KELOMPOK II
1
KATA PENGANTAR
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah kami susun ini
bisa memberikan banyak manfaat serta menambah pengetahuan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
3.1. Kesimpulan 8
3.2. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Saat ini sedikitnya ada dua persoalan di bidang audit dan akuntansi yang
belum sepenuhnya dapat mendukung ke arah kesatuan ekonomi global,
yaitu:
2
2. Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil tentang benar atau salah
daripada mengandalkan kepribadian manusiawi atau keputusan yang
selalu bersifat ad hoe.
3. Dapat memberikan tuntunan, terutama dalam menghadapi situasi yang
abu-abu (ambiguous situational).
4. Kode etik tidak saja dapat menuntun perilaku karyawan (employees),
namun dapat juga mengawasi kekuasaan otokrasi atasan (employers).
5. Kode etik dapat merinci tanggungjawab social perusahaan itu sendiri.
6. Kode etik sebenarnya untuk kepentingan bisnis itu sendiri, kalau bisnis
tidak mau mengawasi perilaku dirinya sendiri, maka pihak lain yang
akan bertindak mengawasinya.
Ada banyak contoh kode etik profesi akuntan yang berlaku di banyak
negara. Beberapa kode etik yang berlaku di beberapa negara, seperti AS,
Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia tidak banyak berbeda.
Pada bulan Juni 2005, organisasi profesi IFAC telah menerbitkan kode
3
etik seara lengkap dan sangat rinci. Pedoman kode etik ini tersiri atas tiga
bagian ; Bagian A berisi prinsip-prinsip fundamental Etika Profesi yang
berlaku untuk seluruh profesi akuntan dan juga berisi kerangka konsep
untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut; Bagian B berisi penjelasan lebih
lanjut mengenai penerapan kerangka konsep dan prinsip-prinsip
fundamental pada bagian A untuk situasi-situasi khusus, terutama bagi
mereka yang berpraktik sebagai akuntan publik; dan bagian C berisi
penjelasan lebih lanjut mengenai kerangka konsep dan prinsip-prinsip
fundamental pada bagian A untuk diterapkan pada situasi-situasi khusus,
terutama bagi profesi akuntan bisnis (akuntan manajemen).
4
Konsep-konsep yang memerlukan penjelasan antara lain:
2) Independensi.
Independensi
5
independensi dalam pikiran.
c) Advokasi (advocacy)
d) Kekerabatan (familiarity)
e) Intimidasi (intimidation).
Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.
6
Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.
Menyadari hal tersebut, para pengurus dan anggota IAI telah berkali-
kali mengadakan diskusi dan pembicaraan sekitar kesiapan IAI untuk
mengadopsi standar-standar teknis dan kode etik internasional dengan
memanfaatkan berbagai forum, seperti kongres, seminar, lokakarya,
pelatihan, dan sejenisnya. Kabar terakhir, pengurus IAI bertekad untuk
sesegera mungkin agar profesi akuntan Indonesia mengadopsi standar teknis
dan perilaku yang dikeluarkan oleh International Federation of Accountans
(IFAC).
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ada banyak contoh kode etik profesi akuntan yang berlaku di banyak
negara. Beberapa kode etik yang berlaku di beberapa negara, seperti AS,
Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia tidak banyak berbeda
B. SARAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Icenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta:
Salemba Empat.