farma Jaya...............................32
BAB 5 PENUTUP................................................................................................34
5.1 Kesimpulan.........................................................................................34
5.2 Saran...................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
DAFTAR TABEL
3.1 Jadwal Kegiatan...............................................................................................7
4.1 Warna Label Berdasarkan Bulan.....................................................................15
4.2 Perbandingan Pelayanan Online dan Pelayanan Konvensional......................20
4.3 Perbandingan Penjualan Online dan Penjualan Konvensional.......................21
4.4 Faktor Pertimbangan Sistem Online Melalui Website Resmi ........................25
4.5 Faktor Pertimbangan Sistem Online Melalui Poultryshop (Reseller).............26
4.6 Faktor Pertimbangan Sistem Online Menggunakan E-market place..............28
4.7 Faktor Pertimbangan Sistem Penjualan Berbasis Retail Modern....................31
4
DAFTAR GAMBAR
4.1 Ruang Penyimpanan Vaksin............................................................................14
4.2 APD Pegawai Ruang Dingin (Cool Room).....................................................14
4.3 Contoh Label Hasil Produksi PP.....................................................................15
4.4 Ruang Penyimpanan Poultry Equipment.........................................................16
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit hewan menular strategis di Indonesia telah mencapai 25 jenis
penyakit. Penyakit hewan menular strategis adalah penyakit hewan yang dapat
menimbulkan kerugian ekonomi, keresahan masyarakat dan kematian hewan
yang tinggi. Beberapa diantaranya yaitu Avian Influenza, Leptospirosis, Anthrax
hingga Brucellosis (Ditjennak, 2014). Masalah yang terjadi di komoditas ternak
terbesar di Indonesia yaitu industri perunggasan juga terkait banyaknya penyakit
yang terjadi antara lain Avian Influenza (AI), Newcastle Disease (ND), Infectious
Bursal Disease (IBD), Marek, IB, ILT, Snot, Kolera Unggas, CRD, Pullorum,
Kolibasillosis, kekerdilan, Ascariasis, Koksidiosis, dan Leukositozoonosis
(Dharmayanti dkk, 2004).
Pada daerah endemik penyakit unggas berbahaya, menjadi faktor
penghambat, pembatas dan penghancur industri unggas. Pencegahan penyakit
pada ternak unggas lebih di utamakan di banding pengobatan, karena biaya
pencegahan relatif lebih murah dari pada biaya pengobatan. Walaupun
pencegahan penyakit ini di Indonesia telah dilakukan, namun masih ada beberapa
wilayah yang masih belum bebas dari penyakit hewan menular. Upaya
pencegahan penyakit- penyakit ini perlu ditingkatkan dengan cara melakukan
vaksinasi serta upaya pengobatan pada hewan secara tepat (Suprijatna dkk,
2005).
Perkembanganya industri peternakan di masa mendatang harus diiringi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengawal
terwujudnya status kesehatan hewan yang optimal. Keberhasilan pengendalian
penyakit hewan disuatu wilayah tidak dapat diandalkan oleh penanganan secara
sepihak, namun perlu penanganan secara integratif yang melibatkan pihak
pendukung lain yang memiliki produk farmasi veteriner yang mendukung.
Indonesia merupakan bagian dari negara berkembang yang dituntut terus
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dunia. Hal
ini memacu terus berkembangnya perusahaan farmasi veteriner untuk
1
mengembangkan produk-produk terkait kesehatan hewan baik produk biologis
maupun farmasetik. Salah satu perusahaan di Indonesia yang melakukan peran
tersebut adalah PT. Medion Farma Jaya. Melalui komitmennya yang tertuang
dalam sebuah visi untuk menjadi pemain utama dalam industri peternakan di
Indonesia dan Asia Afrika, telah mendasari bahwa perusahaan ini memiliki
produk farmasi veteriner yang dapat membantu mencegah dan mengatasi
permasalahan penyakit ternak di Indonesia dan Asia Afrika.
Berdasarkan latar belakang diatas, kami sebagai Mahasiswa Pendidikan
Profesi Dokter Hewan (PPDH) memerlukan sarana pendidikan lapang dan
memperluas pengetahuan dalam dunia veteriner yang bergerak dibidang vaksin
dan farmasetik. Kegiatan PPDH adalah proses pendidikan untuk menghasilkan
dokter hewan yang unggul, intelektual dan terampil dalam lapangan. Dengan
bergabung dengan perusahaan ini adalah kesempatan untuk menerapkan materi
perkuliahan dengan kegiatan lapang. Mempelajari dan berperan aktif dalam
kegiatan dan tugas PT. Medion Farma Jaya merupakan hal yang penting untuk
bekal diri sebagai calon tenaga medis veteriner, sehingga diharapkan ilmu yang
akan didapat dari perusahaan bisa bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat luas.
1.2 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pendidikan ini adalah mahasiswa dapat
memahami operasional perusahaan yang berkaitan dengan dunia kehewanan
meliputi organisasi dan administrasi perusahaan dan aktivitas operasional pada
perusahaan terkait produksi obat dan vaksin. Adapun kompetensi minimal yang
harus dicapai mahasiswa adalah :
1. Memahami operasional perusahaan
2. Memahami proses produksi pada perusahaan
3. Memahami proses distribusi produk perusahan
4. Memahami proses pengembangan distribusi online dan retail modern
1.3 Manfaat
2
Manfaat dari pelaksanaan kegiatan Koasistensi Pendidikan Profesi Dokter
Hewan (PPDH) Industri Pilihan di PT. Medion Farma Jaya yang bergerak dibidang
perusahaan obat hewan adalah mendapatkan tambahan pengetahuan, pengalaman,
wawasan, keterampilan (soft skill dan hard skill), serta dapat menganalisis masalah
khususnya dalam mencapai persyaratan kompetensi dokter hewan di bidang
industri untuk bekal menjadi dokter hewan yang profesional.
BAB II
3
ANALISA SITUASI
4
Jaya menggunakan Sistem Manajemen Mutu berbasis ISO 9001:2015 yang
diharapkan dapat memperbaiki sistem dan proses kerja di PT. Medion Farma Jaya
supaya lebih efektif dan efisien sehingga dapat bersaing secara internasional.
Bussines Poultry
Corporate
M&D Support Animal Health Equitment and Livestock
Fungtion
System Plastic
Biological
Purshacing
Product
Pharmacetical
SRGA
Product
Laboratory
Finance
Animal Trial
Enginering
QA
BAB III
5
METODOLOGI PELAKSANAAN
6
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan
No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan Pelaksanaan
1 Rabu, 14 Pembekalan dan pengarahan HRD (Pak Derys)
Maret 2018 kegiatan Mahasiswa PPDH
2 Kamis, 15 Pengenalan lingkungan kerja Pembimbing
Maret 2018 mengenai biological product (Bapak Fransiskus)
Tugas improvement dari Mahasiswa PPDH
perusahaan
Diskusi tentang biological product
3 Jumat, 16 Tugas improvement dari Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Fransiskus)
Diskusi tentang biological product Mahasiswa PPDH
4 Senin, 19 Pengenalan lingkungan kerja Pembimbing (Ibu
Maret 2018 mengenai pharmaceutical product Siska)
Tugas improvement dari Mahasiswa PPDH
perusahaan
Diskusi tentang pharmaceutical
product
5 Selasa, 20 Tugas improvement dari Pembimbing (Ibu
Maret 2018 perusahaan Siska)
Diskusi tentang pharmaceutical Mahasiswa PPDH
product
6 Rabu, 21 Pengenalan lingkungan kerja Pembimbing
Maret 2018 mengenai storage and Distribution (Bapak Eko)
Tugas improvement dari Mahasiswa PPDH
perusahaan
Diskusi tentang storage and
Distribution
7 Kamis, 22 Tugas improvement dari Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
Diskusi tentang cold chain Mahasiswa PPDH
management
7
8 Jumat, 23 Tugas improvement dari Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
Diskusi tentang storage and Mahasiswa PPDH
Distribution
9 Senin, 26Maret Tugas improvement dari Pembimbing
2018 perusahaan (Bapak Eko)
Diskusi tentang storage and Mahasiswa PPDH
Distribution
10 Selasa, 27 Tugas improvement dari Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
Diskusi tentang storage and Mahasiswa PPDH
Distribution
11 Rabu, 28 Tugas improvement dari Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
Diskusi tentang storage and Mahasiswa PPDH
Distribution
12 Kamis, 29 Tugas improvement dari Pembimbing
Maret 2018 perusahaan (Bapak Eko)
Diskusi tentang storage and Mahasiswa PPDH
Distribution
Pelepasan mahasiswa PPDH
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
produksi dan pengendalian mutu yang bertujuan untuk menjamin bahwa produk
obat dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Selain CPOHB, PT Medion Farma Jaya juga
telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2015. Penerapan CPOHB di Medion
Farma Jaya diantaranya :
1. Produk dan Proses Produksi
Sesuai kepanjangan CPOHB aspek produk dan proses produksi obat
yang baik adalah penilaian utama. Setiap proses yang dijalankan atau
dilakukan mulai bahan baku, proses produksi sampai dengan produk jadi
harus sesuai dengan standar nasional, yaitu Farmakope Indonesia (FI).
Selain itu medion juga mengacu ke standar internasional yaitu US
Pharmacopeia (USP), British Pharmacopeia (BP) dan Office
International des Epizooties (OIE). Terhadap bahan baku, medion selalu
melakukan seleksi ketat terhadap supplier (pemasok) dan evaluasi kualitas
bahan baku tersebut secara berkala. Standar – standar tersebut dituangkan
ke dalam SOP (Standar Operational Procedure) yang dijadikan panduan
untuk menekan variasi proses produksi yang pada akhirnya akan
menyeragamkan kualitas produk jadi.
2. Pekerja
Aspek peningkatan kompetensi pekerja melalui update pengetahuan
dan kemampuan baik hardskill (teknis) maupun softkill (sikap dan
motivasi diri) selalu dilakukan berkala dengan mengikuti seminar dan
pelatihan baik dari internal maupun mengundang kalangan eksternal yang
berkompeten. Program ini ditunjang dengan sistem kerja Total Quality
Management (TQM) yang diterapkan dari kepemimpinan hingga level
bawah. Hal ini berdampak pada terciptanya efektivitas kerja dan juga
efisiensi waktu.
3. Lingkungan
CPOHB juga mengatur aspek ini agar kelestarian lingkungan terjaga
dan masyarakat sekitar nyaman dengan keberadaan perusahaan. Hal yang
9
diterapkan ialah program produksi bersih dan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah). Standar BMAL (Baku Mutu Air Limbah) yang aman
dijadikan patokan keduanya sehingga kebersihan dan kelestarian
lingkungan sekitar tetap terjaga.
4. Inspeksi Diri
Inspeksi diriProses Pembuatan
berkala melaluiVaksin
audit internal dijadikan sarana untuk
mengevaluasi setiap lini dalam proses produksi. Kegiatan ini ditujukan
Bakteri
untuk Virus dan dijadikan masukan
menjaga CPOHB terselenggara dengan baik
untuk perbaikan secara berkala.
Persiapan Persiapan
5. Sterilisasi
Dokumentasi
peralatan dan Penanganan Keluhan Biakan sel
Pembuatan media TAB
Setiap
Preparasi seed proses produksi termasuk bahan baku
Preparasi seeddan proses jadi yang
dihasilkan selalu terdokumentasi. Hal ini tidak lain bertujuan menjamin
produk Penanaman
yang dijual mempunyai kualitas yang
Penanaman selalu terstandarisasi. Dan
Media cair TAB
jika ada
Media Biakan sel
komplain cepat direspon serta mudah
padat ditelusuri sehingga dapat
ditentukan langkah perbaikan secara cepat dan tepat.
Panen / Harvest
Panen / Harvest
Uji kandungan bakteri
Titrasi, uji sterilitas
Uji sterilitas / Uji kemurnian
Pengujian Akhir
Pengujian
Uji fisik, uji stabilitas, uji kandungan bakteri
Uji keamanan, potensi, sterilitas, kevakuman
Uji kelembapan
SDA
Distribusi
10
Pengemasan
Pengiriman
Suhu 2-8 ° C
Pesawat terbang, mobil pendingin
4.1.2 Dispensing
Proses produksi produk farmasetik
Menimbang bahan baku yang akan digunakan, pada bahan baku tertentu
sebelum dilakukan penimbangan, beberapa bahan tertentu dilakukan
treatment tergantung spect.
Pencampuran bahan baku
Filling
Mixing
memasukkan bahan pada kemasan primer bahan cair steril → dimasukan
dalam vial atau botol
Bahan cair non steril → dapat dimasukan dalam botol atau jurigen
Powder → sachet
Premix → dimasukan dalam karung
Secondary Packaging 11
Pengemasan pada produk akhir
4.2 Penyimpanan (Storage) PT. Medion Farma Jaya
Penyimpanan merupakan proses penahanan barang sewaktu menunggu
permintaan untuk dikeluarkan. Proses penahanan barang tersebut dilakukan
disuatu tempat yang berupa gudang. Gudang atau storage merupakan tempat
untuk menyimpan barang baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang
jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar gudang yang digunakan
untuk menyimpan barang ditempatkan pada lokasi tertentu sampai barang tadi
diperlukan di dalam proses produksi. Bentuk gudang akan tergantung ukuran dan
kuantitas dari komponen didalam persediaan dan karakter sistem penanganan
(Sitompul, 2010). Menurut Apple (2009), tujuan umum dari metode penyimpanan
barang adalah
1. Penggunaan volume bangunan yang maksimum
2. Penggunaan waktu, buruh dan perlengkapan yang tepat
3. Pengangkutan barang yang cepat dan mudah
4. Identifikasi barang yang baik
5. Pemeliharaan barang yang maksimal
6. Penampilan yang tersusun rapih
12
1. Fasilitas
a. Penyediaan serta pengaturan yang baik terhadap fasilitas,
perlengkapan, dan peralatan yang dibutuhkan dalam gudang.
b. Membutuhkan pemeliharaan yang baik dan mudah untuk semua
fasilitas gudang
2. Tenaga kerja
a. Penggunan tenaga kerja seefektif mungkin
b. Mengurangi resiko kecelakaan
c. Pengawasan yang baik
3. Barang
a. Menghindari kerusakan barang ataupun yang mempengaruhi
kualitasnya
b. Menghindari terjadinya kehilangan barang
c. Mengatur tata letak tempat atau ruang
d. Pengaturan aliran keluar-masuknya barang.
13
Gambar 4.1 Ruang Gambar 4.2 APD pegawai ruang
penyimpanan vaksin dingin (cool room)
2. Produk Farmasetik
Produk Farmasetik di bedakan menjadi beberapa bagian gudang yaitu
gudang premix dan gudang farmasetik. Gudang premix merupakan
gudang anti-tikus dimana dinding bangunan gudang dilengkapi dengan
ram anti-tikus yang bertujuan untuk mencegah tikus masuk menembus
dinding. Gudang farmasetik adalah gudang untuk menyimpan produk
dengan jenis barang termasuk barang cair, serbuk, kapsul, kaplet, bolus.
Spesifikasi ini dapat dilihat pada label hasil produksi (Gambar 4.3).
Label dibedakan berdasarkan warna yang menggambarkan bulan
produksi (Tabel 4.1). Hal tersebut agar rotasi pengeluaran barang
mengikuti kaidah First Expired First Out (FEFO). Pemberian label
digunakan untuk memberi identitas barang, kemudahan menyimpan dan
memudahkan untuk pengambilan barang. Adapun ketentuan penyimpanan
pada gudang farmasetik yaitu :
a. Tumpukkan barang disesuaikan dengan jenis produk
masing-masing.
b. Produk di simpan pada suhu ruang
c. Produk diletakkan diatas palet atau rak
d. Monitoring expired date yang secara periodik
e. Dilakukan pest kontrol pada setiap gudang
14
f. Dilakukan stock opname secara periodik untuk
mengkontrol kulitas dan kuantitas produk
15
3. Produk Poultry Equipment
Produk ini disimpan dalam gudang khusus peralatan yang di bagi
menjadi blok-blok simpan. Lantai pertaman digunakan untuk menyimpan
tempat pakan, kandang, egg tray dan alat penunjang lain. Lantai 2
dipergunakan untuk menyimpan tempat minum sedangkan alat suntik,
spare part kit dan indukan gas disimpan pada ruang khusus.
16
konsumen kepuasannya berkurang. Menurut Naresh (2009) jenis saluran
distribusi berdasarkan intensitasnya dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Bentuk intensif, yaitu jenis saluran yang memanfaatkan banyak pedagang
besar dan kecil.
2. Bentuk selektif, yaitu jenis distribusi yang hanya memanfaatkan beberapa
grosir dan sejumlah kecil pengecer.
3. Bentuk eksklusif, yaitu saluran distribusi yang hanya melibatkan satu
perantara dalam lingkungan masyarakat tertentu untuk menangani produk.
17
8. Pengambilan resiko yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.
PT Medion Farma Jaya adalah produsen obat, vitamin, vaksin dan peralatan
hewan ternak. Medion menjalankan proses distribusi produk – produknya dengan
bekerja sama dengan PT. Medion Ardhika Bakti. PT. Medion Ardhika Bakti secara
resmi memiliki 58 cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. Cabang resmi PT.
Medion Ardhika Bakti disebut dengan Wilayah Sales Representative (WSR). WSR
berfungsi sebangai gudang penyimpanan produk dari pabrik sebelum di kirim ke
konsumen. WSR juga berperan dalam pemasaran produk di suatu wilayah sentra
peternakan. Sistem distribusi Medion dapat dilihat pada bagan berikut:
WSR
End users
18
selama dalam perjalanan. Monitoring suhu dilakukan untuk memastikan
kualitas vaksin dalam keadaan baik sampai di tujuan. Kemudian produk
akan diterima oleh WSR, selama di WSR produk biologis disimpan pada
ruang dingin bersuhu 2-8°C. Monitoring suhu dilakukan tiga kali dalam
sehari untuk memastikan produk tidak rusak saat penyimpanan di WSR.
Genset diperlukan sebagai sumber energi listrik untuk menyalakan ruang
dingin bersuhu 2-8°C saat listik utama mengalami kendala. Rantai dingin
produk biologis harus tetap dipertahankan sampai produk diterima
konsumen. Pengiriman produk biologis dari WSR ke konsumen
menggunakan cooler box atau sterofoam box yang telah diisi dengan
media pendingin. Komposisi isi box adalah 50% produk dan 50% media
pendingin. Dalam pengiriman produk biologis via kapal laut dan udara
harus disertai dengan surat karantina dan MSDS (Material Safety Data
Sheet).
2. Pengiriman produk farmasetik dan poultry equipment
Produk farmasetik dan poultry equipment dikirim menggunakan mobil
box, truk dan kontainer. Kondisi penyimpanan selama transportasi harus
dipertahankan secara optimal untuk menghindari rusaknya produk.
Beberapa hal yang diperhatikan yaitu produk terhindar dari matahari
secara langsung, tumpukan tidak lebih dari batas maksimal dan aman dari
faktor lain yang dapat merusak produk seperti basah karena hujan.
Pengaturan pengiriman produk disesuaikan berdasarkan ketentuan khusus
diantaranya:
1. Pengiriman produk melalui udara harus ada MSDS.
2. Barang mudah terbakar, cairan kemasan besar, tidak bisa dikirim
via udara.
3. Produk poultry equipment yang memiliki komponen elektronik
tidak boleh dikirim via udara.
19
4.4.1 Sistem Online
Pada era globalisasi saat ini, dunia telah membawa perubahan di bebagai
bidang kehidupan, termasuk perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang memegang penting dalam pembangunan. Perkembangan ini
seiring dengan kebutuhan manusia yang terus bertambah. Aktivitas bisnis
yang dulu dilakukan secara manual kini dapat dilakukan secara otomatis.
Banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi yang berbasis internet
sebagai suatau strategi perusahaan dalam menawarkan produk kepada seluruh
konsumen tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain itu, manfaat yang
diperoleh konsumen dengan adanya sistem online adalah kepraktisan, efisiensi
dan membantu konsumen mengetahui berbagai macam produk atau jasa yang
ditawarkan. Adapun perbandingan pelayanan berbasis online dan
konvensioanal dapat dijelaskan pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
20
(Jasfar, 2015)
PT. Medion Farma Jaya sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi obat hewan, vitamin, vaksin dan peralatan peternakan ayam. Dalam
melakukan penjualan produk PT Medion Farma Jaya masih menggunakan
proses konvensional pada saat konsumen ingin membeli produk.
Guna memasarkan produk, technical service diharuskan untuk
mempromosikan dan memasarkan produk kepada konsumen. Hal ini
mengakibatkan proses transaksi menjadi kurang efisien. Dengan adanya
masalah yang dihadapi oleh PT. Medion Ardhika Bakti tersebut, maka
diperlukan rancangan sistem penjualan produk online yang diharapkan dapat
membantu peningkatan penjualan produk.
21
Provinsi di Indonesia. Letak cabang juga sudah dipertimbangkan terletak pada
sentra peternakan. Sehingga, pembelian online mungkinkan lebih disasarkan
kepada peternakan kecil atau kebutuhan skala kecil perseorangan, karena jika
pembelian dalam skala besar setidaknya sudah terlayani oleh cabang yang ada
didaerah walau tanpa sistem online.
3. Cost and Benefit Analysis
Analisis biaya dan manfaat adalah salah satu teknis yang digunakan untuk
mengevaluasi penggunaan sumber sumber ekonomi agar dapat digunakan
secara efisien. Analisis ini sebagai alat bantu untuk membuat keputusan
dengan mempertimbangkan sejauh mana sumber daya yang digunakan
(sebagai biaya) dapat memberikan manfaat yang optimal.
Biaya yang dipertimbangkan secara garis besar terletak pada biaya
penambahan tenaga kerja, biaya tambahan pengemasan saat pengiriman dan
biaya operasional lain seperti promosi. Penambahan biaya ini harus
dipertimbang dengan pemasukan (benefit) yang diterima perusahaan jika
pembelian online hanya dalam skala kecil.
4. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pembeli yang
memiliki perbedaan kebutuhan, karakteristik, ataupn perilaku yang berbeda
dalam suatu pasar tertentu. Segemntasi pasar diperlukan untuk menentukan
strategi pmasaran yang lebih terarah. Selain itu, manfaat segmentasi pasar
mengetahui karakteristik dari segmen pasa yang ditargetkan. Setelah
mengetahui siapa dan bagaimana karakteristik segmen pasar yang ditarget,
maka perusahaan bisa melakukan evaluasi atas efektif tidaknya kegiatan
pemasaran yang sudah dilakukan selama periode tertentu, apakah sudah sesuai
dengan karakteristik pasar yang ditargetnya, dan juga perusahaan bisa
mempelajari apa yang lebih dan kurang dari strategi yang sudah berjalan,
untuk dibuat perencanaan bisnis selanjutnya di depan.
Dalam mengidentifikasi segmen pasar, tahapan yang dapat dilakukan
adalah tahap survey, tahap analisis, tahap pembentukan. Pada tahap analisis
dilakukan wawancara kepada target segmen pasar untuk mendapatkan
pemahaman terhadap sikap, motivasi, dan perilaku konsumen. Tahap analisis,
22
data yang mengandung variabel-variabel berkorelasi tinggi dibuang, kemudian
dilakukan analisis kelompok untuk menghasilkan jumlah maksimum segmen
yang berbeda. Tahap pembentukan dibentuklah kelompok berdasarkan
perbedaan sikap, perilaku, demografis, psikologis, psikografis, dan pola
media. Dari sifat dominan yang ditemukan pada kelompok tersebut,
diberikanlah nama profil pada kelompok segmen itu.
order ekspedisi
webbsite
webbsite
Keterangan skema
: Alur order konsumen teregistrasi
: Alur order konsumen teregistrasi
: Alur penyampaian order dari pabrik k WSR
: Alur pengiriman order dari WSR ke konsumen melalui ekspedisi
23
menjadi order melalui website secara online. Ketentuan selain order,
tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku sebelumnya.
2) Konsumen tidak teregister
Konsumen ini merupakan konsumen yang bebas melakukan
pembelian dengan mengakses website. Pembelian dapat di lakukan
dimana saja dan kapan saja. Pengaturan penerimaan order dilakukan
di pabrik, lalu proses persiapan barang dilakukan diWSR terdekat
dengan konsumen.
Kelebihan Kekurangan
Konsumen mudah Perlu waktu sosialisasi untuk konsumen
mendapatkan barang teregister dengan sistem yang baru.
Barang terjamin Penambahan divisi online
keasliannya Penambahan biaya iklan untuk promosi
Penelusuran komplain website
lebih mudah karena Pabrik menjadi pesaing reseller (poultry
Mengurangi peran shop) secara langsung, karena sistem lebih
TSR sebagai tenaga terbuka untuk semua konsumen.
marketing, sehingga Diharapkan bisa melayani konsumen tidak
lebih mengutamakan teregister dengan pembelian skala kecil,
24
service farm sehingga diperlukan perbedaan harga yang
sesuai untuk kedua tipe konsumen
Tidak seluruh produk dapat dibeli oleh
konsumen tidak teregister, karena ada
produk-produk khusus yang harus dalam
reseptur dokter hewan, misal produk
antibiotik dan sedasi injeksi.
Reseller ekspedisiekspedisi
Pabrik WSR Konsumen
PoultryShop
teregistrasi
website
Keterangan skema
: Alur order konsumen
: Alur reseller teregistrasi oleh pabrik
: Alur pengiriman order dari reseller ke konsumen melalui
ekspedisi
Segmentasi pasar secara geografis pada sistem ini tidak berbatas pada
wilayah pemasaran, karena pembelian dapat dilakukan diseluruh wilayah di
Indonesia. Dengan adanya sistem online seperti website yang dikelola oleh
poultry shop atau reseller, produk yang di pasarkan akan lebih mudah
diketahui dan didapatkan. Sistem online melalui poultry shop ini dapat
dipasarkan dengan skala besar maupun skala kecil. Perseorangan yang
25
mempunyai hewan hobi dengan skala kecil juga dapat membeli produk satuan
(eceran) melalui website yang tersedia. Faktor pertimbangan sistem ini dapat
dilihat di Tabel 4.5
Tabel. 4.5 Faktor pertimbangan sistem online melalui poultry shop (reseller)
Kelebihan Kekurangan
Pabrik tidak secara langsung Banyak website PS yang akan di
melakukan penjualan online ciptakan sehingga akan kurang
tetapi memiliki potensi untuk efektif.
berkembang di pasar online Tercipta kompetisi anatar PS online,
melalui seller yang apalagi jika harga eceran terendah
teregister. tidak dikendalikan
Konsumen mudah Pabrik harus melakukan audit pada
mendapatkan barang reseller yang akan melakukan
Barang terjamin keasliannya registrasi
Proses registrasi membutuhkan
tambahan biaya dan tenaga kerja
Ekspedisi
e market
Pabrik WSR place
Konsumen
26
Keterangan skema
: Alur order konsumen ke e market place
: Alur penyampaian order dari e market place ke pabrik
: Alur penyampaian order dari pabrik k WSR
: Alur pengiriman order dari WSR ke konsumen melalui ekspedisi
Kelebihan Kekurangan
Pemasaran produk lebih meluas Pembelian dalam skala kecil
keseluruh pelosok negeri Tidak semua barang dapat di jual
27
Pemasaran lebih mudah dan karena pihak ketiga memiliki
mengurangi biaya iklan karena larangan pengiriman terkait
terbantu oleh sistem e- market bentuk barang (obat cair dan
place aerosol)
Aplikasi e- market place telah Membutuhkan respon yang cepat
banyak dimiliki oleh walau pabrik harus meneruskan
masyarakat luas kecabang terdekat
Pengaturan pengiriman telah Harus selalu update stok ke
terbantu oleh sistem yang sistem e- market placeguna
dimiliki oleh e-market place, mencegah pinaltioleh sistem
sehingga pabrik cukup akibat tidak mampu menyediakan
mengikuti barang yang sesuai dengan
Lebih menarik dengan diskon permintan end user/buyer
dan promo yang di tawarkan Pabrik harus tunduk dalam aturan
kepada pembeli. e-market place, misalnya
Konsumen mudah mendapatkan pengiriman harus tepat waktu
barang dan menggunakan ekspedisi
Barang terjamin keasliannya sesuai dengan permintaaan
pembeli.
28
Strategi pengembangan harus di pertimbangan dengan matang sebelum
memulai bisnis dengan sistem ini. Besarnya modal dan sumber daya saja tidak
cukup bagi sebuah perusahaan yang menjual produk langsung ke konsumen.
Beberapa hal yang diperhitungkan adalah lokasi gerai, produk yang diperjual
belikan, harga, manajemen sumber daya manusia, dan promosi (Utami, 2016).
Perusahaan perlu strategi pemasaran yang handal dan efektif agar
perusahaan terus berkembang. Dengan strategi pemasaran yang efektif, omset
penjualan terus bertumbuh dan berpengaruh positif pada capaian laba usaha,
terlebih bila usaha mampu dijalankan dengan efisien.
29
kebutuhan – kebutuhan akan produk baru dan masalah – masalah yang
dihadapi.
3. Pertimbangan keuangan dan pengendalian
Sebagian produsen tidak mempunyai sumber finansial pada dasar
langsung kepada pengguna akhir mereka. Sebagian lagi tidak bersedia
melakukan investasi besar – besaran dalam armada penjualan dan fasilitas
jasa. Fasilitas jasa penting untuk memutuskan apakah sumber – sumber
daya cukup tersedia, dan jika tersedia apakah menjual langsung kepada
pengguna akhir merupakan cara terbaik mengenai penggunaan sumber –
sumber daya tersebut.
Kelebihan Kekurangan
Konsumen lebih Perlu produk yang bervariaasi agar menarik
mudah mendapatkan peminat (kemasan menarik dan macam –
30
produk dan terjamin macam ukuran)
kualitasnya. Perlu sistem menejerial SDM yang memadai
TSR bisa agar pemasaran produk dapat tercapai dengan
disentralisasi di WSR baik, misalnya pengetahuan tentang
(gerai), dan menerima penggunaan produk.
konsultasi pelanggan. Produk yang dipasarkan bukan produk
Konsumen lebih kebutuhan pokok yang bersifat fast moving
mandiri memilih dan consumers goods melainkan produk
menentukan barang. peternakan, maka perlu dipertimbangkan
Tidak tergantung pada apakah akan mencapai target omset yang
peran ekspedisi sesuai karena retail ditekankan pada sasaran
pemasaran dalam skala kecil.
Terjadi kompetisi antara Medion dan
poultryshop secara langsung, sehingga
memungkinkan kompetitor medion
menawarkan produk yang lebih eksklusif ke
poultryshop tersebut.
Perlu adanya promosi dan branding
Dengan biaya pengembangan yang besar
(termasuk pembiayaan SDM), akan
berpengaruh pada meningkatnya harga produk
(ecer)
31
Ikut serta dalam kegiatan penelitian dan pengembangan dan memiliki
kepentingan komersial yang terkait dengan riset ilmiah. Contoh : pengujian
pada hewan sebelum dilakukan produki masal, melakukan pendataan dan
isolasi wabah virus disuatu daerah yang terkena wabah, pemilihan seeds virus
yang akan digunakan pada vaksin.
3. Penanggung Jawab Produksi
Proses produksi yang dilakukan di PT. Medion Farma Jaya mengacu
pada Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB). Dokter hewan
berperan untuk mengawasi dan menjamin operasional produksi sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP).
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil koasistensi PPDH rotasi industri di PT. Medion Farma Jaya
yang telah dilakukan, makan didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Sistem operasional PT. Medion Farma Jaya sudah menerapkan sistem
manajemen yang baik dibuktikan dengan diperolehnya ISO 9001:2015
Quality Management System (QMS) dan ISO 14001:2005 Enviromental
Management
2. Alur produksi produk biologis dan farmasetik di PT. Medion Farma Jaya
dimulai dari perencanaan, produksi, pemasaran, distribusi dan evaluasi telah
sesuai dengan standart nasional Cara Pembuatan Obat Hewab yang Baik
(CPOHB), Farmakope Obat Hewan Indonesia (FOHI) dan Farmakope
Indonesia (FI) serta standart internasional Technischer Überwachungsvereien
Ceritifiet (TÜV).
3. Produk PT. Medion Farma Jaya telah didistibusikan oleh 58 WSR di 34
provinsi di Indonsia dan telah di ekspor keberbagai negara di dunia dalam
lingkup Asia Afrika.
33
4. Proses distribusi online dan retail modern menjadi pengembangan proses
distribusi yang perlu dipertimbangkan mengingat budaya modernisasi pasar
yang telah berkembang pesat dan berbasis teknologi infomasi. Ditribusi ini
akan memudahkan konsumen mendapatkan barang dengan kualitas terjamin
dan akan memperluas pemasaran hingga menjangkau seluruh pelosok negeri.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk PT. Medion Farma Jaya adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan reseacrh and inovation produk. Produk biologis bisa
dikembangkan dalam varian produk vaksin bakterial dan juga inovasi produk
farmasetik herbal untuk mengurangi penggunaan antibiotik kimia yang
berpotensi resisten.
2. Melakukan market research tentang penjualan produk secara online dan sistem
retail modern untuk produk-produk bebas seperti vitamin dan obat bebas
terbatas lain. Peran WSR akan dimaksimalkan sebagai gerai resmi pabrik ke
konsumen secara langsung baik dalam skala besar atau kecil.
34
DAFTAR PUSTAKA
Apple, James M. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga.
Institut Teknologi Bandung: Bandung.
Dharmayanti, I., Damayanti, R., Indriani, R., Wiyono, A., dan Darminto. 2004.
Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 pada Organ Ayam yang
Terserang Flu Burung Sangat Patogenik di Jawa Timur dan Jawa Barat
dengan Teknik Imunohistokimia. JITV. 9(3) : 197-203.
Ditjennak, 2014. Manual Penyakit Unggas. Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat
Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian. Hal 36
Fernandes, Johanes. 2015. Analisa Perbandingan E-Commerce Terhadap Transaksi
Penjualan Konvensional Menggunakan Metode Simple Moving Average.
Jurnal Teknolohi Informasi: program studi teknik informasi. Universitas
Bunda Mulia. Vol: 11:01:2015
Hollensen, Svend. 2010. Marketing Management : Relationship Approach. USA :
Pearson Education Inc.
Jasfar, Farida. 2005. Menejemen Jasa Pendekatan Terpadu. Ghalia Indonesia. Bogor.
Naresh, Maholtra, K. 2009. Basic Marketing Research. 3th Edition. New Jersey :
Prentice Hall.
35
Priyambodo, 2007. Manajemen Farmasi Industri. Kementrian Perdagangan.
Yogyakarta.
Sitompul, 2010. Evaluating the Performance of Rural Energy Service Pathway and
Their Impact on Rural Livelihoods. Universitas Verlag, Berlin. Hal-117.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono, R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Tenak Unggas.
Penebar Swadaya, Jakarta.
36