Laporan Kasus Hpierpireksia
Laporan Kasus Hpierpireksia
NIM : P 17420611073
2014
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIPERPIREKSIA
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
……………………… ……………………….
NIP NIP
Mahasiswa
SHINTIA ANDRIANI
NIM. P17420611073
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Initial Klien : An. I No.CM : 289292
Usia : 10 tahun Alamat : Jalan Sawi Raya Rt 9
Tanggal Lahir : 23 Maret 2004 Rw 6, No. 14, Semarang
Agama : Islam Diagnosa Medis : Hiperpireksia
PENANGGUNG JAWAB
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Orang tua klien mengatakan sudah 3 hari demam tinggi
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang tanggal 27 Mei 2014 melalui IGD. Orang tua klien mengatakan
sudah 3 hari demam tinggi, mual dan disertai muntah. Klien sudah berobat di
puskesmas dan kemudian dirujuk ke RSUD Kota Semarang.
3. Riwyat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit. Dulu klien pernahh mengalami diare
ketika usianya 8 bulan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit yang dialami klien saat ini
dan keluarga klien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, paru, ginjal, DM,
hati.
5. Genogram
: Laki-laki : klien
: perempuan : tinggal serumah
a. Prenatal
Selama kehamilan ibu melakukan pemeriksaan ke bidan ± 5 kali, imunisasi
TT, tidak pernah menderita sakit selama hamil
b. Intranatal
An. I lahir ditolong oleh bidan dengan spontan, berat badan lahir 3100 gram,
panjang badan 49 cm, umur kehamilan 9 bulan
c. Postnatal
Anak diasuh oleh kedua orang tua, diberikan ASI dan susu formula sebagai
tambahan.
7. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan fisik
Berat badan klien saat ini adalah 26 kg dn tinggi badan 147 cm. Waktu
tumbuh gigi usia 8 bulan, gigi seri sudah tanggal dan telah tumbuh kembali
b. Perkembangan tiap tahap
- Merangkak 7 bulan
- Berguling 8 bulan
- Berdiri 9 bulan
- Berjalan 15 bulan
- Abdomen
Keterangan Hasil
Inspeksi tidak ada lesi, simetris
Auskultasi Bising usus 15 x/ menit
supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor kembali cepat,
Palpasi
terdapat distensi abdomen
Perkusi Tympani pada daerah gaster, pekak pada batas hepar dan limfe
- Ekstremitas
- Ekstremitas atas :
- Edema : tidak ada edema, terpasang infus RL ditangan kanan
- Ekstremitas bawah:
- Edema : tidak ada
- Varises : tidak ada
AM : 182 cc
Total input : 2222,2 cc
Output:
IWL : 1911,6 cc
Urin : 700 cc
Total output : 2611.6 cc
E. OBAT-OBATAN
Tanggal : 27-05-2014
- Infus RL 20 tpm
- Injeksi :
- Injeksi Ceftriaxone 2 x 500 mg
1
- Injeksi Ranitidin 3 x 2 ampul
- Obat oral :
1
- Dexametason 3 x 2 tablet
1
- Sanmol 3 x 2 tablet
F. Pemeriksaan penunjang
1. LABORATURIUM
Tanggal : 27-05-2014
Jam : 08.43 WIB
Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13,5 g/dL 14,0-18,0
Hematokrit 36,50 % 42-52
Jumlah Lekosit 6,7 /uL 4,8-10,8
Jumlah Trombosit 152 103/uL 150-400
SEROLOGI
WIDAL
S. Typhi O Negative Negative
2. LABORATURIUM
Tanggal : 28-05-2014
Jam : 08.47 WIB
2 27 Mei 2014 DS: pasien merasa lemas, panas, pusing Gangguan keseimbangan cairan
08.10 WIB DO: mukosa bibir kering, suhu: 39oC dan elektrolit berhubungan
Nadi : 98 kali/ menit dengan intake yang kurang dan
Suhu : 39℃ diaphoresis
Pernafasan : 28 kali/ menit
Intake:
Infus : 1440,2 cc
Cairan per oral : 600 cc
AM : 182 cc
Total input : 2222,2 cc
Output:
IWL : 1911,6 cc
Urin : 700 cc
Total output : 2611.6 cc
Balance Cairan = Intake – Output
BC = 2222,2 – 2611.6
= - 389.4 cc
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Hipertemia b/d proses penyakit akibat pajanan salmonella tyhpi
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang kurang dan diaphoresi
I. INTERVENSI
1 27 Mei Hipertemia b/d Setelah dilakukan tindakan
2014 proses penyakit keperawatan selama 3 x 24 1. Monitor suhu tubuh 1. Deteksi dini terjadinya
08.00 WIB akibat pajanan jam, pasien diharapkan 2. Berikan kompres perubahan abnormal fungsi
salmonella tidak terjadi peningkatan hangat tubuh (adanya infeksi)
tyhpi suhu tubuh dengan kriteria 3. Anjurkan keluarga 2. Merangsang pusat pengatur
hasil : untuk memberi minum panas untuk menurunkan
- Suhu tubuh dalam banyak pada kien, 1,5- produksi panas tubuh
rentang normal 2 lt/hr 3. Mengganti cairan dan elektrolit
- Nadi dan RR dalam 4. Anjurkan memakai yang hilang secara oral
rentang normal baju tipis 4. Agar dapat menyerap keringat
- Tidak ada perubahan 5. Kolaborasi 5. Merangsang pusat pengatur
warna kulit dan tidak paracetamol panas di otak
ada pusing
2 27 Mei Gangguan Setelah dilakukan tindakan
2014 keseimbangan keperawatan selama 3 x 24 1. Pantau tanda dan gejala 1. Deteksi dini memungkinkan
10.00 WIB cairan dan jam, pasien diharapkan kekurangan cairan dan terapi pergantian cairan segera
elektrolit keseimbangan cairan elektrolit untuk memperbaiki deficit
berhubungan elektrolit dipertahankan 2. Pantau intake dan 2. Memantau keseimbangan cairan
dengan intake secara maksimal dengan output dalam tubuh
yang kurang kriteria hasil : 3. Anjurkan keluarga 3. Mengganti cairan dan elektrolit
dan diaphoresis Tanda vital dalam batas untuk memberi minum yang hilang secara oral
normal (N: 120-60 x/mnt, banyak pada kien, 1,5- 4. Anti mual muntah, anti
S; 36-37,50 c, RR : < 40 2 lt/hr inflamasi, mempertahankan
x/mnt ) 4. Kolaborasi : kekebalan tubuh.
Turgor elastik, membran - Ranitidin 2 x ½
mukosa bibir basah ampul
- Dexametason 3 x ½
ampul
- Infus RL 20 tpm
J. IMLEMENTASI
NO TGL/JAM DP TINDAKAN RESPON TTD
1. 27 Mei
2014
08.10 WIB 1 Monitor suhu tubuh S: pasien mengatakan panas, pusing,
lemas
O: suhu : 39oC
08.45 WIB 1,2 Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak S: keluarga mengerti
pada kien, 1,5-2 lt/hr O: pasien minum 200cc
09.30 WIB 2 Pantau intake dan output S : pasien mengeluh panas dan pusing
O:
Intake:
Infus : 1440,2 cc
Cairan per oral : 600 cc
AM : 182 cc
Total input : 2222,2 cc
Output:
IWL : 1911,6 cc
Urin : 700 cc
Total output : 2611.6 cc
Balance Cairan = Intake – Output
BC = 2222,2 – 2611.6
= - 389.4 cc
13.00 WIB 2 Pantau intake dan output S : klien mengatakan badan maih hangat
O : Suhu : 37,7
Intake:
Infus : 1080,05 cc
Cairan per oral : 600 cc
AM : 182 cc
Total input : 1862,05 cc
Output:
IWL : 38,88
Urin : 1000 cc
Total output : 1000 cc
Balance Cairan = Intake – Output
BC = 1862,05-1038,88 = +823.17
2 28 Mei
2014
08.00 WIB 1 Monitor suhu tubuh S : pasien mengatakan badan hangat
O : 36,3 oC
08.15 WIB 1 Memantau intake dan output S: pasien lemes, mengatakan sudah tidak
panas
O: suhu : 36,3 oC
Intake:
Infus : 1080,05 cc
Cairan per oral : 600 cc
AM : 182 cc
Total input : 1862,05 cc
Output:
Urin : 1000 cc
Total output : 1000 cc
Balance Cairan = Intake – Output
BC = 1862,05-1000
= +862.05 cc
S: pasien haus
O: pasien minum sekitar 800 cc
3. 29 Mei
2014 2 Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan S: klien sudah banyak minum dan badan
elektrolit sudah tidak panas.
O: nadi: 88 x/menit, suhu : 36,3
membrane mukosa lembab
2. 28 Mei 2014
07.00 WIB Hipertermia berhubungan S : pasien mengatakan badan hangat
dengan proses penykit O : 36,3 oC
A : masalah teratasi
P :-
08.00 WIB Gangguan keseimbangan S: pasien lemes, mengatakan sudah tidak panas
cairan dan elektrolit O: suhu : 36,3 oC
berhubungan dengan intake Intake:
yang kurang dan diaphoresis Infus : 1080,05 cc
Cairan per oral : 600 cc
AM : 182 cc
Total input : 1862,05 cc
Output:
Urin : 1000 cc
Total output : 1000 cc
Balance Cairan = Intake – Output
BC = 1862,05-1000
= +862.05 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Pantau intake dan output
- Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak
pada kien, 1,5-2 lt/hr
- Kolaborasi :
- Ranitidin 2 x ½ ampul
- Dexametason 3 x ½ ampul
3. 29 Mei 2014 Gangguan keseimbangan S: klien sudah banyak minum dan badan sudah tidak panas.
14.00 WIB cairan dan elektrolit Suhu : 36,3 membrane mukosa lembab pasien sudah tidak
berhubungan dengan intake panas, mau minum 800cc
yang kurang dan diaphoresis O: infus sudah dilepas
Intake:
Cairan per oral : 600 cc
AM : 182 cc
Total input : 782 cc
Output:
Urin : 600 cc
Total output : 600 cc
Balance Cairan = Intake – Output
BC = 782 - 600
= +8 cc
A : masalah teratasi
P:-