Laporan PKL Lin
Laporan PKL Lin
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan kemajuan di era globalisasi saat ini, mobilitas manusia yang
semakin tinggi menyebabkan semakin padatnya lalu lintas transportasi di darat, laut
maupun udara. Khusus untuk transportasi udara, semakin tingginya jumlah dan
frekuensi pergerakan pesawat terbang maka dibutuhkan alat-alat bantu navigasi udara
berupa radar, localizer, glide path atau glide slope, NDB, marker beacon, GPS, DME,
DVOR dan berbagai alat bantu navigasi penerbangan lainnya, yang mana alat bantu
navigasi tersebut mampu menunjang kenyamanan dan keselamatan penerbangan. Di
dalam laporan ini akan dibahas mengenai salah satu alat bantu navigasi udara yang
paling tua dan masih digunakan hingga saat ini yaitu NDB (Non-Directional Beacon).
1
Fasilitas navigasi jenis ini terpasang dalam stasiun NDB di tanah,
memancarkan informasi dalam bentuk signal radio ke segala arah kemudian diterima
pesawat terbang yang dilengkapi dengan loop antena, sehingga penerbang dapat
menentukan posisinya menuju stasiun tersebut.
NDB akan memancarkan gelombang radio Low Frequency (LF) atau Middle
Frequency (MF) kesegala arah. NDB dipasang khususmya berkaitan dengan
instrumen yang ada di pesawat yang disebut ADF (Automatic Direct Finder). NDB
merupakan fasilitas navigasi yang harus ada disetiap bandara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu NDB (Non Directional Beacon) dan bagaimana cara pengoperasian
peralatan NDB yang digunakan dalam telekomunikasi dan navigasi
penerbangan?
2. Bagaimana Prinsip kerja dan fungsi serta kelebihan dan kekurangan dan cara
penempatan peralatan NDB sebagai alat bantu navigasi penerbangan yang
dapat memberikan informasi kepada pesawat terbang?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu banyak jenis dari sistem navigasi yang ada sekarang ini,
maka penulis membatasi masalah hanya pada pembahasan mengenai Pengertian, Cara
Pengoperasian, Prinsip Kerja, Fungsi, serta Kelebihan dan Kekurangan dan Cara
Penempatan dari NDB (Non Directional Beacon) sebagai alat bantu navigasi
2
penerbangan yang dapat memberikan informasi kepada pesawat terbang yang ada
pada Bandar udara EL TARI Kupang.
1. Tujuan :
Tujuan dari Kerja Praktek di Perum LPPNPI Cabang Kupang Divisi ATS
ENGINEERING adalah :
Tujuan Khusus dari laporan praktek kerja industri adalah sebagai berikut :
2. Manfaat Penulisan
3
Dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan
pengetahuan tentang:
E. Waktu Pelaksanaan
F. Sistematika Pembahasan
4
BAB II
Rapat koordinasi diadakan karena Perum LPPNPI baru-baru ini dalam bentuk
Peraturan Pemerintah No.77 tahun 2013, dan pada tahun 2013 ini diharapkan akan
berjalan dengan sebaik-baiknya.
5
Manajemen ruang udara Indonesia oleh negara asing diatur oleh ICAO
(International Civil Aviation Organization) yang menangani penerbangan di dunia.
Dan untuk alasan teknis, karena "berpikir" kita belum mampu mengelola, sehingga
sambil mengelola wilayah udara kami dikelola oleh Singapura dan Australia.
Pada pertemuan ini, disepakati antara LPPNPI, AP1 dan AP2 adalah LO
(Leason Officer) dari masing-masing bandara yang dikelola oleh AP1 dan AP2, yang
tugasnya adalah sebagai Vocal Titik (konektor suara) dari bandara. Dan untuk
sementara waktu, karena masa transisi, maka untuk sementara bahwa ATS
membutuhkan bantuan dari setiap manajer umum di masing-masing bandara masih
untuk berjaga-jaga dan mengendalikannya, sampai pembentukan selanjutnya dari
organisasi awal untuk masing-masing LPPNPI.
6
B. Logo Airnav Indonesia
Logo Airnav Indonesia memiliki pita berwarna merah putih (bukan hanya
merah) yang dengan cerdas melintas menyiratkan sambungan huruf “A” dan “N”.
Lintasan pita ini kemudian dipotong oleh jalur pesawat origami berwarna putih
sehingga kesan huruf A menjadi sempurna.
1) Latar belakang berbentuk lingkaran solid ibarat bola dunia yang bermakna
bahwa perusahaan ini berkelas dunia dan berwarna biru melambangkan
keleluasan cara berfikir dan bertindak.
2) Garis lengkung berwarna putih yang melintang ibarat garis lintang yang
mengelilingi bumi, melambangkan perusahaan ini siap bekerjasama dengan
semua stakeholder yang terkait.
4) Pita berwarna merah putih berbentuk huruf “A” dan “N” melambangkan
bahwa perusahaan ini didirikan atas dasar persatuan dan kesatuan serta
didedikasikan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7
5) Bentuk pesawat kertas berwarna merah putih yang mengudara
melambangkan bahwa perusahaan ini siap membawa Indonesia menuju
bangsa yang maju dan disegani oleh dunia internasional.
Salah satu hal yang diungkapkan oleh Direktur Perum LPPNPI, Ichwanul
Idrus adalah bahwa perum memiliki tugas yang cukup berat, yakni mengembalikan
kedaulatan ruang udara sepenuhnya ke Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh dia,
karena Indonesia belum mampu mengelola secara mandiri ruang udaranya, beberapa
masih dikelola atau dilayani oleh Negara Singapura dan Australia.
Menejemen ruang udara Indonesia oleh Negara asing diatur oleh ICAO
(international cavil aviation organitation) yang mengenai penerbangan di dunia. Dan
alas an teknis karena berpikir Indonesia belum mampu mengelola, sehingga segala
pengelolaan di tangani oleh singapura dan Australia.
Selama ini Indonesia sendiri mempunya dua ruang udara di bawah menejer
AP1 (Angkasa Pura 1) melaluai MATSC (Makasar Air Traffic Service Center) dan
AP2 (Angkasa Pura 2) melalui JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center) di mana
masing-masing mempunyai standar yang berbeda sehingga di harapkan untuk
menejemen LPPNPI memiliki standar yang sama dan bias lebih baik.
A. Visi
8
stakeholder perusahaan lainnya, memegang teguh etika bisnis, dan
menjadi perusahaan favorit para pihak yang berkepentingan.
B. Misi
D. TUJUAN
E. STRUKTUR ORGANISASI
9
STRUKTUR ORGANISASI PERUM LPPNPI CABANG KUPANG
(AIRNAV INDONESIA)
GENERAL MANAGER
(Zainal Ismail)
(
JUNIOR MANAGER JUNIOR MANAGER JUNIIOR MANAGER JUNIOR MANAGER
KESELAMATAN OPERASI TEKNIK ADMINISTRASI DAN
(FRISDIAN NOOR HAYATI) (AGUSTINA TITIN BUPU) (DULLI FITRIANTO) KEUANGAN
Z (DIAZTAMA PUTRA
PAMUNGKAS)
COMMUNICATION,
NAVIGATION LISTRIK
MEKANIKAL
SURVEYLANCE
10
F. FASILITAS DAN PERALATAN
Tabel 2.1 Daftar Peralatan dan Kondisi Fasilitas Telekomunikasi dan Navigasi
11
BAB III
LANDASAN TEORI
1. Deskripsi Umum
Non Directional Beacon atau NDB adalah salah satu jenis alat bantu navigasi
dalam dunia penerbangan yang diletakan di darat yang digunakan untuk memberikan
informasi berupa arah (bearing) kepada pesawat, mengarahkan pesawat kesuatu
tempat yang dituju, atau untuk menemukan dan menentukan tempat landasan
pesawat. Pada dasarnya NDB menggunakan suatu pemancar yang menggunakan
gelombang elektromagnetik dengan pola pancaran omnidirectional atau ke segala
arah artinya polanya menyebar secara vertical untuk membantu pesawat dari segala
arah. NDB juga merupakan alat bantu navigasi yang memberikan panduan arah suatu
lokasi kepada pesawat terbang terhadap kutub magnet Utara. Fasilitas NDB
merupakan rambu udara radio yang paling sederhana dan merupakan persyaratan
minimal yang diperlukan bagi suatu bandar udara.
12
Di Indonesia terpasang beberapa jenis NDB dengan kekuatan pancar yang
berbeda disesuaikan dengan kebutuhan operasi bandar udara bersangkutan,makin
besar kekuatan pancar NDB, maka akan makin besar daerah cakupan NDB tersebut.
Peralatan NDB memancarkan informasi dalam bentuk sinyal gelombang radio
kesegala arah melalui antena, sinyalnya akan diterima oleh pesawat udara yang
dilengkapi Automatic Direction Finder (ADF) yaitu perangkat penerima NDB yang
ada di pesawat udara, sehingga penerbang dapat mengetahui posisinya (azzimuth)
relatif terhadap lokasi NDB tersebut. Penggunaan NDB di Indonesia masih sangat di
perlukan karena pesawat- pesawat komersial di Indonesia masih menggunakan ADF.
Meskipun NDB merupakan peralatan konvesional, tetapi NDB akan sangat
membantu dalam kondisi darurat seperti bandara yang berada di daerah yang
terpencil. Meskipun saat ini banyak pesawat yang memakai frekuensi satelit, tetapi
tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan sinyal sehingga pada saat
inilah NDB berperan. NDB di pasang khusus berkaitan dengan instrument yang ada
di pesawat yang disebut ADF. Namun ada Beberapa pengaruh umum yang kurang
baik dalam navigasi dengan menggunakan ADF (Automatic Direction Finder) untuk
sinyal NDB, yaitu :
13
Gambar 3.1. Pembiasan (Refraction Layer)
Pada malam hari NDB hanya akan bergantung pada jarak dari ground wave
yaitu sekitar 60 miles surface earth dan 100 miles over the sea.
1. ADF Receiver
Setelah Pilot memilih frekuensi station NDB yang dituju maka sinyal akan di
Receive oleh ADF, di amplifikasi, dan dirubah kedalam bentuk Audio atau
kode Morse dan Bearing indikator.
14
Frekuensi yang telah dipilih akan ditampilkan dalam bentuk digital. ADF
secara otomatis menampilkan Bearing suatu station yang dituju di Radio
Magnetic Indicator (RMI).
3. Antenna
ADF menerima sinyal dari 2 buah antenna yaitu LOOP antenna dan SENSE
antenna. Antena Loop adalah antena yang memiliki jalur sinyal yang terus
menerus dari satu konduktor melewati kawat saluran transmisi ke konduktor
lain. Antena loop merupakan salah satu tipe antenna yang Memiliki
konstruksi sederhana, tetapi tetap mempunyai kemampuan yang tinggi.
Bentuk antenna loop bermacam-macam, ada yang triangle, square, circle
atau spiral. Antena loop dapat disusun menjadi beberapa loop untuk
mendapatkan gain yang lebih besar dan impedansi yang lebih tinggi.
4. Bearing Indicator
15
Tabel 3.1 Spesifikasi peralatan ADS-B yang dimiliki Bandar Udara Inrernasional
Eltari Kupang
NO. ITEM
NDB Merk NAUTEL ND 12000
A Menghidupkan Peralatan
1 Memeriksa Kondisi Lingkungan
2 Memeriksa Kebersihan
3 Memeriksa Sumber Daya Listrik
4 Memeriksa Kondisi AC
5 Menghidupkan Peralatan
a) Pastikan circuit breaker dalam keadaan ON
b) Switch ON Power–AC Line Switch pada Module Power Supply
c) Lihat/amati Indikator B- menyala menandakan DC Power On
d) Pilih posisi Select Main Tx ke posisi A atau B
e) Untuk operasi Normal pilih posisi switch Bypass/Normal Control ke
16
posisi Normal maka lampu indikator Bypass akan padam
f) Posisikan Switch Local/Remote Control pada Control Panel ke posisi
Local
g) Pada Exciter Module, ON kan switch Keyer dan switch Mod
h) Switch ON TX Control pada Control Panel
i) Lihat/amati Indikator TX ON akan menyala
j) Lihat/amati semua Indikator Alarm tidak ada yang menyala yang
menandakan Transmiter bekerja Normal
6 Memastikan Peralatan Beroperasi/Tidak
7 Melaporkan Kepada Unit Operasional (ATC)
8 Pencatatan Kondisi Peralatan di Log Book
B Mematikan Peralatan
1 Memeriksa Kondisi Lingkungan
2 Mematikan Peralatan
a) Switch OFF Tx Control pada Control Panel
b) Switch OFF Keyer dan Mod pada Exciter Module
c) Switch OFF Power AC pada Power Supply Module maka Indikator
DC Supply dan B- akan padam/mati.
3 Mematikan Sumber Daya Listrik
4 Mematikan Back Up Sumber Daya Listrik
5 Memeriksa Keamanan Peralatan
6 Pencatatan Kondisi Peralatan di LogBook
7 Melaporkan Kepada Unit Operasional (ATC)
17
NO. ITEM
18
4 Monitor Catat Setting Alarm Angka Watts
Sistem Alarm Ident di Off Baik/T
a. Power Output idak
b. Failure
5 Manual Lakukan Change over Baik/
Change Over pemancar rusak
6 Interkoneksi Cek fisik seluruh sambungan Baik/
kabel catatan
7 Change over Stop watch Operasikan NDB secara auto Angka second
time dengan TK 1 on air dan TX2
standby, Pindahkan pemancar
dan hitung waktu
perpindahannya
8 Automatic Amati apakah ATU berfungsi Baik/
Tuning Unit mengatur sendiri keposisi tidak
(ATU). yang memberikan nilai baik
Reflected terkecil.
9 Indicator Cek semua Pilot lamp dan
Lamp & metering yang ada pada
Metering control panel.
10 Identification Receiver Amati kualitas suara tone. Baik/
NDB tidak
baik
19
frekuensi (AF), namun sinyal audio tersebut dikodekan dengan
identifikasi berupa keying kode morse.
Power Output NDB berkisar antara 25 Watt – 10 Kilo Watt. Jarak jangkauan
yang bisa ditempuh gelombang RF NDB tergantung dari besar kecilnya power yang
terpancar. NDB dengan power kecil bisa mencapai jangkauan ± 10 NM, jenis ini
hanya digunakan untuk aerodrome locator (locator lapangan terbang) dan bisa
mencapai lebih 500 NM untuk NDB dengan high power, (kondisi ini masih perlu
dipertimbangkan pada waktu malam dan siang, juga permukaan bumi, lautan atau
daratan yang menjadi rambatan dari jenis LF dan MF). Makin besar kekuatan pancar
NDB, makin besar pulalah daerah cakup NDB tersebut :
20
5. Frekuensi NDB
NDB bekerja pada band frekuensi LF dan MF yaitu antara 200 – 400 KHz,
dan secara terus menerus memancarkan frekuensi carrier dengan modulasi 1020 Hz
untuk identifikasi (tanda pengenal stasiun tersebut).
Identifikasi untuk NDB menggunakan dua atau tiga huruf morse, dan dikirimkan
dengan kecepatan rata-rata tujuh kata per menit dengan keyed tone frekuensi 400 Hz
atau 1020 Hz.
Keyed:
2. Change over unit; adalah blok rangkaian yang mengatur pemilihan signal
input (TX1 atau TX2) dan mengatur output pancaran signal input (Antena
atau Dummy load)
3. Antena tuning unit; adalah blok rangkaian yang berfungsi untuk mengirim
signal yang akan dipancarkan oleh antena dari output change over unit
21
4. Dummy load adalah suatu antena yang berfungsi untuk meredam signal
pancaran yang dihasilkan dari output change over unit.
7. Transmitter
22
memenuhi persyaratan-persyaratan berbagai pelayanan, misalnya, low, medium, dan
long range. Power output ini dapat bervariasi antara 50 (Watt) sampai 5 KW.
Frekuensi radio-nya (RF) dimodulasi secara amplitude (amplitude modulated) oleh
suatu nada (tone) 1020 Hz, yang di-key (keyed) untuk dapat memberikan identifikasi
khusus untuk stasiun NDB tersebut. Untuk dapat memastikan agar signal yang
dipancarkan itu dapat ditangkap secara maksimum, maka kedalaman modulasinya
dibuat setinggi mungkin, biasanya dengan maksimum sekitar 90 % .
Pada saat pemasangan sistem antena NDB, harus dilakukan dengan hati-hati,
terutama jika yang dipasang adalah sistem antena 10m self-radiating masts, karena
sistem antena ini langsung berhubungan dengan listrik tegangan tinggi (LIVE). Untuk
memastikan efisiensi antena-antena NDB, mutlak diperlukan suatu sistem
pembumian/grounding system (earth sistem) yang efektif. Sistem grounding biasanya
merupakan sejumlah kawat yang berbentuk radial yang ditanam dibawah sistem
antena dengan radialnya menuju keluar dan berjarak sepanjang ketinggian antena.
23
Bentangan kawat-kawat tersebut berakhir (terminated) pada suatu hantaran runcing
dari besi atau tembaga (earth spike), yang ditanam beberapa kaki kedalam tanah
dengan memukul hantaran runcing (earth spike) tersebut. Suatu sistem pembumian/
grounding system yang efisien akan mencegah terjadinya variasi signal yang
dipancarkan sebagai akibat perubahan cuaca. Variasi signal tersebut dapat
menyebabkan perubahan-perubahan yang berarti dari kekuatan signal yang
dipancarkan.
8. Power Supply
Ada 2 power supply yang identik. Sumber dari power supply ini adalah PLN
dengan tegangan 220 volt dan frekuensi 50 Hz. Power supply ini berfungsi untuk
menyed iakan daya yang dibutuhkan oleh seluruh komponen dalam pemancar NDB
agar dapat berfungsi. Pada power supply ini terdapat transformator dengan CT
(Center Tap) pada bagian kumparan sekundernya. Pada salah satu sisi CT trafo
menyediakan sumber tegangan bagi regulated power supply 15 VDC dan sisi yang
lain menyediakan sumber tegangan DC untuk mengoperasikan komponen aktif yang
digunakan pemancar.
Monitoring lebih lanjut diatur untuk memastikan instalasi pemancar baik oleh
pos monitoring di lapangan terbang berawak dalam jangkauan NDB atau dengan
24
monitoring pilot dimana NDB yang berlokasi di daerah terpencil. Dalam kasus
terakhir pilot harus melaporkan kegagalan NDB ke stasiun komunikasi yang tepat
sehingga dapat diambil tindakan untuk mempeprbaiki kesalahan.
Pada monitor/panel kontrol terdapat alat yang mengukur daya maju (forward
power), daya pantul (reflected power), level modulasi dalam persen, tegangan DC
yang beroperasi, dan arus DC pada pemancar. Pada monitor ini juga terdapat lampu
alarm yang akan menyala ketika kondisi-kondisi di bawah ini terjadi:
o Standby.
o SWR (Standing Wave Ratio) tinggi.
o Arus RF tinggi.
o Keadaan shutdown.
o Ketika tegangan operasi dari pemancar dicatu dari sumber daya eksternal.
Saklar monitor memiliki dua keadaan, yaitu bypass dan normal. Ketika saklar
dalam posisi bypass, lampu indikator bypass akan menyala dan rangkaian automatic
changeover akan menjadi tidak aktif. Automatic changover berfungsi untuk
mengaktifkan pemancar cadangan secara otomatis ketika pemancar utama mengalami
gangguan. Saklar RF on/off berfungsi untuk menyalakan/menghidupkan pemancar
dan me-reset pemancar. Saklar select main Tx berfungsi untuk memilih pemancar
25
mana yang akan dioperasikan. Ketika saklar dalam posisi A, maka pemancar A akan
aktif dan ketika saklar dalam posisi B, maka pemancar B yang akan aktif.
NDB atau Non Directional Beacon adalah salah satu peralatan bantu navigasi
yang digunakan dalam penerbangan. NDB biasanya diperlukan sebagai penunjuk
arah bagi helicopter dan dipasang pada helipad-helipad resmi baik di darat maupun di
lepas pantai. NDB bekerja pada Medium Wave antara 190- 1800KHz, dan hanya
berupa radio transmit saja. Cara kerjanya adalah dengan cara memodulasi kode lokasi
bandara/Helipad dalam bentuk morse ke Modulasi AM sesuai dengan frekuensi kerja
yang ditentukan oleh dinas perhubungan udara. Kode lokasi ini terdiri dari 3 huruf,
yang juga merupakan singkatan dari nama bandara/helipad yang bersangkutan.
26
Pengkodean bandara ini harus diakui oleh international dan hanya berlaku di satu
bandara saja. Dalam artian, tidak ada kode area yang sama digunakan oleh lebih dari
satu bandara. Pada Sisi pesawat sinyal NDB ini dapat diterima pada frekuensi
pencatunya, dan dari peralatan penerima ini dapat dilihat arah bandara/helipad yang
dituju. Pada pesawat-pesawat komersial, NDB hanya digunakan sebagai cadangan.
Peralatan navigasi yang digunakan sudah menggunakan GPS. Walaupun sudah
beralih ke GPS, namun NDB masih wajib dipasang pada bandara-bandara
international sebagai cadangan.
Fasilitas Navigasi jenis ini yang terpasang dalam stasiun NDB di darat,
memancarkan informasi dalam bentuk sinyal radio kesegala arah (Non Directional).
Sinyal ini akan diterima oleh pesawat terbang yang dilengkapi dengan loop antenna
sehingga penerbang dapat menentukan posisinya (azimuth) menuju stasiun tersebut.
Pemancar ini biasanya beroperasi pada frekuensi 200 sampai 415 KHz dan secara
terus menerus memancarkan frekuensi pembawa dengan modulasi 1020 Hz, untuk
identifikasi (tanda pengenal stasiun tersebut). Identifikasi ini dipancarkan berupa
suatu kelompok kode morse yang terdiri dari 2-3 huruf dan dikirimkan dengan
kecepatan rata-rata 7 kata per menit.
a. Homing
b. En-Route
27
Stasiun NDB yang dipasang di luar lingkungan bandar udara pada suatu
lokasi tertentu dan dioperasikan untuk memberikan panduan kepada pesawat
udara yang melakukan penerbangan jelajah di jalur penerbangan yang terdapat
Blank Spot. Di sini NDB di pasang pada suatu tempat atau check-point
tertentu sepanjang jalur penerbangan.
c. Holding
Stasiun NDB yang dipasang di luar atau di dalam lingkungan bandar udara.
Setelah pesawat berada di atas bandar udara dan menunggu saat mendarat,
penerbang harus menunggu petunjuk lebih lanjut dari PLLU (Pengatur Lalu
Lintas Udara), apakah di perkenankan mendarat atau tidak. Jika seandainya
lalu lintas ramai biasanya PLLU mengharuskan pesawat untuk berputar-putar
pada daerah holding. Dalam prosedur holding ini ditentukan suatu titik pada
daerah holding dan ini berupa suatu NDB.
d. Locator Stasiun NDB low power yang dipasang pada perpanjangan garis
tengah landasan pacu guna memberikan panduan arah pendaratan kepada
penerbangan pada saat posisi pesawatnya berada di kawasan pendekatan
untuk melakukan pendaratan.
1. Airways, bearing adalah seperti jalan/ garis untuk lewatnya pesawat/ rute yang
dilewati oleh pesawat, pada saat fungsi NDB yang dapat memberikan
informasi bearing ini, maka seolah olah akan seperti VOR/Very High
Frekuensi Omni Range. Pesawat akan mengikuti rute yang telah ditentukan
dalam flight plan, namun dalam menggunakan rute ini ada ketentuan yang di
lakukan untuk membedakan dengan VOR misalnya warna yang telah di
standarkan, coklat untuk Low to Medium frekuensi stasiun NDB,dll.
2. Fixes, NDB telah lama digunakan pesawat untuk alat bantu navigasi untuk
membantu mendapat “FIX” pada geographic location. Fix ini di hitung
28
berdasarkan perpanjangan garis dengan menggunakan poin referensi peralatan
navigasi sampai dengan intersection, sudut dari garis tersebut dapat dihitung
dengan compass,
1. Posisi dari pesawat pada stasiun NDB adalah langsung/direct pada salah
satu wing tip
2. Terbang pada heading tersebut, hitung waktunya berapa lama untuk
mendapatkan nilai /dari bearing dari NDB tersebut
3. Dengan menggunakan rumus, time to stasiun = 60 x number of minutes
flown/ degrees of bearing change.
4. Gunakan flight computer untuk menghitung jarak dari pesawat ke stasiun
Time x speed = distance.
29
D. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN NDB
1. Kekurangan NDB
2. Kelebihan NDB
NDBs terus menjadi yang paling banyak digunakan sebagai alat navigasi
radio di seluruh dunia. NDB digunakan di pesawat dengan instrumen
indikator dan penerima ADF, menentukan arah dari pesawat ke stasiun
pemancar.
NDB menjadi salah satu persyaratan minimal yang diperlukan bagi suatu
stasiun Bandar udara.
30
E. CARA PENEMPATAN NON DIRETTION BEACON ( NDB )
- Luas lahan
31
- Penanaman jaringan kawat tanah (earthnet)
Sampai dengan radius 300 m dari titik tengah antena tidak diperkenankan
adanya bangunan dari metal, kecuali bangunan NDB.
- Pertimbangan lain
1) Gangguan Lingkungan langsung dalam jarak radius 150 m dari antena harus
terbebas dari bangunan yang melebihi 2,5 m terlepas dari dimensinya,
tumbuhan harus tetap pada ketinggian di bawah 0,6 m. Bangunan kecil yang
pada intinya adalah bangunan non-metalic dengan ketinggian kurang dari 2,5
m untuk sebarang dimensi, dapat dibangun hingga tidak kurang dari jarak 60
m dari antena.
2) Kabel listrik dan telepon di atas kepala untuk melayani NDB tidak boleh
ditempatkan pada jarak kurang dari 150 m dari antenna. Menara dan tiang besi
harus membentuk sudut elevasi kurang dari 3 derajat dihitung dari permukaan
tanah di pusat sistem antena NDB.
32
3) Pergerakan kendaraan terkecuali kendaraan yang telah mendapat otorisasi,
semua kendaraan tidak boleh mendekati antena dalam jarak kurang dari 60 m.
4) Servis kabel listrik dan telepon harus ditanam di bawah tanah hingga
kedalaman 0,45 m jika terletak dalam jarak 150 m dari antena.
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
NDB merupakan rambu udara radio yang paling sederhana dan merupakan
persyaratan minimal yang diperlukan bagi suatu bandar udara. NDB (Non Directional
Beacon) adalah salah satu jenis alat bantu navigasi dalam dunia penerbangan yang
diletakan di darat yang digunakan untuk memberikan informasi berupa arah (bearing)
kepada pesawat, mengarahkan pesawat kesuatu tempat yang dituju, atau untuk
menemukan dan menentukan tempat landasan pesawat. Pada dasarnya NDB
menggunakan suatu pemancar yang menggunakan gelombang elektromagnetik
dengan pola pancaran omnidirectional/ ke segala arah artinya polanya menyebar
secara vertical untuk membantu pesawat dari segala arah.
34
pesawat sinyal NDB ini dapat diterima pada frekuensi pencatunya, dan dari peralatan
penerima ini dapat dilihat arah bandara/helipad yang dituju.
B. Saran
1. Sejauh ini proses monitoring dan Maintanance yang dilakukan pada peralatan
NDB memakai sistem manual, yaitu teknisi datang ke lokasi unit pemancar
NDB. Oleh karena itu, sebaiknya digunakan sistem RMM (Remote
Maintenance and Monitoring), sehingga memudahkan teknisi dalam melakukan
proses monitoring dan maintenance.
2. Memasang lampu penerangan disekitar area Luar ruangan NDB, agar jika
sewaktu-waktu diburuhan maintanance atau perbaikan dimalam hari agar lebih
mudah dan efektif dalam melakukan maintanance.
35
DAFTAR PUSTAKA
Scotia nova, county halifax, 1982. nautical electronic laboratories limited. Canada:
nautel.
http://tnumks.blogspot.com/2013/07/cara-penempatan-non-direction-beacon-
ndb.html
http://alvianikurnia.blogspot.com/2015/03/ndb-non-directonal-beacon.html
http://www.google.co.id/bookmark-km-28-tahun-2005.html
36