Makalah Ca Lambung
Makalah Ca Lambung
“ CA LAMBUNG “
“ Asuhan Keperawatan “
Oleh Kelompok
Kelas : II C Keperawatan
Alfandi : 201601004
Nopdin kamai : 201601123
Rahmawati : 201601129
Puji sykur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat serta hidayahnya kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II yang
berjudul “Asuhan Keperawatan klien dengan CA LAMBUNG ”.Makalah ini kami susun
dengan maksud memberikan pengetahuan mengenai teori CA LAMBUNG
Kami berharap makalah ini dapat memberikan pengaruh yang baik untuk pembaca
Kami menyadarai bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan
perbaikan makalah.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
C. ASPEK EPIDEMIOLOGI
D. ETIOLOGI
E. PATOFISIOLOGI
F. PATHWAY
G. MANIFESTASI KLINIK
H. KLASIFIKASI
I. PENCEGAHAN
J. PENATALAKSANAAN
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA
C. INTERVENSI
D. DISCHARGE PLANNING
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karsinoma lambung adalah suatu keganasan yang terjadi di lambung,
sebagian besar adalah jenis adenokarsinoma. Kanker lambung lebih sering terjadi
pada usia lanjut kurang dari 25 % kanker itu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun
( Osteen, 2003 ). Meskipun frekuensi telah menurun secara dramatis selama beberapa
dekade terakhir di dunia Barat, kanker ini masih memberikan kontribusi signifikan
terhadap kematian secara keseluruhan. Insiden adenocarcinoma sangat bervariasi
tergantung pada wilayah geografis. Insiden tahunan di Jepang diperkirakan 140 kasus
per 100.000 penduduk per tahun, sedangkan di dunia Barat insiden ini diperkirakan
10 per 100.000 penduduk. Insiden yang lebih tinggi pada laki-laki daripada
perempuan rasio dari 1.5:2.5, kelompok-kelompok sosial yang miskin dan orang-
orang di atas usia 40 tahun yang diamati. Dan angka kejadian karsinoma lambung
(866.000 mortalitas/tahun). (WHO,2008).
Di era serba cepat seperti saat ini tidak sulit bagi setiap orang untuk memenuhi
keinginannya dalam waktu yang relative singkat. Begitu juga dalam hal memilih
makanan, hampir sebagian masyarakat lebih memilih mengkonsumsi makanan cepat
saji yang mereka sendiri tidak tahu bahan apa saja yang digunakan untuk mengolah
makanan tersebut dibandingkan mengolah bahan makanan sendiri dirumah. Dengan
alasan lebih mudah dan efisien. Namun dibalik rasa nikmat yang dirasakan, mereka
tidak tahu bahaya apa yang akan terjadi jika mereka mengkonsumsi makanan tersebut
dalam jangka panjang. Berbagai penyakit bisa saja mereka derita akibat
mengkonsumsi makanan cepat saji yang menjadi pilihan mereka. Salah satu penyakit
yang mungkin timbul akibat mengkonsumsi berbagai makanan cepat saji dalam
jangka panjang adalah kanker. Sebagian manusia terkadang mengabaikan suatu
gejala penyakit yang timbul dalam dirinya, sehingga penyakit tersebut baru diketahui
ketika telah mencapai stadium lanjut. Salah satu contoh kanker akibat kebiasaan
buruk ini adalah kanker lambung dimana kanker lambung ini merupakan suatu bentuk
neoplasma maligna gastrointestinal.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses
asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap Kanker Lambung
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pembelajaran tentang asuhan keperawatan dengan Kanker
Lambung. Maka mahasiswa/i diharapkan mampu :
a) Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Kanker Lambung
b) Mengetahui definisi Kanker Lambung
c) Mengetahui etiologi Kanker Lambung
d) Mengetahui manifestasi klinis Kanker Lambung
e) Mengetahui patofisiologi Kanker Lambung
f) Mengetahui komplikasi Kanker Lambung
g) Mengetahui penatalaksanaan Kanker Lambung
h) Mengetahui pemeriksaan diagnostik Kanker lambung
i) Membuat ASKEP
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Ca lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung.
Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan di lambung,
biasanya adenokarsinoma. Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk
oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi
dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Ca lambung adalah
neoplasma gastrointestinal yang menyebabkan mutasi sel gaster.
C. ASPEK EPIDEMIOLOGI
Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling
sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker
(Cancer Facts and Figures, 1991). Laki-laki lebih sering terserang dan sebagian besar
kasus timbul setelah usia 40. Sekitar 50% kanker lambung terletak pada antrum
pilorus. Sisanya tersebar diseluruh korpus lambung (Patofisiologi: konsep klinis
proses-proses penyakit, hal 385-386).
Kanker lambung adalah suatu keganasan yang terjadi dilambung, sebagian
besar adalah dari jenis adenokarsinoma. Jenis kanker lambung lainnya adalah
leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma.
D. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung, meliputi hal- hal
sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi
a) Faktor genetik.
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki hubungan
genetik. Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi adanya mutasi
dari gen E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker lambung. Adanya
riwayat keluarga anemia pernisiosa dan polip adenomatus juga dihubungkan
dengan kondisi genetik pada kanker lambung (Bresciani, 2003).
b) Faktor umur.
Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun, tetapi
sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun dan 1 %
kurang dari 30 tahun (Neugut, 1996).
2. Faktor presipitasi
a) Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang diawetkan.
Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan
menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Sehingga menfasilitasi
konversi golongan nitrat menjadi carcinogenic nitrosamines didalam
lambung. Kondisi terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan
komposisi nitrosamines didalam lambung memberikan konstribusi
terbentuknya kanker lambung (Yarbro, 2005).
b) Infeksi H. Pylori.
H. Pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus doudenum dan
80% tukak lambung (fuccio, 2007). Bakteri ini menempel dipermukaan dalam
tukak lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan
oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung
(fuccio, 2009). Mekanisme utama bakteri ini dalam menginisiasi
pembentukan luka adalah melalui produksi racun VacA. Racun VacA bekerja
dalam menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung melalui berbagai cara;
diantaranya melalui pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan
permeabilitas sel, pembentukan pori dalam membran plasma, atau apoptosis
(pengaktifan bunuh diri sel). Pada beberapa individu, H. Pylori juga
menginfeksi bagian badan lambung. Bila kondisi ini sering terjadi, maka akan
menghasilkan peradangan yang lebih luas yang tidak hanya memengaruhi
ulkus didaerah badan lambung, tetapi juga meningkatkan risiko kanker
lambung. Peradangan dilendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe
khusus tumor limfa (lymphatic neoplasm) dilambung, atau disebut dengan
limfoma MALT (Mucosa Lymphoid Tissue). Infeksi H. Pylori berperan
penting dalam menjaga kelangsungan tumor dengan menyebabkan dinding
atrofi dan perubahan metaplastik pada dinding lambung (santacroce, 2008).
c) Mengkonsumsi rokok dan alkohol.
Pasien dengan konsumsi rokok lebih dari 30 batang sehari dan
kombinasi dengan konsumsi alkohol kronik akan meningkatkan risiko kanker
lambung (Gonzalez, 2003).
d) NSAIDs.
Inflamasi polip lambung bisa terjadi pada pasien yang mengkonsumsi
NSAIDs dalam jangka waktu yang lama dalam hal ini (polip lambung) dapat
menjadi prekursor kanker lambung. Kondisi polip lambung berulang akan
meningkatkan risiko kanker lambung (Houghton, 2006).
e) Anemia pernisiosa.
Kondisi ini merupakan penyakit kronis dengan kegagalan absorpsi
kobalamin (vitamin B12), disebabkan oleh kurangnya faktor instrinsik sekresi
lambung, kombinasi anemia pernisiosa dengan infeksi H. Pylori memberikan
konstribusi penting terbentuknya tumorigenesis pada dinding lambung
(Santacroce, 2008).
E. PATOFISIOLOGI
Kanker lambung paling sering muncul dari lapisan mukosa lambung.
Sebagian besar kanker ini terjadi di kurvatura minor lambung didaerah pilori dan
antral. Prognosis lebih baik untuk kanker lambung yang melibatkan lesi polipoid dan
prognosis buruk bagi ulserasi kanker, prognosis terburuk jika terjadi infiltrasi.
Kanker lambung menyebar dengan perluasan langsung ke pankreas melalui
limfatik dan dengan infiltrasi hematogen menyebar ke hati, paru-paru dan tulang.
Rute khusus tergantung pada lokasi dan jenis tumor. Beberapa tumor menembus,
beberapa berulserasi dan beberapa menyebar sepanjang bidang jaringan.
Kanker lambung berstadium menggunakan klasifikasi tumor, nodus, dan
metastasis (TNM) dengan stadium I sampai IV. Kanker dapat direseksi pada stadium
awal sebelum ia menyebar ke dinding lambung.
Stadium kanker lambung dengan mengunakan sistem TNM.
Tumor Primer Kelenjar Getah Bening Metastasis Jauh
(T) (KGB) (M)
Regional (N)
Tis Carcinoma in situ tumor N0 Kelenjar getah bening M0 Tidak ada metastasis
intraepitel regional tidak jauh.
terlibat.
T1 Ekstensi tumor ke N1 Metastasis pada 1-6 M1 Ada metastasis jauh.
submukosa nodus limfe regional.
T2 Ekstensi tumor ke N2 Metastasis pada lobus
propia muscular dan 7-15 nodus limfe
serosa. regional.
T3 Penetrasi ke serosa N3 Metastasis pada >15
nodus limfe regional.
T4 Invasi ke struktur
sekitar.
Melekat pd p’mukaan
Replikasi DNA epitel lambung
abnormal
Tumor
Gastritis kronis
Ulkus gaster
Atrofi lambung
Metaplasia intestinal
Kanker lambung
Ancaman kematian
Peningkatan HCL Mengenai
Kurang terpapar informasi reseptor nyeri
mengenai kondisi, prognosis
dan pengobatan
Merangsang pusat
mual Nyeri epigastrium
Ansietas
Mual
Nyeri meningkat
Menurunkan fungsi
sensori u/ makan
Anoreksia
H. KLASIFIKASI
a. Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan
histopatologis dapat dibagi atas :
1. Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa
yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata,
perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
2. Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe:
a. Elevated type
Tampak sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat
sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
b. Flat type
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat
perubahan pada warna mukosa.
c. Depressed type
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular)
hiperemik / perdarahan.
3. Tipe III. (Excavated type)
Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi
seperti II c & III atau III & II c dan II a & II c.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d adanya gangguan pada impuls saraf lambung.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan
untuk memasukan atau mencerna nutrisi oleh faktor biologis
3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi mengenai kondisi, prognosis dan
pengobatan mengenai kondisi, prognosis dan pengobatan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. Discharge Planning
Beriakan informasi pada pasien yang akan menjalani perawatan rumah meliputi:
1) Hindari merokok
2) Hindari aktivitas berat pascaoperasi
3) Hindari minum kopi, teh, coklat, minuman kola, minuman beralkohol dan makanan yang sulit dicerna.
4) Anjurkan pasien untuk minum setiap akan menelan makanan
5) Anjurkan untuk semampunya melakukan manajemen nyeri non farmakologi pada saat nyeri muncul
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kanker lambung adalah suatu keganasan yang terjadi dilambung, sebagian
besar adalah dari jenis adenokarsinoma. Jenis kanker lambung lainnya adalah
leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering
terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker tertentu terjadi pada orang dibawah
usia 50 tahun (Osteen, 2003).
Perubahan pada mukosa mungkin mengakibatkan peningkatan absorbsi
karsinogen dari diet, seperti makanan yang diasinkan, ikan asin dan nitrat. Faktor
etiologi lain termasuk aklorhidria, anemia pernisiosa dan merokok. Mungkin juga ada
faktor genetis karena penyakit ini terlihat terjadi dalam keluarga. Penambang batu
bara, tukang roti, pekerja yang bekerja pada kerajinan logam dan mereka yang bekerja
ditempat yang berdebu, berasap dan lingkungan yang mengandung sulfur dioksida
berada pada resiko tinggi. asap kayu atau tembakau, pengawet makanan nitrit, dan
produk lemak panas dapat menyebabkan klien rentan terhadap kanker lambung.
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali
mengangkat tumornya. Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di
lambung, pasien dapat sembuh. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang dapat
dieksisi secara bedah, penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan
pasien ini, paliasi efektif, untuk mencegah gejala seperti obstruksi. Bila gastrektomi
subtotal radikal dilakukan, puntung lambung dianastomosiskan pada jejenum, seperti
pada gastrektomi untuk ulkus
B. SARAN
1. Untuk Instansi
Untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal secara optimal
sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan
2. Untuk Klien dan Keluarga
Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena bagaimanapun
teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna maka penyembuhan
yang diharapkan tidak tercapai.
DAFTAR PUSTAKA