Anda di halaman 1dari 18

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PEMILIHAN BAHAN MAKANAN

Pengertian Serangkaian kegiatan yang meliputi pemilihan kualitas dan kuantitas bahan
makanan yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Tujuan Dipilih bahan makanan sesuai dengan daftar pesanan, waktu pesanan dan
spesifikasi yang ditetapkan.
Prosedur 1. Bahan makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi
bahan makanan yang dipesan.
2. Bahan makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang
atau dapat langsung ke tempat pengaolahan bahan makanan.
3. Bahan makanan yang tidak sesuai spesifikasi dapat dikembalikan serta
minta ganti bahan makanan sesuai spesifikasi.

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)


PENERIMAAN BAHAN MAKANAN

Pengertian Serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan


pelaporan tentang macam kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima
sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan.

Tujuan Diterimanya bahan makanan sesuai dengan daftar pesanan, waktu pesanan
dan spesifikasi yang ditetapkan.

1. Bahan makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan


Prosedur
spesifikasi bahan makanan yang dipesan.
2. Bahan makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis
barang atau dapat langsung ke tempat pengaolahan bahan makanan.

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)


PERSIAPAN BAHAN MAKANAN POKOK
Pengertian Serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan makanan pokok yang
meliputi berbagai proses antara lain membersihkan, mencuci, dll.

Tujuan Mempersiapkan bahan makanan pokok (beras) sebelum dilakukan


kegiatan pengolahan.

Prosedur 1. Bahan makanan yang akan diolah disiapkan kemudian dibersihkan dari
kotoran yang tercampur didalamnya, seperti kerikil, kulit padi/skam,
paku, dll.
2. Bahan makanan ditempatkan dalam tenggok kemudian dicuci dengan
mengggunakan air mengalir sambil diaduk-aduk.
3. Pencucian bahan makanan dilakukan +3 kali sampai cucian berasnya
bersih.
4. Beras / bahan makanan kemudian ditiriskan.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PERSIAPAN BUAH

Pengertian Kegiatan penanganan buah sebelum dilakukan proses distribusi.


Tujuan Mempersiapkan bahan makanan berupa buah sebelum dilakukan proses
distribusi.
Kebijakan 1. Buah yang disiapkan sesuai siklus buah dan standar porsi.
2. Buah yang disiapkan bersih dan siap makan.
Prosedur 1. Pramusaji menyiapkan buah dan alat yang akan digunakan.
2. Pramusaji menggunakan sarung tangan plastik untuk membersihkan
buah dari kotoran dengan cara memotong, mengupas dan membuang
bagian-bagian yang tidak digunakan.
3. Buah seperti melon, pepaya dan semangka dilakukan pencucian
dahulu dengan menggunakan air mengalir baru dilakukan pengupasan
kulit kemudian dicuci dengan air mineral dan ditiriskan dari air, untuk
buah pisang dilakukan pengelapan dengan menggunakan lap bersih.
4. Pemotongan buah sesuai berat standar porsi, untuk pisang dipotong
kedua ujung kulit tanpa memotong bagian buah.
Unit terkait Pramusaji

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PERSIAPAN BUMBU
Pengertian Serangkaian kegiatan dalam penanganan bumbu (antara lain mengupas,
membersihkan, mencuci, memotong, dll) sebelum dilakukan pengolahan.
Tujuan Mempersiapkan bahan makanan berupa bumbu sebelum dilakukan
proses pengolahan.
Prosedur 1. Petugas membersihkan/memisahkan bumbu dari berbagai kotorannya.
2. Petugas mempersiapkan bumbu dan alat yang akan digunakan.
3. Petugas mencuci bumbu dengan air bersih dan mengalir.
4. Petugas memotong/menghaluskan bumbu yang akan digunakan dan
menempatkannya dalam tempat yang bersih dan tertutup.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PERSIAPAN LAUK
Pengertian Serangkaian kegiatan dalam penanganan lauk yang meliputi proses
membersihkan, memotong, mencuci, mengupas, mengocok, merendam,
dan lain-lain.
Bahan makanan lauk yang dimaksud meliputi : daging ayam, daging sapi,
daging giling, ikan, telur, tahu dan tempe.

Tujuan Mempersiapkan bahan makanan berupa lauk hewani/nabati sebelum


dilakukan proses pengolahan.

Prosedur 1. Petugas membersihkan bahan makanan yang akan diolah dengan cara
mengupas kulitnya (untuk tempe), membuang kotorannya (untuk ikan
segar dan ayam).
2. Bahan makanan dicuci dan dibersihkan dengan menggunakan air
mengalir, kemudian ditiriskan.
3. Untuk daging giling persiapan yang dilakukan dengan cara menambah
bumbu.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PERSIAPAN SAYURAN
Pengertian Proses awal bahan makanan (sayuran) sebelum dilakukan proses
pengolahan.
Adapun yang dimaksud dengan sayur adalah :
1. Sayuran daun (bayam, kangkung, sawi,dll)
2. Sayuran buah (labu siam, ketimun, terong, dll)
3. Sayuran umbi (kentang, wortel, dll)
4. Sayuran bunga (bunga kol, brokoli,dll)
5. Sayuran kacang-kacangan (buncis, kacang panjang,dll)
6. Sayuran tunas (taoge panjang, taoge pendek, dll)

Tujuan Terselenggaranya proses persiapan sayur sesuai dengan syarat gizi


secara efisien.

Prosedur 1. Sayur dihilangkan akar dan batang yang tidak terpakai.


2. Sayur dicuci di air mengalir kemudian ditiriskan di keranjang pencucian
diulang sampai tiga kali hingga bersih.
3. Sayur yang perlu dipotong dilakukan pemotongan sesuai kebutuhan
dan jenis masakan.
4. Sayur ditempatkan di keranjang yang bersih, siap untuk dimasak.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
Pengertian Suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi
makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.

Tujuan 1. Mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan.


2. Meningkatkan nilai cerna.
3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan
penampilan makanan.
Prosedur Setelah dilakukan persiapan bahan makanan dilakukan pengolahan
berdasarkan standar resep.

1. Makanan diet
a. Makanan diit rendah lemak, diet jantung, diet rendah
kolesterol, diet hati, diet rendah purin :
 Makanan diambil dari pengolahan sebelum dilakukan
pemberian santan
 Lauk nabati rendah garam
b. Makanan diit rendah garam
Makanan diambil dari pengolahan sebelum dilakukan
pemberian garam

c. Makanan diit Diabetes Mellitus


Makanan diambil dari pengolahan sebelum dilakukan
pemberian gula

2. Makanan non diet


Setelah makanan diambil untuk makanan diet maka dilakukan
pemberian gula dan tambahan garam.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMBUATAN SUSU

Pengertian Kegiatan atau proses pembuatan susu untuk pasien.

Tujuan Menghasilkan susu yang higienis dan layak dikonsumsi untuk pasien.

Kebijakan 1.Susu dibuat dengan proses dan alat yang higienis.


2.Susu dibuat sesuai volume cairan dan takaran susu formula.
Prosedur 1. Pembuatan susu maksimal 30 menit sebelum waktu minum susu yang
telah ditentukan untuk pasien.
2. Ahli gizi operasional katering memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti
masker.
3. Ahli gizi operasional katering membersihkan permukaan meja yang
akan digunakan untuk menyiapkan susu.
4. Ahli gizi operasional katering mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir kemudian keringkan dengan lap bersih.
5. Ahli gizi operasional katering membilas peralatan susu (gelas ukur,
sendok dan gelas susu) dengan air hangat yang mengalir sebelum
dipakai.
6. Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang
dapat berkontak langsung dengan anggota tubuh.
7. Ahli gizi operasional katering menyiapkan air panas ± 70ºC dan susu
yang akan diseduh.
8. Ahli gizi operasional katering menuangkan air panas ke dalam gelas
ukur sesuai volume yang dibutuhkan kemudian dituang ke gelas susu.
9. Ahli gizi operasional katering menuang bubuk susu sesuai takaran ke
dalam gelas susu.
10. Ahli gizi operasional katering mengaduk susu hingga larut dalam air..
11. Ahli gizi operasional katering menutup susu dengan plastik wrap.
12. Ahli gizi operasional katering memberi label pada bagian atas plastik
wrap.
13. Ahli gizi operasional katering membersihkan tempat pembuatan susu
beserta peralatan susu.
14. Ahli gizi operasional katering mencuci peralatan susu dengan sabun
cair.
15. Ahli gizi operasional katering menggunakan busa lembut untuk
membersihkan bagian dalam gelas ukur kemudian membilas peralatan
susu dengan air bersih yang mengalir.
16. Susu yang siap dikonsumsi maksimal 15 menit diantar sebelum waktu
minum susu yang telah ditentukan untuk pasien.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBUATAN SONDE DENGAN FORMULA KOMERSIAL (FK)

Pengertian Kegiatan atau proses pembuatan sonde untuk pasien menggunaka formula
komersial.

Tujuan Menghasilkan sonde yang higienis dan layak dikonsumsi untuk pasien.

Kebijakan 1. Sonde dibuat dengan proses dan alat yang higienis.


2. Sonde dibuat sesuai volume cairan dan takaran susu formula.
3. Sonde dapat masuk ke lambung pasien melalui oral, pipa atau enteral
(Naso Gastric Tube) dan bolus atau drip (tetes).
Prosedur 1. Pembuatan sonde maksimal 30 menit sebelum waktu minum sonde
yang telah ditentukan untuk pasien.
2. Ahli gizi operasional katering memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti
masker.
3. Ahli gizi operasional katering membersihkan permukaan meja yang
akan digunakan untuk menyiapkan susu formula.
4. Ahli gizi operasional katering mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, kemudian keringkan dengan lap bersih.
5. Ahli gizi operasional katering membilas peralatan sonde (saringan,
gelas ukur, sendok dan gelas sonde) dengan air hangat yang mengalir
sebelum dipakai.
6. Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang
dapat berkontak langsung dengan anggota tubuh.
7. Ahli gizi operasional katering menyiapkan air panas ± 70ºC dan susu
enteral yang akan diseduh.
8. Ahli gizi operasional katering menuangkan air panas ke dalam gelas
ukur sesuai volume yang dibutuhkan kemudian tambahkan susu
formula sesuai takaran.
9. Ahli gizi operasional katering mengaduk sonde hingga larut dalam air,
menuang dan menyaring sonde ke dalam gelas sonde.
10. Ahli gizi operasional katering menutup sonde dengan plastik wrap.
11. Ahli gizi operasional katering memberi label pada bagian atas plastik
wrap.
12. Ahli gizi operasional katering membersihkan tempat pembuatan sonde
beserta peralatan sonde.
13. Ahli gizi operasional katering mencuci peralatan sonde dengan sabun
cair.
14. Ahli gizi operasional katering menggunakan busa lembut untuk
membersihkan bagian dalam gelas ukur dan sikat botol untuk
membersihkan gelas ukur agar sisa susu yang melekat bisa dibersihkan
15. Ahli gizi operasional katering membilas peralatan sonde dengan air
bersih yang mengalir.
16. Sonde yang siap dikonsumsi segera diberikan kepada pasien sesuai
identitas label.
17. Sonde yang siap dikonsumsi maksimal 15 menit diantar sebelum waktu
minum sonde yang telah ditentukan untuk pasien.
Unit terkait Ahli gizi operasional katering
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBUATAN SONDE DENGAN FORMULA RUMAH SAKIT (FRS)
UNTUK PASIEN GIZI BURUK

Pengertian Kegiatan atau proses pembuatan sonde untuk pasien gizi buruk.

Tujuan Menghasilkan sonde yang higienis dan layak dikonsumsi untuk pasien.

Kebijakan 1. Sonde dibuat dengan proses dan alat yang higienis.


2. Sonde dibuat sesuai volume cairan dan takaran susu formula.
3. Sonde dapat masuk ke lambung pasien melalui oral, pipa atau enteral
(Naso Gastric Tube) dan bolus atau drip (tetes).
Prosedur 1. Pembuatan sonde maksimal 30 menit sebelum waktu minum sonde
yang telah ditentukan untuk pasien.
2. Ahli gizi operasional katering memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti
masker.
3. Ahli gizi operasional katering membersihkan permukaan meja yang
akan digunakan untuk menyiapkan susu formula.
4. Ahli gizi operasional katering mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, kemudian keringkan dengan lap bersih.
5. Ahli gizi operasional katering membilas peralatan sonde (saringan,
gelas ukur, sendok dan gelas sonde) dengan air hangat yang mengalir
sebelum dipakai.
6. Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang
dapat berkontak langsung dengan anggota tubuh.
7. Ahli gizi operasional katering menyiapkan air panas ± 70ºC dan bahan
formula rumah sakit yang akan diseduh seperti susu skim, gula pasir,
minyak sayur dan larutan elektrolit dengan jumlah yang telah ditentukan
sesuai pesanan sonde.
8. Ahli gizi operasional katering mencampur semua bahan formula hingga
gula pasir mencair kemudian menuang air panas ke dalam gelas ukur
sesuai volume yang dibutuhkan.
9. Ahli gizi operasional katering mengaduk sonde hingga larut dalam air,
menuang dan menyaring sonde ke dalam gelas sonde.
10. Ahli gizi operasional katering menutup sonde dengan plastik wrap.
11. Ahli gizi operasional katering memberi label pada bagian atas plastik
wrap.
12. Ahli gizi operasional katering membersihkan tempat pembuatan sonde
beserta peralatan sonde.
13. Ahli gizi operasional katering mencuci peralatan sonde dengan sabun
cair.
14. Ahli gizi operasional katering menggunakan busa lembut untuk
membersihkan bagian dalam gelas ukur dan sikat botol untuk
membersihkan gelas ukur agar sisa susu yang melekat bisa dibersihkan
15. Ahli gizi operasional katering membilas peralatan sonde dengan air
bersih yang mengalir.
16. Sonde yang siap dikonsumsi segera diberikan kepada pasien sesuai
identitas label.
17. Sonde yang siap dikonsumsi maksimal 15 menit diantar sebelum waktu
minum sonde yang telah ditentukan untuk pasien.
Unit terkait Ahli gizi operasional katering
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENCUCIAN ALAT

Pengertian Kegiatan membersihkan atau mencuci alat makan pasien dari sisa makan
pasien.
Tujuan Alat makan yang digunakan pasien bersih dari sisa makanan dan terbebas
dari penyakit infeksi.
Kebijakan Alat makan pasien bersih dan steril.
Prosedur 1. Pisahkan peralatan makan infeksius dan non infeksius.
2. Pencucian alat makan (piring, sendok, plato) terpisah dengan gelas dan
tutup gelas.
3. Alat makan infeksius:
a. Bersihkan peralatan makan dari sisa makanan dan dibuang ke
tempat sampah.
b. Siram dengan air mengalir.
c. Rendam dengan larutan chorine selama 30 menit.
d. Peralatan makan dicuci dengan sabun cuci piring.
e. Peralatan makan dibilas dengan air bersih dan mengalir.
f. Rendam dengan air panas ± 30 menit.
g. Keringkan dengan sinar matahari sebelum disusun pada rak alat
makan.
4. Alat makan non infeksius:
a. Bersihkan peralatan makan dari sisa makanan dan dibuang ke
tempat sampah.
b. Peralatan makan disiram dengan air mengalir.
c. Peralatan makan dicuci dengan sabun cuci piring.
d. Peralatan makan dibilas dengan air bersih dan mengalir.
e. Peralatan makan dibilas dengan air panas.
f. Peralatan makan disusun pada rak alat makan.
Unit terkait Pramusaji
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENERIMAAN MAKANAN SIAP SAJI / MAKANAN JADI

Pengertian Suatu proses kegiatan mengecek, mengicipi, mencatat, memutuskan dan


melaporkan waktu penerimaan makanan, macam dan jumlah serta
spesifikasi makanan diit menurut pesanan.

Tujuan Pesanan bahan makanan diterima dalam macam, jumlah serta spesifikasi
yang disepakati, sesuai dengan waktu permintaan pesanan.

Kebijakan 1.Waktu kedatangan makanan siap saji harus sesuai jadwal kedatangan.
2.Menu makanan harus sesuai dengan siklus menu, spesifikasi jenis diit
dan layak didistribusikan ke pasien.
3.Berat lauk hewani dan nabati harus sesuai standar porsi.
Prosedur 1. Ahli gizi operasional katering mencatat waktu kedatangan makanan
siap saji / makanan jadi.
2. Ahli gizi operasional katering mengecek kesesuaian menu makanan
dengan siklus menu.
3. Ahli gizi operasional katering mengecek tekstur, warna, aroma,
tampilan rasa dan suhu makanan sesuai spesifikasi makanan diit.
4. Ahli gizi operasional katering menimbang berat lauk hewani dan nabati
kemudian dibandingkan dengan standar porsi menggunakan
timbangan.
5. Jika makanan yang dikirim oleh katering tidak sesuai spesifikasi
makanan diit, ahli gizi operasional menghubungi ahli gizi produksi
katering bahwa makanan ditukar dengan makanan baru.
6. Makanan tersebut dikembalikan dan ditukar melalui sopir katering yang
mengantar makanan.
7. Jika makanan baru datang, ahli gizi operasional katering mengulang
dari tahap satu diatas.
8. Ahli gizi operasional katering menyiapkan makanan untuk test food dan
diserahkan ke petugas piket instalasi gizi.
9. Ahli gizi operasional katering mencatatan dan melaporkan dari hasil
dan evaluasi penerimaan makanan di form penerimaan makanan siap
saji.
Unit terkait Ahli gizi operasional katering.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PERSIAPAN SNACK

Pengertian Kegiatan persiapan snack sebelum dilakukan proses distribusi ke pasien.


Tujuan Mengemas snack dan pemberian label sebelum dilakukan proses
distribusi.
Kebijakan 1. Snack harus layak konsumsi bagi pasien.
2. Label snack harus sesuai nama, ruang dan diit pasien.
3. Pemberian label snack harus sesuai dengan macam snack diit masing-
masing.
Prosedur 1. Ahli gizi operasional katering mengecek tampilan, tekstur, aroma dan
rasa snack.
2. Ahli gizi operasional katering menimbang berat snack menggunakan
timbangan dan dibadingkan dengan berat standar snack.
3. Jika snack yang dikirim oleh katering tidak layak konsumsi dan tidak
sesuai berat standar snack, ahli gizi operasional menghubungi ahli gizi
produksi katering bahwa snack ditukar dengan snack baru.
4. Snack tersebut dikembalikan dan ditukar melalui sopir katering.
5. Jika snack baru datang, ahli gizi operasional katering mengulang dari
tahap satu diatas.
6. Ahli gizi operasional katering menyiapkan snack untuk tester snack dan
diserahkan ke petugas piket instalasi gizi.
7. Ahli gizi operasional katering mencatatan dan melaporkan dari hasil dan
evaluasi penerimaan snack di form penerimaan snack.
8. Ahli gizi operasional katering merekap snack sesuai pesanan diit
pasien.
9. Ahli gizi operasional katering dibantu pramusaji untuk mengemas,
memberi label dan menata snack sesuai bangsal.
10. Ahli gizi operasional katering mendampingi petugas piket instalasi gizi
untuk mengecek kesesuaian snack dengan diit pasien.
Unit terkait 1. Ahli gizi operasional catering.
2. Pramusaji.

FORM PENERIMAAN MAKANAN SIAP SAJI / MAKANAN JADI


UNTUK PASIEN RSUD SLEMAN

Hari dan
tanggal
Waktu
Menu Siklus menu Menu yang datang

Hasil

Evaluasi

Kesimpulan

Ttd dan
nama ahli
gizi
operasional
katering

FORM PERSIAPAN SNACK


UNTUK PASIEN RSUD SLEMAN

Hari dan
tanggal
Waktu

Menu Snack Siklus snack Snack yang datang


Hasil

Evaluasi

Kesimpulan

Ttd dan
nama ahli
gizi
operasional
katering

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENDISTRIBUSIAN MAKAN PASIEN

Pengertian Rangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan
jenis makanan pasien yang dilayani (makanan biasa atau diet).
Tujuan Agar pasien mendapat makanan sesuai dengan pemesanan diit.
Kebijakan 1. Distribusi makan tepat waktu.
2. Tidak terjadi kesalahan dalam pemberian makan kepada pasien.
Prosedur 1. Pramusaji memorsi makanan yang telah datang dari katering sesuai
dengan jenis diet dan kelas perawatan.
2. Pengecekan dilakukan oleh petugas piket instalasi gizi dibantu ahli gizi
operasional katering agar tidak terjadi kesalahan pemberian makan.
3. Waktu distribusi makanan:
a. Makan pagi: 06.30 – 07.30 WIB
b. Makan siang: 11.30 – 12.30 WIB
c. Makan sore: 16.30 – 17.30 WIB
4. Makanan didistribuskan ke bagian ruang rawat inap.
Unit terkait 1. Petugas piket insatalasi gizi
2. Ahli gizi operasional katering
3. Pramusaji

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENARIKAN ALAT MAKAN PASIEN

Pengertian Suatu kegiatan pengambilan alat makan pasien oleh tenaga pramusaji
setelah 1 jam makanan diberikan kepada pasien.
Tujuan Menghindari kehilangan alat makan.
Kebijakan Alat makan kembali dalam keadaan utuh, tidak rusak dan hilang.
Prosedur 1. Setelah pramusaji mendistribusikan makanan kepada pasien, pramusaji
menunggu sekitar 1 jam dari waktu pendistribusian makanan.
2. Pramusaji kembali ke kamar pasien sambil melihat apakah makanan
yang diberikan telah dikonsumsi atau belum.
3. Jika makanan telah habis dikonsumsi, alat makan pasien diambil dan
dibawa ke dapur.
4. Jika makanan pasien belum habis, pramusaji meminta izin kepada
pasien untuk memindahkan sisa makanan yang masih ingin dikonsumsi
ke wadah yang lain.
Unit terkait Pramusaji

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMBERSIHAN RUANG DAPUR / RUANG PEMORSIAN

Pengertian Suatu kegiatan pembersihan meja maupun alat makan sebelum dan
sesudah selesai pemorsian makanan untuk pasien.
Tujuan Menjaga supaya ruang pemorsian selalu bersih, rapi dan terhidar dari
debu, kuman maupun virus.
Kebijakan Ruang pemorsian / dapur selalu terlihat bersih, rapi dan nyaman.
Prosedur 1. Sebelum makanan datang ke rumah sakit, pramusaji harus
membersihkan tempat pemorsian dan lingkungan pemorsian.
2. Jika telah selesai pemorsia dan pendistribusian makanan ke pasien,
pramusaji juga harus membersihkan tempat pemorsian dan lingkungan
dapur, baik meja, kursi dan lain-lain.
3. Semua barang kemasan makanan dikumpulkan menjadi satu dalam
wadah supaya rapi dan bersih.
Unit terkait Pramusaji

Anda mungkin juga menyukai