Skrining Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Anak
Skrining Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Anak
Pendahuluan
Anak memiliki ciri yang khas yakni adanya proses tumbuh kembang yang tidak
dimilki orang dewasa. Proses tumbuh kembang merupakan proses berkesinambungan mulai
dari konsepsi sampai berakhirnya masa remaja, yang mengikuti pola tertentu yang khas.
Proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar terbagi dalam 2 faktor yakni
faktor genetik dan faktor fisikobiopsikososial. Dalam proses tersebut setiap anak mengalami
proses tumbuh kembang yang sangat dipengaruhi oleh tiga kebutuhan dasar yaitu asuh, asih
dan asah. Terpenuhinya kebutuhan dasar tersebut akan berdampak positif terhadap kualitas
hidup. Salah satu cara untuk mencapai yang berkualitas adalah pemantauan tumbuh kembang
secara berkala.1,2
Melalui Screening dan Surveillance kita dapat mengetahui secara dini adanya
penyimpangan (deviasi) dan gangguan (disorder) perkembangan pada anak dengan tolak
ukur anak normal. Sehingga diagnosis dan intervensi serta pegobatan dini dapat segera
dilakukan mengingat pentingnya masa Golden Age pada setiap anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap
kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan
hasil peningkatan / penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tullang, otot,
lemak, cairan tubuh dan lain lainnya. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada
saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap
perubahan sedikit saja, pengukuran obyektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan
apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugiannya,
indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau
tinggi kurus. Pengukuran dapat dilakukan dengan tepat bila menggunakan timbangan
elektronik, dalam menggunakan berpakaian atau menggunakan pakaian dalam saja.5
C. Tinggi badan
Keuntungan indikator TB ini adlah pengukurannya obyektif dan dapat diulang alat
dapat dibuat sendiri, murah dan dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting), sebagai perbandingan terhadap perubahan
perubahan relatif, seperti nilai BB dan LLA.
D. Lingkar Kepala
Pertumbuhan LK paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu dari 34
cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47
cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. oleh karena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada
6 bulan pertama sampai umur 2 tahun karen pertumbuhan otak yang pesat, kecuali diperlukan
pada kasus hidrosefalus.
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh
banyak olh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat. LLA dapat dipakai unuk
menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur satu tahun. Selanjutnya tidak
banyak berubah selama 1-3 tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murah,
bisa dibuat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh
siapapun. Sedangkan kerugiannya adalah LLA hanya untuk identifikasi anak dengan
gangguan gizi/pertumbuhan yag berat.4
F. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh
kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam
keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih,
khususnya pada kasus obesitas.4
G. Parameter penilaian perkembangan
Perkembangan merupakan interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya. Ditandai oleh bertambahnya kemampuan dan ketrampilan dalam struktur
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan. Perkembangan
dipengauhi oleh faktor genetik dan lingkungan biopsikososial. Perkembangan dimulai pada
masa pranatal dan memiliki berbagai dimensi yang saling berhubungan, memilik variasi yang
besar dalam kecepatan dan sifatnya berkelanjutan.(1,3,4,6)
Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun demikian ada
patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur
tertentu. Adanya patokan tersebut dimaksudkan agar anak yang belum mencapai tahap
kemampuan tertentu itu perlu dilatih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai
perkembangan yang optimal.1,2
Motorik halus bila hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh
otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga. Gerakan halus ini memerlukan
koordinasi yang cermat. Contohnya gerakan mengambil benda dengan hanya ibu jari dan
telunjuk, gerakan memasukkan benda kecil ke dalam lubang, membuat prakarya.
Melalui latihan-latihan yang tepat gerakan-gerakan kasar dan halus ini dapat ditingkatkan
dalam hal keluwesan, kecepatan dan kecermatan. Sehingga secara bertahap seorang anak
akan bertambah terampil dan mahir melakukan gerakan-gerakan yang diperlukan guna
penyesuaian dirinya.
2. Komunikasi aktif dan pasif
Sebagai mahluk sosial anak akan selalu berada diantara atau bersama orang lain, agar
dicapai saling pengertian maka diperlukan kemampuan berkomunikasi. Pada bayi
kemampuan berkata-kata atau komunikasi aktif ini belum dapat dilakukan, ia menyatakan
perasaan dan keinginannya melalui tangisan dan gerakan. Meskipun demikian, komunikasi
dengan orang lain tetap dapat terjadi karena ia mengerti ucapan-ucapan orang lain.
Kesanggupan mengerti dan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh orang lain disebut
sebagai komunikasi pasif. Komunikasi aktif dan komunikasi pasif perlu dikembangkan secara
bertahap, anak dilatih untuk mau dan mampu berkomunikasi aktif (berbicara, mengucapkan
kalimat kalimat, bernyanyi dan bentuk ucapan lisan lainnya) dan komunikasi pasif (anak
mampu mengerti orang lain).
Pada awal kehidupannya seorang anak bergantung pada orang lain dalam hal
pemenuhan kebutuhannya (misalnya makanan, pakaian, kesehatan, kasih sayang, pengertian
rasa aman dan kebutuhan akan perangsangan mental, sosial dan emosional). Kebutuhan
kebutuhan anak berubah dalam jumlah maupun derajat kualitasnya sesuai dengan
bertambahnya umur anak. Dengan makin mampunya anak melakukan gerakan motorik, anak
terdorong melakukan sendiri berbagai hal dan terdorong untuk bergaul dengan orang lain
selain anggota keluarganya sendiri. Orang tua harus melatih usaha mandiri anak, mula mula
dalam hal menolong kebutuhan anak itu sendiri sehari hari, misalnya makan minum, buang
air kecil dan sebagainya.
H. Skrining perkembangan
Uji tapis perkembangan ini dapat dilakukan baik oleh tenaga ahli/ tenaga kesehatan
maupun oleh orangtua sendiri. Demikian pula suatu alat uji skrining perkembangan harus
memenuhi syarat yaitu realible, valid, sensitif dan spesifik. Skrining perkembangan yang
dapat dilakukan oleh orangtua adalah: Parent’s Evaluation Developmental Scale (PEDS),
Age and Stages Quesionnaires(ASQ). Dan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan :
KPSP,CHAT,GPPH. Berbagai perangkat yang dapat dilakukan oleh tenaga ahli seperti
Denver II, Bayley Infant Neurodevelopmental Screener (BINS), Early language Milestone
Scale (ELMS) Battlelle Developmental Inventory (BDI), perkembangan Gessel, Munchent
test,CAT CLAMS, Bayley Screens Infant Development (BSID III), skala perkembangan
Griffiths.
Masing-masing alat tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan baik dari cara
pemeriksaan, batasan umur, sensitivitas dan spesifitas berbeda.(3)
1. Denver II
Langkah awal terlebih dahulu dipastikan usia anak. Pada anak dengan riwayat kurang
bulan harus dilakukan koreksi sampai anak usia 2 tahun. Interpretasi yang diperoleh adalah
normal jika tak ada keterlambatan atau hanya satu caution pada semua gugus yang dilewati
garis umur tersebut. Suspek apabila terdapat 2 atau lebih caution dan atau 1 atau lebih
keterlambatan. Tidak dapat diuji apabila ada penilaian menolak pada 1 atau lebih uji coba
sebelah kiri garis umur atau menolak 1 atau lebih pada gugus tugas yang melewati persentil
75-90%.
Metode yang dapat menilai kemampuan bahasa,bicara dan kognitif pada usia sampai
3 tahun, yang pertama kali dikembangkan oleh dr. Arnold Capute sejak tahun 1960-an di
John Hopkins Hospital. Dan pertama kali dipublikasikan tahun 1973. Oleh karena itu disebut
juga CAPUTE SCALE.
CAT metode untuk menilai kemampuan visual motor yang merupakan salah satu
indikator kemampuan kognitif anak. Uji ini seluruhnya terdiri dari 57 milestones, setiap
tingkatan umur terdiri dari 1-4 milestone yang harus diujikan/ditanyakan pada anak.
Kuesioner ini dipublikasikan oleh Jelllinek dkk (1988) untuk skrining perilaku anak
umur 4-16 tahun berupa 35 perilaku anak yang harus dinilai oleh orangtua . Orangtua dapat
menjawab tidak pernah (nilai 0), kadang-kadang (nilai 1), atau sering (nilai 2), sesuai dengan
perilaku anaknya sehari-hari. Jika jumlah nilai seluruhnya lebih dari 28, maka anak perlu
dirujuk. Jika kurang dari 28 tidak perlu dirujuk.
Praskrining perkembangan dengan PEDS dapat dipergunakan pada anak 0-8 tahun.
Berupa kuesioner yang berisi yangterdiri dari 10 pertanyaan pada orangtua yang berkaitan
dengan seluruh perkembangan aspek perkembangan anak seperti kofnitif, bahasa ekspresi,
maupun reseptif,motor kasar, motor halus, sosialisasi,perilaku, emosi, kemandirian dan
sekolah. Pemeriksaan membutuhkan waktu 2-3 menit.
Uji ini mudah dikerjakan baik oleh tenaga profesional maupun non profesional
maupun non profesional bahkan oleh orangtua. Sensitifitasnya 74-80% dan spesifitasnya 70-
80%. Uji ini dapat membantu mendeteksi anak yang mempunyai risiko gangguan
perkembangan maupun yang tidak memilki risiko.
1. Uji tapis ini dapat dipergunakan untuk anak usia 0-60 bulan. Uji tapis ini
dipergunakan untuk mendeteksi perkembangan bahasa, personal sosial, motor kasar
dan halus,kognitif. Uji tapis ini menggunakan kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan
untuk setiap usia anak. Pertanyaan dijawab yang (nilai 10) kadang-kadang (nilai5) dan
tidak (nilai 0). Keseluruhan nilai yang diperoleh dikonversi kenilai batas(cut off point)
untuk menentukan ada tidaknya gangguan perkembangan. Lama penggunaan uji ini
sekitar 5-15 menit. Nilai cut off point menujukkan perlu tidaknya dilakukan rujukan
atau evaluasi lebih lanjut.uji tapis ini mempunyai sensitifitas 70-90% dan spesifitas
79-91%..
BAB III
Kesimpulan
5.Needlman RD. Development assesment : Dalam Behrman RE, Kliegman RM,Arvin AM,
penyunting.Nelson textbook of pediatrics,,edisi-17.Philadelphia;Saunders,2004.h.56-66
7.Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang ditingkat pelayanan dasar. Jakarta, Departemen Kesehatan RI,2013. h.48-
68
8. Soejatmiko. Deteksi dini tumbuh kembang balita. Sari Pediatri; 3, 3, 2001,h. 175 - 188
9.Skrining gangguan bicara dan kognitif dengan CLAMS dan CAT. Pedoman pelayanan
medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pudjiadi AH, Hegar B,Handryastuty S,
Editor.IDAI,2010. h 281-283
11. Ringwalt S. Development Screening & Assesment Instrument with Emphasis on social
and emotional development for young children ages birth thruogh five. 2008 diunduh dari :
http://www.nectac.org/~pdfs/pubs/screening.pdf
12. Vaughan VC.Assessment of Growth and Development During Infancy and Early
Childhood Pediatric review.2002.diunduh dari :
http://pedsinreview.aappublications.org/content/13/3/88.