61y8doypy6 PDF
61y8doypy6 PDF
Sonometer adalah alat untuk menunjukkan hubungan antara frekuensi suara yang
dihasilkan oleh dawai yang dipetik, dan tegangan, panjang dan massa per satuan
panjang dari dawai. Hubungan ini biasanya disebut hukum Mersenne (Marin
Mersenne; 1588-1648). Untuk amplitudo getaran kecil, frekuensi sebanding dengan:
REFERENSI: Thomas B. Greenslade, Jr., "A Vertikal Sonometer", Phys. Teach., 24, 90-
91 (1986)
ALAT UKUR BUNYI^^
BAB I
PENDAHULUAN
Bunyi merupakan suatu gelombang longitudinal hasil dari suatu getaran yang dapat
merangsang indra pendengaran. Pandangan bahwa bunyi merambat seperti
gelombang air pertama kali dikemukakan oleh Marcus Vitruvins Pollio di Romawi,
pada satu abad sebelum Masehi.
Makalah ini akan memaparkan alat pengukur mengenai bunyi. Seperti intensitas
bunyi, frekuensi bunyi, pembalikan bunyi, dan kebisingan.
1.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu peserta diskusi dapat
memahami alat-alat yang digunakan untuk mengukur intensitas bunyi, frekuensi
bunyi, pembalikan bunyi, dan kebisingan.
BAB II
DASAR TEORI
Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas, tetapi tidak
bisa melalui vakum, karena di tempat vakum tidak ada partikel zat yang akan
mentransmisikan getaran. Kemampuan gelombang bunyi untuk menempuh jarak
tertentu dalam satu waktu disebut kecepatan bunyi. Kecepatan bunyi di udara
bervariasi, bergantung temperatur udara dan kerapatannya. Apabila temperatur
udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi
kerapatan udara, maka bunyi semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam zat
cair lebih besar daripada cepat rambat bunyi di udara. Sementara itu, kecepatan
bunyi pada zat padat lebih besar daripada cepat rambat bunyi dalam zat cair dan
udara.
Pada umumnya, bunyi memiliki tiga sifat, yaitu tinggi rendah bunyi, kuat lemah
bunyi, dan warna bunyi. Tinggi rendah bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang
diterima oleh telinga manusia berdasarkan frekuensi (jumlah getaran per detik).
Tinggi suara ( pitch) menunjukkan sifat bunyi yang mencirikan ketinggian atau
kerendahannya terhadap seorang pengamat. Sifat ini berhubungan dengan
frekuensi, namun tidak sama. Kekerasan bunyi juga memengaruhi titi nada. Hingga
1.000 Hz, meningkatnya kekerasan mengakibatkan turunnya titi nada. Gelombang
bunyi dibatasi oleh jangkauan frekuensi yang dapat merangsang telinga dan otak
manusia kepada sensasi pendengaran. Jangkauan ini adalah 20 Hz sampai 20.000
Hz, di mana telinga manusia normal mampu mendengar suatu bunyi. Jangkauan
frekuensi ini disebut audiosonik. Sebuah gelombang bunyi yang memiliki frekuensi
di bawah 20 Hz dinamakan sebuah gelombang infrasonik.Sementara itu, bunyi yang
memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Banyak hewan yang dapat
mendengar bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz. Misalnya, kelelawar dapat
mendeteksi bunyi yang frekuensinya sampai 100.000 Hz, dan anjing dapat
mendengar bunyi setinggi 50.000 Hz.
Kelelawar menggunakan ultrasonik sebagai alat penyuara gema untuk terbang dan
berburu. Kelelawar mengeluarkan decitan yang sangat tinggi dan menggunakan
telinganya yang besar untuk menangkap mangsanya. Gema itu memberitahu
kelelawar mengenai lokasi mangsanya atau rintangan di depannya (misalnya pohon
atau dinding gua).
Kuat lemah atau intensitas bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang diterima
oleh telinga manusia berdasarkan amplitudo dari gelombang tersebut. Amplitudo
adalah simpangan maksimum, yaitu simpangan terjauh gelombang dari titik
setimbangnya.Intensitas menunjukkan sejauh mana bunyi dapat terdengar. Jika
intensitasnya kecil, bunyi akan melemah dan tidak dapat terdengar. Namun, apabila
intensitasnya besar, bunyi menjadi semakin kuat, sehingga berbahaya bagi alat
pendengaran. Untuk mengetahui hubungan antara amplitudo dan kuat nada, dapat
diketahui dengan melakukan percobaan menggunakan garputala. Garputala
dipukulkan ke meja dengan dua pukulan yang berbeda, akan dihasilkan yaitu
pukulan yang keras menghasilkan bunyi yang lebih kuat.
Hal ini menunjukkan bahwa amplitudo getaran yang terjadi lebih besar. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kuat lemahnya nada atau bunyi bergantung
pada besar kecilnya amplitudo. Semakin besar amplitudo getaran, maka semakin
kuat pula bunyi yang dihasilkan.
Warna bunyi adalah bunyi yang diterima oleh alat pendengaran berdasarkan
sumber getarannya. Sumber getaran yang berbeda akan menghasilkan bentuk
gelombang bunyi yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan nada yang sama dari
dua sumber getaran yang berbeda pada telinga manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ALAT-ALAT UKUR BUNYI
3.1.1 Sonometer
Sonometer adalah alat untuk menyelidiki frekuensi getaran senar. Alat ini terdiri
atas sebuah kotak kosong yang berlubang dengan kawat yang ditegangkan di
atasnya. Satu ujung kawat diikat dan satu ujung yang lain diberi beban lewat katrol.
Jika kawat digetarkan, maka nada yang dihasilkan dapat ditala dengan garpu tala.
Dengan demikian, efek dari panjang kawat dan tegangan (beban) dapat diselidiki.
Dimana :
f = Frekuensi (Hz)
http://www.ibotz.com/media/catalog/product/cache/1/image/9df78eab33525d08d6e
5fb8d27136e95/s/o/so58350..jpg
Alat ukur bunyi mengukur beda tekanan dalam ruang terpisah pada tiap bentuk
ruang bunyi. Jika tekanan yang diukur disesuaikan dengan keadaan sekitar, maka
ruang terpisah yang lebih rendah lepas ke udara dan ukuran tekanannya diukur. Jika
ruang terpisah yang lebih rendah dipisahkan untuk membentuk ruang hampa, maka
tekanan yang teruukur akan berada pada satuan mutlak. Bagaimanapun, untuk
mengukur perbedaan tekanan, tekanan yang lebih tinggi dihubungkan kepada
puncak ruang dan tekanan yang lebih rendah pada bagian dasarnya.
http://4.bp.blogspot.com/_ceIqbmU0gKU/TKhC_W6C84I/AAAAAAAAACs/v4XB8TNpz1
4/s1600/3.bmp
Alat ukur bunyi digunakan pada aplikasi jika tekanan yang sangat rendah diperlukan
untuk pengukuran, khususnya pada nilai 0- 250 Pa.
Sound level meter adalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila ada
benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara
yang dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakkan meter
penunjuk. Sebuah alat ukur kebisingan disebut Sound Meter. Alat ini didesign
memberikan respon seperti telinga manusia dengan memasukkan sebuah penguat
dalam rangkaian elektroniknya yang memberikan penguatan tegangan yang lebih
kecil pada frekuensi rendah dan tinggi. Alat ukur ini ditandai dalam satuan desibel
(disingkat dB). Desibel (Lambang Internasional = dB) adalah satuan untuk
mengukur intensitas suara. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena
merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu "Bell" (Alexander Graham
Bell).Sound meter, ada 2 jenis yaitu :
1. Sound meter analog, pada instrumen ini disusun dari rangkaian listrik yang
didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi suatu
bacaan angka pada skala.
clip_image004
2. Sound meter digital, pada instrument ini disusun dari rangkaian listrik yang
didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi bacaan
angka yang terdisplai pada layar.
clip_image006
Ketepatan alat jenis ini jauh lebih baik daripada jenis analog pada umumnya, yaitu
lebih kecil daripada 1% dan sering hanya 0,1 %. Kesalahan penunjukan akan
dihilang oleh display digital.
Walaupun instrumen digital pasti lebih mudah dan jelas dibaca oleh semua orang,
tetapi itu hanya benar kalau besaran yang diukur bersifat statis. Untuk mengukur
besaran secara relatif berubah pelan-pelan, sound meter analog lebih sesuai.
Karena itulah, sound meter analog lebih cocok untuk memperlihatkan trend
( kecendrungan ) jenjang ukuran.
Dalam setiap alat ukur pastilah memiliki prinsip kerja yang harus dipahami oleh
orang atau praktikan yang akan menggunakan alat ukur yang akan digunakan.
Dalam alat ukur Sound Meter menggunakan sistem pengukuran ini biasanya
dibangun dari sejumlah hubungan antar komponen.
Pada gambar 3 menunjukkan prinsip dasar alat meteran kebisingan suara (Sound
Meter)
clip_image008
clip_image009
· Gerakan ini selanjutnya diubah menjadi tegangan oleh tranduser yang cocok
biasanya tipe kapasitansi piezoelektrik atau tipe kumparan berputar.
· Tegangan keluaran mikrofon secara umum adalah sangat kecil dan pada suatu
tingkat impedansi tinggi; sehingga pada keluaran mikrofon dipergunakan penguat
dengan impedansi masukan dan penguatan yang tinggi. Penguat ac sederhana
relative dapat digunakan, karena tidak diperlukan tanggapan terhadap tegangan
yang static (tak berubah) atau tegangan yang berubah secara perlahan.
Pada sound level meter tipe S2A, kalibrasi sound meter dilakukan dengan hati-hati.
Kalibrasikan sound meter sebelum melakukan tes suara. Menggunakan calibrator
yang disetujui pabriknya.
Prosedur Pengukuran
Kekuatan bunyi bergantung pada amplitudo gelombang bunyi. Gelombang suara
diudara yang mengelilingi kita merupakan akibat adanya perubahan tekanan yang
sangat kecil dan cepat. Tingkat tekanan suara ( SPL = the sound pressure level )
didefinisikan
Nilai rms dari komponen fluktuasi tekanan digunakan karena kebanyakan suara
adalah sinyal acak bukan gelombang sinus murni. Nilai 0,0002 µbar digunakan
sebagai nilai acuan standar dari tekanan terhadap tekanan lain diperbandingkan
dengan pers ( 3.1 ).
Perhatikan, apabila p = 0,0002 µbar, tingkat tekanan suara adalah 0 dB. Nilai ini
telah dipilih secara sembarang, tetapi mewakili ambang rata-rata dari pendengaran
manusia jika suatu nada 1000 Hz digunakan. Tingkat 0 dB telah dipilih sebagai
fluktuasi tekanan terendah yang dapat dirasakan manusia secara normal.
Dalam sound level meter tipe S2A analog, memiliki tombol ON dan OFF dimana
tombol tersebut memerintah dalam pengoperasiannya. Tombol ON mengaktifkan
instrument tersebut, dan Tombol OFF untuk mengnonaktifkan instrument.
Adapun pengukuran pada instrument ini, sangat mudah dan sederhana yaitu :
3. Pada pembacaan meter ini, jika jarum penunjuk skala bergerak ke kanan (+)
dan ke kiri (-).
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRC9nWFmTh8Q-
df6uP8G_8TISU0B1hEwABerqQZXpp5A2WtQ4gP
1. Tabung resonansi
2. Garpu tala
Prinsip Kerja
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
bergetar dengan frekuensi yang sama atau frekuensi yang satu merupakan
kelipatan frekuensi yang lain.
v=lxf
=n+1
= n + 1 ; dengan n = 0,1,2,…
Bila panjang kolom udara dalam tabung tidak diubah, maka hanya frekuensi-
frekuensi tertentu saja yang menghasilkan resonansi. Maka persamaannya sebagai
berikut :
n ; dimana n = 0,1,2,3,...lln =
http://t1.gstatic.com/images?
q=tbn:ANd9GcRWVojSlBfnyF_mQPywN69ppZXOKGX9H4sWQ898Pqw3VjYZaijN
Gambar gelombang
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQDr9Gj7AQHQkgupSb-
bR14klOvIx_2mPtEmsaHSE3j7-pdhinE0A
n = 0àln = n ;untuk fo
f1 =àf1 =
2 =àl2 = 2
f2 =àf2 =
Dengan demikian, untuk nilai kecepatan perambatan gelombang yang sama, akan
diperoleh perbandingan antara frekuensi nada-nada pada tabung resonansi, sebagai
berikut :
f0 : f1 : f2 = : :
f0 : f1 : f2 = 1 : 3 : 5
Secara umum, bentuk persamaan frekuensi harmonik dari tabung resonansi dapat
dirumuskan menjadi
fn = v
dengan n = 0,1,2,…
Peristiwa resonansi ini banyak sekali dimanfaatkan dalam kehidupan, misalnya saja
resonansi gelombang suara pada alat-alat musik. Gelombang suara merupakan
mekanik yang dapat dipandang sebagai gelombang simpangan maupun sebagai
gelombang tekanan.
Prosedur Pengukuran
5. Menurunkan terus permukaan hingga diperoleh bunyi nyaring kedua. Ukur tinggi
kolom udara.
6. Menurunkan lagi permukaan hingga diperoleh bunyi nyaring ketiga. Mengukur
tinggi kolom udara.
v=fx.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
2. Alat Pendeteksi d/p pembalikan bunyi digunakan pada aplikasi jika tekanan
yang sangat rendah diperlukan untuk pengukuran, khususnya pada nilai 0- 250 Pa.
3. Sebuah alat ukur kebisingan disebut Sound Meter atau biasa dikenal Sound
Level Meter (SLM)
5. Jika gelombang suara merambat dalam suatu tabung berisi udara, maka
antara gelombang datang dan gelombang yang dipantulkan oleh dasar tabung akan
terjadi superposisi, sehingga dapat timbul resonansi gelombang berdiri.
(Fisikanesia). Bunyi adalah gelombang merambat dalam bentuk gelombang
longitudinal. Setiap gelombang selalu mempunyai panjang gelombang, frekuensi
atau period, dan amplitud gelombang. Dengan demikian, bunyi juga mempunyai
besaran-besaran tersebut. Besaran-besaran itulah yang menentukan jenis bunyi.
Jika kita memukul bedug atau gendang, kita akan mendengar bunyi bedug. Semakin
kuat kita memukul, semakin keras bunyi yang kita dengar. Saat kita memukul
bedug lebih keras, getaran yang terjadi juga lebih kuat. Artinya, amplitud getaran
yang terjadi lebih besar.
Hal ini menunjukkan bahwa kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudnya. Jika
senar gitar kita kencangkan (tegangkan), bunyi yang dihasilkan terdengar lebih
nyaring. Jika kita perhatikan dengan saksama, kecepatan bergetar senar yang
kencang lebih besar daripada kecepatan bergetar senar yang kendor. Hal ini
menunjukkan bahwa nyaring tidaknya bunyi ditentukan oleh frekuensinya
(kecepatan bergetar). Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara frekuensi
nada dan frekuensi senar adalah Mersenne (fisikawan Prancis). Alat yang digunakan
yaitu sonometer. Hukum Marsenne berbunyi:
panjang dawai: makin pendek dawai, makin tinggi frekuensi yang dihasilkan;
tegangan dawai: makin tegang dawai, makin tinggi frekuensi yang dihasilkan;
massa jenis bahan dawai: makin besar massa jenisnya, frekuensi yang dihasilkan
makin rendah; penampang dawai: makin besar luas penampang dawai, frekuensi
yang dihasilkan makin rendah.
Pada seruling, makin pendek kolom udara, makin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
Panjang kolom udara pada seruling diatur dengan cara menutup lubang-Iubang
udara dengan jari.
Hukum Mersenne
Gambar: Sonometer
1) Semakin panjang jarak tumpuan senar, frekuensi senar makin rendah. Dengan
demikian, frekuensi senar berbanding terbalik dengan panjang tumpuan senar.
2) Semakin besar luas penampang senar, frekuensi senar makin rendah sehingga
frekuensi senar berbanding terbalik dengan akar luas penampang senar.
4) Semakin besar massa jenis senar, frekuensi senar semakin kecil. Dengan
demikian, frekuensi senar berbanding terbalik dengan akar massa jenis.
Rumus Hukum Mersenne
Keterangan:
Seutas senar panjangnya 50 cm. Ketika senar tersebut dipetik, senar menghasilkan
frekuensi 160 Hz. Tentukan frekuensi senar dari bahan yang sama yang panjangnya
3 kali panjang senar tersebut jika tegangan senar keduanya sama besar!
Penyelesaian:
Jadi, frekuensi senar yang panjangnya 3 kali panjang senar I adalah 480 Hz.
Bunyi Hukum Mersenne
Marin Mersennus atau le Père Mersenne yang biasa dikenal dengan sebutan Mersenne, lahir
di Sarte, Prancis pada tanggal 8 September 1588. Mersenne adalah "pusat dari dunia ilmu
pengetahuan dan matematika pada paruh pertama tahun 1600-an."
Mersenne kecil lahir dari keluarga yang miskin. Orangtuanya adalah seorang petani. Ia dididik di
Le Mans dan di Jesuit College of La Flèche . Pada tanggal 17 Juli 1611, ia bergabung dengan
Friars Minim , dan setelah mempelajari teologi dan Ibrani di Paris, ia lalu menerima penuh
perintah suci pada 1613.
Antara 1614 dan 1618, ia mengajar teologi dan filsafat di Nevers. Pada tahun 1620, ia kembali
ke Paris, Prancis lalu tinggal di sebuah biara yang bernama L'Annonciade. Ia belajar ia belajar
matematika dan musik bersama Rene Descartes , Étienne Pascal , Gilles de Roberval dan
Nicolas-Claude Fabri de Peiresc.
Dia mengajar teologi dan filsafat di Nevers dan Paris. Tahun 1635 Mersenne bertemu dengan
Tommaso Campanella , tetapi menyimpulkan bahwa ia bisa "mengajarkan apa-apa dalam ilmu
(...) tapi ia masih memiliki memori yang baik dan imajinasi yang subur." Mersenne bertanya
apakah René Descartes ingin Campanella datang ke Belanda untuk bertemu dengannya, tapi
Descartes menurun. Ia mengunjungi Italia lima belas kali, tahun 1640, 1641 dan 1645. Pada
1643-1644 Mersenne juga berhubungan dengan Jerman Socinian Ruar Marcin tentang ide
Copernicus dari Pierre Gassendi , menemukan Ruar sudah menjadi pendukung posisi Gassendi
itu.
Mersenne juga dikenang hari ini berkat hubungannya dengan bilangan prima Mersenne . The
twister Mersenne , nama untuknya, sering digunakan dalam teknik komputer, dan merupakan
pusat bidang-bidang seperti kriptografi.
Namun, Mersenne tidak terutama matematika, ia menulis tentang teori musik dan mata pelajaran
lainnya. Dia diedit karya Euclid , Apollonius , Archimedes , dan lainnya matematikawan Yunani .
Tapi mungkin kontribusi paling penting untuk kemajuan pembelajaran adalah korespondensi
yang luas (dalam bahasa Latin ) dengan matematikawan dan ilmuwan lainnya di banyak negara.
Pada saat yang jurnal ilmiah belum terwujud, Mersenne adalah pusat dari jaringan untuk
pertukaran informasi.
Karya filosofisnya ditandai dengan beasiswa yang luas dan ortodoksi teologis sempit. Pelayanan-
Nya terbesar bagi filsafat adalah pertahanan antusias nya Descartes, yang agen dia di Paris dan
siapa dia mengunjungi di pengasingan di Belanda . Ia diserahkan ke berbagai pemikir terkemuka
Paris salinan naskah Renungan tentang Filsafat Pertama , dan membela ortodoksi terhadap kritik
ulama banyak.
Di kemudian hari, ia menyerah pemikiran spekulatif dan berbalik untuk penelitian ilmiah,
khususnya dalam matematika, fisika dan astronomi. Dalam hubungan ini, paling terkenal karya
nya Traité de l'harmonie universelle (juga disebut sebagai Harmonie universelle) dari 1636,
berurusan dengan teori musik dan alat musik . Hal ini dianggap sebagai sumber informasi
tentang abad ke-17 musik, terutama musik Perancis dan musisi , untuk menyaingi bahkan karya
Pietro Cerone .
Salah satu dari banyak kontribusi untuk penyetelan musik teori adalah saran
sebagai rasio untuk sama-marah semitone ( ). Itu lebih akurat (0,44 sen tajam) dari Vincenzo
Galilei 's 18/17 (1,05 sen datar), dan dapat dibangun dengan menggunakan straightedge dan
kompas . Deskripsi Mersenne dalam 1636 Harmonie universelle penentuan absolut pertama dari
frekuensi nada terdengar (pada 84 Hz) menyiratkan bahwa ia telah menunjukkan bahwa rasio
mutlak-frekuensi dua string bergetar, memancarkan nada musik dan yang oktaf , adalah 1: 2.
Keharmonisan yang dirasakan ( harmoni ) dari dua catatan tersebut akan dijelaskan jika rasio
frekuensi osilasi udara juga 1: 2, yang pada gilirannya konsisten dengan hipotesis sumber-air-
gerak-frekuensi-kesetaraan.
Dia juga melakukan percobaan yang luas untuk menentukan percepatan benda jatuh dengan
membandingkan mereka dengan ayunan pendulum , dilaporkan dalam bukunya Cogitata Fisiko-
Mathematica tahun 1644.
Dia adalah yang pertama untuk mengukur panjang pendulum detik , yang merupakan pendulum
yang ayunan mengambil satu detik, dan yang pertama untuk mengamati bahwa ayunan
pendulum itu tidak isochronous seperti Galileo berpikir, tetapi perubahan besar memakan waktu
lebih lama daripada perubahan kecil.
Mersenne jatuh sakit setelah kunjungannya untuk melihat Descartes pada bulan Juli 1648 dan,
sayangnya, kesehatannya tidak pernah membaik. Dia disarankan untuk mencampur anggur
dengan air untuk membantunya mendapatkan hasil lebih baik, namun ia tidak minum anggur.
Dia memiliki penyakit abses pada paru-paru tetapi ahli bedah tidak dapat menemukannya.
Mersenne sendiri menunjukkan bahwa sayatan, yang ia minta, terlalu rendah. Gassendi ada di
sana untuk melihat Mersenne dan seluruh penyakitnya dan tetap dengan dia sampai kematiannya
pada 1 September 1648 di Paris, hanya 8 hari dari 60 ulang tahun nya.
Mersenne meninggal pada tanggal 1 September 1648 akibat komplikasi yang timbul dari suatu
abses paru-paru.
Kenangan
L'Harmonie Universelle (1637)
Buku ini berisi Hukum Mersenne yang menggambarkan frekuensi osilasi dari string
membentang. Frekuensi ini adalah:
a) Invers sebanding dengan panjang string (ini sebenarnya dikenal bagi nenek moyang, dan
biasanya dikreditkan ke Pythagoras sendiri).
b) proporsional dengan akar kuadrat dari kekuatan peregangan, dan
c) Inverse sebanding dengan akar kuadrat dari massa per satuan panjang.
Formula yang tepat untuk frekuensi terendah adalah
di mana f adalah frekuensi, L adalah panjang, T adalah gaya dan μ adalah massa per satuan
panjang.
Dalam buku ini, Mersenne, seorang murid René Descartes , juga memperkenalkan konsep
inovasi beberapa yang dapat dianggap sebagai dasar dari teleskop mencerminkan modern:
- Alih-alih menggunakan lensa mata, seperti yang dilakukan Galileo yang harus memiringkan
cermin untuk memiliki akses mudah ke gambar, Mersenne memperkenalkan gagasan
revolusioner cermin kedua yang akan memantulkan cahaya yang datang dari cermin pertama.
Hal ini memungkinkan seseorang untuk memfokuskan gambar di belakang cermin primer di
mana lubang yang dibor di tengah untuk membuka blokir sinar.
- Mersenne menemukan teleskop afocal dan kompresor balok yang berguna dalam banyak
multiple-cermin desain teleskop.
- Mersenne dikenal juga bahwa ia bisa memperbaiki penyimpangan bola dari teleskop dengan
menggunakan cermin nonspherical dan bahwa dalam kasus tertentu pengaturan afocal ia bisa
melakukan koreksi ini dengan menggunakan dua cermin parabola.
- Jauh lebih awal dari Laurent Cassegrain , ia menemukan susunan dasar kombinasi teleskop dua
cermin, cermin cekung utama terkait dengan cermin cembung sekunder dan menemukan efek
tele yang sangat penting dalam mencerminkan teleskop, meskipun jelas bahwa ia jauh dari
setelah mengerti semua implikasi dari penemuan itu.
Sayangnya, karena kritik keras bahwa ia temui, terutama dari René Descartes, ia tidak berusaha
untuk membangun teleskop penemuannya sendiri.
Marin Mersenne adalah pusat pendekatan matematika baru untuk alam di Paris pada tahun
1630 dan 1640 s s. Intelektual, dia adalah salah satu yang paling antusias praktisi dari program
itu, dan menerbitkan sejumlah buku berpengaruh di dekade yang penting. Tetapi Mersenne
memulai karirnya dengan cara yang agak berbeda. Pada awal 1.620 s, Mersenne dikenal di
Paris terutama sebagai penulis pada topik agama, dan pembela gigih Aristoteles terhadap
serangan oleh orang-orang yang akan menggantikannya dengan filosofi baru. ... Pada awal
1.620 s, Mersenne terdaftar Galileo antara inovator di alam filosofi yang dilihat harus ditolak.
Namun, dengan tahun 1630-an s, kurang dari satu dekade kemudian, Mersenne telah menjadi
salah satu Galileo pendukung yang paling bersemangat.
Sepanjang hidupnya Mersenne membantu para ilmuwan terkenal berpotensi dengan
mengarahkan mereka ke arah yang benar dan menasihati beberapa langkah berikutnya untuk
mengambil keputusan.
Dia tidak pernah menyerah seumur hidup keinginannya untuk memajukan ilmu pengetahuan. Dia
bahkan meminta, dalam surat wasiatnya, supaya tubuhnya digunakan untuk penelitian biologi.
Sumber, en.Wikipedia
Buku Inspirasi dari Manusia 2009
Biography.com
Flickr
www-history.mcs.st-and.ac.uk
Date : 10:08 PM
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam
dawai. Perhatikan gambar di bawah ini.
Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat
halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g
gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo yang
ditimbulkan oleh garpu tala konstan.
Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Dalam kawat akan
terbentuk pola gelombang stasioner. Jika diamati akan terlihat adanya simpul dan perut di antara
simpul-silpul tersebut. Diantara simpul-simpul itu antara lain adalah A dan K, yaitu ujung-ujung
kawat tersebut, ujung A pada garpu tala dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol.
Pada seluruh panjang kawat AK = L dibuat terjadi 4 gelombang, maka kawat mempunyai λ 1 = ¼
L. Jika f adalah frekuensi getaran tersebut, maka cepat rambat gelombang dalam kawat adalah v 1
= f . λ1 = ¼ fL. Jadi, sekarang beban ditambah hingga menjadi 4 gram, maka pada seluruh
panjang kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang, jadi 2λ 2 = L, λ2 = ½ L sehingga : v2 = f . λ2 =
½ fL
Kemudian beban dijadikan 16 gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu
gelombang, jadi : λ3 = L, maka v3 = f . λ3 = f L. Beban dijadikan 64 gram, maka pada seluruh
panjang kawat hanya terjadi 1/2 gelombang, jadi : ½ λ4 = L ; λ4 =2 L sehingga
v4 = f . λ4 = 2f . L
Dari hasil pengamatan ini, maka timbul suatu anggapan atau dugaan, bahwa agaknya ada
hubungan antara cepat rambat gelombang dengan berat beban, yang pada hakekatnya merupakan
tegangan dalam kawat. data pengamatan tersebut di atas kita susun sebagai :
Pengamatan I F1 = g l1 = ¼ L v1 = ¼ fL
Pengamatan II F2 = 4g l2 = ½ L V2 = ½ fL
Pengamatan IV F4 = 64g l4 = 2L V4 = 2 fL
Kesimpulan:
Cepat rambat gelombang dalam tali, kawat, dawai berbanding senilai dengan akar gaya
tegangan kawat, tali dawai tersebut.
Percobaan di atas diulang kembali dengan bahan sama, panjang kawat tetap, beban sama
(dimulai dari 16g gram), hanya saja luas penampang kawat dibuat 4 kali lipat, maka dapat kita
amati sebagai berikut :
λ1’= ½ L ; v'1 = ½ fL
v1’/v3 = ½
Percobaan diulangi lagi dengan beban tetap 16g gram, akan tetapi kawat diganti dengan kawat
yang berpenampang 16 kali lipat (dari bahan yang sama dan panjang tetap), maka dalam kawat
terjadi 4 gelombang, sehingga :
dan m3 = 16 m1. Berdasarkan data percobaan kedua, maka setelah diolah sebagai berikut :
Cepat rambat gelombang berbanding balik nilai akar kuadrat massa kawat, asalkan panjangnya
tetap.
Percobaan selanjutnya diulangi lagi, akan tetapi diusahakan agar massa kawat antara simpul-
simpul A dan K tetap, sedangkan panjang AK variabel. Ternyata cepat rambatnyapun berubah
pula, meskipun beban tidak berubah, Kalau jarak AK menjadi ¼ jarak semula yaitu = ¼ L, maka
cepat rambatnya menjadi ½ kali semula, sebaliknya jika panjang kawat AK dilipat empatkan dari
AK semula, menjadi 4L, maka cepat rambatnya menjadi 2 kali cepat rambat semula, asalkan
massa kawat tetap. Dari percobaan ketiga ini dapatlah disimpulkan.
Untuk massa kawat yang tetap, maka cepat rambat gelombang berbanding senilai dengan akar
kuadrat panjang kawat.
Kesimpulan (2) dan (3) dapat disatukan menjadi : Cepat rambat gelombang dalam kawat
berbanding terbalik nilai dengan akar massa persatuan panjang kawat.
Jika massa persatuan panjang kawat ini dimisalkan atau dilambangkan dengan, maka kesimpulan
(1) sampai dengan (3) di atas dapat dirumuskan menjadi :
......................................................1.17
Dengan:
Cepat rambat gelombang transversal pada dawai yang tegang sebesar 10 m/s saat besar
tegangannya 150 N. Jika dawai diperpanjang dua kali dan tegangannya dijadikan 600 N maka
tentukan cepat rambat gelombang pada dawai tersebut!
Penyelesaian
Dari soal di atas dapat dibuatkan peta konsep dan beberapa metode penyelesaian seperti di
bawah.
v1 = 10 m/s, F1 = 150 N, L1 = L
v2 = ? , F2 = 600 N, l2 = 2L
→ 10 = → 100 =
Keadaan kedua
= = 20 m/s
hukum melde
Apabila vibrator dihidupkan maka tali akan bergetar sehingga pada tali akan merambat
gelombang transversal. Kemudian vibrator digeser menjauhi atau mendekati katrol secara
perlahan-lahan sehingga pada tali timbul gelombang stasioner.
Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur panjang gelombang yang terjadi
( Orang yang pertama kali melakukan percobaan mengukur cepat rambat gelombang adalah
Melde, sehingga percobaan seperti di atas dikenal dengan sebutan Percobaan Melde.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa kecepatan merambat gelombang transversal pada
dawai :
a. berbanding lurus dengan akar panjang dawai,
b. berbanding terbalik dengan akar massa dawai,
c. berbanding lurus dengan akar gaya tegangan dawai,
d. berbanding terbalik dengan akar massa per satuan panjang dawai,
e. berbanding terbalik dengan akar massa jenis dawai,
f. berbanding terbalik dengan akar luas penampang dawai.
Gelombang Bunyi Gelombang bunyi merupakan salah satu contoh dari gelombang mekanik,
yaitu gelombang merambat memerlukan zat perantara (medium perantara). Gelombang bunyi
adalah gelombang mekanik yang berbentuk gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah
rambatannya sejajar dengan arah getarannya.
Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, benda yang bergetar disebut sumber
bunyi. Karena bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, maka kuat kerasnya bunyi tergantung
pada amplitudo getarannya. Makin besar amplitudo getarannya, makin keras bunyi terdengar dan
sebaliknya makin kecil amplitudonya, makin lemah bunyi yang terdengar.
Di samping itu, keras lemahnya bunyi juga tergantung pada jarak terhadap sumber bunyi, makin
dekat dengan sumber bunyi, bunyi terdengar makin keras dan sebaliknya makin jauh dari sumber
bunyi, makin lemah bunyi yang kita dengar.
Gelombang bunyi berdasarkan daya pendengaran manusia dibedakan menjadi menjadi tiga,
yaitu audio/bunyi, infrasonik dan ultrasonik. Audio yaitu daerah gelombang bunyi yang dapat
didengar oleh telinga manusia yang memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz.
Infrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz. Sedangkan
ultrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz. Baik gelombang
infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga manusia.
Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Untuk meyakinkan hal ini tempelkan jari pada
tenggorokan selama kalian berbicara, maka terasalah suatu getaran. Bunyi termasuk
gelombanglongitudinal . Alat-alat musik seperti gitar, biola, harmonika, seruling termasuk
sumber bunyi. Pada dasarnya sumber getaran semua alat-alat musik itu adalah dawai dan kolom
udara. Pada bab ini kita akan mempelajari nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi
tersebut.
Getaran pada senar gitar yang dipetik itu akan menghasilkan gelombang stasioner pada ujung
terikat. Satu senar pada gitar akan menghasilkan berbagai frekuensi resonansi dari pola
gelombang paling sederhana sampai majemuk.
Nada yang dihasilkan dengan pola paling sederhana disebut nada dasar, kemudian secara
berturut-turut pola gelombang yang terbentuk menghasilkan nada atas ke-1, nada atas ke-2, nada
atas ke-3 ... dan seterusnya.
1) Nada Dasar
Jika sepanjang dawai terbentuk gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut nada dasar.
2) Nada Atas 1
Jika sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 1.
3) Nada Atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 1,5 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 2
4) Nada Atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 2 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 3,
dan seterusnya.
Berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa perbandingan frekuensi nada-nada yang
dihasilkan oleh sumber bunyi berupa dawai dengan frekuensi nada dasarnya merupakan
perbandingan bilangan bulat