Anda di halaman 1dari 15

BAB I

Pendahuluan

Anak memiliki ciri yang khas yakni adanya proses tumbuh kembang yang tidak
dimilki orang dewasa. Proses tumbuh kembang merupakan proses berkesinambungan mulai
dari konsepsi sampai berakhirnya masa remaja, yang mengikuti pola tertentu yang khas.
Proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar terbagi dalam 2 faktor yakni
faktor genetik dan faktor fisikobiopsikososial. Dalam proses tersebut setiap anak mengalami
proses tumbuh kembang yang sangat dipengaruhi oleh tiga kebutuhan dasar yaitu asuh, asih
dan asah. Terpenuhinya kebutuhan dasar tersebut akan berdampak positif terhadap kualitas
hidup. Salah satu cara untuk mencapai yang berkualitas adalah pemantauan tumbuh kembang
secara berkala.1,2

Di Amerika serikat gangguan perkembangan ditemukan pada 12-16% populasi anak.


Suatu penelitian di Indonesia yang dilakukan di Bandung, Jawa barat menunjukkan bahwa
20-30% anak balita mengalami gangguan perkembangan, sebagian besar mengalami
keterlambatan pada aspek motorik kasar dan bahasa/bicara yang mana sebagian besar
diakibatkan kurangnya stimulasi. Masalah penyimpangan tumbuh kembang akan lebih
banyak ditemukan pada bayi yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami gangguan tumbuh
kembang seperti neonatus kurang bulan, neonatus kecil masa kehamilan, sindrom gawart
nafas, sepsis neonatorum, perdarahan intraventrikuler dan lain-lain . Waktu yang tepat untuk
melakukan skrining perkembangan adalah usia 0-3 tahun, saat otak terjadi perkembangan
syaraf yang sangat pesat. Selain itu waktu ini juga merupakan waktu yang ideal untuk
melakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang, sehingga akan tercapai tumbuh
kembang yang optimal. Oleh karena itu harus secara rutin setiap anak diukur dan
dicantumkan pada grafik pertumbuhan dan perkembangan harus dilakukan skrining.

Skrining merupakan prosedur sederhana, cepat yang digunakan untuk


mengidentifikasi kesehatan perkembangan anak. Dokter ataupun tenaga kesehatan adalah
profesi yang paling mungkin melakukan deteksi dini keterlambatan perkembangan, seperti
saat otangtua membawa anaknya untuk pemeriksaan rutin ataupun berobat karena sakit.
Disamping memperhatikan apa keluhan juga harus memperhatikan bagaiman pertumbuhan
dan perkembangan anak tersebut. Mereka akan selalu mendengarkan keluhan dan cerita
orangtua pasien. Walaupun demikian hanya sebagian saja yang melakukan secara rutin
ditempat prakteknya. Di Amerika hanya 30% dokter anak melaukan skrining secara formal.
Hal ini mungkin karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan
skrining. The America Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk melakukan
penapisan rutin tumbuh kembang pada setiap kunjungan anak. Penapisan pertumbuhan dan
perkembangan adalah suatu evaluasi singkat tentang pertumbuhan dan perkembangan pada
seorang anak sehingga dapat diketahui ada tidaknya penyimpangan atau keterlambatan..
Adanya pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap masalah kesehatan anak
merupakan suatu pelaksanaan survailan. Skrining merupakan upaya pengenalan
penyakit/kelainan yang belum diketahui dengan menggunakan test, pemeriksaan atau
prosedur lain yang dapat secara cepat membedakan orang yang tampak sehat, benar-benar
sehat, dengan yang tampak sehat tapi sesungguhnya sakit.1,2,3

Melalui Screening dan Surveillance kita dapat mengetahui secara dini adanya
penyimpangan (deviasi) dan gangguan (disorder) perkembangan pada anak dengan tolak
ukur anak normal. Sehingga diagnosis dan intervensi serta pegobatan dini dapat segera
dilakukan mengingat pentingnya masa Golden Age pada setiap anak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Parameter penilaian pertumbuhan

Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan


anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan
domain sosial dapat memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak. Pemantauan
pertumbuhan memerlukan alat, tehnik, standar/referensi interpretasi dan waktu yang tepat.
Tujuan pemantauan pertumbuhan adalah mendeteksi dini adanya gangguan pertumbuhan,
memantau status gizi dan meningkatkan gizi anak, menilai dampak kegiatan intervensi medis
dan nutrisi, serta deteksi dini yang mendasari gangguan pertumbuhan. Pertumbuhan seorang
anak hanya dapat dinilai dengan melihat “trend” arah ukuran antropometri dalam kurve
antropometri. Oleh karena itu pengukuran antropometri harus dilakukan secar serial, sehingga
bila terjadi pertumbuhan yang tidak adekuat (menyimpang dari kurva pertumbuhannya) bisa
dilakukan intervensi dini untuk mencegah terjadinya malnutrisi.(2). Anjuran dari AAP adalah
Berat badan lahir, 1 minggu, 1,2,4,6,9,12,18,2,3,4, dan 5 tahun. Pengukuran tinggi badan(TB)
panjang badan (PB) jadwal pemeriksaan dan pemantauan adalah saat lahir, 2,4,6,9,12 bulan
dan saat usia 1-2 tahun setiap 3 bulan dan di atas 3-21 tahun setiap tahun. Lingkar kepala
adalah lahir, 1,2,4,6,9, 12 dan 15 bulan. Alat yang sangat penting untuk penilaian
pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart), dilengkapi dengan alat timbangan
yang akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita pengukur. (1,2)

Langkah-langkah penilaian pertumbuhan


- Persiapan
- Mengukur pertumbuhan
- Melakukan plotting ke kurva pertumbuhan
- Interpretasi indikator-indikator pertumbuhan
- Konseling pertumbuhan dan asupan nutrisi
Persiapan: penyiapan instrumen seperti timbangan yang sudah ditera, papan pengukur
panjang badan, tinggi badan, pita pengukur lingkar kepala, grafik standar pertumbuhan anak,
KMS, WHO child growth standar sesuai kelompok umur dan jenis kelamin dan lingkar
kepala Nellhaus, WHO. (2,4)
B. Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap
kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan
hasil peningkatan / penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tullang, otot,
lemak, cairan tubuh dan lain lainnya. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada
saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap
perubahan sedikit saja, pengukuran obyektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan
apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugiannya,
indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau
tinggi kurus. Pengukuran dapat dilakukan dengan tepat bila menggunakan timbangan
elektronik, dalam menggunakan berpakaian atau menggunakan pakaian dalam saja.5

C. Tinggi badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.


Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat
terus sampai tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi
dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi
pesat kembali (pacu tumbuh adolsen), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada
umur 18-20 tahun. Tulang tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas ruas
tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan pengisian tulang pada ujung
atas dan bawah korpus korpus ruas ruas tulang belakang, sehingga tinggi badan sedikit
bertambah yaitu sekitar 3-5 mm. antara umur 30 sampai 45 tahun tinggi badan tetap statis,
kemudian menyusut.

Keuntungan indikator TB ini adlah pengukurannya obyektif dan dapat diulang alat
dapat dibuat sendiri, murah dan dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting), sebagai perbandingan terhadap perubahan
perubahan relatif, seperti nilai BB dan LLA.
D. Lingkar Kepala

Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir


pertumbuhan otak, apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada
lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal (mikrosefali), maka menunjukkan adanya
retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada
hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga LK lebih besar dari normal.
Sampai saa ini yang dipakai sebagai acuan untuk LK ini adalah kurve LK dari Nelhaus yang
diperoleh dari 14 penelitian di dunia, dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna
terhadap suku bangsa, ras, maupun secara geografi. Sehingga dapat digunakan juga di
Indonesia.4,5

Pertumbuhan LK paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu dari 34
cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47
cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. oleh karena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada
6 bulan pertama sampai umur 2 tahun karen pertumbuhan otak yang pesat, kecuali diperlukan
pada kasus hidrosefalus.

E. Lingkar lengan atas (LLA)

LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh
banyak olh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat. LLA dapat dipakai unuk
menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur satu tahun. Selanjutnya tidak
banyak berubah selama 1-3 tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murah,
bisa dibuat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh
siapapun. Sedangkan kerugiannya adalah LLA hanya untuk identifikasi anak dengan
gangguan gizi/pertumbuhan yag berat.4

F. Lipatan kulit

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh
kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam
keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih,
khususnya pada kasus obesitas.4
G. Parameter penilaian perkembangan

Perkembangan merupakan interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya. Ditandai oleh bertambahnya kemampuan dan ketrampilan dalam struktur
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan. Perkembangan
dipengauhi oleh faktor genetik dan lingkungan biopsikososial. Perkembangan dimulai pada
masa pranatal dan memiliki berbagai dimensi yang saling berhubungan, memilik variasi yang
besar dalam kecepatan dan sifatnya berkelanjutan.(1,3,4,6)

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun demikian ada
patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur
tertentu. Adanya patokan tersebut dimaksudkan agar anak yang belum mencapai tahap
kemampuan tertentu itu perlu dilatih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai
perkembangan yang optimal.1,2

Secara umum perkembangan dibagi dalam beberapa aspek antara lain :

1. Perkembangan motorik kasar dan motorik halus

Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan


pengendalian gerak tubuh, dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan
pusat motorik anak. Motorik kasar, gerakan yang melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan
biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Contohnya
gerakan telungkup, gerakan berjalan, gerakan berlari.

Motorik halus bila hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh
otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga. Gerakan halus ini memerlukan
koordinasi yang cermat. Contohnya gerakan mengambil benda dengan hanya ibu jari dan
telunjuk, gerakan memasukkan benda kecil ke dalam lubang, membuat prakarya.

Melalui latihan-latihan yang tepat gerakan-gerakan kasar dan halus ini dapat ditingkatkan
dalam hal keluwesan, kecepatan dan kecermatan. Sehingga secara bertahap seorang anak
akan bertambah terampil dan mahir melakukan gerakan-gerakan yang diperlukan guna
penyesuaian dirinya.
2. Komunikasi aktif dan pasif

Sebagai mahluk sosial anak akan selalu berada diantara atau bersama orang lain, agar
dicapai saling pengertian maka diperlukan kemampuan berkomunikasi. Pada bayi
kemampuan berkata-kata atau komunikasi aktif ini belum dapat dilakukan, ia menyatakan
perasaan dan keinginannya melalui tangisan dan gerakan. Meskipun demikian, komunikasi
dengan orang lain tetap dapat terjadi karena ia mengerti ucapan-ucapan orang lain.
Kesanggupan mengerti dan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh orang lain disebut
sebagai komunikasi pasif. Komunikasi aktif dan komunikasi pasif perlu dikembangkan secara
bertahap, anak dilatih untuk mau dan mampu berkomunikasi aktif (berbicara, mengucapkan
kalimat kalimat, bernyanyi dan bentuk ucapan lisan lainnya) dan komunikasi pasif (anak
mampu mengerti orang lain).

3. Perkembangan kecerdasan (kognisi)

Pada balita kemampuan berfikir mula-mula berkembang melalui kelima indra,


misalnya melihat warna-warna, mendengar suara atau bernyanyi, mengenal rasa. Melalui
kata-kata yang didengar dan diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu itu ada namanya.
Daya fikir dan pengertian mula-mula terbatas pada apa saja yang konkrit, yang dapat dilihat,
dipegang atau dimainkan. Melalui bermain-main serta latihan-latihan yang diberikan oleh
orang tua atau orang lain, setahap demi setahap anak akan mengenal, mengerti lingkungannya
dan memiliki kemampuan merencanakan persoalan. Semua konsep atau pengertian ini
kemudian meningkat sehingga memungkinkan anak untuk melakukan pemikiran-pemikiran
ke tingkat yang lebih tinggi, lebih abstrak, dan lebih majemuk, misalnya mengerti dan
menggunakan konsep sama berbeda, bertambah berkurang, sebab akibat dan lain-lain.

4. Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri dan tingkah laku sosial

Pada awal kehidupannya seorang anak bergantung pada orang lain dalam hal
pemenuhan kebutuhannya (misalnya makanan, pakaian, kesehatan, kasih sayang, pengertian
rasa aman dan kebutuhan akan perangsangan mental, sosial dan emosional). Kebutuhan
kebutuhan anak berubah dalam jumlah maupun derajat kualitasnya sesuai dengan
bertambahnya umur anak. Dengan makin mampunya anak melakukan gerakan motorik, anak
terdorong melakukan sendiri berbagai hal dan terdorong untuk bergaul dengan orang lain
selain anggota keluarganya sendiri. Orang tua harus melatih usaha mandiri anak, mula mula
dalam hal menolong kebutuhan anak itu sendiri sehari hari, misalnya makan minum, buang
air kecil dan sebagainya.

H. Skrining perkembangan

Uji tapis perkembangan ini dapat dilakukan baik oleh tenaga ahli/ tenaga kesehatan
maupun oleh orangtua sendiri. Demikian pula suatu alat uji skrining perkembangan harus
memenuhi syarat yaitu realible, valid, sensitif dan spesifik. Skrining perkembangan yang
dapat dilakukan oleh orangtua adalah: Parent’s Evaluation Developmental Scale (PEDS),
Age and Stages Quesionnaires(ASQ). Dan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan :
KPSP,CHAT,GPPH. Berbagai perangkat yang dapat dilakukan oleh tenaga ahli seperti
Denver II, Bayley Infant Neurodevelopmental Screener (BINS), Early language Milestone
Scale (ELMS) Battlelle Developmental Inventory (BDI), perkembangan Gessel, Munchent
test,CAT CLAMS, Bayley Screens Infant Development (BSID III), skala perkembangan
Griffiths.

Masing-masing alat tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan baik dari cara
pemeriksaan, batasan umur, sensitivitas dan spesifitas berbeda.(3)

1. Denver II

Merupakan revisi dari Denver Developmental Screening Test (DDST) digunakan


untuk mendeteksi dini penyimpangan perkembangan pada anak usia 0-6 tahun, berisi 125
gugus tugas yang disusun dalam formulir dengan 4 sektor perkembangan yakni motor kasar,
bicara bahasa, adafptif motor halus dan personal sosial. Uji ini membutuhkan waktu 30-45
menit.Denver II bukan bukan merupakan test IQ, tidak dibuat untuk mendapatkan diagnosis
maupun pengganti evaluasi diagnostik. Setelah menyelesaikan semua pemeriksaan, dilakukan
juga tes perilaku yang terdapat dalam formulir tersebut.Denver II mempunyai sensitivitas
83% dan spesifitas 43%.3

Langkah awal terlebih dahulu dipastikan usia anak. Pada anak dengan riwayat kurang
bulan harus dilakukan koreksi sampai anak usia 2 tahun. Interpretasi yang diperoleh adalah
normal jika tak ada keterlambatan atau hanya satu caution pada semua gugus yang dilewati
garis umur tersebut. Suspek apabila terdapat 2 atau lebih caution dan atau 1 atau lebih
keterlambatan. Tidak dapat diuji apabila ada penilaian menolak pada 1 atau lebih uji coba
sebelah kiri garis umur atau menolak 1 atau lebih pada gugus tugas yang melewati persentil
75-90%.

2. Clinical Linguistic & auditory Milestone Scale (CLAMS) Cognitif Adaftive


Test (CAT)8

Metode yang dapat menilai kemampuan bahasa,bicara dan kognitif pada usia sampai
3 tahun, yang pertama kali dikembangkan oleh dr. Arnold Capute sejak tahun 1960-an di
John Hopkins Hospital. Dan pertama kali dipublikasikan tahun 1973. Oleh karena itu disebut
juga CAPUTE SCALE.

CLAMS metode untuk menilai kemampuan bahasa ekspresif dan reseptif.


Kemampuan bahasa ekspresi ditanyakan pada orangtua atau pengasuh. Kemampuan bahasa
reseptif dinilai keterangan dari orangtua dan kemampuan yang ditunjukkan oleh anak di
depan pemeriksa. Uji ini seluruhnya ada 43 milestone terdiri dari : 26 untuk menilai
kemampuan bahasa ekspresif dan 17 untuk menilai bahasa reseptif. Sebanyak 11 uji
diantaranya harus dilakukan oleh anak.Tiap tingkatan umur ada1-4 milestone yang harus
ditanyakan atau diujikan pada pasien. Uiji ini dilakukan pada usia 1-12 bulan dengan interval
1bulan, 14,16,18,21,24,30,36 bulan.

CAT metode untuk menilai kemampuan visual motor yang merupakan salah satu
indikator kemampuan kognitif anak. Uji ini seluruhnya terdiri dari 57 milestones, setiap
tingkatan umur terdiri dari 1-4 milestone yang harus diujikan/ditanyakan pada anak.

Interpretasi hasil CAT dan CLAMS

- DQ .CAT dan atau CLAMS > 85 = umumnya normal


- DQ CAT atau CLAMS 75-85 = suspek gangguan perkembangan
- DQ CAT > 85 TETAPI CLAMS < 75 = gangguan komunikasi
- DQ CAT dan CLAMS < 75 = suspek retardasi mental
3. Pediatric Symptom Checklist (PSC)

Kuesioner ini dipublikasikan oleh Jelllinek dkk (1988) untuk skrining perilaku anak
umur 4-16 tahun berupa 35 perilaku anak yang harus dinilai oleh orangtua . Orangtua dapat
menjawab tidak pernah (nilai 0), kadang-kadang (nilai 1), atau sering (nilai 2), sesuai dengan
perilaku anaknya sehari-hari. Jika jumlah nilai seluruhnya lebih dari 28, maka anak perlu
dirujuk. Jika kurang dari 28 tidak perlu dirujuk.

4. Abbreviated Conners Rating Scale


Skring untuk mendeteksi adanya gangguan pemustan perhatian dan hiperakrifitas
pada anak usia 36 bulan ke atas. Formulir dengan 10 pertanyaan yang diajukan ke orang
tua/pengasuh dan pertanyaaan yang perlu pengamatan pemeriksa. Setiap pertanyaan diberi
nilai bobot nilai 0 bila keadaan tidak ditemukan pada anak, nilai 1: bila kadang-kadang
ditemukan pada anak,Nilai 2: bila sering ditemukan pada anak. Nilai 3 : bila keadaan selalu
ditemukan. Bila total skoring 13 atau lebih anak kemunginan ada gangguan pemusatan dan
perhatian sehingga memerlukan assesment dan intervensi.

5. Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)


American Academic of Pediatrics (AAP) sejak 2001 merekomendasikan CHAT
sebagai salah satu alat skrining untuk deteksi dini gangguan spectrum autistik (autistic
spectrum disorder) anak umur 18 bulan sampai 3 tahun, di samping PDDST (pervasive
developmental disorder screening test) yang diisi oleh orangtua. CHAT dikembangkan di
Inggris dan telah dipublikasikan oleh Cohen dkk,. sejak tahun 1992 serta telah digunakan
untuk skrining lebih dari 16.000 balita. Walaupun sensitivitasnya kurang, AAP menganjurkan
dokter menggunakan salah satu alat skrining tersebut. Bila dicurigai ada risiko autis atau
gangguan perkembangan lain maka dapat dirujuk untuk penilaian komprehensif dan
diagnostik.
Deteksi dini autis dilakukan pada anak umur 18-36 bulan, bila ada kecurigaan dari orang tua
atau pengasuh karena ada satu atau lebih dari :
- Keterlambatan bicara
- Gangguan komunikasi/interaksi sosial
- Perilaku yang berulang-ulang
Tanyakan dan amati perilaku anak, yang terdiri atas : Bagian A dengan 9 pertanyaan untuk
ibu/pengasuh : dengan memberikan jawaban YA/TIDAK dan Bagian B dengan 5 pertanyaan
bagi anak :dengan memberikan jawaban YA/TIDAK.
Interpretasi CHAT : risiko tinggi menderita autis apabila dipeoleh hasil tidak A5, A7,
B2-4 Risiko rendah menderita Autis apabila tidak A7, B4. Kemungkinan gangguan
perkembangan lain apabila tidak 3 atau lebih A1-4, A6, A8-9, B1, B5.

6. Kuesioner Pra Skrining perkembangan (KPSP)

Departemen kesehatan menggunakan peranagkat ini sebagai alat untuk mendeteksi


dini perkembangan ditingkat pelayanan primer. Uji ini dapat dilakukan untuk anak usia 3
bulan sampai 6 tahun dengan cara melakukan test langsung pada anak dan menanyakan
langsung kepada orangtua (laporan). Untuk setiap anak terdapat sepuluh item pertanyaan
yang mewakili motor kasar, motor halus, bicara dan bahasa serta personal sosial. KPSP
dilakukan saat anak usia 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66,72 bulan. Penilaian akhir
dengan menjumlahkan jawaban “ya” apabila jumlah 9-10 maka perkembangan anak sesuai,
jumlah “ya”7-8 maka perkembangan anak meragukan dan jawaban “ya”6 atau kurang maka
anak mengalami penyimpangan perkembangan.Sensitifitas uji ini sebesar 45% dan spesifitas
80%.

7. Parent’s Evaluation of Developmental Status (PEDS)

Praskrining perkembangan dengan PEDS dapat dipergunakan pada anak 0-8 tahun.
Berupa kuesioner yang berisi yangterdiri dari 10 pertanyaan pada orangtua yang berkaitan
dengan seluruh perkembangan aspek perkembangan anak seperti kofnitif, bahasa ekspresi,
maupun reseptif,motor kasar, motor halus, sosialisasi,perilaku, emosi, kemandirian dan
sekolah. Pemeriksaan membutuhkan waktu 2-3 menit.

Uji ini mudah dikerjakan baik oleh tenaga profesional maupun non profesional
maupun non profesional bahkan oleh orangtua. Sensitifitasnya 74-80% dan spesifitasnya 70-
80%. Uji ini dapat membantu mendeteksi anak yang mempunyai risiko gangguan
perkembangan maupun yang tidak memilki risiko.

8. Ages and Stage Questionares

1. Uji tapis ini dapat dipergunakan untuk anak usia 0-60 bulan. Uji tapis ini
dipergunakan untuk mendeteksi perkembangan bahasa, personal sosial, motor kasar
dan halus,kognitif. Uji tapis ini menggunakan kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan
untuk setiap usia anak. Pertanyaan dijawab yang (nilai 10) kadang-kadang (nilai5) dan
tidak (nilai 0). Keseluruhan nilai yang diperoleh dikonversi kenilai batas(cut off point)
untuk menentukan ada tidaknya gangguan perkembangan. Lama penggunaan uji ini
sekitar 5-15 menit. Nilai cut off point menujukkan perlu tidaknya dilakukan rujukan
atau evaluasi lebih lanjut.uji tapis ini mempunyai sensitifitas 70-90% dan spesifitas
79-91%..
BAB III

Kesimpulan

Tercapainya tumbuh kembang yang optimal sangat tergantung pada pemenuhan


kebutuhan dasar anak tsb. Salah satunya adalah deteksi dini tumbuh kembang melalui
kegiatan skrining. Yang dapat dilakukan oleh orangtua, tenaga kesehatan atau tenaga profesi
lainnya. Pemantauan hendaknya dilakukan secara berkala sehingga dapat terdeteksi lebih dini
serta dapat melakukan intervensi lebih dini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Needleman RD,Growth and Development. Dalam:Behrman RE,Kliegman RM,Jenson


HB,penyunting. Nelson tekxbook pediatrics,edisike-17.Philadelphia; Saunders,2004.h23-57.

2. Soetjiningsih, Tumbuh kembang anak. Dalam: Ranuh G, penyunting. Tumbuh kembang


anak, Jakarta EGC,1995.h. 1-32

3. Sekartini R, Skrining pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam: Pulungan AB,


Hendarto A, Hegar B, Oswari H, penyunting.Nutrition growth development CPD ,Jakarta
IDAI Jaya, 2006.h. 79-92

4.Narendra MB. Buku/standar tumbuh kembang. Dalam: Narendra MB, Sularyo


TS,Soetjingsih,Suyitno H,Ranuh G,penyunting. Buku ajar tumbuh kembang anak dan
remaja.Edisi pertama.Jakarta: Sagung Seto,2002.h.112-125

5.Needlman RD. Development assesment : Dalam Behrman RE, Kliegman RM,Arvin AM,
penyunting.Nelson textbook of pediatrics,,edisi-17.Philadelphia;Saunders,2004.h.56-66

6.Pemantauan pertumbuhan. Pedoman pelayanan medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.


Pudjiadi AH, Hegar B,Handryastuty S, Editor.IDAI, 2010.h. 205-220

7.Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang ditingkat pelayanan dasar. Jakarta, Departemen Kesehatan RI,2013. h.48-
68

8. Soejatmiko. Deteksi dini tumbuh kembang balita. Sari Pediatri; 3, 3, 2001,h. 175 - 188

9.Skrining gangguan bicara dan kognitif dengan CLAMS dan CAT. Pedoman pelayanan
medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pudjiadi AH, Hegar B,Handryastuty S,
Editor.IDAI,2010. h 281-283

10.Praskrining perkembangan Parent’s evaluation of developmental status. Pedoman


pelayanan medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pudjiadi AH, Hegar B,Handryastuty S,
Editor.IDAI,h 256-260

11. Ringwalt S. Development Screening & Assesment Instrument with Emphasis on social
and emotional development for young children ages birth thruogh five. 2008 diunduh dari :
http://www.nectac.org/~pdfs/pubs/screening.pdf
12. Vaughan VC.Assessment of Growth and Development During Infancy and Early
Childhood Pediatric review.2002.diunduh dari :
http://pedsinreview.aappublications.org/content/13/3/88.

13.Anderson,LM, Shinn C,Fullilove MT,Scrimshaw SC.The Effectiveness of Early


Childhood Development Programs A Systematic Review.Am J Prev Med 2003;24(3S): 32–
46

Anda mungkin juga menyukai