Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian

Stilistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gaya (style). Enkvist

(dalam Junus,1989: 4), mengemukakan beberapa pengertian gaya sebagai berikut;

1) bungkus yang membungkus inti pemikiran atau pernyataan yang telah ada

sebelumnya, 2) pilihan antara berbagai-bagai pernyataan yang mungkin; 3)

sekumpulan ciri pribadi, 4) penyimpangan daripada norma atau kaidah, 5)

sekumpulan ciri-ciri kolektif. Karya sastra menggunakan gaya sehingga dapat

dibedakan dengan karya lain. Salah satu manfaat Stilistika adalah menyelidiki

gaya bahasa yang digunakan dalam karya sastra.

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang dapat dikaji melalui analisis

Stilistika. Di dalam perpuisian dikenal adanya lisensi poetika, yaitu kebebasan

penyair untuk menyalahi kebiasaan berbahasa sehari-hari, termasuk menyalahi

kaidah-kaidah gramatika dan menggunakan majas dalam karya yang dibuatnya.

Namun, penyalahan dari kebiasaan berbahasa sehari-hari dalam puisi bukanlah hal

yang tidak sengaja dilakukan. Hal tersebut sengaja dilakukan sebab pengarang

memilki cara-cara tersendiri untuk “membungkus” karyanya dengan “kemasan”

khusus agar membedakan ciri khasnya dengan pengarang lain.

Gaya bahasa adalah sususnan perkataan yang terjadi karena perasaan yang

timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu

dalam hati pembaca, Muljana (dalam Sugi, 2008:322). Gaya bahasa dikenal juga

dengan istilah majas. Secara umum, kategorisasi majas dibedakan atas empat
yaitu, 1) gaya bahasa penegasan, 2) gaya bahasa sindiran, 3) gaya bahasa

pertentangan, dan 4) gaya bahasa perbandingan.

Berdasarkan pernyataa-pernyataan di atas, dilakukanlah analisis stilistika

terhadap puisi Indonesia yang bertopik pengemis. Analisis tersebut dilakukan

untuk mengetahui fitur-fitur apa yang digunakan oleh pengarang karya sastra

dengan gaya sebagai “kemasan” dalam “membungkus” karyanya. Setelah itu,

dibandingkanlah cara pengarang satu cara pengarang lain dalam “membungkus”

karya yang mereka buat

B. Analisis Gaya Bahasa

Puisi yang akan dianalisis adalah puisi yang bertopik “pengemis”. Penulis

membandingkan antara puisi “Balada Penegmis Jalan” dalam situs Wattpad

dengan puisi “Kepada Peminta-Minta” karya Chairil Anwar. Dari hasil

analisis tersebut ditemukanlah penggunaan gaya bahasa pada masing-masing

karya. Hasil analisis tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Personifikasi adalah jenis gaya bahasa perbandingan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak

bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan.

“Bising suara menyerang telinga” Mimpi (2017)


“Tak acuh akan pandangan sinis yang membuat hati teriris”Mimpi
(2017)
“Tak pulang setelah terik sang surya tenggelam” Mimpi (2017)
“Agar pulang nanti kujemput beras biar bersua dengan sendok dan
piring kosong” Mimpi (2007)

2. Simile adalah gaya bahasa perbandingan yang ditandai dengan kata

layaknya, bagaikan, seperti, dan bagai.


“Namun pilu dan haru biru, buukan obat yang menyenangkan
seperti pilus” Mimpi (2017)
3. Repetisi adalah gaya bahasa penegasan yang merupakan Perulangan kata,

frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat untuk memberikan

penegasan.

“Tak acuh akan kembung yang isi perutku,


Tak acuh akan bisik, sisa napas yang kuharap akan berisik,
Tak acuh akan pandangan sinis, yang membuat hati teriris”
Mimpi (2017)

“Mengganggu dalam mimpiku


Menghempas aku di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengaum di telingaku”

4. Pleonasme adalah gaya bahasa penegasan yang merupakan suatu pikiran

atau gagasan yang disampaikan secara berlebihan sehingga ada beberapa

keterangan yang kurang dibutuhkan.

“Dengan lapar dan perut keroncong” Mimpi (2017)

5. Metafora merupakan gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua

hal benda secara singkat.

“Nyata adalah derita dan perjuangan” Mimpi (2017)

6. Simbolik adalah gaya bahasa perbandingan yang melukiskan suatu

maksud dengan menggunakan simbol atau lambang.

“Nanah meleleh dari luka” Anwar (2010:78)

C. Simpulan

Setelah melihat hasil analisis pada subbagian sebelumnya, dapat dikatakan

bahwa masing-masing pengarang memiliki gaya tersendiri dalam membuat


puisi. Artinya, gaya sebagai kemasan dimiliki oleh karya Sastra sehingga

dapat dibedakan ciri khas antara pengarang satu dengan pengarang lain.

Walaupun terdapat penggunaan gaya bahasa yang sama natara pengarang satu

dengan pengarang lain dalam analisis puisi, namun persamaan gaya bahasa

tersebut tidak sama persis dan tidak secara keseluruhan.

D. Daftar Pustaka

Anwar, Chairil. 2010. Aku ini Binatang Jalang. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Junus, Umar. 1989. Stilistika Satu Pengantar. Selangor: Dewan Bahasa dan
Pustaka.

Mimpi, Kait. Taut Puisi. http://wattpad.com/249613007-kait-puisi-balada-


pengemis-jalanan. Diakses pada 18 April 2018.

Sugi, Anita Arrang. 2014. Strategi menyindir Dalam Lirik Lagu Iwan Fals:
Kajian Stilistika. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Budaya.
Universitas Hasanuddin: Makassar.

Anda mungkin juga menyukai