Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN MENUJU ERA GLOBAL

KELOMPOK II

1. Muhamad Soleh 0227 1611 031


2. Mareta Ayu Agustina 0227 1611 052
3. M. Ikbal Halim 0227 1511 128
4. Gita Krisnasari Titi 0227 1511 137
5. Ahmad Rizaldi M. 0227 1611 037
6. Wahyuni Ridwan 0227 1611 050
7. Nurlaila R. Muhidin 0227 1611 107

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena


hanya dengan segala rahmat-Nyalah akhirnya kami bisa menyusun makalah
dengan judul ‘Kode Etik Profesi Akuntan Menuju Era Global’ ini tepat pada
waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini, serta guru pembimbing kami yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami mendapatkan banyak
tambahan pengetahuan.

Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah kami susun ini
bisa memberikan banyak manfaat serta menambah pengetahuan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan


yang membutuhkan perbaikan, sehingga kami sangat mengharapkan masukan
serta kritikan dari para pembaca.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1. Tantangan Profesi Akuntan Global 2


2.2. Kode Etik Profesi Akuntan Di AS 2
2.3. Kode Etik Profesi Akuntan Di Beberapa Negara Di Luar AS 3
2.4. Sarbanes – Oxley Act 3
2.5. Kode Etik Profesi Akuntan: Internasional Federation Of
Accountants (IFAC) 3
2.6. Profesi Akuntan Indonesia dan IFAC 7

BAB III PENUTUP 8

3.1. Kesimpulan 8

3.2. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi ini banyak sekali kasus pelanggaran-pelanggaran


terutama banyak terjadi di Indonesia, salah satunya yaitu kasus pelanggaran
etika profesi akuntansi. Tidak ada hanya masyarakat menengah yang
mengalami pelanggaran tersebut, yang lebih banyak pelanggaran yaitu
terjadi di kalangan atas, seperti kasus pelanggaran korupsi, kesalahan dalam
melakukan pembuatan laporan keuangan,bahkan melalukan pemalsuan
tanda tangan terhadap nasabah bank, kasus ini terlibat karena kurangnya
ketelitian dalam pembuatan laporan keuangan dan kurangnya sistem dalam
perusahaan yang bersangkutan.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan


aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik,
bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di
lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab
profesionalnya.

Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan


standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Kredibilitas. Prinsip Etika memberikan
kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian
jasa profesional oleh anggota.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa tantangan profesi akuntan global?

2. Bagaimana kode etik profesi akuntan di AS?

3. Bagaimana kode etik profesi akuntan di beberapa negara di luar AS?

4. Apa itu sarbanes – oxley act?

5. Bagaimana profesi akuntan indonesia dan ifac?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TANTANGAN PROFESI AKUNTAN GLOBAL

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi system


informasi dan komunikasi telah ikut mendorong perkembangan ekonomi
menuju penyatuan system ekonomi global. Pernyataan system ekonomi
global ini makin mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan
multinasional yang beroperasi melampaui batas-batas suatu negara.
Kesatuan aktivitas perekonomian ini terlihat jelas yang dicapai oleh para
pemimpin negara-negara di dunia, antara lain perjanjian ASEAN, APEC,
Uni Eropa, dan terakhir perjanjian WTO, makin mendorong ke arah
pernyataan system ekonomi dunia.

Saat ini sedikitnya ada dua persoalan di bidang audit dan akuntansi yang
belum sepenuhnya dapat mendukung ke arah kesatuan ekonomi global,
yaitu:

a) Setiap negara masih mempunyai prinsip akuntansi dan standar audit


sendiri-sendiri, yang terkadang berbeda antara negara satu dengan
negara lainnya. Banyak negara yang mewajibkan agar setiap perusahaan
yang beroperasi di wilayahnya menyusun laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku di negara masing-masing.

b) Profesi akuntan di dunia belum sepenuhnya serius dalam


mengembangkan standar perilaku etis profesi akuntan.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi global dan dalam rangka


mengantisipasi keberadaan profesi akuntan bertaraf internasional, maka
dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, organisasi IAI telah sepakat untuk
mengadopsi standar audit, akuntansi, dank ode etik internasional yang
dikeluarkan oleh IFAC.

2.2. KODE ETIK PROFESI AKUNTAN DI AS

Enam manfaat dari kode etik profesi,yaitu:

1. Dapat memberikan motivasi melalui penggunaan tekanan dari rekan


sejawat (peer pressure) dengan memelihara seperangkat harapan
perilaku yang diakui umum yang harus dipertimbangkan dalam proses
keputusan.

2
2. Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil tentang benar atau salah
daripada mengandalkan kepribadian manusiawi atau keputusan yang
selalu bersifat ad hoe.
3. Dapat memberikan tuntunan, terutama dalam menghadapi situasi yang
abu-abu (ambiguous situational).
4. Kode etik tidak saja dapat menuntun perilaku karyawan (employees),
namun dapat juga mengawasi kekuasaan otokrasi atasan (employers).
5. Kode etik dapat merinci tanggungjawab social perusahaan itu sendiri.
6. Kode etik sebenarnya untuk kepentingan bisnis itu sendiri, kalau bisnis
tidak mau mengawasi perilaku dirinya sendiri, maka pihak lain yang
akan bertindak mengawasinya.

Ada dua organisasi profesi akuntan yang berpengaruh di AS yang telah


memberikan kontribusi bagi penyusunan kode etik profesi akuntan, yaitu
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan Institute of
Management Accountants (IMA). Kode etik AICPA lebih ditujukan untuk
para akuntan yang berpraktik pada kantor akuntan publik, sedangkan kode
etik IMA lebih ditujukan bagi para akuntan yang berprofesi sebagai akuntan
manajemen di suatu organisasi perusahaan.

2.3. KODE ETIK PROFESI AKUNTAN DI BEBERAPA NEGARA DI


LUAR AS

Ada banyak contoh kode etik profesi akuntan yang berlaku di banyak
negara. Beberapa kode etik yang berlaku di beberapa negara, seperti AS,
Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia tidak banyak berbeda.

2.4. SARBANES – OXLEY ACT

Badai skandal keuangan yang mempertontonkan pelanggaran etika secara


nyata yang dilakukan oleh para eksekutif puncak perusahaan-perusahaan
public multinasional yang berkantor pusat di AS yang juga melibatkan
profesi akuntan public ternama, sempat menggoncang bursa saham dan
perekonomian AS. Akibat berbagai skandal ini, pemerintah dan lembaga
legislative AS segera mengeluarkan undang-undang yang sangat terkenal
dengan nama Sarbanes-Oxley Act (SOX).

2.5. KODE ETIK PROFESI AKUNTAN: INTERNASIONAL


FEDERATION OF ACCOUNTANTS (IFAC)

Pada bulan Juni 2005, organisasi profesi IFAC telah menerbitkan kode

3
etik seara lengkap dan sangat rinci. Pedoman kode etik ini tersiri atas tiga
bagian ; Bagian A berisi prinsip-prinsip fundamental Etika Profesi yang
berlaku untuk seluruh profesi akuntan dan juga berisi kerangka konsep
untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut; Bagian B berisi penjelasan lebih
lanjut mengenai penerapan kerangka konsep dan prinsip-prinsip
fundamental pada bagian A untuk situasi-situasi khusus, terutama bagi
mereka yang berpraktik sebagai akuntan publik; dan bagian C berisi
penjelasan lebih lanjut mengenai kerangka konsep dan prinsip-prinsip
fundamental pada bagian A untuk diterapkan pada situasi-situasi khusus,
terutama bagi profesi akuntan bisnis (akuntan manajemen).

Struktur dan Kerangka Dasar Kode Etik IFAC

Menurut Brooks (2007), ada 4 pendekatan cara memahami filosofi


Kode Etik IFAC sebagai berikut: Memahami Struktur Kode Etik,
Memahami Kerangka Dasar Kode Etik untuk melakukan penilaian yang
bijak, Proses Menjamin Independensi Pikiran (independence in mind) dan
Independensi Penampilan (independence in appearance), Pengamanan
untuk mengurangi Risiko Situasi konflik Kepentingan.

Kerangka dasar Kode Etik IFAC dijelaskan sebagai berikut:

1. Ciri yang membedakan profesi akuntan yaitu kesadaran bahwa kewajiban


akuntan adalah untuk melayani kepentingan publik.

2. Harus dipahami bahwa tanggungjawab akuntan tidak secara eklusif


hanya melayani klien (dari sudut pandang akuntan publik), atau hanya
melayani atasan (dari sudut pandang akuntan bisnis), melainkan melayani
kepentingan public dalam arti luas.

3. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan


profesionalisme, kinerja, dan kepentingan publik.

4. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu


kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan
kerahasiaan.

5. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan


dilandasi oleh prinsip-prinsip perilaku fundamental, yang terdiri atas:
integritas, objektivitas, kompetensi professional dan kehati-hatian,
kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.

6. Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir (5) hanya dapat


diterapkan jika akuntan mempunyai sikap independen, baik
independensi dalam pikiran (independence in mind) maupun independen
dalam penampilan (independence in appearance).

4
Konsep-konsep yang memerlukan penjelasan antara lain:

1) Prinsip-prinsip Fundamental Etika.

2) Independensi.

3) Ancaman terhadap Independensi.

4) Pengamanan terhadap Ancaman Independensi.

Prinsip-prinsip Fundamental Etika

Prinsip-prinsip Fundamental Etika terdiri atas:

a) Integritas (integrity). Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas


dan jujur dalam semua hubungan bisnis dan profesionalnya.

b) Objektivitas (objektivity). Seorang akuntan profesional seharusnya tidak


boleh membiarkan terjadinya bias, konflik kepentingan, atau di bawah
pengaruh orang lain sehingga mengesampingkan pertimbangan bisnis
dan professional.

c) Kompetensi profesional dan kehati-hatian. Seorang akuntan profesional


mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan
professional secara berkelanjutan pada tingkat kompeten yang
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini.

d) Kerahasiaan (confidentiality). Seorang akuntan professional harus


menghormati kerahasiaan informasi yang diperolehnya sebagai hasil
dari hubungan professional dan bisnis serta tidak boleh mengungkapkan
informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hokum atau terdapat hak
professional untuk mengungkapkannya.

e) Perilaku profesional (profesional behavior). Seorang akuntan


professional harus patuh pada hokum dan perundang-undangan yang
relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.

Independensi

Sebagaimana telah diketahui, ada dua jenis independensi yang dikenal,


yaitu independensi dalam fakta dan independensi dalam penampilan. Untuk
independensi dalam fakta, IFAC menggunakan istilah lain, yaitu

5
independensi dalam pikiran.

a) Dalam pikiran: suatu keadaan pikiran yang memungkinkan


pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat
mempromosikan penilaian profesional.

b) Dalam penampilan: penghindaran fakta dan kondisi yang sedekimian


signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berpikir rasional -
dengan memiliki pengetahuan.

Ancaman terhadap Independensi

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, ancaman terhadap independensi


dapat berbentuk:

a) Kepentingan diri (self-interest)

b) Review diri (self-review)

c) Advokasi (advocacy)

d) Kekerabatan (familiarity)

e) Intimidasi (intimidation).

Ancaman Independensi Akuntan Publik

Ancaman kepentingan diri dapat timbul akibat ada kepentingan


keuangan, atau ada kepentingan dari keluarga langsung atau keluarga dekat,
atau kepentingan lain dari akuntan yang bersangkutan. Kepentingan diri
adalah wujud sifat yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau
keluarga dibandingkan dengan kepentingan public yang lebih luas.

Contoh langsung ancaman kepentingan diri untuk akuntan public,


antara lain, namun tidak terbatas pada:

 Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan


keuangan bersama pada suatu perusahaan klien.

 Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.

 Memiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien.

 Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien.

6
 Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.

 Fee kontijensi sehubungan dengan perikatan penjaminan.

 Ada pinjaman dari/atau kepada klien penjaminan, atau kepada/dari


direktur atau pejabat dari klien (IFAC, 200.4)

Contoh langsung Ancaman Kepentingan Diri untuk akuntan bisnis:


Kepentingan keuangan, pinjaman, dan garansi; Perjanjian kompensasi
insentif; Penggunaan harta perusahaan yang tidak tepat; Tekanan komersial
dari pihak di luar perusahaan.

Pengamanan terhadap ancaman

Ada dua kategori pengamanan terhadap Ancaman Independensi, yaitu:

a. Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi

b. Pengamanan lingkungan kerja.

2.6. PROFESI AKUNTAN INDONESIA DAN IFAC

Saat ini profesi akuntan di Indonesia, baik akuntan publik maupun


akuntan manajemen, mengikuti standar kompetensi yang beralku di AS.
Namun dengan kecenderungan terjadinya penyatuan sistem perekonomian
dunia, mau tidak mau seluruh profesi akuntan di dunia juga harus
mendukung ke arah penyatuan sistem ekonomi global tersebut. Saat ini,
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, kecenderungan timbulmya
kesatuan sistem ekonomi global ini belum diikuti oleh keseragaman atau
keharmonisan penerapan standar-standar teknis akuntansi, auditing, dan
kode etik profesi akuntan di seluruh dunia.

Menyadari hal tersebut, para pengurus dan anggota IAI telah berkali-
kali mengadakan diskusi dan pembicaraan sekitar kesiapan IAI untuk
mengadopsi standar-standar teknis dan kode etik internasional dengan
memanfaatkan berbagai forum, seperti kongres, seminar, lokakarya,
pelatihan, dan sejenisnya. Kabar terakhir, pengurus IAI bertekad untuk
sesegera mungkin agar profesi akuntan Indonesia mengadopsi standar teknis
dan perilaku yang dikeluarkan oleh International Federation of Accountans
(IFAC).

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ada dua organisasi profesi akuntan yang berpengaruh di AS yang telah


memberikan kontribusi bagi penyusunan kode etik profesi akuntan, yaitu
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan Institute of
Management Accountants (IMA). Kode etik AICPA lebih ditujukan untuk para
akuntan yang berpraktik pada kantor akuntan publik, sedangkan kode etik
IMA lebih ditujukan bagi para akuntan yang berprofesi sebagai akuntan
manajemen di suatu organisasi perusahaan.

Ada banyak contoh kode etik profesi akuntan yang berlaku di banyak
negara. Beberapa kode etik yang berlaku di beberapa negara, seperti AS,
Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia tidak banyak berbeda

B. SARAN

Dikarenakan pembahasan di atas hanya menggunakan satu referensi atau


sumber maka untuk itu saran untuk pembaca adalah agar lebih banyak
mencari referensi mengenai pembahasan di atas. Dikarenakan pada
pembahasan di atas terdapat keterbatasan dalam hal referensi. Terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Icenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai