Scenario
23 tahun, nyeri rahang buka mulut, pemeriksaan EO/IO + pemeriksaan penunjang
Lo
1. Pemeriksaan :
Subjektif : Anamnesis
Macam-macam Anamnesis : Autoanamnesis , Alloanamnesis
Komponen Anamnesis : CC, PI (LOCATEST) , PDH, PMH, FH, SH
Objektif : Ekstraoral
Intraoral
2. Macam“ Teknik pemeriksaan
3. Apa yang dimaksud Diagnosis
Apa saja Macam-macam diagnosis
4. Apa itu assessment
5. Apa itu treatment planning (dari oot drg endr slide 14 sama goeno tgl 21)
LOCATES
Location
Other symptoms
Characteristic
Aggravating factor / alleviating factor
Time
Environment
Severity
Macam diagnosis :
Early diagnosis : Penyakit blm diketahui atau belum pasti tp sudah bisa ditegakkan diagnosisnya
melalui proses anamnesis
Clinical diagnosis : diagnosis yg didapat dari pemerikasan klinis
Rontgenolosis diagnosis : dr hasil rontgen
Differential diagnosis : diagnosis yg tanda dan gejla sama / diagnosis banding
Finale diagnosis / definitive diagnosis/ diagnosis : diagnosis akhir
Asassment : penilaian yg berupa pemeriksaan subjektif dan objektif yang digunakan untuk
menentukan perawatan.
I : pengumpulan informasi/ data
A : analisis data yg ada misalnya (hasil lab&rontgen)
R : rencana perawatan yg akan dilakukan (planning)
PBL 2
Scenario
54 thn wanita , gigi kanan posterior sakit ngunyah, 2 minggu lalu. 3 bulan lalu gusi bengkak. DM
tiper 2 tdk terkontrol. TK 160/100 mmHg. Intraoral lubang sampe pulpa di gigi 46, + per, - pal, -
ter. Radiograf ligament perio melebar
1. Pengertian DM
2. Manifestasi umum & oral
3. Hub DM dan jar periodontal
4. Hub DM dan skenario
5. Pemeriksaan pendukung apa saja, pemeriksaan yang cocok untuk kasus
6. Diagnosis gigi = nekrosis pulpa disertai periodontitis periapikal
7. Patofisiologi dari scenario (sudah )
8. Patogenesis kasus (sudah )
9. Gambaran dari hasil tes” (radiograf)
1. Pengertian DMd
DM : penyekit sistemik dimana kadar gula dalam darah tinggi (hiperglikemi) dikarenakan
adanya kelainan sekresi insulin atau kerja insulin atau keduanya
Tipe DM :
Tipe 1 (insulin dependent DM) = krn gangguan prod insulin krn kerusakan sel
beta pancreas (reaksi autoimun akibat peradangan pada sel B)
Tipe 2 (non insulin dependent DM) =
krn kegagalan/kerusakan molekul insulin
gangguan reseptor insulin sehingga terjadi kegagalan fungsi insulin
2. - Manifestasi Umum DM :
Poliuri, polidipsi, polifagi
- Manifestasi Oral DM
Gingivitis dan periodontitis
Abses periodontitis
Kehilangan perlekatan gingiva
Resorpsi tl alveolar
Derajat kehoyahan gigi tinggi dan tanggalnya gigi
Xerostomia
Burning tongue
- Komplikasi
Neuropati
Nefropati
Retinopati
Ht
[file widha]
4. Hub dm-skenario
Biopsy :
Biopsy aspirarasi : utk lesi yang berupa kista dan menggandung cairan
Mikrobiologi :
Mengambil air liur ditambahkan posfat buffer celine – disentrifugasi- setelah itu
dilakukan kultur jaringan (utk mengetahui jenis bakterinya ) dan metode vcr (utk
menentukkan evaluasi/keberhasilan dr terapi)
7. Patofisiologi dr kasus
Karies superfisial– karies dentin– karies pulpa- pengiriman sel imun (PMN)- namun
terjadi penurunan fungsi PMN krn adanya vaskularisasi – jaringan menjadi nekrotik
(nekrosis pulpa) – bakteri invasi masuk ke saluran akar dan keluar ke jar periapical
melalui foramen apical- tjd respon imun (infiltrasi PMN dan peningkatan osteoklas)–
berkelanjutan jd abses (yg merupakan ciri dari periodontitis periapical)
++Nyeri saat diperkusi, periapical radiolusen , histologi ada PMN , neutrophil (yg mati).
CBL
A 35 years-old woman went to the dentist since she felt discomfort while chewing
because of a big cavity in her lower posterior tooth. She wanted her tooth to be extracted. The
anamnesis result showed that she felt weak, dizzy eyes and headache easily. Vital sign
examination showed that her blood pressure was 90/60 mmHg.
Physical examination resulted that pale in her face, conjunctiva, and finger nails. Intraoral
examination showed that there was a pulp depth cavity in 36 with (+) in percussion, (+) in
palpation, (-) in thermal test, and pale mucosa. Laboratory examination result showed that her
erythrocyte and hemoglobin were below the normal range. Radiograph examination showed that
there were signs of periapical abscess in 36
1. Pengertian abses
2. Pengertian abses periapical (kronis & akut)
3. Etiologi
4. Patafisio abses
5. Patofisio kasus
6. Tanda dan gejala klinis sistemik(anemia)
7. Rencana perawatan
Abses periapical akut : Terasa sakit sekali di daerah gigi non-vital karena penekanan
abses, Kadang2 melibatkan manifestasi sistemik dari proses infeksi : demam, malaise,
leukositosis, Gigi tidak merespon saat stimulus elektrik dan termis karena sudah nekrosis
pulpa, Gigi terasa nyeri saat palpasi dan perkusi
Abses periapical kronis : Karena ada drainase, biasanya asimtomatik, kecuali ada
penutupan jalur keluar masuk (terasa nyeri) , Pulpa sudah nekrosis jadi gigi sudah tdk
terasa saat stimulus elektrik dan termis, Perkusi menyebabkan nyeri sedikit/tdk
samasekali ,Gigi sedikit sensitive saat palpasi
3. Etiologi
Infeksi
Iritasi
yang Infeksi Trauma
jaringan
mengikuti pulpa gigi
periapikal
karies gigi
4. Karies
Nekrosis pulpa
inflamasi
Timbul pus
Invasi bakteri ke jaringan periapikal
Inflamasi kronis
Pelepasan sitokin (TNFα, IL1, IL6) => (TNFα dan IL1 akan menekan proses eritropoesis
sehingga terjadi penurunan absorbsi zat besiIL 6 akan menghambat pembebasan besi dari
jaringan ke plasma)
Anemia