Anda di halaman 1dari 24

PRESENTASI KELOMPOK 8

LOADING......
Kode Etik Akuntan
Menuju Era Global

MEMPERSEMBAHKAN
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN
MENUJU ERA GLOBAL
NAMA ANGGOTA :
1. Tri Juanda Prayugo (150522128)
2. Reja Annisa Umami (150522180)
3. Yuni Febriaty (150522138)
4. Yuli Andriani Hutagalung (150522148)
5. Alfrinda Sidauruk (150522158)
6. Nuril Loloni Lingga (150522168)
7. Dewanta Apri Wardana (150522181)
8. Chintya Hutabarat (150522178)
TANTANGAN AKUNTAN GLOBAL

Dua Persoalaan Di bidang audit dan akuntansi


yang belum sepenuhnya dapat mendukung kearah
kesatuan ekonomi global yaitu:
Setiap negara masih mempunyai prinsip
akuntansi dan standar audit sendiri-
sendiri, yang terkadang berbeda antara
negara satu dengan negara lainnya.
Profesi akuntan di dunia belum
sepenuhnya serius dalam
mengembangkan standar perilaku etis
profesi akuntansi.
PADA ABAD KE-20 DAPAT DIKATAKAN ADA
TIGA ALIRAN AKUNTANSI DAN AUDIT YANG
DOMINAN
Pihak-pihak, badan, atau lembaga yang
selama ini berkaitan langsung dengan
profesi akuntansi
Pemerintah dan Lembaga Legeslatif melalui produk peraturan da
KODE ETIK PROFESI
AKUNTAN DI AS

enam manfaat dari kode


etik profesi
1. Dapat memberikan motivasi melalui penggunaan tekanan dari rekan
sejawat (peer pressure)
2. Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil tentang benar atau
salah dari pada mengandalkan kepribadian manuasiawi atau keputusan
yang selalu bersifat ad hoc.
3. Dapat memberikan tuntunan, terutama dalam menghadapi situasi yang
abu-abu (ambiguous situations)
4. Kode etik tidak saja dapat menuntun perilaku karyawan (employees),
namun dapat juga mengawasi kekuasaan otokrasi atasan (employers)
5. Kode etik dapat merinci tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri
6. Kode etik sebenarnya untuk kepentingan bisnis itu sendiri, kalau bisnis
tidak mau mengawasi perilaku dirinya sendiri, maka pihak lain yang
akan bertindak mengawasinya.
SARBANES-OXLEY ACT
Badan skandal keuangan yang
mempertontonkan pelanggaran etika
secara nyata yang dilakukan oleh para
eksekutif puncak perusahaan-perusahaan
publik multinasional yang berkantor pusat
di AS yang juga melibatkan profesi
akuntan publik ternama, sempat
mengguncang saham dan dunia
perekonomian AS
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN :
INTERNATIONAL FEDERATION
OF ACCOUNTANT S (IFAC)
Bagian A

Pedoman kode etik ini terdiri dari tiga Bagian


cara memahami filosofi kode
etik IFAC
Memahami Struktur Kode etik
Kerangka dasar Kode etik
IFAC
melayani kepentingan publik
Struktur Kode etik IFAC
Kerangka Dasar Kode Etik IFAC

1.MELINDUNGI KEPENTINGAN PUBLIK


2.JASA PROFESIONAL KEPADA KLIEN

PENILAIAN

SKEPTISME
INTEGRITA OBJEKTIVITA
PROFESION
S S
AL

INDEPENDENSI PIKIRAN DAN PENAMPILAN


Pengamanan Untuk Mengurangi
Risiko Situasi Konflik Kepentingan
Konsep-konsep yang memerlukan
penjelasan antara lain :
Prinsip-prinsip Fundamental
Integritas
Independensi
Ancaman terhadap
independensi
Pengamanan terhadap
ancaman
Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi
BAGIAN B : KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK
& BAGIAN C : KODE ETIK AKUNTAN
BISNIS
Bagian B
Kasus KAP Anderson dan
Enron
 KasusKAP Anderson dan Enron terungkap saat Enron
mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan pada
tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat
hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang
menyebabkan nilai investasi dan laba yang ditahan
berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum
kebangkrutan Enron terungkap, KAP Anderson
mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan
dengan memanipulasi laporan keuangan dan
penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron,
dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa periode
pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut,
perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $ 393,
padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami
kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
yang didirikan oleh Enron.
Komentar Kasus KAP Anderson
dan Enron
Kecurangan yang dilakukan oleh Arthur
Andersen telah banyak melanggar prinsip
etika profesi akuntan diantaranya yaitu
melanggar prinsip integritas dan perilaku
profesional. KAP Arthur Andersen tidak dapat
memelihara dan meningkatkan kepercayaan
publik sebagai KAP yang masuk kategoti The
Big Five dan tidak berperilaku profesional
serta konsisten dengan reputasi profesi
dalam mengaudit laporan keuangan dengan
melakukan penyamaran data. Selain itu
Arthur Andesen juga melanggar prinsip
standar teknis karena tidak melaksanakan
jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan.
KESIMPULAN
Untuk menjadi akuntan yang beretika tidak cukup hanya berbekal IQ
yang tinggi, faktor lainnya yang menunjang adalah EQ dan SQ.
Seorang akuntan memang harus memiliki IQ yang tinggi sehingga
memahami semua hal mengenai akuntansi agar dapat memecahkan
masalah keuangan sehingga menghasilkan laporan keuangan yang
berguna bagi penggunanya. Namun peran EQ dan SQ juga sangat
penting, seorang akuntan yang memiliki EQ yang baik akan mampu
menghadapi berbagai masalah yang mungkin terjadi, dapat
mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif,
optimisme, kemampuan beradaptasi dan empati. Sedangkan SQ,
membuat seorang akuntan mempunyai pemahaman tentang siapa
dirinya dan apa makna segala sesuatu bagi dirinya, dan bagaimana
semua itu memberikan suatu tempat di dalam dunianya kepada orang
lain. Jadi, dalam rangka mewujudkan profesi akuntan yang beretika,
berahklak, beradab, dan bijak secara utuh, tidak hanya memperhatikan
dan mengembangkan potensi secara inteleqtual (IQ), tetapi juga secara
emosionalitas (EQ) dan spiritualitas (SQ)
CUKUP SEKIAN dan TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai