Anda di halaman 1dari 4

ARWANA AROWANA

semua tentang ikan arwana, pemilihan ikan arwana, pemeliharaan ikan arwana, penyakit ikan
arwana, pengobatan ikan arwana, budidaya ikan arwana, pakan ikan arwana dan semua tentang
arwana

Sekilas Arwana ▼

Wednesday, 17 July 2013

Budidaya Ikan Arwana

Persiapan Induk
Meski terdapat begitu banyak jenis ikan arwana di Asia, mereka adalah satu marga, yaitu
Scleropages. Dengan demikian, ikkan-ikan tersebut mempunyai cara berkembang biak yang sama
dan mudah disilangkan.
Budidata ini dimulai dari memelihara indukan dalam satu bak pemeliharaan yang sekaligus
digunakan sebagai pemijahan. Akan sulit membudidayakan ikan ini dengan cara menjodohkan ikan
jantan dan betina sebelum dipelihara bersama dalam bak pemeliharaan.

Bak Pemijahan
Masukan sekitar 6 ikan arwana dalam kolam semen berukuran 5x5 meter dengan kedalaman 50
cm. Pasanglah jaring plastik mengelilingi kolam setidaknya setinggi 75 cm dari permukaan air
untuk mencegah ikan melompat keluar.
Masukan beberapa akar kayu bakau untuk menciptakan kondisi alami di sudut kolam sebagai
daerah memijah. Material batu dan pasir sebaiknya tidak digunakan karena akan menyebabkan
luka pada ikan. Daerah memijah sebaiknya terlindungi dari cahaya langsung dan pastikan daerah
tersebut bukan daerah yang ramai, berisik, atau tempat lalu lalang orang. Indukan dipelihara di
kolam ini sampai ikan mencapai kematangan atau siuap kawin dan memijah.
Kualitas Air
Kondisi air harus dibuat semirip mungkin dengan lokasi ikan-ikan ini berasal. Biasanya pH berkisar
antara 6.8 – 7.5 dan suhu 27-29 derajat celcius. Penggantian air harus dilakukan se\cara rutin
setiap hari, yaitu sekitar 30-35% dari volume total. Ketinggian air dijaga sekitar 50-75 cm.

Pakan
Pakan yang diberikan merupakan gabungan diet berupa pellet 32% protein dan beragam pakan
hidup berupa ikan mas dan udang atau potongan daging dan kepiting.
Pakan diberikan sekitar 2% dari berat tubuh ikan setiap hari dengan dibagi menjadi 2 kali
pemberian pakan.

Matang Kelamin
Ikan matang kelamin sekitar 4 tahun dengan panjang tubuh sekitar 45-60 cm. Musim memijah
biasanya berkisar di bulan juli dan desember. Saat di alam, ikan jantan akan memelihara telur di
dalam rongga mulutnya selama 2 bulan sampai benih benar-benar bisa berenang bebas.
Di dalam ovarium ikan arwana betina mengandung 20-30 telur dengan diameter 0,8 – 1,9 cm. Pada
jenis dan ukuran tertentu, ada betina arwana yang dapat menghasilkan hingga 60 telur.

Membedakan Jantan dan Betina


Perbedaan jenis kelamin ikan arwana hanya dapat diketahui saat ikan beranjak dewasa, sekitar
usia 3-4 tahun. Perbedaan kelamin juga dapat diketahui dari ukuran tubuh dan ukuran rongga
mulut. Ikan jantan biasanya lebih ramping dan lebar dari punggung ke perut. Mulut ikan jantan lebih
besar dan warnanya lebih cerah dibandingkan ikan betina. Mulut ikan yang lebih besar dan rahang
yang lebih lebar ke arah bawah digunakan untuk memelihara telur di rongga buccal milik ikan
jantan. Ukuran kepala si jantan juga lebih besar. Dari segi perilaku, si jantan juga agresif dan selalu
unggul saat berebut makanan.

Proses Pemijahan
Pemijahan akan dimulai sekitar seminggu sampai sampai sebulan sebelumnya. Saat malam hari,
biasanya ikan akan berenang di sekitar permukaan sambil mendesak sehingga menciptakan
cipratan air. Mereka saling melingkarkan tubuh, mulut ke ekor masing-masing jenis.
Jika sudah tiba waktunya, ikan betina akan mengeluarkan telur dan pada saat yang sama pejantan
akan membuahi dengan mengeluarkan sp[ermanya, kemudian memasukan telur yang dibuahi tadi
ke dalam mulutnya.
Telur berdiameter sekitar 8-10mm dan masih tampak seperti kuning telur satu minggu setelah
pembuahan. Setelah menetas, anak-anak ikan ini masih berada di mulut arwana jantan selama 7-8
minggu sampai kuning telurnya benar-benar habis. Larva ini bebas dari induknya saat ukuran
tubuhnya sekitar 45mm.

Identifikasi Pejantan
Ikan jantan sangat mudah diketahui saat memelihara anakan di mulutnya. Yaitu adanya perilaku
tidak mau makan karena ada anak di mulutnya. Selain itu, terjadi perubaahan bentuk rahang
menjadi sedemikian lebar dibanding saat belum terisi larva ikan.

Panen Larva Arwana


Waktu inkubasi atau waktu yang dimulai dari pembuahan sampai larva dilepaskan induknya adalah
sekitar 8 minggu. Untuk memperpendek waktu larva di mulut induknya dapat dilakukan panen ikan
secara paksa dengan membuka mulut ikan jantan. Hal ini dilakukan 30 hari setelah pembuahan.
Ikan jantan diambil dengan menggunakan jala halus, kemudian secara pelan-pelan rahang ikan
dibuka dengan menekan secara pelan rahang bawah ke arah bawah.
Terdapat dua orang yang bertugas membuka mulut ikan jantan. Seorang memegang tubuh ikan,
sementara orang kedua memegang rahang ikan dan membukanya. Saat memegang ikan,
sebaiknya gunakan handuk basah supaya ikan jantan tidak terluka karena meronta saat dibuka
mulutnya.
Jumlah larva yang dihasilkan ikan ini berkisar antara 20-60 ekor, tergantung pada jenis, genetis, dan
ukuran ikan betina.
Memelihara Benih
Larva yang sudah dihasilkan ikan arwana selanjutnya diinkubasi di akuarium yang berukuran
90x45x45cm. Pertahankan suhu air dalam akuraium pada kisaran 27-29 derajat celcius dengan
heater dan beri aerator.
Untuk mencegah bakteri dan jamur dapat ditambahkan 2 ppm acrivlafin cair. Dengan cara
pemeliharaan in vitro ini, biasanya tingkat keberhasilan hidup anak arwana sekitar 90-100%.
Selama seminggu pertama, saat larva masih mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur,
mereka hanya tergolek di dasar aquarium. Saat kuning telurnya mulai mengecil, mereka akan
berusaha berenang.
Setelah 8 minggu. Ikan mulai berenang bebas karena kuning telurnya sudah habis. Pada saat itu,
panjang tubuhnya sekitar 8,5 cm.

Membesarkan Benih
Pada saat memasuki minggu ke 7, ikan sudah dapat diberi pakan anakan ikan guppy atau cacing
suter. Pakan hidup diberikan supaya tidak terjadi saling serang diantara calon karnivora tersebut.
Pada saat itu, sebaiknya air aquarium disifon setiap hari dan diganti dengan air yang berkualitas
sama dengan di akuarium pemeliharaan benih.
Ikan yang sudah berukuran 10-12 cm dapat mulaiu diberi pakan udang atau potongan daging.
Untuk menambah warnanya agar lebih cemerlang dan merangsang sel chromatopora maka dapat
diberikan lampu sekitar 12 jam sehari.
Setelah 6-7 bulan, ikan akan mencapai ukuran sekitar 20-25 cm.

Fase Kritis
Fase krusial budidaya ikan ini adalah indukan mudah mnegalami beragam penyakit seperti fin rot,
mata berawan, dan infeksi cacing jangkar. Semua dapat dicegah dengan perawatan yang baik dan
meningkatkan kualitas air.

Unknown at 23:10

Share

‹ Home ›
View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai