Penyakit kronis
Munculnya penyakit kronis merupakan bahaya obesitas yang sangat perlu
diwaspadai. Penyakit-penyakit yang paling sering dikaitkan dengan bahaya
obesitas, antara lain penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol
tinggi, penyakit hati dan kandung empedu. Kelebihan berat badan juga dapat
memengaruhi kinerja hormon insulin penyebab diabetes, yang akan
meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Lemak berlebih mengganggu
jantung karena menimbulkan timbunan kolesterol, kenaikan tekanan darah,
dan penyumbatan arteri. Pada wanita, bahaya obesitas dapat mengakibatkan
datang bulan yang tidak teratur dan infertilitas.
Berikut adalah tanda atau gejala yang dapat menentukan apakah seseorang
mengalami atau berisiko obesitas, yaitu:
a. Adanya keluhan seperti mendengkur (snoring) dan nyeri pinggul.
b. Terdapat timbunan lemak di atas dada, leher, muka, lengan, bawah perut,
pinggul, paha, perut atas, pinggang, dan perut bawah.
c. Riwayat sosial/ psikologis misalnya stres.
d. Riwayat keluarga yaitu orang tua dengan kelebihan berat badan dan
obesitas.
e. Riwayat mengonsumsi obat-obatan seperti obat untuk menggemukan
badan, terapi hormonal tertentu, steroid, dan lain-lain.
f. Riwayat berat badan sebelumnya.
Setelah kita mengetahui tanda atau gejala dari obesitas. Berikut adalah
penyebab seseorang terkena penyakit obesitas:
Pola makan:
o Makan berlebihan (porsi besar).
o Sering makan dan tidak teratur.
o Sering mengemil (kudapan).
o Makan dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat (terburu-buru).
o Menghindari makan pagi sehingga menambah porsi makan siang dan atau
malam.
o Banyak mengonsumsi makanan gorengan, berlemak, dan manis-manis.
o Kurang makan sayur dan buah.
Pola aktivitas:
o Sering menonton televisi, bermain komputer, dan games tanpa melakukan
aktivitas lebih dari 2 jam per hari.
o Kurang latihan fisik.
o Aktivitas fisik yang dilakukan secara terus menerus kurang dari 30 menit
per hari.
o Kurang gerak (misalnya lebih senang menggunakan kendaraan bermotor
daripada jalan kaki, menggunakan lift daripada tangga, dsb).
Faktor lain: Faktor lain yang berpengaruh terhadap obesitas antara lain:
genetik, ketidakseimbangan hormonal, terapi obat tertentu seperti
kortikosteroid, kontrasepsi oral, gangguan psikologis (stres), dan kondisi
medis lainnya.
Mengukur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) Mengukur berat badan dan
tinggi badan guna mendapatkan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya
akan digunakan dalam menentukan klasifikasi atau derajat obesitas. Rumus
penentuan IMT adalah Pengukuran IMT ini tidak berlaku terhadap ibu hamil,
atlit, dan penimbunan cairan yang tidak normal di kaki dan perut. Mengukur
lingkar pinggang dan lingkar pinggul (Ling Ping Ping) Batas aman lingkar
perut untuk pria adalah 90 cm dan wanita adalah 80 cm. Menentukan obesitas
Obesitas II ≥ 30
Rasio lingkar pinggang dan pinggul pada laki-laki normalnya adalah <1 dan
pada wanita normalnya adalah <0,8.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk mengatasi
obesitas:Pencegahan:
1. Pola makan
Mengonsumsi makanan beraneka ragam, idealnya setiap kali makan
terdiri dari 4 kelompok hidangan (makanan pokok, lauk pauk, sayur,
dan buah).
Mengutamakan konsumsi makanan sumber karbohidrat kompleks,
seperti kelompok padi-padian dan umbi-umbian yaitu 3 – 8 porsi per
hari tergantung kepada kebutuhan.
Mengonsumsi makanan sumber protein hewani dan nabati masing-
masing 2 – 3 porsi per hari, seperti ikan, tahu, tempe, dsb.
Mengonsumsi sayur 3 – 5 porsi per hari dan buah 2 – 3 porsi per hari.
Membatasi konsumsi lemak, minyak, gula, dan alkohol.
Membiasakan pola makan teratur yaitu terdiri dari 3 kali makan utama
(pagi, siang, malam) dan 1 – 2 kali makan selingan.
Porsi makan malam lebih sedikit dibandingkan makan pagi dan siang.
2. Pola aktivitas
Meningkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam per hari.
Membatasi aktivitas, seperti menonton televisi, bermain komputer, dan
games.
Membatasi tidur yang berlebihan.
Melakukan latihan fisik minimal 2 – 3 kali seminggu dengan waktu 30
– 50 menit per kali latihan.
Latihan fisik dianjurkan bersifat aerobik, seperti jalan cepat, lari,
senam aerobik, dan treatmil.
Tata laksana: 1. Pola makan Prinsip dasar penatalaksanaan obesitas
yang dianjurkan badan dunia adalah diet rendah energi seimbang
dengan pengurangan energi 500 – 1000 kkal dari kebutuhan sehari
dengan cara:
Mengurangi konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat kompleks,
seperti nasi roti, jagung, kentang, dan sereal.
Menghindari konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat
sederhana, seperti gula pasir, gula merah, sirup, kue yang manis dan
gurih, madu, selai, dodol, coklat, permen, minuman ringan, dsb.
Mengurangi konsumsi bahan makanan sumber lemak dengan tidak
mengolah makanan dengan cara digoreng dan menggunakan santan
kental, serta mentega dan margarin.
Mengutamakan konsumsi bahan makanan sumber serat, yaitu sayur
yang diolah dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis dengan sedikit
minyak, serta buah yang dikonsumsi dalam keadaan utuh tanpa
ditambah gula, susu kental manis, susu full cream, dan santan.
Menghindari buah-buahan yang mengandung energi tinggi, yaitu
durian, alpukat, nangka, sawo, mangga, cempedak, pisang, dan
serikaya.
Mengonsumsi buah sebagai makanan selingan.
Meningkatkan konsumsi cairan (dari air putih dan kuah sayur) minimal
sepuluh gelas sehari.
Porsi makan kecil.
2. Pola aktivitas
Meningkatkan aktivitas fisik paling sedikit 1 jam per hari secara terus-
menerus.
Latihan fisik kombinasi aerobik (naik sepeda, jogging, renang, dan golf)
dan anaerobik (senam pernafasan, karate, lompat tinggi, dan angkat
berat) dengan frekuensi 3 - 5 kali seminggu dan durasi 40 - 60 menit
setiap kali latihan, serta intensitas sesuai dengan denyut nadi
maksimal berdasarkan umur dan kemampuan (intensitas dinaikkan
secara bertahap), seperti tabel berikut:
20 - 24 144 – 174
25 - 29 140 – 169
30 – 34 136 – 165
45 – 49 126 - 152
50 – 54 122 – 148
55 – 59 119 – 143
60 – 64 115 – 139
3. Psikoterapi
Psikoterapi dapat dilakukan untuk membantu memotivasi diri dalam
melakukan perubahan perilaku hidup sehat.
Psikoterapi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan
dapat diperoleh di pelayanan kesehatan.
4. Pengobatan
Pengobatan obesitas dapat dipertimbangkan apabila IMT ≥ 30
kg/m2 dan atau disertai dengan penyakit diabetes melitus, jantung,
hipertensi, dan kadar lemak dalam darah tinggi.
Pengobatan obesitas dapat diperoleh di fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti puskesmas, dokter keluarga, klinik swasta, dan rumah sakit.