Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

UNSUR-UNSUR DALAM KIMIA : MEMAHAMI BAHASA


KIMIA

ELEKTROPLATING LOGAM

Oleh Kelompok 14:

1. Mokhamad Inggit Prakasa (G64160053)


2. Ivan Mahinza (G64160066)
3. Natasya Putri Erinda (H14160045)
4. Fitri Febyanti (HI4160068)
5. Khansa Gita Ayuni (H24160017)

Kimia Umum

Dosen: Betty Marita S, M.si

Hari / tanggal: Senin / 6 Maret 2017

Tempat: CCR 2.11

Program Pendidikan Kompetensi Umum

Institut Pertanian Bogor

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunianya kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan makalah “Elektroplating Logam”. Shalawat bernadakan salam
penyusun ucapkan keharibaan Nabi Muhammad SAW, Keluarga dan para sahabat
sekalian.

Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Kimia Umum


menjelang Ujian Tengah Semester. Dalam penyusunan makalah ini, selaku penulis
mengucapkan terima kasih kepada ibu Betty Marita S, M.si selaku dosen mata
kuliah Kimia Umum, dan seluruh rekan kelompok yang telah memberikan
masukkan serta nasehat dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca sekalian. Atas


perhatian saudara, saya ucapkan terima kasih.

Bogor, 6 Maret 2017

Penyusun

(KELOMPOK 14)

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan masyarakat modern tidak bisa terlepas dari benda-benda yang


dibuat dengan proses plating. Teknologi plating atau lebih dikenal dengan pelapisan
logam telah berkembang dengan pesat di dunia. Komponen dan aksesoris
kendaraan bermotor, aksesoris mebel, kursi lipat, berbagai alat perkantoran, alat-
alat pertanian, jam tangan, aksesoris rumah tangga dan berbagai alat-alat industri
sebagian kecil dari produk plating. Masyarakat umum lebih mengenal istilah-istilah
veerzinc, veernikel, veerchrom untuk pelapisan seng, nikel maupun khrom daripada
istilah electroplating, sehingga bila kita membicarakan hal electroplating masih
banyak yang belom memahami dengan jelas. Sedangkan istilah baku yang dipakai
utnuk elektroplating adalah lapis listrik.

Semua produk yang dihasilkan oleh proses industri harus mempunyai


kualitas yang baik dari segi apapun. Tuntutan ini harus diiringi dengan faktor-faktor
pendukung dan berkualitas pula. Salah satu faktor pendukungnya adalah bahan
dasar yang digunakan untuk menghasilkan produk harus disesuaikan dengan
kondisi temperatur yang dibutuhkan untuk proses serta memiliki ketahanan
terhadap korosi. Korosi sangat rentan terjadi pada alat-alat yang terbuat dari logam.
Korosi dapat memperpendek umur suatu peralatan khususnya yang terbuat dari
logam. Inilah masalah utama yang menurunkan kualitas suatu produk.

Suatu ide atau pemikiran akan muncul setelah adanya masalah, berdasarkan
pepatah inilah maka masalah diatas dapat ditemukan jalan keluarnya. Salah satu
usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pelapisan
logam (electroplating), yaitu proses pelapisan logam secara elektrokimia yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan dan memberikan sifat-sifat yang lebih
baik dari logam.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan electroplating ?


b. Apa faktor yang mempengaruhi proses electroplating ?
c. Apa saja zat zat yang digunakan untuk proses electroplating ?
d. Apa saja sifat fisis dan sifat kimia yang ada pada proses electroplating ?
e. Bagaimana proses electroplating bisa terjadi ?

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Korosi

Korosi merupakan proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda
potensial dihubungkan langsung didalam elektrolit sama. Dimana elektron
mengalir dari metal kurang mulia (anodik) menuju metal yang lebih mulia
(katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif
karena kehilangan elektron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang
berada didalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut,
permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah serangan karat
permukaan. Sel gavani tidak berhubungan langsung walaupun keduanya berada
didalam elektrolit yang sama. Standar elektro ini dapat berubah akibat pengaruh
perubahan suhu, perubahan elektroda, kotoran atau sampah pada elektroda dan lain-
lain.

Korosi logam merupakan salah satu masalah yang paling penting yang di
hadapi oleh kelompok industri maju. Pengaruh korosi dapat terlihat pada
pembentukan karat pada permukaan besi. Korosi dapat di gambarkan sebagai sel
gavani yang mengalami hubungan pendek. Karat terbentuk pada katoda dan lubang
terjadi pada anoda.

Faktor yang mempercepat korosi:

1. Garam yang larut menghasilkan sebuah elektrolit yang menaikkan aliran


muatan menuju larutan.
2. Keasaman yang tinggi.
Teknik pencegahan korosi antara lain:

4
1. Pelapisan permukaan dengan suatu lapisan tidak tertembuskan. Contohnya
cat dapat mencegah masuknya udara lembab.
2. Dilakukan dengan galvanisasi (elektroplating). Contohnya pelapisan benda
besi dengan Cu.
3. Mengubah potensial objek dengan memompakan electron guna memenuhi
kebutuhan reduksi oksigen, tanpa melibatkan oksidasi logam.

2.2 Elektroplating

Elektroplating atau lapis listrik merupakan salah satu proses pelapisan


bahan padat dengan lapisan logam menggunakan arus listrik melalui suatu larutan
elektrolit. Larutan yang digunakan harus sesuai dengan bahan yang digunakan
untuk menyepuh yang dipasang sebagai anoda. Jika akan menyepuh benda dengan
tembaga maka larutan elektrolitnya adalah tembaga sulfat (CuSO4).

Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan logam


yang lebih tipis melalui prinsip bahwa logam yang akan disepuh diperlakukan
sebagai katoda, dan logam penyepuh diperlakukan sebagai anoda. Dalam
penyepuhan, kedua elektroda dimasukkan dalam larutan elektrolit, yaitu larutan
yang mengandung ion logam penyepuh. Elektroplating juga dapat didefinisikan
sebagai pelapisan logam pada benda padat konduktif dengan bantuan arus listrik.
Jika akan menyepuh benda dengan tembaga, maka anoda yang digunakan adalah
tembaga dan larutan elektrolit adalah tembaga sulfat (CuSO4). Jika elektroplating
perak, tentu perak sebagai anoda dan larutannya adalah perak nitrat. Pada
elektroplating maka logam dasar seperti besi, tembaga, kuningan, seng, dan
aluminium dilapisi oleh berbagai variasi logam yang kebanyakan adalah
tembaga, nikel, kromium, seng dan cadmium juga beberapa logam mulia seperti
perak, emas, rhodium, paladium dan platinum.

Dalam mempelajari proses elektrolisis didasarkan oleh hukum faraday yang


meliputi:

5
1. Massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu
elektroda, berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel.
2. Massa 1 ekivalen zat yang dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan
melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik melalui sel.

2.3 Elektroda

Ada 2 jenis elektroda yang di gunakan dalam proses elektrolisis,


diantaranya:

1. Anoda
Pada sel elektrolisis sumber eksternal tegangan di dapat dari luar sehingga
anoda bermuatan positif.
2. Katoda
Katoda pada sel elektrolisis adalah elektroda yang bermuatan negatif,
karena ion-ion positif mengalir ke elektroda lain.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses elektroplating

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi elektroplating diantaranya


adalah Konsentrasi elektrolit, temperatur, pengaruh logam dasar, arus listrik dan
waktu pelapisan.

2.4.1 Konsentrasi Elektrolit

Pengaruh konsentrasi elektrolit dengan arus saling berhubungan erat.


Dengan penambahan konsentrasi larutan, arus yang tinggi dapat digunakan untuk
menambah besarnya pelapisan. Kenaikan konsentrasi larutan akan mencegah
kekosongan ion-ion didekat katoda sehingga terbentuk pelapisan yang lebih baik.

Larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi mengandung partikel-partikel


yang lebih rapat. Kerapatan ini menyebabkan partikel mudah bertumbukan
sehingga semakin banyak elektron yang berpindah dari anoda ke katoda.

6
Konsentrasi larutan elektrolit adalah salah satu faktor yang mempengaruhi proses
electroplating.

Dengan demikian semakin tinggi konsentrasi larutan elektrolit, maka


semakin besar laju pelapisannya.

2.4.2 Temperatur

Kenaikan temperatur akan menyebabkan meningkatnya laju korosi dan


difusi ion-ion ke katoda. Hali ini mencegah terjadinya pelapisan yang tidak merata
yang di sebabkan adanya kekosongan ion-ion pada katoda. Secara umum,
temperatur yang sesuai cenderung meningkatkan kualitas pelapisan.

2.4.3 Pengaruh Logam Dasar

Salah satu faktor yang penting dalam pembentukan endapan plating adalah
besar potensial elektroda logam plating itu sendiri. Cu memiliki besar potensial
+0,304 sedangkan Zn memiliki besar potensial -0,762.

2.4.4 Arus Listrik

Pada proses plating yang kerapatan arusnya rendah, laju pelapisan ion-ion
menjadi lambat, sehingga laju pertumbukan dasar kristal akan melewati laju
pembentukan ion-ion baru. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar kuat arus
yang di berikan pada saat pelapisan maka semakin besar pula laju pelapisannya.
Hal ini sesuai dengan Hukum faraday yang menyatakan massa zat tertentu yang
dihasilkan atau dipakai pada suatu elektroda berbanding lurus dengan jumlah
muatan listrik yang melalui sel.

2.4.5 Waktu Pelapisan

Semakin lama waktu pelapisan maka semakin besar pula laju pelapisannya.
Hal ini terjadi krena semakin lama waktu, semakin banyak elektron-elektron yang
tereduksi dari anoda ke katoda.

7
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

3.1 Electroplating

Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan


sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating
dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus
listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke
material yang hendak dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink),
galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Perbedaan
utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan adalah larutan
elektrolisisnya.

Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi


suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan
nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta
bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi
perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami
pelapisan dibandingkan sebelumnya. Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput
dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang
kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan
(decorative).

Proses elektroplating merupakan kebalikan dari proses korosi. Dikatakan


kebalikan dari proses korosi karena pada proses elektroplating yang mengalami
penyusutan yaitu pada anoda (bahan pelapis) yang akan mengendap pada
permukaan katoda. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
Mn+ + ne-  M , di mana M adalah ion logam bermuatan positif.

8
Sedangkan pada korosi yang mengalami penyusutan adalah pada
katodanya. Reaksinya ini dapat ditulis sebagai berikut :
M  Mn+ + ne_, di mana M adalah ion logam yang bereaksi.

Proses elektroplating biasanya dilakukan dalam suatu bejana yang disebut


sel elektrolisa yang berisi cairan elektrolit/rendaman (bath). Pada rendaman ini
tercelup paling tidak dua elektroda yang masing-masing dihubungkan dengan arus
listrik, terbagi menjadi kutub positif (+) dan negatif (-) dikenal sebagai anoda (+)
dan katoda (-). Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang tidak
larut. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja
ssedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik juga sebagai
bahan baku pelapis. Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi,
dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus listrik. Elektrolit berupa larutan
yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel bermuatan
positif atau negatif.

Dapat dijelaskan pula bahwasanya pada anoda terjadi oksidasi, sedangkan


pada katoda terjadi reduksi. Ion yang bergerak (migrasi) sedangkan yang menuju
ke katoda disebut kation. Bila arus listrik dialirkan di antara kedua elektroda (anoda
dan katoda) di dalam larutan elektrolit, maka muatan ion positif akan ditarik oleh
katoda, sedangkan ion bermuatan negatif berpindah ke arah elektroda bermuatan
positif (anoda). Ion-ion tersebut dinetralisisr oleh kedua elektroda dan larutan
elektrolit yang hasilnya diendapkan pada katoda (benda kerja).

3.2 Unsur - unsur Pokok Proses Elektroplating

1. Sirkuit luar
Sirkuit luar terdiri dari sumber arus DC dan peralatan terkait seperti amperemeter,
voltmeter, dan alat pengatur tegangan dan arus.
2. Katoda
Katoda ialah elektroda negatif yang merupakan benda kerja yang akan dilapisi.
Katoda atau benda kerja dapat memiliki bentuk dan dapat terbuat dari beraneka
logam, yang terpenting katoda harus memiliki kumpulan atom-atom yang terikat

9
di mana elektron-elektronnya dapat bergerak bebas sehingga proses lapis listrik
dapat berlangsung dengan baik dan logam dapat menempel kuat pada katoda.
3. Larutan pelapis
Di dalam larutan pelapis terdapat ion-ion logam pelapis yang sering disebut “Bath”.
4. Anoda
Anoda adalah elektroda positif yang merupakan logam pelapis.

3.3 Sifat Fisis Logam

Pada umumnya unsur logam mempunyai sifat fisis, antara lain:

1. Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang dan
frekuensi yang sama sehingga logam terlihat lebih mengkilat. Contohnya, emas
(Au), perak (Ag), besi (Fe), dan seng (Zn).
2. Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari, sehingga logam
akan sangat panas (terbakar). Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai akibat
dari penambahan energi kinetik. Hal ini menyebabkan elektron bergerak lebih
cepat. Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron yang
bergerak.
3. Logam juga dapat menghantarkan listrik karena elektronnya terdelokalisasi bebas
bergerak di seluruh bagian struktur atom. Tembaga (Cu) sering dipakai dalam
pembuatan kawat penghantar lisrik.
4. Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi bentuk
lembaran. Sifat ini digunakan oleh pandai besi untuk membuat sepatu kuda dari
batangan logam. Gulungan baja (besi) penggiling menggunakan sifat ini saat
mereka mengulung batangan baja menjadi lembaran tipis untuk pembuatan alat-alat
rumah tangga. Hal ini karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang
antara atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa
memutuskan ikatan logam.

10
5. Duktilitas, yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya yang
mudah meregang jika ditarik. Tembaga (Cu) dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan kawat.
6. Semua logam merupakan padatan pada suhu kamar dengan pengecualian raksa atau
merkuri (Hg) yang berupa cairan pada suhu kamar.
7. Semua logam bersifat keras, kecuali natrium (Na) dan kalium (Ca), yang lunak dan
dapat dipotong dengan pisau.
8. Umumnya logam memiliki kepadatan yang tinggi sehingga terasa berat jika dibawa.
9. Logam juga dapat menimbulkan suara yang nyaring jika dipukul, sehingga dapat
digunakan dalam pembuatan bel atau lonceng.
10. Logam dapat ditarik magnet, sehingga logam disebut diamagnetik, misalnya besi
(Fe).

3.4 Sifat Kimia Tembaga

1. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan
yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat bereaksi
dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang
lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang
berwarna merah.
3. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer
seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih
menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan
oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2¯(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah produk.
4. Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi
5. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara
membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
6. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan
belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi
dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan
tembaga(II) klorida.

3.5 Sifat fisika

1. Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning seperti emas kuning seperti
pada gambar dan keras bila tidak murni.
2. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat.
3. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.

11
3.6 Skema Proses Electroplating

Anoda dan katoda (elektroda) dimasukkan dalam larutan elektrolit tersebut


dan dialiri arus lstrik searah di mana anoda dihubungkan ke kutub positif dan katoda
ke kutub negatif, maka akan terjadi perbedaan potensial antara katoda dan anoda.
Dari proses tersebut logam tembaga akan terurai kedalam larutan elektrolit yang
juga mengandung ion-ion tembaga, kemudian melalui larutan elektrolit ion-ion
tembaga akan terbawa dan mengendap pada permukaan katoda (garapan) dan
berubah menjadi atom tembaga.

Proses Electroplating

Pada proses kerja pelapisan, dimisalkan pelat baja yang akan dilapis dengan
tembaga. Larutan tembaga yang akan digunakan adalah CuSO4 dan air H2O.
Dengan demikian disini terjadi reaksi reduksi ion tembaga menjadi logam tembaga,
menjadi logam tembaga.
CuSO4  Cu2+ + SO42-
Cu2+ + 2e  Cu
1. Pada katoda terjadi reaksi sebagai berikut :
M+(aq) + 2e- → M (s)
a. Pembentukan gas Hidrogen
2H+(aq) + 2e- →H2 (g)
b. Reduksi oksigen terlarut
½ O2 (g) + 2H+ →H2O (l)
2. Pada anoda terjadi reaksi sebagai berikut :
a. Pembentukan gas oksigen
H2O (l) →4H+(aq) + O2 (g) + 4e-
b. Oksidasi gas Hidrogen
H2 (g) →2H+(aq) + 2e-

12
Hidrogen (H) yang mengendap inilah yang perlu diperhatikan karena gas
tersebut akan menyebabkan cacat lapisan yang biasa disebut hydrogen
embrittlement.

Reaksi Pelapisan

Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya


ion-ion logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat
permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang
bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban tambahan
bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial listrik dan
dibantu oleh reaski-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan katoda
dan menangkap elektron dari katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan
katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalamidischarge menjadi
atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-
mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material katoda.

Pelapisan tembaga banyak digunakan antara lain untuk memperoleh


lapisan-lapisan logam dengan tujuan:
- Sebagai lapisan perantara (dasar/strike)
- Sebagai lapisan dengan hantar panas dan arus listrik yang baik
- Digunakan dalam proses elektroforming

Pelapisan perantara (strike) adalah suatu lapisan tipis dan berfungsi lapisan
pendahuluan sebelum dilakukan pelapisan selanjutnya. Tebal lapisan berkisar
antara 1 – 3 mikron. Bila logam dasar (benda kerja) terbuat dari baja (paduannya),
biasanya pelapisan perantara perlu dilakukan. sedangkan untuk logam dasar
tembaga (paduannya), tidak perlu dilakukan karena unsur tembaga sudah ada. Jenis
larutan elektrolit dalam proses pelapisan tembaga dikelompokkan dalam dua jenis
yaitu jenis alkali dan asam, contohnya larutan sianida, larutan alkalin pyrophospat,
larutan sulfat, dan larutan fluoborat.

13
Bagan Aliran Proses Pelapisan Tembaga

Dalam operasi pelapisan, kondisi operasi penting untuk diperhatikan karena


kondisi tersebut menentukan keberhasilan proses pelapisan serta mutu pelapisan
yang dihasilkan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelapisan adalah :

A. Rapat Arus (Current Density)


Rapat arus adalah bilangan yang menyatakan jumlah arus listrik yang mengalir
perluas unit elektroda. Terbagi dalam 2 macam yaitu rapat arus yang
diperhitungkan ialah rapat arus katoda yaitu banyakna arus listrik yang
diperlukan untuk mendapatkan atom-atom logam pada tiap satuan luas benda
yang akan dilapis. Rapat arus dapat di atur, makin tinggi raat arus, makin
meningkat kecepatan pelapisan dan dapat memperkecil ukuran/bentuk kristal.
Tetapi bila rapat arus terlalu tinggi akan mengekibatkan lapisan kasar, bersisik
dan akan terbakar/hitam. Satuan arus dinyatakan dalam Amp/dm2 atau
Amp/ft2 atau Amp/in2.

B. Tegangan Arus (Voltage)


Seperti di jelaskan sebelumnya bahwa pada proses lapis listrik, tegangan yang
digunakan harus konstan sehingga yang di variablekan hanyalah ampere saja.
Maksudnya adalah bila Luas Permukaan benda kerja bervariasi, maka rapat
aruslah yang di variasikan sesuai dengan ketentuan,sedangkan tegangannya
tetap.

C. Temperatur Larutan

14
Temperatur larutan dapat mempengaruhi hasil lapisan. Kenaikan temperatur
larutan menyebabkan bertambahnya ukuran kristal. Pada temperature yang
tingi, daya larut bertambah besar dan terjadi: penguraian garam logam yang
menjadikan tingginya konduktifitas serta menambah mobilitas ion logam, tetapi
viskositas jadi berkurang, sehingga endapan ion logam pada katoda akan lebih
cepat sirkulasinya.

D. pH Larutan
pH digunakan untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan elektrolitdan
dalam operasi lapis listrik, pH berarti juga pOH-. pH larutan dapat diatur/diukur
dengan alat ukur pH meter atau colorimeter.Tujuan menentukan derajat
keasaman ini adalah untuk melihat atau mengecek kemampuan dari larutan
dalam menghasilkan lapisan yang lebih baik. Umumnya untuk larutan yang
bersifat basa/alkali.derajat keasaman (pH) nya berkisar antara 11-14, sedangkan
untuk larutan asam, pH-nya berkisar 4,5-5,6. Untuk mengatur nilai pH sesuai
dengan yang diinginkan, digunakan sodium atau potassium hydroksida dan atau
asam sulfat untuk larutan yang bersifat asam.

E. Proses Pengerjaan Akhir ( Post Treatment)


Benda kerja yang telah dilakukan proses lapis listrik biasanya di bilas dan
dikeringkan. Tetapi kadang-kadang perlu juga dilakukan pengerjaan lanjut
seperti misalnya dipasifkan atau di beri lapis pelindung chromat (chromatting)
atau lapis lindung transparan yaitu dengan Iaquar. Proses ini dilakukan dengan
caradipping biasa, tetapi untuk lapis lindung dengan lacquar biasa
secara electro dan dipping.

15
BAB IV
PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan
Elektroplating adalah proses pelapisan logam dengan menggunakan
bantuan arus listrik. Electroplating sangat dibutuhkan karena untuk memperkuat
mencegah terjadinya korosi dan memperindah tampilan logam.

Elektroplating tembaga sangat sering digunakan karena dapat menambah


kuatnya lapisan yang dilakukan di atasnya,Mempunyai sifat tahan karat,Ulet,
sehingga tidak retak apabila dibengkokan,Mempunyai daya hantar listrik yang
tinggi.

Elektroplating (electroplating) atau lapis listrik atau


penyepuhan merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan
logam menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit

Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya


ion-ion logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat
permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak
seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban tambahan bagi ion-
ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial listrik dan dibantu
oleh reaksi-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan katoda dan
menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda.

4.1 Saran

Demikian yang dapat di paparkan mengenai pelapisan yang menjadi pokok


bahasan dalam makalah ini,tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya para pembaca pada umumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://ayuniyustira.blogspot.co.id/2015/12/laporan-khusus-elektroplating.html
diunduh pada 19 Desember 2015

http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-teknik-electroplating.html?m=1
diunduh pada tahun Desember 2014

http://gembalailmu.blogspot.co.id/2016/04/electroplating-logam-dengan-
larutan.html diunduh pada 20 April 2016

17

Anda mungkin juga menyukai