Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN REFERENSI

“FILUM PORIFERA”

Oleh :
Putri Nurul Hamidah
( 170341615030 )

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori

Porifera (latin : porus = pori-pori, fer = membawa), tubuhnya berpori,


dipoblastik, simetris radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri (belum
ada kordinasi antar sel yang satu dengan sel sel-sel yang lainnya). Fase dewasa bersifat
sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan), dan berkoloni.
Habitat umumnya air laut dan ada yang air tawar (Familli Spongilidae). Bentuk tubuh:
kipas, jambangan bunga, batang, globular, genta, terompet, dan lain-lain. Warna tubuh:
kelabu, kuning, merah, biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga (sering berubah
tergantung tempat sinar). Mempunyai rongga sentral (spongocoel), (Rusyana,2013).
Di dalam fillum porifera ini terdapat berbagai macam spesies yang dibagi
berdasarkan bahan kerangka tubuhnya serta spikula yang disitu terdiri atas tiga kelas
yaitu kelas Calcarea, Hexantinellida, dan Demospongiae. Porifera juga dibedakan
berdasarkan tempat proses terjadinya pengambilan zat-zat makanan atau sistem saluran
air yang dibagi menjadi tiga tipe yaitu Ascon, Sycon, dan Rhagon, (Suhardi, 2007).
Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula, Porifera terdiri
dari tiga kelas yaitu :
1. Calcarea (Calcipsongiae)
Hidup di laut (pantai dangkal), bentuk tubuhnya sederhana, kerangka tubuh
tersusun atas CaCO3, dan koanositnya besar. Adapun ordonya yaitu Asconosa yang
spesiesnya Leucosolenia, dan Syconosa yang spesiesnya Scypha, (Rusyana, 2011).
2. Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hidup di laut dalam, kerangka tubuhnya tersusun atas bahan kersik/silikat
(H2S13O7), spikula berduri 6 (heksason), memiliki saluran air sederhana. Adapun
ordonya yaitu Hexasterophora dan Amphidiscophora sedangkan spesiesnya yaitu
Euplectella dan Hyalonema, (Rusyana, 2011).
3. Demospongiae
Umumnya hidup di laut, beberapa spesies hidup diair tawar. Pada umunya
tidak mempunyai rangka dan kalau ada rangka terbuat dari kersik, sponging atau
campuran dari keduanya. Ordo dari kelas ini yaitu Carnosa yang spesiesnya
Chondrosia, Choristida yang spesiesnya Geodia, dan Epipolasida yang
spesiesnya Tethya, (Rusyana, 2011).
Spesies yang tergolong dalam filum porifera yaitu :
1. Oscarella loburalis
Oscarella loburalis merupakan spesies dari salah stu filum porifera dimana
spesies ini umumnya dipantai berbatu di zina subrihoral antar gelombang dan
dangkal. Membentk oscrusting koloni dibatu, dan ganggang yang besar. Oscarella
lobularis adalah tebal, spons yang tumbuh hingga 10-30 cm lebar dan 3 cm.
Membentuk koloni berdaging terdiri dari lobed, nodul bulat yang sampai 1 cm lebar
dan 1 cm. Permukaan atas setiap nodul dikenakan oscula melingkar (pori exhalant)
yang 0,5-1 cm dan mengarah ke, rongga basal besar, sedangkan sisi beruang tersebar
ostia (pori-pori inhalansia). Spons memiliki tegas tapi lembut, tekstur agar-agar dan
permukaan halus dengan nuansa beludru. Warna spons yang lebih intens pada nodul
dan biasanya berwarna kuning sampai coklat tapi mungkin kadang-kadang merah,
hijau, ungu atau biru, ditandai dengan krim di pangkalan, (www.oel.org)
2. Spongia officinalis
Spongia officinalis merupakan spesies dari filum porifera yang memiliki ciri
tubuh berpori (ostium) yang berhubungan denga satu ruangan disebelah dalam yang
disebut spongocoel. Tubuhnya tidak berturan (asimetris) walaupun ada juga yang
simetris radial. Bentuknya bermacam – macam ada yang berbentuk seperti tabung,
vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan. Tubuhnya memiliki banyak pori yang
merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan lingkungan
eksternal dengan lingkungan internal. Tubuh porifera tidak dilengkapi dengan apa
yang disebut apendiks dan bagian tubuh yang dapat digerakkan, (Suhardi, 2007).
3. Chalina oculata
Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori yang merupakan
lubang dari masuk ke spongocoel, untuk akhirnya keluar melalui osculum.
Tubuhnya lunak dan tidak memiliki skeleton. Pada bagian anatominya itu
mempunyai saluran air seperti saluran ascon dan lain-lain. Saluran ini berfungsi
mengalirkan air dari daerah eksternal kedalam daerah internal dan dikeluarkan
kembali ke daerah eksternal. Cara memperoleh makanan dalam bentuk partikel
organik renik, hidup atau tidak seperti bakteri yang masuk melalui pori-pori arus
masuk yang terbuka dalam air dan di bawa ke dalam rongga lambung atau ruang-
ruang bercambuk. Dalam hal respirasi bersifat aerob dan difusi yang diedarkan
keseluruh tubuh oleh amoebosit, (Yusminah, 2007).
4. Grantia labyrinthica
Panjang tubuh antara 0,5 sampai 2 inci, berbentuk seperti sambungan bunga,
tubuhnya lebih tebal dari leocosinadeae distal terdapat lubang besar disebut
osculum. Spesies ini memiliki spikula yang terbentuk dari kalsium karbonat dan
semua spikulanya relatif sama besar. Terdapat osculum yang berfungsi sebagai
tempat masuknya air dan makanan keluar dari dalam tubuh. Sistem pernafasanya
berlangsung dalam permukaan tubuh. Sistem pencernaannya berlangsung secara
intraseluler melalui pembentukan vakuola makanan yang telah dicerna di edar dari
sel ke amoebosit. Sistem reproduksi spesies ini berkembang secara aseksual yaitu
dengan cara pembentukan tunas. Spesies ini terdapat di air laut mulai batas pasang
surut yang mana spesies ini dapat digunakan sebagai spons mandi, sebagai kerangka
dan porifera hiasan. Zat kimia yang dihasilkan dapat digunakan sebangai bahan obat
penyakit kanker, (Romimohartanto,2009)

FILUM PORIFERA

No Gambar Deskripsi
Chalina oculata
1.
- Kelas
Demospongia
- berbentuk tidak
beraturan dengan
pola bervariasi.
- Pada Porifera
sebagian tubuhnya
menghubungkan
lingkungan luar
dan dalam tubuh
dan terletak pada
bagian distal
dinamakan
osculum,
- ruangan ini
berhubungan
dengan
spongocoel yang
(Yusminah,2007)
terletak ditengah-
tengah tubuh dan
merupakan
ruangan yang
besar.
- Tubuh bagian
luarnya terdiri atas
pori-pori atau
ousita.
- Membuka dan
menutupnya ostis
diatur oleh sel
porosity yang
menghubungkan
bagian luar dengan
bagian dalam
tubuh. Sel ini pada
ujungnya
mempunyai
flagellum,

Grantia
2.
labyrinthica
- termasuk Kelas
Calcarea
- hidup di air laut
(pantai dangkal),
- mempunyai
bentuk tubuh
sederhana
- mempunyai
kerangka tubuh
yang tersusun atas
CaCO3,
- koanositnya
besar.
- berbentuk seperti
sambungan bunga,
- tubuhnya lebih
tebal dari
leocosinadeae
distal terdapat
lubang besar
disebut osculum.
- sebagai kerangka
dan porifera
hiasan.
- habitat dari
Chalina oculata
yaitu Pada
umumnya phylum
porifera hidup di
air laut, yaitu
tersebar atau
terbentang dari
sejak daerah
perairan pantai
yang dangkal

Oscarella
3. loburalis
- termasuk kelas
Hexactinellida
(Hyalospongiae)
- spesies ini
umumnya dipantai
berbatu di zina
subrihoral antar
gelombang dan
dangkal.
- Membentuk
koloni dibatu, dan
ganggang yang
besar.
- Oscarella
lobularis adalah
tebal,
- Membentuk
koloni berdaging.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, J.W. 2008. Biologi Edisi kedelapan. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.


Haris, Abdul. 2103. Sponge Biologi dan Ekologi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Makasar : Universitas Hasanuddin.
Kusnadi, 2011. Mollusca vs Echinodermata vs Arthropoda http :// file .upi. edu/ Direktori/
FPMIPA/ JUR._PEND._BIOLOGI/ 196805091994031- KUSNADI/ BUKU_
BIOLOGI_, KUSNADI_ dkk/mollusca_ VS_ echinodermata_ VS_arthopoda.pdf
Mukayat. 2010. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Romimohtarto, Kasiandan Sri Juwana. 2009. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan tentang Biota
Laut. Jakarta : Djambatan.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata . Bandung : Alfabeta.
Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktek). Bandung : Alfabeta.
Saskiya, Richards 2008. Oscarella lobularis Sebuah spons. Marine Life Jaringan Informasi:
Biologi dan Sensitivitas Informasi Utama Sub - Program [ online]. Plymouth:
Biologi Laut Asosiasi Inggris. [dikutip
18/05/2015].Dari:<http://www.marline.ac.uk/speciesinformaion.php?speciesID=3
988.

Rudi, Ahmad. 2011. Berbagi Ilmu Porifera. Bandung : Insan Cendekia Bangsa.

Suwignyo,Sugiarto. 2005. Avertebrata Air. Jilid II. Jakarta: Penebat Swadaya.

Suhardi. 2007. Evolusi Avertebrata. Jakarta : Universitas Indonesia.

Yusminah, Hala.2007. Dasar Biologi Umum II. Makasar; Alauddin Press

www.oel.org [ diakses tanggal 13 Mei 2015 ] pukul 20.00 WIB.

www.GBI.org [ diakses tanggal 17 Mei 2015] pukul 19.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai