015 Akbid Gawat Janin
015 Akbid Gawat Janin
GAWAT JANIN
DISUSUN OLEH :
DIAN PURWASI
Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah ”ASKEB”.Yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini .Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
A. Latarbelakang ........................................................................................................................
B. Tujuan ...................................................................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................................................
B. Kritik dan Saran ..........................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena partus lama, infuse
oksitosin, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu yang diabetes, kehamilan
pre dan posterm, ataupun prolapsus tali pusat. Hal ini harus segera dideteksi dan
perlu penanganan segera. Istilah fetal distress biasa digunakan untuk menggambarkan
hipoksia pada janin dimana dapat menyebabkan kecacatan pada janin atau kematian
bila janin tidak segera dilahirkan.
Gawat janin menunjukkan suatu keadaan bahaya yang relatif dari janin yang
secara serius, yang mengancam kesehatan janin. Istilah gawat janin (fetal distress)
terlalu luas dan kurang tepat menggambarkan situasi klinis. Ketidakpastian dalam
diagnosis gawat janin yang didasarkan pada interpretasi pola frekuensi denyut
jantung janin menyebabkan munculnya istilah-istilah deskriptif misalnya
“reassuring” (meyakinkan) atau “nonreassuring” (meragukan, tidak meyakinkan).2
Gawat janin juga umum digunakan untuk menjelaskan kondisi hipoksia yang bila
tidak dilakukan penyelamatan akan berakibat buruk yaitu menyebabkan kerusakan
atau kematian janin jika tidak diatasi secepatnya atau janin secepatnya dilahirkan.
Hipoksia ialah keadaan jaringan yang kurang oksigen, sedangkan hipoksemia ialah
kadar oksigen darah yang kurang. Asidemia ialah keadaan lanjut dari hipoksemia
yang dapat disebabkan menurunnya fungsi respirasi atau akumulasi asam.
B. Tujuan
.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gawat janin adalah bradikardi janin persisten yang apabila tidak segera
ditangani dapat menimbulkan dekompresi respon fisiologis dan menyebabkan
kerusakan permanen sistem saraf pusat dan organ lain serta kematian. Gawat janin
adalah keadaan / reaksi ketika janin tidak memperoleh oksigen yang cukup. Gawat
Janin dapat diketahui dari tanda-tanda sbb :
Frekwensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau lebih dari 160 x /
menit.
Berkurangnya gerakan janin ( janin normal bergerak lebih dari 10 kali per hari ).
Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan ( jika bayi lahir
dengan letak kepala ).
Kegawatan yang kronik dapat timbul setelah suatu periode waktu yang panjang
selama periode antenatal bila status fisiologis dari unit ibu-janin-plasenta yang ideal
dan normal terganggu. Hal ini dapat dipantau melalui evaluasi dari pertumbuhan
janin intar uteri, keadaan biofisikal janin, cordosintesis, dan velosimetri Doppler.
(springer) Gawat janin akut disebabkan oleh suatu kejadian yang tiba-tiba yang
mempengaruhi oksigenasi janin 1. Gawat janin selama persalinan menunjukkan
hipoksia (kurang oksigen) pada janin. Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung
janin kehilangan variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi (perlambatan)
lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis (pemecahan glukosa)
anaerob menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun.4,5
Sebagian besar diagnosis gawat janin didasarkan pada pola frekuensi denyut
jantung. Penilaian janin ini adalah penilaian klinis yang sarna sekali subyektif dan
pastilah memiliki kelemahan dan harus diakui demikian. Salah satu penjelasannya
adalah bahwa pola-pola ini lebih merupakan cerminan fisiologi daripada patologi
janin. Pengendalian frekuensi denyut jantung secara fisiologis terdiri atas beragam
mekanisme yang saling berkaitan dan bergantung pada aliran darah serta oksigenasi.
Selain itu, aktivitas mekanisme-mekanisme pengendali ini dipengaruhi keadaan
oksigenasi janin sebelumnya, seperti tampak pada insufisiensi plasenta kronik,
sebagai contoh. Yang juga penting, jika janin menekan tali pusat, tempat aliran
darah terus menerus mengalami gangguan. Selain itu, persalinan normal adalah
proses yang menyebabkan janin mengalami asidemia yang semakin meningkat
(Rogers dkk., 1998). Dengan demikian, persalinan normal adalah suatu proses saat
janin mengalami serangan hipoksia berulang yang menyebabkan asidemia yang
tidak terelakkan. Dengan kata lain, dan dengan beranggapan bahwa “asfiksia” dapat
didefinisikan sebagai hipoksia yang menyebabkan asidemia, persalinan normal
adalah suatu proses yang menyebabkan janin mengalami asfiksia.2
B. Penyebab (Etiologi)
f) hipertensi
b) disfungsi uteroplasental
infark plasental
korioamnionitis
disfungsi plasental ditandai oleh IUGR, oligohidramnion
oligohidramnion
prolaps tali pusat
puntiran tali pusat
C. Patofisiologi
Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat
melakukan deteksi dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah
tendangan janin/ ’kick count’ . Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat
makan pagi sampai dengan makan siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10
gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus menghitung lagi sampai hari
berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi penghitungan
gerakan ini terutamadiminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap gawat
janin atau ibu yangmengeluh terdapat pengurangan gerakan janin. Bila ternyata
tidak tercapai jumlahminimal sebanyak 10 gerakan maka ibu akan diminta untuk
segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
Tanda-tanda gawat janin:
• Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
• Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinUntuk mengetahui
adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan pemantauanmenggunakan
kardiotokografi
• Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :
a. Asfiksia
b. Menyebabkan kematian janin jika tidak segera ditangani dengan baik.
komplikasi Gawat janin atau asfiksia intrauterin merupakan akibat dari
kompresi talipusat akibat berkurangnya cairan amnion (oligohidramnion) atau
prolapsus talipusat KPD pada kehamilan yang sangat muda dandisertai
oligohidramnion yang lama menyebabkan terjadinya deformitas janin a.l :
Hipoplasia pulmonal Potter µs fasciaDeformitas ekstrimitas.
F. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
b. Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
c. Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
d. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
e. Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
f. Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
g. Pemeriksaan sitologi vagina.
Sejak pertama pertama kali diperkenalkan oleh Saling pada tahun1967 pengambilan
sampel darah telah menjadi keputusan akhir dalam mendiagnosa adanya gawat
janin. Darah diambil dari bagian terbawah janin seperti kepala atau bokong selama
proses persalinan. Darah diambil melalui insisi dengan kedalaman 2mm
Pengambilan darah janin harusdilakukan di luar his dan sebaiknya ibu dalam posisi
tidur miring daerah diambil sebanyak 0,25 ml kemudian dilakukan
pemeriksaan pH,Pco2,Po2. nilai pH sendiri tidak akan memperlihatkan perbedaan
antara respirasi dan asidosis metabolik. Penatalaksanaan dari penyebab asidosis
secara teoritis berbeda,dimana pada keadaan asidosis metabolik membutuhkan
terminasi segera, sementara keadaan asidosis respiratotrik dapat merespon
resusitasi standar. Jika deselerasi tidak memberikanrespon yang cepat pada gawat
janin, maka segera dilakukan pemeriksaan sampel darah janin.
Beard dan kawan kawan mendapatkandalam penelitiannya ada hubungan yang erat
antara pH darah kulit kepala janin intra partum dengan apgar skor 2 menit pada
neonatus. Seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.Tabel 2. korelasi anatara pH
darah kulit kepala dengan pola deselerasi.Dikutip dari Ramon M.
Sementara Winkyosastro menetapkan Interprestasi pada hasil pemeriksaan darah
janin adalah sebagai berikut.
• pH 7,25 normal
• pH 7,25-7,10 tersangka asidodis dan dilakukan pemeriksaan ulang10 menit
kemudian
• pH < 7,10 Asidosis dan janin harus dilahirkan segeraPemeriksaan darah janin dan
pemantauan denyut jantung janin salingmenunjang dan telah dibuktikan
mempunyai korelasi yang erat.Pemeriksaan darah janin terutama berguna untuk
menera atau memastikankeadaan janin bila terdapat gambaran denyut jantung janin
yang abnormal.Meskipun demikian perlu diingat bahwa hasil pemeriksaan darah
janinitu sesaat dan mungkin perlu diulangi. Zallar dan Quiland merekomendasikan
suatu protokol yaitu : jika pH besar dari 7,25 maka persalinan di observasi. Jika pH
antaraa 7,20 – 7,25 Pengukuran pH harusdiulangi dalam 30 menit, Jika pH kurang
dari 7,20 maka sampel darah kulit kepala yang lain harus segera diambil dan ibu
harus diterminasi segera. Sirkulasi janin mungkin berubah dengan penyaluran darah
yang lebih baik ke organ vital yaitu otak dan jantung dalam keadaan asidosis.Pada
umumnya hipoksia dan asidosis atau infeksi intrapartum dapatmenyebabkan
takikardi dari fetus Adanya mekonium pada cairan amnionlebih sering terlihat saat
gawat janin mencapai maturitas dan bukanmerupakan tanda-tanda gawat janin.
Sedikit mekonium tanpa disertaidengan kelainan denyut jantung janin merupakan
suatu peringatan untuk pengawasan lebih lanjut. Mekonium kental merupakan
tanda pengeluaranmekonium pada cairan amnion yang berkurang dan merupakan
indikasi perlunya persalinan yang cepat dan penanganan mekonium pada
salurannafas atas neonatus untuk mencegah aspirasi mekonium, sementara
pada presentasi bokong mekonium dikeluarkan pada saat persalinan akibatkompresi
abdomen janin pada persalinan. Hal ini bukan merupakankegawatan kecuali jika
terjadi pada awal persalinan
G. Penatalaksanaan
Penanganan umum:
Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan oksigen dari
obu ke janin lebih lancer.
Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin.
Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena dapat
mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang berlanjut dan meningkat dengan
resiko hipoksis janin.
Diagnosis saat persalinan didasarkan pada denyut jantung janin yang abnormal.
Diagnosis yang lebih pasti jika disertai oleh air ketuban hijau dan kental atau
sedikit.
Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, dengan atau tanpa
kontaminasi mekonium pada cairan amnion, lakukan hal se¬bagai berikut:
Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan
yang sesuai. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap
abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk
mencari penyebab gawat janin:
- Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap,pikirkan
kemungkinan solusio plasenta.
- Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan
antibiotika untuk.
- Jika tali pusat terletak di bawah bagian bawah janin atau dalam vagina, lakukan
penanganan prolaps tali pusat Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika
terdapat tanda-tanda lain gawat janin (mekonium kental pada cairan amnion),
rencanakan persalinan:
- Jika serviks telah berdilatasi dan kepala janin tidak lebih dari 1/5 di atas simfisis
pubis atau bagian teratas tulang kepala janin pada stasion 0, lakukan persalinan
dengan ekstraksi vakum atau forseps.
- Jika serviks tidak berdilatasi penuh dan kepala janin berada lebih dari 1/5 di atas
simfisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin berada di atas stasion 0,
lakukan persalinan dengan seksio sesarea
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami
hipoksia.
1.. http://www.artikelkedokteran.com/120/gawat-janin-fetal-distress.html
2. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=gawat%20janin&source=web&cd=2&sqi=2&ved
=0CDEQFjAB&url=http%3A%2F%2Fpuskesmasdwn1.files.wordpress.com%2F2009%2F12
%2Fgawat-
janin_xii_2009.pdf&ei=jVSFT77XGcqJrAfqqu3GBg&usg=AFQjCNHRsjF7eVRo-
tEOSXklDX5nNOu1og&cad=rja
3. http://sadnyashrti.blog.com/2009/11/05/gawat-janin-dalam-persalinan/
4. http://juvindawahyu.blogspot.com/2012/04/gawat-janin.html
5. http://www.scribd.com/doc/78113563/Ketuban-pecah-dini
6. http://911medical.blogspot.com/2010/05/makalah-askeb-patologi-distosia.html
7. http://situskebidanan.blogspot.com/2010/02/landasan-teori-gawat-janin-dalam.html
8. http://www.scribd.com/doc/76270624/Penatalaksanaan-Gawat-Janin-Intra-Partum
9. http://obstetriginekologi.com/artikel/penatalaksanaan+gawat+janin.html
10. http://threspuspa.wordpress.com/2012/03/09/mengantisipasi-gawat-janin/
11. http://sehat-kesehatan.blogspot.com/