Anda di halaman 1dari 10

PAKAN KELINCI

Mata Kuliah : Ilmu Produksi Aneka Ternak

Dosen : Dr. Ir. Sri Minarti, MP

Kelompok 3
Anggota: 1. Galih Darmawan (105050100111135)
2. Muh. Agus Sibawe (105050101111014)
3. Linda Wulandari Ayun (105050101111086)
4. Achmad Hamdani Arros (105050113111095)
5. Ilham Putra Nandhra (115050100111010)
6. Widya Suryaningrum (115050100111014)
7. Zainal Choiri (115050100111015)
Kelas A
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
SEMESTER GANJIL 2012-2013

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................... ........................................................ 1

1.2 Tujuan ...................................... .................................................................... 1

1.3 Metode Penelitian ...................................... ................................................. 1

1.4 Analisis Masalah ...................................... .................................................... 2

1.5 Kajian Pustaka ...................................... ...................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Gizi ............................................................................................. 4

2.2 Kebutuhan Bahan Kering ...................................... ....................................... 5

2.3 Pemilihan Jenis Bahan Pakan........................................................................ 5

2.4 Pola Pemberian Pakan.................................................................................... 5

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 6

3.2 Saran ........................................................................................................... 6

BAB 4 PENUTUP .............................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelinci memiliki kemampuan biologis yang tinggi, selang beranak pendek, mampu
beranak banyak, dapat hidup dan berkembang biak dari limbah pertanian dan hijauan
(Templeton, 1968). Tersedianya hijauan berupa rumput, leguminosa, berbagai jenis herba, dan
limbah sayuran seperti daun wortel, kobis serta limbah pertanian seperti dedak, onggok,
ampas tahu dan lain-lain di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, merupakan potensi yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan kelinci.
Pakan merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya produktivitas ternak. Penerapan tatalaksana pemberian pakan, yang
berorientasi pada kebutuhan kelinci dan ketersediaan bahan pakan, merupakan upaya yang
tepat untuk meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien.

1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar tentang
tatalaksana pemberian pakan pada ternak kelinci sehingga dapat dipakai sebagai acuan oleh
peternak dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci guna menunjang agribisnis
ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.

1.3 Metode Penelitian


Dalam makalah ini, metode yang digunakan yakni metode penelitian historis. Metode
penelitian historis merupakan salah satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data
secara sistematik berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis.
Sumber-sumber data dalam penelitian historis:
1) Sumber datar primer, yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku peristiwa itu sendiri.
2) Sumber data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari sumber lain yang mungkin
tidak berhubungan langsung dengan peristiwa tersebut.

1.4 Analisis Masalah


1.4.1 Sumber Data Primer

Beberapa hal yang patut kita perhatikan dalam pakan kelinci.

A. Pakan untuk indukan

3
Pakan yang diberikan untuk calon indukan maupun indukan, hijauan 80% dan pakan
tambahan 20%.
B. Pakan anakan dibawah umur dua bulan.
Pakan yang diberikan berasal dari susu induk.
C. Pakan anakan kelinci untuk pedaging.
Perbandingan hijauan dan sumber karbohidrat bisa 70% hijauan dan 30% sumber
karbohidrat dan protein.
D. Kelinci pejantan.
Pakan kelinci pejantan cenderung makan yang lebih berserat tinggi, jumlah lebih
sedikit untuk memakannya, tapi perlu diberikan pakan yang mengandung kacang-kacangan,
misalnya daun dan akar tanaman kacang tanah.

1.4.2 Sumber Data Sekunder


Pakan kelinci terdiri dari sayuran hijauan, biji-bijian, dan makanan penguat
(konsentrat). Hijauan seperti rumput lapangan, limbah sayuran seperti kangkung, selada air,
daun bunga kol, daun wortel, wortel, dan lain-lain. Hijauan terbebut dilayukan terlebih
dahulu.

1.5 Kajian Pustaka

Pakan kelinci berupa hijauan atau rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga.
Rumput ini dikeringkan secara bertahap sehingga kandungan gizinya tak rusak. Bisa juga
berbentuk biji-bijian yang berfungsi sebagai makanan penguat. Sedangkan untuk makanan
jenis umbi-umbian juga dapat diberikan.
Konsentrat juga diperlukan dalam tambahan makanan kelinci. Berfungsi untuk
meningkatkan nilai gizi yang diberikan dan mempermudah penyediaan makanan. Konsentrat
sebagai ransum diberikan sebagai makanan tambahan penguat.
Jenis pakan kelinci dapat berupa daun-daunan dan rumput-rumputan seperti daun
papaya, daun legetang, daun pisang, daun rambanan, daun ketela pohon, daun kangkung, daun
umbi jalar, dan rumput-rumputan.

1. Jumlah Pemberian Pakan


Di antara komposisi ransum ternak kelinci yang bisa dipakai acuan adalah pakan
terdiri dari konsentrat 50 gram untuk kelinci pertumbuhan dan penggemukan, 70-100 gram
untuk induk bunting, 150-200 gram untuk induk menyusui, sedang rumput diberikan secara
ad libitum (tak terbatas). Konversi pakan yang bagus adalah 3:1.
4
2. Jadwal pemberian pakan
Hijauan dengan jumlah sedikit diberikan sekitar pukul 07.00 atau 08.00 pagi setelah
kandang dibersihkan terlebih dulu, kemudian pada pukul 10.00 pagi diberikan konsentrat, dan
pada pukul 15.00 diberikan hijauan lagi tapi dalam jumlah yang banyak.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Kelinci termasuk jenis ternak pseudoruminansia. Fermentasi hanya terjadi di caecum,


yang kurang lebih merupakan 50% dari seluruh kapasitas saluran perncernaannya. Walaupun
memiliki caecum yang besar, kelinci tidak mampu mencerna bahan-bahan organik dan serat
kasar dari hijauan sebanyak yang dapat dicerna oleh ternak ruminansia murni. Daya cerna
kelinci dalam mengonsumsi hijauan daun hanya 10%.
Pakan kelinci terdiri dari hijauan, hay (rumput kering), biji-bijian, umbi-umbian, dan
konsentrat.
 Hijauan, sebagai makanan pokok kelinci. Pakan hijauan yang diberikan antara lain
rumput lapangan, limbah sayuran, daun kacang tanah, daun dan batang jagung, daun
pepaya, talas, dll).
 Hay adalah rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga. Rumput itu di
keringkan secara bertahap sehingga kandungan gizinya tidak rusak. Bahan untuk hay
antara lain rumput gajah, pucuk tebu, atau rumput lapangan menjelang berbunga.

 Biji-bijian berfungsi sebagai makanan penguat. Pakan ini diberikan terutama untuk
kelinci bunting dan yang sedang menyusui. Jenis pakannya bisa jagung, padi, gandum,
kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.

 Umbi-umbian seperti ubi jalar, songkong, uwi, talas dan umbi-umbi lainnya dapat
diberikan untuk kelinci sebagai pakan tambahan.

 Konsentrat berfungsi untuk sebagai pakan tambahan, meningkatkan nilai gizi pakan
dan mempermudah penyediaan pakan. Konsentrat dapat berupa pelet, bekatul, bungkil
kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, atau gaplek.

2.1 Kebutuhan Gizi


Pemberian pakan harus mengacu kepada kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh
kelinci. Menurut Cheeke (1987), kebutuhan protein kelinci berkisar antara 12-18%, tertinggi
pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12%), kebutuhan serat kasar induk
menyusui, bunting dan muda (10-12%), kebutuhan serat kasar kelinci dewasa (14%),
sedangkan kebutuhan lemak pada setiap periode pemeliharaan tidak berbeda (2%).
2.2 Kebutuhan Bahan Kering
6
Pemberian pakan ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Jumlah pemberian
pakan bervariasi bergantung pada periode pemeliharaan dan bobot badan kelinci.

2.3 Pemilihan Jenis Bahan Pakan


Hijauan merupakan bahan pakan utama yang diberikan oleh peternak kelinci dengan
jumlah pemberian mencapai 80–90% dari total ransum.

2.4 Pola Pemberian Pakan


a) Imbangan hijauan dan konsentrat
Pada peternakan kelinci intensif hijauan diberikan 60–80%, sisanya konsentrat. Ada
juga yang memberikan 60% konsentrat dan sisanya hijauan (Sarwono,2002). Pakan bentuk
pellet berupa campuran hijauan dan kosentrat dibuat dengan imbangan 50–60% hijauan, 50–
40% konsentrat (Ensminger, 1991).
b) Pemberian hijauan
Sebelum diberikan pada ternak hijauan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu dengan
cara membiarkan atau diangin-anginkan pada ruangan sekitar kandang untuk mengurangi zat
toksik pada beberapa hijauan. Kemudian hijauan tersebut dicacah agar mudah dimakan
kelinci.
c) Pemberian konsentrat
Konsentrat biasanya dalam bentuk pellet atau crumble, konsentrat bentuk all mash
(tepung) sebaiknya dicampur dengan air panas atau diseduh kemudian dikepal-kepal.
d) Pemberian air minum
Air sangat diperlukan untuk melancarkan makanan dalam saluran pencernaan, terlebih
lagi terkait dengan produksi susu bagi induk yang sedang menyusui (Sanford, 1979). Air
minum diberikan secara ad libitum.
e) Waktu pemberian pakan
Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar
pkl 10:00 setelah pembersihan kandang dan 1/3 bagian hijauan diberikan pada siang hari
sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian hijauan diberikan pada sore hari sekitar pkl 18:00.

BAB III

7
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan


jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pengaturan pola pemberian pakan
secara tepat sangat menuntut kesungguhan peternak dalam melaksanakannya.

3.2 Saran
Bahan-baku pakan sebaiknya yang tersedia dan mudah diperoleh di daerah
pemeliharaan dengan harga murah. Produktivitas ternak kelinci dapat dioptimalkan guna
menunjang pengembangan agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.

8
BAB IV
PENUTUP

Keberhasilan terwujudnya makalah ini merupakan wujud dari partisipasi banyak


pihak, oleh sebab itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
 Allah SWT atas rahmat dan ridhonya sehingga dapat selesai tepat waktu.
 Dr. Ir Sri Minarti, MP., selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu produksi aneka
ternak kelas A.
 Teman-teman atas kerjasamanya.
Demikian makalah ini dibuat, atas kekurangan kami mohon maaf dan kami juga
mengharap kritik dan saran dari pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Usman, dan Badriyah. 2011. Intensifikasi Pemeliharaan Kelinci Penghasil Daging
Menggunakan Limbah Industri Tempe Dan Onggok Terfermentasi Dalam Pakan
Komplit.

Dedi, Muslih., I, Wayan, Pasek, Rossuartini, Dan Bram, Brahmantiyo. Tatalaksana


Pemberian Pakan Untuk Menunjang Agribisnis Ternak Kelinci. Lokakarya Nasional
Potensi Dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci.

Iskandar, tolibin. 2010. Masalah Koksidiosis Pada Kelinci Serta Penanggulangannya. Balai
Penelitian Veteriner, Po Box 151, Bogor 16114, Indonesia.

Kartadisastra, H. R. 1994. Kelinci Unggul. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

10

Anda mungkin juga menyukai