ELEKTROPLATING LOGAM
Kimia Umum
2017
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
(KELOMPOK 14)
2
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu ide atau pemikiran akan muncul setelah adanya masalah, berdasarkan
pepatah inilah maka masalah diatas dapat ditemukan jalan keluarnya. Salah satu
usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pelapisan
logam (electroplating), yaitu proses pelapisan logam secara elektrokimia yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan dan memberikan sifat-sifat yang lebih
baik dari logam.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Korosi
Korosi merupakan proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda
potensial dihubungkan langsung didalam elektrolit sama. Dimana elektron
mengalir dari metal kurang mulia (anodik) menuju metal yang lebih mulia
(katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif
karena kehilangan elektron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang
berada didalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut,
permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah serangan karat
permukaan. Sel gavani tidak berhubungan langsung walaupun keduanya berada
didalam elektrolit yang sama. Standar elektro ini dapat berubah akibat pengaruh
perubahan suhu, perubahan elektroda, kotoran atau sampah pada elektroda dan lain-
lain.
Korosi logam merupakan salah satu masalah yang paling penting yang di
hadapi oleh kelompok industri maju. Pengaruh korosi dapat terlihat pada
pembentukan karat pada permukaan besi. Korosi dapat di gambarkan sebagai sel
gavani yang mengalami hubungan pendek. Karat terbentuk pada katoda dan lubang
terjadi pada anoda.
4
1. Pelapisan permukaan dengan suatu lapisan tidak tertembuskan. Contohnya
cat dapat mencegah masuknya udara lembab.
2. Dilakukan dengan galvanisasi (elektroplating). Contohnya pelapisan benda
besi dengan Cu.
3. Mengubah potensial objek dengan memompakan electron guna memenuhi
kebutuhan reduksi oksigen, tanpa melibatkan oksidasi logam.
2.2 Elektroplating
5
1. Massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu
elektroda, berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel.
2. Massa 1 ekivalen zat yang dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan
melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik melalui sel.
2.3 Elektroda
1. Anoda
Pada sel elektrolisis sumber eksternal tegangan di dapat dari luar sehingga
anoda bermuatan positif.
2. Katoda
Katoda pada sel elektrolisis adalah elektroda yang bermuatan negatif,
karena ion-ion positif mengalir ke elektroda lain.
6
Konsentrasi larutan elektrolit adalah salah satu faktor yang mempengaruhi proses
electroplating.
2.4.2 Temperatur
Salah satu faktor yang penting dalam pembentukan endapan plating adalah
besar potensial elektroda logam plating itu sendiri. Cu memiliki besar potensial
+0,304 sedangkan Zn memiliki besar potensial -0,762.
Pada proses plating yang kerapatan arusnya rendah, laju pelapisan ion-ion
menjadi lambat, sehingga laju pertumbukan dasar kristal akan melewati laju
pembentukan ion-ion baru. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar kuat arus
yang di berikan pada saat pelapisan maka semakin besar pula laju pelapisannya.
Hal ini sesuai dengan Hukum faraday yang menyatakan massa zat tertentu yang
dihasilkan atau dipakai pada suatu elektroda berbanding lurus dengan jumlah
muatan listrik yang melalui sel.
Semakin lama waktu pelapisan maka semakin besar pula laju pelapisannya.
Hal ini terjadi krena semakin lama waktu, semakin banyak elektron-elektron yang
tereduksi dari anoda ke katoda.
7
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
3.1 Electroplating
8
Sedangkan pada korosi yang mengalami penyusutan adalah pada
katodanya. Reaksinya ini dapat ditulis sebagai berikut :
M Mn+ + ne_, di mana M adalah ion logam yang bereaksi.
1. Sirkuit luar
Sirkuit luar terdiri dari sumber arus DC dan peralatan terkait seperti amperemeter,
voltmeter, dan alat pengatur tegangan dan arus.
2. Katoda
Katoda ialah elektroda negatif yang merupakan benda kerja yang akan dilapisi.
Katoda atau benda kerja dapat memiliki bentuk dan dapat terbuat dari beraneka
logam, yang terpenting katoda harus memiliki kumpulan atom-atom yang terikat
9
di mana elektron-elektronnya dapat bergerak bebas sehingga proses lapis listrik
dapat berlangsung dengan baik dan logam dapat menempel kuat pada katoda.
3. Larutan pelapis
Di dalam larutan pelapis terdapat ion-ion logam pelapis yang sering disebut “Bath”.
4. Anoda
Anoda adalah elektroda positif yang merupakan logam pelapis.
1. Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang dan
frekuensi yang sama sehingga logam terlihat lebih mengkilat. Contohnya, emas
(Au), perak (Ag), besi (Fe), dan seng (Zn).
2. Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari, sehingga logam
akan sangat panas (terbakar). Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai akibat
dari penambahan energi kinetik. Hal ini menyebabkan elektron bergerak lebih
cepat. Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron yang
bergerak.
3. Logam juga dapat menghantarkan listrik karena elektronnya terdelokalisasi bebas
bergerak di seluruh bagian struktur atom. Tembaga (Cu) sering dipakai dalam
pembuatan kawat penghantar lisrik.
4. Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi bentuk
lembaran. Sifat ini digunakan oleh pandai besi untuk membuat sepatu kuda dari
batangan logam. Gulungan baja (besi) penggiling menggunakan sifat ini saat
mereka mengulung batangan baja menjadi lembaran tipis untuk pembuatan alat-alat
rumah tangga. Hal ini karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang
antara atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa
memutuskan ikatan logam.
10
5. Duktilitas, yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya yang
mudah meregang jika ditarik. Tembaga (Cu) dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan kawat.
6. Semua logam merupakan padatan pada suhu kamar dengan pengecualian raksa atau
merkuri (Hg) yang berupa cairan pada suhu kamar.
7. Semua logam bersifat keras, kecuali natrium (Na) dan kalium (Ca), yang lunak dan
dapat dipotong dengan pisau.
8. Umumnya logam memiliki kepadatan yang tinggi sehingga terasa berat jika dibawa.
9. Logam juga dapat menimbulkan suara yang nyaring jika dipukul, sehingga dapat
digunakan dalam pembuatan bel atau lonceng.
10. Logam dapat ditarik magnet, sehingga logam disebut diamagnetik, misalnya besi
(Fe).
1. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan
yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat bereaksi
dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang
lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang
berwarna merah.
3. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer
seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih
menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan
oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2¯(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah produk.
4. Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi
5. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara
membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
6. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan
belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi
dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan
tembaga(II) klorida.
1. Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning seperti emas kuning seperti
pada gambar dan keras bila tidak murni.
2. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat.
3. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
11
3.6 Skema Proses Electroplating
Proses Electroplating
Pada proses kerja pelapisan, dimisalkan pelat baja yang akan dilapis dengan
tembaga. Larutan tembaga yang akan digunakan adalah CuSO4 dan air H2O.
Dengan demikian disini terjadi reaksi reduksi ion tembaga menjadi logam tembaga,
menjadi logam tembaga.
CuSO4 Cu2+ + SO42-
Cu2+ + 2e Cu
1. Pada katoda terjadi reaksi sebagai berikut :
M+(aq) + 2e- → M (s)
a. Pembentukan gas Hidrogen
2H+(aq) + 2e- →H2 (g)
b. Reduksi oksigen terlarut
½ O2 (g) + 2H+ →H2O (l)
2. Pada anoda terjadi reaksi sebagai berikut :
a. Pembentukan gas oksigen
H2O (l) →4H+(aq) + O2 (g) + 4e-
b. Oksidasi gas Hidrogen
H2 (g) →2H+(aq) + 2e-
12
Hidrogen (H) yang mengendap inilah yang perlu diperhatikan karena gas
tersebut akan menyebabkan cacat lapisan yang biasa disebut hydrogen
embrittlement.
Reaksi Pelapisan
Pelapisan perantara (strike) adalah suatu lapisan tipis dan berfungsi lapisan
pendahuluan sebelum dilakukan pelapisan selanjutnya. Tebal lapisan berkisar
antara 1 – 3 mikron. Bila logam dasar (benda kerja) terbuat dari baja (paduannya),
biasanya pelapisan perantara perlu dilakukan. sedangkan untuk logam dasar
tembaga (paduannya), tidak perlu dilakukan karena unsur tembaga sudah ada. Jenis
larutan elektrolit dalam proses pelapisan tembaga dikelompokkan dalam dua jenis
yaitu jenis alkali dan asam, contohnya larutan sianida, larutan alkalin pyrophospat,
larutan sulfat, dan larutan fluoborat.
13
Bagan Aliran Proses Pelapisan Tembaga
C. Temperatur Larutan
14
Temperatur larutan dapat mempengaruhi hasil lapisan. Kenaikan temperatur
larutan menyebabkan bertambahnya ukuran kristal. Pada temperature yang
tingi, daya larut bertambah besar dan terjadi: penguraian garam logam yang
menjadikan tingginya konduktifitas serta menambah mobilitas ion logam, tetapi
viskositas jadi berkurang, sehingga endapan ion logam pada katoda akan lebih
cepat sirkulasinya.
D. pH Larutan
pH digunakan untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan elektrolitdan
dalam operasi lapis listrik, pH berarti juga pOH-. pH larutan dapat diatur/diukur
dengan alat ukur pH meter atau colorimeter.Tujuan menentukan derajat
keasaman ini adalah untuk melihat atau mengecek kemampuan dari larutan
dalam menghasilkan lapisan yang lebih baik. Umumnya untuk larutan yang
bersifat basa/alkali.derajat keasaman (pH) nya berkisar antara 11-14, sedangkan
untuk larutan asam, pH-nya berkisar 4,5-5,6. Untuk mengatur nilai pH sesuai
dengan yang diinginkan, digunakan sodium atau potassium hydroksida dan atau
asam sulfat untuk larutan yang bersifat asam.
15
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Elektroplating adalah proses pelapisan logam dengan menggunakan
bantuan arus listrik. Electroplating sangat dibutuhkan karena untuk memperkuat
mencegah terjadinya korosi dan memperindah tampilan logam.
4.1 Saran
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya para pembaca pada umumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://ayuniyustira.blogspot.co.id/2015/12/laporan-khusus-elektroplating.html
diunduh pada 19 Desember 2015
http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-teknik-electroplating.html?m=1
diunduh pada tahun Desember 2014
http://gembalailmu.blogspot.co.id/2016/04/electroplating-logam-dengan-
larutan.html diunduh pada 20 April 2016
17