Anda di halaman 1dari 4

Sensor FSR406 merupakan salah satu sensor gaya yang umum digunakan.

Sensor FSR406
ini salah satunya digunakan untuk mengukur tekanan mekanis. Sebuah strain gauge atau pengukur
tekanan mekanis, sangat sensitif terhadap perubahan gaya mekanik. Alat ini terdiri dari selembar
kertas foil logam tipis, yang dibentuk sedemikian rupa menjadi benang-benang yang sangat halus.
Kertas foil ini terbungkus seluruhnya oleh lapisan film plastik.

Sensor FSR406 Skema Rangkaian


Berikut beberapa fungsi dari FSR406 :
1. Mengubah gaya, beban, torsi, dan regangan menjadi resistansi/hambatan.
2. Untuk mendeteksi dan membedakan jenis tekanan, apakah rangsangan merupakan
tekanan tidak disengaja (sentuhan) atau rangsangan berupa tekanan dengan kekuatan.
3. Untuk menentukan letak pusat massa
4. Dapat mendeteksi keberadaan, posisi, atau gerakan objek yang berada di kawasan sensor.

Operational Amplifier (Op-Amp) atau penguat operasional adalah suatu blok penguat yang
mempunyai dua masukan dan satu keluaran, dimana tegangan output yang dihasilkan proporsional
terhadap perbedaan tegangan antara kedua input-nya. Op-Amp merupakan salah satu komponen
analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Komponen ini pada
umumnya digunakan sebagai penguat sinyal, baik sinyal linier maupun sinyal nonlinier terutama
dalam sistem-sistem pengaturan dan pengendalian, instrumentasi, dan komputasi analog. Op-amp
yang banyak beredar di pasaran berupa rangkaian terpadu (integrated circuit - IC). Aplikasi Op-
amp yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator. Komponen Op-Amp juga merupakan penguat differensial dengan impedansi input
tinggi dan output impedansi rendah. Komponen bagian dalam Op-Amp terdiri dari beberapa
bagian seperti penguat differensial, tahap penguatan (gain), rangkaian penggeser level (level
shifter), dan penguat akhir.
M. Ramdhani. 2002. OperationalAmplifier (teori dan aplikasi). Yogyakarta : Gava Media.
Uang koin Rp500,00 memiliki massa sebenarnya 5.34 gram, diameter 24 mm, dan tebal 1.83 mm
dengan material koin berupa aluminium/perunggu.

Grafik Force vs Voltase dengan variasi nilai RM


Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengujian terhadap alat ukur berat berbasis tekanan
yaitu sensor FSR 406. Pengujian ini bertujuan untuk melihat kelinieran antara input dari sensor
tersebut,yang berupa tekanan yang dihasilakn oleh massa yang diukur,dalam kasus ini kita
memakai uang koin, terhadap output yang berupa perubahan nilai resistansi dari sensor tersebut.
Untuk mengetahui berapa besarnya massa benda praktikan memakai data sheet massa uang
logam yang banyak tersedia di internet. Selanjutnya, dikarenakan FSR tergolong sebagai sensor
aktif,sehingga untuk mendeteksi perubahan resistansi yang dihasilkan, FSR perlu diberi catu
daya sehingga perubahannya dapat diukur sebagai besaran tegangan/voltase (V).
Untuk mempermudah proses pengukuran dalam praktikum kali ini, praktikan memanfaatkan
sebuah mikrokontroller ATmega Arduino Uno. Dengan Arduino praktikan dapat memonitor
perubahan nilai nilai resistansi yang diwakili oleh perubahan tegangan,dari awal pemberian
beban hingga dicapai kondisi yang stabil, dan hasil yang stabil tersebut dicatat pada tabel hasil
pengukuran. Pemakaian arduino juga membantu masalah keperluan adanya catu daya untuk
sensor, didalam arduino sudah ada pin sumber tegangan 5V dan ground yang dapat dipakai
sebagai catu daya. Untuk menentukan berapa output yang stabil kami menetapkan waktu
penetapan sebesar 10 sekon.
Saat pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan sebuah koin, tidak ada perubahan nilai
tegangan yang signifikan(tidak ada bedanya saat permukaan FSR kosong dan saat diberi beban
sebuah koin) dari yang ditampilkan arduino pada serial monitor. Awalnya kami mengira FSR
yang kami gunakan sudah rusak, namun saat kami mencoba memberi beban yang relative jauh
lebih besar dari koin,yaitu dengan menggunakan sebuah HT. Tegangan yang dipantau lewat
serial monitor akhirnya mengalami perubahan yang signifikan, dan ketika diberi tambahan beban
(HT+uang koin) juga terlihat perubahan nilai tegangan,meskipun tidak terlalu besar. Sehingga
kami memutuskan untuk memakai kondisi dimana disetiap pengukuran permukaan FSR sudah
diberi beban awal berupa HT sebagai kondisi awal pengukuran( titik referensi pengukuran).
Dalam proses pengambilan data kami melakukan 3 variasi pengukuran yakni nilai resistor yang
dipakai,luas penampang FSR yang dipakai, dan penggunaan OpAmp. Untuk hasilnya dapat
dilihat pada tabel dan grafik di atas.
Jika dibandingkan hasil pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan resistor 10K dan 30K,
hasilnya pengukuran dengan menggunakan resistor 30K lebih baik dari segi nilai regresi
liniernya. Selain itu, nilai voltase keluarannya relative lebih besar dibandingkan ketika kita
memakai resistor 10K.
Lalu untuk pengukiran tanpa mengunakan OpAmp, jika dibandingkan dengan pengukuran
dengan menggunakan OpAmp hasil pengukurannya lebih fluktuatif. Terakhir untuk variasi
luasan,dapat dilihat hasil pengukuran yang menggunakan 2 luasan,dengan beban massa yang
sama, nilai voltasenya lebih besar bila dibandingkan dengan tang menggunakan 4 luasan.
Lalu dari ketujuh grafik yang ada, 3 grafik menunjukkan nilai gradient negative yang seharusnya
tidak mungkin diperoleh sebab seharusnya semakin besar massa yang diukur,maka akan semakin
besar voltase yang terukur. Hasil ini justru menunjukkan hubungan yang berlawanan. Hal ini
mengindikasikan bahwa kondisi FSR mungkin sudaah tidak terlalu baik lagi untuk mengukur
massa benda.
Selanjutnya untuk hasil pengukuran yang paling linier dapat ditentukan oleh nilai regresi dari
masing-masing grafik hasil pengukuran. Disini hasil terbaik dengan nilai regresi sama dengan 1
diperoleh dari grafik pengukuran menggunakan voltmeter untuk rangkaian dengan OpAmp
RM=30K dan hanya menggunakan 1 luasanan koin,namun perlu digarisbawahi bahwa disini
hanya ada 3 titik pengukuran. Dan semakin sedikit titik pengukurannya maka semakin besar
peluang nilai R kuadrat mendekati 1,sehingga untuk memastikan apakah ini sudah merupakan
hasil yang terbaik diperlukan lebih banyak titik pengukuran yang diuji. Grafik dari hasil
pengukuran dengan menggunakan 4 luasan koin juga menunjukkan nilai R kuadrat = 1, namun
hasil ini diperoleh karena disini hanya memiliki 2 titik pengukuran sehingga pasti nilai R
kudratnya pasti 1.
E. KESIMPULAN
Kelinieran sebenarnya merupakan sebuah pola yang dipakai untuk menyederhanakan hubungan
antara nilai-nilai variable bebas (dalam kasus ini input dari pengukuran) dengan nilai-nilai
variable terikat(nilai output pengukuran). Dalam praktikum ini kit adapt melihat bahwa pada
kondisi sebenarnya, hubungan keduanya sebenarnya tidak linier.Ada banyak hal yang dapat
mempengaruhi hubungan kedua nilai tersebut. Dalam pengukuran ini factor-faktor yang kita uji
ada tiga yakni nilai resistor yang dipakai(RM),penggunaan OpAmp,dan luasan yang dipakai saat
pengukuran.

Namun sebenarnya masih banyak lagi factor yang mempengaruhi kelinieran suatu pengukuran.
Dari sekian pengujian yang telah dilakukan,dapat diperoleh kondisi mana,yang paling
tidak,mendekati hubungan linier tersebut. Sehingga kita dapat menggunakan kondisi tersebut
untuk memperoleh hasil pengukuran yang minim error.
F. DAFTAR PUSTAKA
 “Pengertian Arduino UNO – iMe (iLearning Media).” [Daring]. Tersedia pada:
https://ilearning.me/sample-page-162/arduino/pengertian-arduino-uno/. [Diakses: 12-Mei-2018].
 https://www.trossenrobotics.com/productdocs/2010-10-26-datasheet-fsr406-layout2.pdf ,diakses
pada 13 Mei 2018
 “Uang - Bank Sentral Republik Indonesia.” [Daring]. Tersedia pada:
https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/koleksi/uang/Default.aspx. [Diakses: 12-Mei-2018].
 “Uji Linearitas.” [Daring]. Tersedia pada: http://penalaran-unm.org/uji-linearitas/. [Diakses: 12
Mei-2018].

Anda mungkin juga menyukai