Juknis BSM PDF
Juknis BSM PDF
KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................... 1
B. Tujuan................................................................. 5
C. Dasar Hukum...................................................... 5
D. Pengertian.......................................................... 7
E. Sasaran............................................................... 9
F. Besaran Dana BSM............................................. 9
G. Pemanfaatan Dana........................................... 11
H. Waktu Penyaluran............................................ 11
LAMPIRAN ......................................................................... 43
A. Latar Belakang
Disparitas partisipasi sekolah antar kelompok masyarakat
di Indonesia masih cukup tinggi. Angka Partisipasi Kasar
(APK) kelompok masyarakat yang mampu secara ekonomi
secara umum lebih tinggi di semua jenjang pendidikan
dibandingkan dengan APK bagi keluarga miskin. Untuk
membantu meningkatkan pendidikan bagi masyarakat
miskin, maka kebijakan pembangunan pendidikan
diarahkan untuk mencapai misi 5 K, yaitu ketersediaan,
keterjangkauan, kualitas/mutu, kesetaraan dan
kepastian memperoleh layanan pendidikan yang lebih
berkualitas melalui peningkatan pelaksanaan layanan
Pendidikan Dasar dan menengah yang bermutu, serta
memberi kesempatan memperoleh pendidikan yang
lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama
ini kurang dapat menjangkau layanan pendidikan,
seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil, masyarakat di daerah-daerah konflik,
ataupun masyarakat penyandang cacat.
Keadaan tersebut tentu perlu terus diperbaiki sebagai
bentuk pemenuhan hak setiap warga negara untuk
mendapatkan pendidikan, serta untuk mencapai sasaran-
sasaran yang ditetapkan dalam kesepakatan internasional
seperti Education For All (EFA) dan Millenium Development
Goals (MDGs) yaitu memberikan pendidikan yang merata
pada semua anak, dimanapun, laki-laki dan perempuan.
Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan
khususnya pada kelompok miskin adalah tingginya biaya
B. Tujuan
Tujuan dari program ini antara lain:
1. Menghilangkan halangan siswa miskin untuk akses
pelayanan pendidikan.
2. Mencegah angka putus sekolah & menarik siswa
miskin untuk bersekolah kembali.
3. Membantu siswa miskin untuk memenuhi kebutuhan
personal dalam kegiatan pembelajaran.
4. Mendukung penuntasan wajib belajar pendidikan
dasar sembilan tahun, pendidikan menengah, dan
pendidikan menengah universal.
C. Dasar Hukum
Pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)
didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah;
5. Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan;
D. Pengertian
Istilah yang digunakan dalam panduan pelaksanaan
Bantuan Siswa Miskin sebagai berikut:
1. Bantuan bagi siswa miskin yang selanjutnya disebut
Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah adalah bantuan
dari pemerintah berupa sejumlah uang tunai yang
diberikan langsung kepada siswa yang berasal dari
keluarga miskin;
2. Siswa adalah peserta didik yang belajar di SD, SMP,
SMA dan SMK baik negeri maupun swasta;
3. Penerima BSM adalah siswa yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanberdasarkan
mekanisme yang telah ditetapkan;
Keterangan:
BSM APBNP 2013 diberikan untuk 1 semester (semeter 1
TA 2013/2014), yaitu periode Juli – Desember 2013)
Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin 9
1) Besaran Dana BSM APBNP bagi yang sudah menerima
BSM APBN pada periode Januari – Desember 2013
H. Waktu Penyaluran
Jangka waktu pencairan BSM adalah selama 3 (tiga) bulan
setelah batas waktu pencairan Bantuan Siswa Miskin. Jika
siswa tidak mengambil uang setelah 3 (tiga) bulan, maka
rekening akan diblokir dan uang akan dikembalikan ke kas
Negara.
LEMBAGA
PENYALUR
Kantor Pos
mengirimkan
Kartu ke RT Sasaran
A. Tingkat Pusat
1. Struktur
Pelindung : Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Pengarah : Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar, Direktur
Jenderal Pendidikan
MenengahKementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Penanggungjawab : Direktur Pembinaan SD,
Direktur Pembinaan SMP,
Direktur Pembinaan SMA,
Direktur Pembinaan SMK.
B. Tingkat Provinsi
1. Struktur
Pengarah : Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi
Penanggung jawab : Kasubdin/Kabid yang
menangani pembinaan SD,
SMP, SMA, dan SMK pada
Dinas Pendidikan Provinsi
2. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Provinsi
a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan
kabuaten/kota dalam rangka pendataan calon
penerima BSM;
b. Mendampingi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
dalam melakukan koordinasi dan validasi data
calon penerima BSM dengan masing-masing
Direktur Teknis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan; dan
c. Memberikan pelayanan dan penanganan
pengaduan masyarakat.
C. Tingkat Kabupaten/Kota
1. Struktur
Pengarah : Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota
Penanggung jawab : Kasubdin/Kabid yang
menangani pembinaan SD,
SMP, SMA, dan SMK pada
Dinas Pendidikan Kabupaten/
Kota
D. Tingkat Sekolah
1. Organisasi
Penanggung jawab : Kepala Sekolah
Pelaksana : Guru dan Tata Usaha Sekolah
E. Lembaga Penyalur
1. Organisasi
Penanggung jawab : Asosiasi Bank Pembangunan
Daerah (Asbanda)
a. Asbanda
1) Melakukan koordinasi dan fasilitasi terhadap
anggota Asbanda dalam rangka pelaksanaan
sosialisasi dan peningkatan kapasitas
penyelenggaraan program penyaluran dana
BSM.
i. Melakukan koordinasi dan fasilitasi terhadap
anggota Asbanda dalam rangka penyaluran dana
BSM.
j. Mengkoordinasikan pelaporan dana BSM secara
berkala yang tersalurkan kepada Lembaga
Penyalur.
D. Sekolah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh sekolah dalam
penyelenggaraan BSM dari pemerintah pusat adalah:
1. Mengetahui dan memahami panduan pelaksanaan
BSM yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan tahun anggaran 2013;
2. Tidak melakukan manipulasi data jumlah siswa miskin
dengan maksud untuk memperoleh bantuan yang
lebih besar;
3. Usulan siswa miskin harus didasarkan pada kriteria
sesuai ketentuan;
4. Tidak melakukan pungutan/pemotongan dalam
bentuk dan alasan apapun terhadap siswa penerima
BSM;
5. Mengumumkan daftar siswa penerima dana BSM di
papan pengumuman sekolah; dan
A. Jenis Monitoring
Monitoring dapat dibedakan menjadi monitoring internal
dan monitoring eksternal.
1. Monitoring Internal
Monitoring internal adalah monitoring yang dilakukan
oleh Tim Pusat secara sampel sekolah di Kabupaten/
Kota dalam pelaksanaan program BSM.
2. Monitoring Eksternal
Monitoring eksternal dapat dilakukan oleh orang tua
siswa yang bersifat evaluatif terhadap pelaksanaan
program, kelemahan dan rekomendasi untuk
perbaikan program.
C. Sasaran monitoring
Sasaran monitoring adalah:
1. Siswa
2. Kepala Sekolah/Guru
D. Pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan kegiatan monitoring dilakukan oleh Tim
Pusat, Tim Provinsi, Tim Kabupaten/Kota.
1. Monitoring oleh Tim Pusat
Monitoring Pelaksanaan Program
1) Monitoring ditujukan untuk mengetahui
keterlaksanaan:
a) Pendataan calon penerima BSM;
b) Penyaluran dana BSM; dan
c) Sistem pelaporan
2) Responden terdiri dari Tim BSM Sekolah, Tim
BSM Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas
Pendidikan Provinsi.
2. Monitoring oleh Tim Provinsi
Monitoring Pelaksanaan Program
Monitoring ditujukan untuk mengetahui
keterlaksanaan:
1) Penyaluran dan penyerapan dana BSM;
2) Verifikasi data siswa penerima BSM;
3) Responden terdiri dari: Tim Kabupaten/Kota
dan sekolah; dan
2. Petugas Provinsi
Setiap saat sesuai kebutuhan Dinas Pendidikan Provinsi
harus melaporkan semua kegiatan yang berkaitan
dengan perencanaan dan pelaksanaan program
BSM, sejauh mana pelaksanaan program berjalan
sesuai dengan yang direncanakan, apa yang telah dan
tidak dikerjakan, hambatan apa saja yang terjadi dan
mengapa hal tersebut dapat terjadi, serta upaya apa
yang diperlukan untuk mengatasi hambatan tersebut,
serta rekomendasi untuk perbaikan program di masa
yang akan datang, baik program yang sama maupun
program lain yang sejenis.
Hal-hal yang perlu dilampirkan dalam laporan tersebut
3. Petugas Kabupaten/Kota
Hal-hal yang perlu dilaporkan oleh Petugas BSM
Kabupaten/Kota adalah yang berkaitan dengan:
a. Data Penerima BSM
Data Penerima BSM mengandung informasi
tentang jumlah penerima BSM per sekolah,
besar dana yang disalurkan per sekolah diperinci
menurut jenis sekolah, status sekolah, serta
berapa yang telah diserap. Petugas Kabupaten/
Kota menyusun data penerima BSM berdasarkan
pada informasi yang diperoleh dari Sekolah.
b. Hasil Monitoring dan Evaluasi
Hasil monitoring adalah laporan kegiatan
pelaksanaan monitoring oleh Petugas Kabupaten/
Kota.Laporan ini berisi tentang jumlah responden,
waktu pelaksanaan, hasil monitoring, analisis,
kesimpulan, saran, dan rekomendasi.
4. Sekolah
Hal-hal yang perlu dilaporkan oleh Sekolah ke Petugas
Kabupaten/Kota dan/atau didokumentasi oleh
Sekolah meliputi berkas-berkas sebagai berikut:
a. Kepala sekolah wajib mengumumkan kepada
masyarakat di papan informasi sekolah mengenai
Nama-nama siswa penerima BSM beserta dana
BSM yang diterima
b. Lembar pencatatan pertanyaan/saran/kritik
c. Lembar pencatatan pengaduan.
A. Pengawasan
Pengawasan bertujuan untuk mengurangi atau
menghindari masalah yang berhubungan dengan
penyalahgunaan wewenang, kebocoran, dan
pemborosan keuangan negara, pungutan liar dan bentuk
penyelewengan lainnya.
Pengawasan terhadap pelaksanaan program BSM meliputi
pengawasan melekat (Waskat), pengawasan fungsional
dan pengawasan masyarakat.
1. Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat adalah pengawasan yang
dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi
kepada bawahannya baik di tingkat pusat, provinsi,
Kabupaten/Kota maupun sekolah. Prioritas utama dari
pengawasan dalam program BSM adalah pengawasan
yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/
Kota kepada sekolah.
2. Pengawasan Fungsional
Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang
dilakukan oleh instansi pengawas fungsional, internal
maupun eksternal, pusat maupun daerah. Instansi
tersebut melakukan audit sesuai dengan kebutuhan.
3. Pengawasan Masyarakat
Dalam rangka transparansi pelaksanaan program
BSM, program ini juga dapat diawasi oleh unsur
C. Sanksi
Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat
merugikan negara dan/atau sekolah dan/atau siswa akan
dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi
kepada oknum yang melakukan pelanggaran diberikan
sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
D. Ketentuan lain
Disamping ketentuan dan kriteria dalam Panduan
PelaksanaanTeknis ini sebagaimana tertuang/diatur
pada bab-bab terdahulu, masing-masing Direktur
Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat
mempertimbangkan usulan yang disampaikan langsung
dari sekolah, maupun dari instansi lain yang relevan.
DAFTAR USULAN CALON PENERIMA BSM MELALUI KPS DAN KARTU BSM
Jenis� No�Kartu�
Alamat�Sekolah Tanggal�Lahir No�Kartu�
Nama� Nama� NPSN Setatus�Sekolah kelamin Calon� Nama� Nama�
No. NISN Kelas Perlindungan�
Siswa Sekolah Penerima� Ibu Ayah
Negeri Swasta Jalan Kel/desa Kec Kab/Kot Prov P/L Tgl Bln Thn Sosial
BSM�
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
................ 20.....
Kepala Sekolah…………………,
Kab/Kota ......................
(.....................................)
DAFTAR USULAN CALON PENERIMA BSM MELALUI USULAN SEKOLAH (NON KARTU)
Jenis�
Nama� Nama� Setatus�Sekolah Alamat�Sekolah Tanggal�Lahir Nama� Nama�
No. NPSN kelamin NISN Kelas
Siswa Sekolah Ibu Ayah
Negeri Swasta Jalan Kel/desa Kec Kab/Kot Prov P/L Tgl Bln Thn
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
4
................ 20.....
Kepala Sekolah………………,
Kab/Kota ......................
(.....................................)
45
46
FORMULIR BSM-3A
................ 20.....
Direktur BPD………………,
(.....................................)
................ 20.....
Direktur BPD………………,
(.....................................)
47
48 Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin