Anda di halaman 1dari 5

Fadhlurrahman Yusuf Fardan (16/395295/TK/44587)

Monita Prysacy Melanti (16/395302/TK/44594)


Thiara Devi Pangeztu (16/395306/TK/44598)

Tugas 3
Analisis Reaktor Nuklir

Deskripsi Umum
Setiap fuel assembly pada PLTN AP1000 terdiri dari 17x17 pin dengan bahan bakar
UO2 berpengkayaan 4.45% densitas 10.4 g/cm2. Moderator yang digunakan berupa air
ringan. Tidak ada celah helium diantara bahan bakar dan cladding zircaloy-4.
Menurut data reaktor, 1 fuel pin memiliki pitch sebesar 1.2598 cm dengan diameter
luar 0.9499 cm dengan ketebalan clad sebesar 0.0572 cm.

1
2

1. Perhitungan Hot Pin Cell

1.1. Parameter
 Bahan bakar UO2:
Pengkayaan = 4.45%
Suhu = 1073 K
Densitas = 10.4 g/cm2
Nilai PN =1
 Cladding Zircaloy-4
Suhu = 600 K
Nilai PN =1
 Moderator H2O
Suhu = 573.9 K
Densitas = 0.7262 g/cm3
Nilai PN =2

1.2. Hasil
keff = 1.3515
Fadhlurrahman Yusuf Fardan (16/395295/TK/44587)
Monita Prysacy Melanti (16/395302/TK/44594)
Thiara Devi Pangeztu (16/395306/TK/44598)
2. Perhitungan Cold Pin Cell

2.1. Parameter

2.2. Hasil

3. Collapsing dan Homogenisasi

3.1. Proses Collapsing

3.2. Homogenisasi

3.3. Hasil

4. Pengaruh Lebar Pitch pada Parameter 𝒌∞ , 𝜼, 𝒇, 𝒑, 𝜺

4.1. Hasil
Tabel 1. Hubungan P/D dengan berbagai parameter

P/D 𝑘∞ 𝜂 𝑓 𝑝 𝜖
1 0.996592 1.879345 0.989355 0.143076 3.746221
1.1 1.145436 1.885417 0.981422 0.295709 2.093357
1.2 1.256078 1.889551 0.972478 0.415681 1.644442
1.3 1.335066 1.892393 0.962866 0.506399 1.446882
1.4 1.391105 1.894418 0.952674 0.576128 1.337892
1.5 1.432065 1.895927 0.941744 0.63206 1.268965
1.6 1.46018 1.897082 0.930311 0.676892 1.222285
1.7 1.478358 1.897986 0.918414 0.71338 1.18885
1.8 1.488889 1.898705 0.906056 0.743597 1.163891
1.9 1.493424 1.899295 0.893159 0.768923 1.144931
2 1.493131 1.899773 0.879624 0.790608 1.130155
Fadhlurrahman Yusuf Fardan (16/395295/TK/44587)
Monita Prysacy Melanti (16/395302/TK/44594)
Thiara Devi Pangeztu (16/395306/TK/44598)

Hubungan P/D dengan Parameter


4
3.5
3
k∞
Parameter

2.5
2 η
1.5 f
1 p
0.5
ε
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
P/D

Gambar 1. Grafik hubungan antara P/D dengan berbagai parameter

4.2. Penjelasan

4.2.1. 𝜼
Eta, 𝜂 , merupakan rata-rata banyaknya neutron fisi yang dihasilkan untuk setiap
neutron termal yang diserap bahan bakar. Dari tabel dan grafik dapat dilihat bahwa
nilai 𝜼 berbanding lurus dengan P/D. Apabila nilai P/D semakin besar (dengan
diameter bahan bakar tetap), maka ukuran pitch juga akan semakin besar yang
menandakan semakin banyaknya moderator. Dengan semakin banyaknya moderator,
maka neutron termal yang diserap untuk melakukan proses fisi akan semakin banyak,
sehingga neutron hasil fisi pun akan semakin besar pula.

4.2.2. Faktor penggunaan termal, f


Faktor penggunaan termal, f, merupakan fraksi neutron termal yang diserap bahan
bakar terhadap keseluruhan neutron termal yang diserap oleh materi, baik bahan bakar
maupun moderator. Dari tabel dan grafik didapatkan bahwa nilai f berbanding
terbalik dengan P/D. Hal itu dikarenakan, dengan diameter yang tetap, ukuran pitch
akan semakin besar seiring dengan naiknya nilai P/D. Dengan semakin besarnya
ukuran pitch, maka moderator semakin besar, sehingga neutron termal yang diserap
moderator akan semakin besar, terutama untuk reaktor tipe PWR yang menggunakan
air ringan (H2O) yang memiliki tampang lintang serapan neutron yang cukup besar.

4.2.3. Probabilitas lolos resonansi, p


Probabilitas lolos resonansi, p, didefinisikan sebagai peluang neutron fisi cepat
mampu lolos daerah resonansi (daerah epitermal) saat dimoderasi menjadi neutron
termal. Dari grafik dan tabel didapatkan bahwa nilai p berbanding lurus dengan
P/D. Karena ukuran pitch semakin besar, maka moderator semakin banyak, sehingga
Fadhlurrahman Yusuf Fardan (16/395295/TK/44587)
Monita Prysacy Melanti (16/395302/TK/44594)
Thiara Devi Pangeztu (16/395306/TK/44598)
neutron hasil fisi yang mampu dimoderasi menjadi neutron termal juga semakin
banyak dan meningkatkan peluangnya.

4.2.4. Faktor fisi cepat, 𝝐


Faktor fisi cepat, 𝜖, menggambarkan jumlah neutron yang dihasilkan dari reaksi fisi
cepat. Dari tabel dan grafik didapatkan bahwa nilai 𝜖 berkurang secara drastis seiring
dengan naiknya nilai P/D. Hal ini menandakan bahwa faktor fisi cepat, 𝝐, berbanding
terbalik P/D. Apabila nilai P/D semakin besar (dengan diameter batang bahan bakar
tetap), maka moderator semakin banyak dan semakin banyak pula neutron hasil fisi
cepat yang mampu dimoderasi menjadi neutron termal, sehingga reaksi fisi antara
bahan bakar dengan neutron cepat (reaksi fisi cepat), akan berkurang.

4.2.5. k∞
Faktor multiplikasi neutron tak hingga, 𝑘∞ , merupakan perbandingan antara jumlah
neutron termal hasil fisi dengan jumlah neutron termal yang diserap saat awal
generasi. Dari tabel dan grafik dapat disimpulkan bahwa 𝒌∞ berbanding lurus
dengan P/D. Reaksi fisi antara uranium dengan neutron akan selalu menghasilkan
neutron yang jumlahnya lebih banyak daripada awal. Dengan semakin bertambahnya
nilai P/D, maka moderator juga semakin banyak, sehingga semakin banyak neutron
cepat hasil fisi yang dimoderasi menjadi neutron termal untuk melangsungkan reaksi
fisi selanjutnya dan semakin menambah jumlah neutron yang dihasilkan daripada
generasi awal.

5. Koefisien Doppler

5.1. Variasi Suhu Bahan Bakar


Untuk mengamati perubahan nilai k∞ seiring dengan perubahan temperatur, dilakukan
perubahan nilai masukan suhu bahan bakar. Dengan memperhatikan bahwa material
bahan bakar berfase solid maka perubahan temperatur tidak akan mempengaruhi nilai
densitas. Rentangnya ditentukan disekitar suhu standar reaktor yakni 1093 K, dimulai
dari suhu 1023 K sampai dengan suhu 1123 K dengan interval masing-masing suhu
sebesar 10 K.

5.2. Hasil
Tabel 2. Tabel Suhu dan Kritikalitas

T k∞ dk∞ 𝛼𝑇
Fadhlurrahman Yusuf Fardan (16/395295/TK/44587)
Monita Prysacy Melanti (16/395302/TK/44594)
Thiara Devi Pangeztu (16/395306/TK/44598)
1023 1,3534
1033 1,3530 -0,0004 -2,95639E-05
1043 1,3526 -0,0004 -2,95727E-05
1053 1,3522 -0,0004 -2,95814E-05
1063 1,3519 -0,0003 -2,2191E-05
1073 1,3515 -0,0004 -2,95967E-05
1083 1,3512 -0,0003 -2,22025E-05
1093 1,3509 -0,0003 -2,22074E-05
1103 1,3505 -0,0004 -2,96187E-05
1113 1,3501 -0,0004 -2,96274E-05
1123 1,3499 -0,0002 -1,48159E-05

Grafik Suhu dengan Kritikalitas


1.3540
1.3535
1.3530
1.3525
kritikalitas

1.3520
1.3515
1.3510
1.3505
1.3500
1.3495
1000 1020 1040 1060 1080 1100 1120 1140
suhu (K)

Gambar 2. Grafik Suhu dengan Kritikalitas

Nilai koefisien Doppler adalah −2.5895 × 10−5

6. Koefisien Moderator

6.1. Variasi Suhu Moderator

6.2. Hasil

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai