Anda di halaman 1dari 44

SONOMETER

Sonometer adalah alat untuk menunjukkan hubungan antara frekuensi suara yang
dihasilkan oleh dawai yang dipetik, dan tegangan, panjang dan massa per satuan
panjang dari dawai. Hubungan ini biasanya disebut hukum Mersenne (Marin
Mersenne; 1588-1648). Untuk amplitudo getaran kecil, frekuensi sebanding dengan:

a. akar kuadrat dari tegangan dawai,

b. kebalikan dari akar kuadrat dari massa jenis,

c. kebalikan dari panjang dawai.

Sonometer biasanya horisontal, seperti yang berada di Kenyon College, dan


tegangan yang diberikan oleh massa yang tergantung di ujung kabel setelah
melewati katrol. Sonometer vertikal berada di DePauw University. Perbedaan
sonometer yang diciptakan oleh Produsen di Perancis, Marloye, ca. 1840.
Sonometer ini memiliki dua dawai, yang dapat digunakan untuk menggambarkan
getaran jika dua dawai hampir memiliki frekuensi yang sama. Jika satu string
memiliki dua frekuensi yang lain, oktaf dapat dibuktikan. Peralatan sonometer ini
disimpan di Kenyon College Gambier, Ohio.

Sonometer pada awalnya berada di Denison University. Katalog koleksi peralatan di


Denison mencatat bahwa itu dibuat oleh WN Clouse, dan di laboratorium pada
bulan September 1885. Sekarang dalam koleksi Greenslade.

REFERENSI: Thomas B. Greenslade, Jr., "A Vertikal Sonometer", Phys. Teach., 24, 90-
91 (1986)
ALAT UKUR BUNYI^^

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bunyi merupakan suatu gelombang longitudinal hasil dari suatu getaran yang dapat
merangsang indra pendengaran. Pandangan bahwa bunyi merambat seperti
gelombang air pertama kali dikemukakan oleh Marcus Vitruvins Pollio di Romawi,
pada satu abad sebelum Masehi.

Pengukuran adalah suatu proses membandingkan besaran yang diukur dengan


besaran standar.

Makalah ini akan memaparkan alat pengukur mengenai bunyi. Seperti intensitas
bunyi, frekuensi bunyi, pembalikan bunyi, dan kebisingan.

1.2 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu peserta diskusi dapat
memahami alat-alat yang digunakan untuk mengukur intensitas bunyi, frekuensi
bunyi, pembalikan bunyi, dan kebisingan.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pemahaman Bunyi

2.1.1 Bunyi merupakan Gelombang Longtudinal

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal,yaitu gelombang yang terdiri


atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang tersebut,
membentuk daerah bertekanan tinggi dan rendah (rapatandan renggangan).
Partikel yang saling berdesakan akan menghasilkan gelombang bertekanan tinggi,
sedangkan molekul yang meregang akan menghasilkan gelombang bertekanan
rendah. Kedua jenis gelombang ini menyebar dari sumber bunyi dan bergerak
secara bergantian padamedium.

Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas, tetapi tidak
bisa melalui vakum, karena di tempat vakum tidak ada partikel zat yang akan
mentransmisikan getaran. Kemampuan gelombang bunyi untuk menempuh jarak
tertentu dalam satu waktu disebut kecepatan bunyi. Kecepatan bunyi di udara
bervariasi, bergantung temperatur udara dan kerapatannya. Apabila temperatur
udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi
kerapatan udara, maka bunyi semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam zat
cair lebih besar daripada cepat rambat bunyi di udara. Sementara itu, kecepatan
bunyi pada zat padat lebih besar daripada cepat rambat bunyi dalam zat cair dan
udara.

2.1.2 Sifat Bunyi

Pada umumnya, bunyi memiliki tiga sifat, yaitu tinggi rendah bunyi, kuat lemah
bunyi, dan warna bunyi. Tinggi rendah bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang
diterima oleh telinga manusia berdasarkan frekuensi (jumlah getaran per detik).
Tinggi suara ( pitch) menunjukkan sifat bunyi yang mencirikan ketinggian atau
kerendahannya terhadap seorang pengamat. Sifat ini berhubungan dengan
frekuensi, namun tidak sama. Kekerasan bunyi juga memengaruhi titi nada. Hingga
1.000 Hz, meningkatnya kekerasan mengakibatkan turunnya titi nada. Gelombang
bunyi dibatasi oleh jangkauan frekuensi yang dapat merangsang telinga dan otak
manusia kepada sensasi pendengaran. Jangkauan ini adalah 20 Hz sampai 20.000
Hz, di mana telinga manusia normal mampu mendengar suatu bunyi. Jangkauan
frekuensi ini disebut audiosonik. Sebuah gelombang bunyi yang memiliki frekuensi
di bawah 20 Hz dinamakan sebuah gelombang infrasonik.Sementara itu, bunyi yang
memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Banyak hewan yang dapat
mendengar bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz. Misalnya, kelelawar dapat
mendeteksi bunyi yang frekuensinya sampai 100.000 Hz, dan anjing dapat
mendengar bunyi setinggi 50.000 Hz.

Kelelawar menggunakan ultrasonik sebagai alat penyuara gema untuk terbang dan
berburu. Kelelawar mengeluarkan decitan yang sangat tinggi dan menggunakan
telinganya yang besar untuk menangkap mangsanya. Gema itu memberitahu
kelelawar mengenai lokasi mangsanya atau rintangan di depannya (misalnya pohon
atau dinding gua).

Kuat lemah atau intensitas bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang diterima
oleh telinga manusia berdasarkan amplitudo dari gelombang tersebut. Amplitudo
adalah simpangan maksimum, yaitu simpangan terjauh gelombang dari titik
setimbangnya.Intensitas menunjukkan sejauh mana bunyi dapat terdengar. Jika
intensitasnya kecil, bunyi akan melemah dan tidak dapat terdengar. Namun, apabila
intensitasnya besar, bunyi menjadi semakin kuat, sehingga berbahaya bagi alat
pendengaran. Untuk mengetahui hubungan antara amplitudo dan kuat nada, dapat
diketahui dengan melakukan percobaan menggunakan garputala. Garputala
dipukulkan ke meja dengan dua pukulan yang berbeda, akan dihasilkan yaitu
pukulan yang keras menghasilkan bunyi yang lebih kuat.

Hal ini menunjukkan bahwa amplitudo getaran yang terjadi lebih besar. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kuat lemahnya nada atau bunyi bergantung
pada besar kecilnya amplitudo. Semakin besar amplitudo getaran, maka semakin
kuat pula bunyi yang dihasilkan.

Warna bunyi adalah bunyi yang diterima oleh alat pendengaran berdasarkan
sumber getarannya. Sumber getaran yang berbeda akan menghasilkan bentuk
gelombang bunyi yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan nada yang sama dari
dua sumber getaran yang berbeda pada telinga manusia.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 ALAT-ALAT UKUR BUNYI

3.1.1 Sonometer

Sonometer adalah alat untuk menyelidiki frekuensi getaran senar. Alat ini terdiri
atas sebuah kotak kosong yang berlubang dengan kawat yang ditegangkan di
atasnya. Satu ujung kawat diikat dan satu ujung yang lain diberi beban lewat katrol.
Jika kawat digetarkan, maka nada yang dihasilkan dapat ditala dengan garpu tala.
Dengan demikian, efek dari panjang kawat dan tegangan (beban) dapat diselidiki.

Sonometer merupakan sebuah alat bantu penala dan digunakan dalam


laboratorium fisika sebagai alat penguji nilai frekuensi peralatan. Misalnya frekuensi
sebuah dawai yang ditarik.

Besar frekuensi getaran kawat dirumuskan :

Dimana :

l = panjang senar (m)

F = tegangan senar atau beban (N)

µ = masa senar per satuan panjang (kg/m)

f = Frekuensi (Hz)

http://www.ibotz.com/media/catalog/product/cache/1/image/9df78eab33525d08d6e
5fb8d27136e95/s/o/so58350..jpg

3.1.2 Alat pengukur beda tekanan bunyi dalam ruang terpisah

Alat ukur bunyi mengukur beda tekanan dalam ruang terpisah pada tiap bentuk
ruang bunyi. Jika tekanan yang diukur disesuaikan dengan keadaan sekitar, maka
ruang terpisah yang lebih rendah lepas ke udara dan ukuran tekanannya diukur. Jika
ruang terpisah yang lebih rendah dipisahkan untuk membentuk ruang hampa, maka
tekanan yang teruukur akan berada pada satuan mutlak. Bagaimanapun, untuk
mengukur perbedaan tekanan, tekanan yang lebih tinggi dihubungkan kepada
puncak ruang dan tekanan yang lebih rendah pada bagian dasarnya.
http://4.bp.blogspot.com/_ceIqbmU0gKU/TKhC_W6C84I/AAAAAAAAACs/v4XB8TNpz1
4/s1600/3.bmp

Alat Pendeteksi d/p pembalikan bunyi

Alat ukur bunyi digunakan pada aplikasi jika tekanan yang sangat rendah diperlukan
untuk pengukuran, khususnya pada nilai 0- 250 Pa.

3.1.3 Alat Ukur Intensitas Suara (SLM)

Sound level meter adalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila ada
benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara
yang dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakkan meter
penunjuk. Sebuah alat ukur kebisingan disebut Sound Meter. Alat ini didesign
memberikan respon seperti telinga manusia dengan memasukkan sebuah penguat
dalam rangkaian elektroniknya yang memberikan penguatan tegangan yang lebih
kecil pada frekuensi rendah dan tinggi. Alat ukur ini ditandai dalam satuan desibel
(disingkat dB). Desibel (Lambang Internasional = dB) adalah satuan untuk
mengukur intensitas suara. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena
merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu "Bell" (Alexander Graham
Bell).Sound meter, ada 2 jenis yaitu :

1. Sound meter analog, pada instrumen ini disusun dari rangkaian listrik yang
didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi suatu
bacaan angka pada skala.
clip_image004

2. Sound meter digital, pada instrument ini disusun dari rangkaian listrik yang
didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi bacaan
angka yang terdisplai pada layar.

clip_image006

Beberapa sound meter digital mengatur rentang pengukuran sendiri. Ia mampu


memilih pengukuran yang terbaik, lalu memperlihatkan pada display.

Ketepatan alat jenis ini jauh lebih baik daripada jenis analog pada umumnya, yaitu
lebih kecil daripada 1% dan sering hanya 0,1 %. Kesalahan penunjukan akan
dihilang oleh display digital.

Walaupun instrumen digital pasti lebih mudah dan jelas dibaca oleh semua orang,
tetapi itu hanya benar kalau besaran yang diukur bersifat statis. Untuk mengukur
besaran secara relatif berubah pelan-pelan, sound meter analog lebih sesuai.
Karena itulah, sound meter analog lebih cocok untuk memperlihatkan trend
( kecendrungan ) jenjang ukuran.

Prinsip kerja Sound Meter

Dalam setiap alat ukur pastilah memiliki prinsip kerja yang harus dipahami oleh
orang atau praktikan yang akan menggunakan alat ukur yang akan digunakan.
Dalam alat ukur Sound Meter menggunakan sistem pengukuran ini biasanya
dibangun dari sejumlah hubungan antar komponen.

Pada gambar 3 menunjukkan prinsip dasar alat meteran kebisingan suara (Sound
Meter)
clip_image008

clip_image009

Keterangan gambar diatas :

· Tekanan suara diubah menjadi tegangan melalui mikrofon. Pada umumnya


Mikrofon menggunakan diafragma tipis untuk mengubah tekanan menjadi gerakan.

· Gerakan ini selanjutnya diubah menjadi tegangan oleh tranduser yang cocok
biasanya tipe kapasitansi piezoelektrik atau tipe kumparan berputar.

· Tegangan keluaran mikrofon secara umum adalah sangat kecil dan pada suatu
tingkat impedansi tinggi; sehingga pada keluaran mikrofon dipergunakan penguat
dengan impedansi masukan dan penguatan yang tinggi. Penguat ac sederhana
relative dapat digunakan, karena tidak diperlukan tanggapan terhadap tegangan
yang static (tak berubah) atau tegangan yang berubah secara perlahan.

· Berikutnya setelah penguat pertama adalah jaringan imbangan. Jaringan ini


adalah suatu filter elektris yang mempunyai tanggapan frekuensi disesuaikan
sehingga mendekati tanggapan frekuensi telinga manusia rata-rata.

· Jaringan timbangan adalah filter elektris yang dirancang mendekati tanggapan


pendengaran manusia pada tiga tingkat kenyaringan yang berbeda. Sehingga
pembacaan instrument akan menyatakan kenyaringan yang terasakan. Biasanya
disediakan tiga buah filter, yaitu A ( mendekati tanggapan pendengaran 40 phon ),
B ( 70 phon ), dan C ( 100 phon ). Kenyataannya, banyak pengukuran praktis dibuat
dengan menggunakan skala A karena ini merupakan pendekatan sederhana yang
memberikan hasil baik dalam banyak kasus dan telah ditulis ke dalam banyak
standard dan kode. Pembacaan dilakukan pada jaringan timbangan disebut tingkat
suara.

· Keluaran jaringan timbangan selanjutnya diperkuat dan suatu jack keluaran


tersedia untuk mengeluarkan sinyal ke osiloskop ( jika diinginkan pengamatan
bentuk gelombangnya ) atau ke penganalisis gelombang ( jika akan menentukan
kandungan frekuensi suara ). Pemfilteran dilengkapi dengan filter RC lolos rendah
sederhana dan meter dinamika lolos rendah.

· Beberapa meter memiliki perpindahan tanggapan cepat maupun pelan yang


mengubah pemfilteran. Posisi pelan memberikan suatu kemantapan, memudahkan
pembacaan posisi jarum, tetapi tidak mampu membaca bila terjadi perubahan
sinyal dalam waktu yang pendek. Jika diinginkan pembacaan pada perubahan waktu
pendek, maka pengamatan pada meter dialihkan ke tanggapan cepat.
· Selanjutnya pembacaan meter adalah nilai rms dan tekanan suara, ini
dikalibrasi dalam desibel ( dB ) karena desibel mendefinisikan dengan baik suatu
hubungan antara tekanan suara dalam alat.

Kalibrasi Sound Meter

Sebelum dan sesudah pengukuran-pengukuran, perlulah untuk mengecek bahwa


bacaan yang ditayangkan adalah benar dan kalibrasikan meteran tingkat
kebisingan. Kalibrasi dapat dilakukan dengan dua cara: secara internal dengan
sinyal-sinyal listrik atau secara akustik dengan kalibrator suara atau pistonphon.

Kalibrasi internal dilakukan dengan menggunakan referensi tegangan pada


rangkaian-rangkaian listrik dari meteran tingkat kebisingan serta amplitude
disesuaikan. Penyesuaian dilakukan dengan membandingkan nilai yang ditunjukkan
oleh fitur kalibrasi internal terhadap nilai tertayang dari meteran tingkat kebisingan.

Kalibrasi akustik dilakukan dengan menyisipkan generator suara atau pistonphon ke


dalam mikrofon dari meteran tingkat kebisingan dan menggunakan tekanan ssuara
referensi (berbeda menurut alatnya, misalnya 94 dB pada 1 kHz, 124 dB pada 250
Hz, dll.). Skala penuh (FS) dari meteran tingkat kebisingan yang dipakai oleh
masukan sinyal kalibrasi disetel 6 dB lebih tinggi dari pada tingkat tekanan suara
dari sinyal kalibrasi normal. Misalnya, bila suara sinyal kalibrasi adalah 124 dB, 130
dB disetel, atau bila suara sinyal kalibrasi adalah 94 dB, 100 dB disetel pada alat.

Pada sound level meter tipe S2A, kalibrasi sound meter dilakukan dengan hati-hati.
Kalibrasikan sound meter sebelum melakukan tes suara. Menggunakan calibrator
yang disetujui pabriknya.

1. Mengaktifkan kalibrator dan sound level meter

2. Memutar tombol penyetel, dan mengatur tingkat tekanan suara

3. Memastikan kalibrator berada pada sound level meter yang benar

4. Menyesuaikan sound level meter untuk mendapatkan pembacaan yang benar.

Prosedur Pengukuran
Kekuatan bunyi bergantung pada amplitudo gelombang bunyi. Gelombang suara
diudara yang mengelilingi kita merupakan akibat adanya perubahan tekanan yang
sangat kecil dan cepat. Tingkat tekanan suara ( SPL = the sound pressure level )
didefinisikan

SPL ( Sound Pressure level ) = 20 log 10 desibel ( dB) ( 3.1 )

Dengan p = akar kuadrat rata-rata (rms ) tekanan suara, µ bar ( 3.2)

Dan 1 µ bar = 1 dyn/cm2 = 1.45 x 10-5 lb/in2 (3.3)

Nilai rms dari komponen fluktuasi tekanan digunakan karena kebanyakan suara
adalah sinyal acak bukan gelombang sinus murni. Nilai 0,0002 µbar digunakan
sebagai nilai acuan standar dari tekanan terhadap tekanan lain diperbandingkan
dengan pers ( 3.1 ).

Perhatikan, apabila p = 0,0002 µbar, tingkat tekanan suara adalah 0 dB. Nilai ini
telah dipilih secara sembarang, tetapi mewakili ambang rata-rata dari pendengaran
manusia jika suatu nada 1000 Hz digunakan. Tingkat 0 dB telah dipilih sebagai
fluktuasi tekanan terendah yang dapat dirasakan manusia secara normal.

Dalam sound level meter tipe S2A analog, memiliki tombol ON dan OFF dimana
tombol tersebut memerintah dalam pengoperasiannya. Tombol ON mengaktifkan
instrument tersebut, dan Tombol OFF untuk mengnonaktifkan instrument.

Adapun pengukuran pada instrument ini, sangat mudah dan sederhana yaitu :

1. Menekan tombol ON untuk mengaktifkannya

2. Memutar tombol penyetel untuk menentukan tingkat tekanan suara, sebelum


pengukuran test suara. Misalnya 70-80 dB, 70 berada pada garis tebal atas sebelah
kiri (0) dan 80 pada garis tebal atas sebelah kanan ( 10 ). Pada sound level meter
tipe S2A memiliki 10 skala, dan skala terluar (0) berupa garis skala berwarna merah

3. Pada pembacaan meter ini, jika jarum penunjuk skala bergerak ke kanan (+)
dan ke kiri (-).

4. Membaca hasil pengukuran pada sound level meter secara langsung.

5. Mencatat hasil pengukuran

6. Setelah pengukuran, melepas tombol ON untuk OFF


Pengukuran tingkat tekanan suara terendah 40 dB (berdasarkan ambang
pendengaran normal manusia). Pengukuran tingkat tekanan suara tertinggi 130 dB
(berdasarkan ambang pendengaran rasa sakit).

3.1.4 Cepat Rambat Bunyi di Udara

Tabung resonansi digunakan untuk mengukur kecepatan merambat gelombang


suara di udara.

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRC9nWFmTh8Q-
df6uP8G_8TISU0B1hEwABerqQZXpp5A2WtQ4gP

Bagian-bagian tabung resonansi

1. Tabung resonansi

2. Garpu tala

3. Pemukul garpu tala

Prinsip Kerja

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
bergetar dengan frekuensi yang sama atau frekuensi yang satu merupakan
kelipatan frekuensi yang lain.

Peristiwa resonansi pada tabung resonansi digunakan untuk mengukur cepat


rambat bunyi di udara, dengan rumus :

v=lxf

f = frekuensi garpu tala yang digunakan (Hz)

v = cepat rambat bunyi (m/s)

l = panjang gelombang (m)


Jika gelombang suara merambat dalam suatu tabung berisi udara, maka antara
gelombang datang dan gelombang yang dipantulkan oleh dasar tabung akan terjadi
superposisi, sehingga dapat timbul resonansi gelombang berdiri jika panjang tabung
udara merupakan kelipatan dari ( = panjang gelombang resonansi). Jika gelombang
suara dipandang sebagai gelombang simpangan, pada ujung tabung yang tertutup
akan terjadi simpul (s), tetapi jika ujungnya terbuka akan terjadi perut (p).

=n+1

= n + 1 ; dengan n = 0,1,2,…

Jadi, = (jumlah perut sama dengan jumlah simpul)

Bila panjang kolom udara dalam tabung tidak diubah, maka hanya frekuensi-
frekuensi tertentu saja yang menghasilkan resonansi. Maka persamaannya sebagai
berikut :

n ; dimana n = 0,1,2,3,...lln =

n adalah panjang gelombang resonansi. Resonansi nada dasar terjadi dengan n = 0,


sedangkan n = 1,2, .. menghasilkan resonansi nada atas pertama, kedua, dst.
Dalam hal ini resonansi yang terjadi sama dengan resonansi pada pipa organa
tertutup.l

a. Syarat nada dasar tabung resonansi

Gbr fo pipa organa tertutup

http://t1.gstatic.com/images?
q=tbn:ANd9GcRWVojSlBfnyF_mQPywN69ppZXOKGX9H4sWQ898Pqw3VjYZaijN

Gambar gelombang

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQDr9Gj7AQHQkgupSb-
bR14klOvIx_2mPtEmsaHSE3j7-pdhinE0A

n = 0àln = n ;untuk fo

b. Nada atas pertama (f1)


1 =àl1 = 1

f1 =àf1 =

c. Nada atas kedua (f2)

2 =àl2 = 2

f2 =àf2 =

Dengan demikian, untuk nilai kecepatan perambatan gelombang yang sama, akan
diperoleh perbandingan antara frekuensi nada-nada pada tabung resonansi, sebagai
berikut :

f0 : f1 : f2 = : :

f0 : f1 : f2 = 1 : 3 : 5

Secara umum, bentuk persamaan frekuensi harmonik dari tabung resonansi dapat
dirumuskan menjadi

fn = v

dengan n = 0,1,2,…

Peristiwa resonansi ini banyak sekali dimanfaatkan dalam kehidupan, misalnya saja
resonansi gelombang suara pada alat-alat musik. Gelombang suara merupakan
mekanik yang dapat dipandang sebagai gelombang simpangan maupun sebagai
gelombang tekanan.

Prosedur Pengukuran

1. Mengusahakan mula-mula agar permukaan air dalam tabung cukup tinggi


dekat dengan ujung atas dari tabung (dengan reservoir).

2. Mengambil garputala yang frekuensinya sudah diketahui.

3. Menggetarkan garputala yang telah diketahui frekuansinya dengan pemukul


garputala. Untuk menjamin keamanan tabung gelas, melakukan pemukulan
garputala jauh dari tabung.

4. Memperhatikan saat bunyi nyaring yang pertama. Mengukur tinggi kolom


dengan meteran (skala).

5. Menurunkan terus permukaan hingga diperoleh bunyi nyaring kedua. Ukur tinggi
kolom udara.
6. Menurunkan lagi permukaan hingga diperoleh bunyi nyaring ketiga. Mengukur
tinggi kolom udara.

7. Mencatat kedudukan permukaan air pada saat terjadi resonansi.

Cara Pembacaan Hasil Pengukuran

1. Menuliskan persamaan resonansi.

2. Mentukan panjang gelombang bunyi yang dihasilkan.

3. Dari hubungan frekuensi dan panjang gelombang bunyi tersebut, menentukan


cepat rambat bunyi di udara dengan menggunakan rumus

v=fx.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Alat untuk menyelidiki frekuensi getaran senar adalah sonometer. Dalam


penggunaa sonometer, frekuensi senar di pengaruhi oleh panjang senar, masa
senar persatuan panjang dan tegangan pada senar yang disebabkan oleh beban.

2. Alat Pendeteksi d/p pembalikan bunyi digunakan pada aplikasi jika tekanan
yang sangat rendah diperlukan untuk pengukuran, khususnya pada nilai 0- 250 Pa.

3. Sebuah alat ukur kebisingan disebut Sound Meter atau biasa dikenal Sound
Level Meter (SLM)

4. Tabung resonansi digunakan untuk mengukur cepat rambat bunyi di udara.

5. Jika gelombang suara merambat dalam suatu tabung berisi udara, maka
antara gelombang datang dan gelombang yang dipantulkan oleh dasar tabung akan
terjadi superposisi, sehingga dapat timbul resonansi gelombang berdiri.
(Fisikanesia). Bunyi adalah gelombang merambat dalam bentuk gelombang
longitudinal. Setiap gelombang selalu mempunyai panjang gelombang, frekuensi
atau period, dan amplitud gelombang. Dengan demikian, bunyi juga mempunyai
besaran-besaran tersebut. Besaran-besaran itulah yang menentukan jenis bunyi.
Jika kita memukul bedug atau gendang, kita akan mendengar bunyi bedug. Semakin
kuat kita memukul, semakin keras bunyi yang kita dengar. Saat kita memukul
bedug lebih keras, getaran yang terjadi juga lebih kuat. Artinya, amplitud getaran
yang terjadi lebih besar.

Hal ini menunjukkan bahwa kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudnya. Jika
senar gitar kita kencangkan (tegangkan), bunyi yang dihasilkan terdengar lebih
nyaring. Jika kita perhatikan dengan saksama, kecepatan bergetar senar yang
kencang lebih besar daripada kecepatan bergetar senar yang kendor. Hal ini
menunjukkan bahwa nyaring tidaknya bunyi ditentukan oleh frekuensinya
(kecepatan bergetar). Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara frekuensi
nada dan frekuensi senar adalah Mersenne (fisikawan Prancis). Alat yang digunakan
yaitu sonometer. Hukum Marsenne berbunyi:

Frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor:

panjang dawai: makin pendek dawai, makin tinggi frekuensi yang dihasilkan;

tegangan dawai: makin tegang dawai, makin tinggi frekuensi yang dihasilkan;

massa jenis bahan dawai: makin besar massa jenisnya, frekuensi yang dihasilkan
makin rendah; penampang dawai: makin besar luas penampang dawai, frekuensi
yang dihasilkan makin rendah.

Pada seruling, makin pendek kolom udara, makin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
Panjang kolom udara pada seruling diatur dengan cara menutup lubang-Iubang
udara dengan jari.

Sekian materi tentang Bunyi: Frekuensi Bunyi, semoga bermanfaat.


Rangkuman Gelombang dan Bunyi KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “GELOMBANG DAN BUNYI ” ini dapat terselesaikan
tanpa halangan suatu apapun. Makalah ini berisi tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan gelombang dan bunyi seperti, pengertian gelombang dan bunyi,
contoh-contoh gelombang dan bunyi, macam-macam gelombang dan bunyi, sifat ,
contoh-contoh gelombang dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari dan lain
sebagainya. .Penyusun juga ingin mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini. Karena berkat bantuan anda
semua makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan apa yang dikehendaki
penyusun. Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, terdapat
banyak kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian, demi tercapainya makalah yang jauh lebih sempurna dari pembuatan
makalah yang sekarang telah penyusun susun, untuk waktu yang akan datang.
Penyusun panjatkan do’a dan harapan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi penyusun maupun bagi pembaca. Dan
penyusun mengucapkan terima kasih bagi pembaca yang telah bersedia membaca
makalah ini. Jambi, 10 November 2012 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak poernah lepas dari apa yang disebut dengan
Gelombang dan Bunyi. Gelombang adalah getaran yang merambat. Sedang Bunyi
adalah salah satu gelombang, yaitu gelombang longitudinal. Jadi gelombang dan
bunyi saling berhubungan karena bunyi merupakan salah satu bagian dari
gelomnag yaitu gelombnag Longitudinal atau gelombnag yang gelombang yang
arah rambatnya sejajar atau berimpit dengan arah getarnya. Bayangkan saja bila
dalam kehidupan ini tidak ada Gelombnang maka kita tidak akan pernah menemui
apa yang disebut dengan suara, cahaya, gelombang radio, gelombang TV, sinar – X,
dan sinar gamma. Apabila tidak ada Gelombang maka kitta tidak aka nada
kehidupan karena cahaya tidak Matahari tidak akan sampai ke Bumi,selain itu hidup
ini kan sepi tanpa suara. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang di atas,
maka penulis bermaksud membuat suatu tulisan mengenai Gelombang dan Bunyi
agar kita lebih memahami tentang Gelombnag dan Bunyi. B. TUJUAN 1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan gelombang dan bunyi. 2. Mengetahui hubungan
gelombang dan bunyi. 3. Mengtahui macam-macam gelombang dan bunyi. 4.
Menerapkan peran gelombang,dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari. BAB II
PEMBAHASAN A. PENGERTIAN GELOMBANG DAN BUNYI 1. Pengertian Gelombnag
Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap titik yang
dilaluigelombang terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga
tampak sebagai getaran yang merambat. Terkait dengan arah getar dan arah
rambatnya,gelombang dibagi menjadi dua yaitu gelombang transversal dan
gelombang longitudinal.Gelombang transversal arah rambatnya tegak lurus dengan
arah getarannya, sedangkangelombang longitudinal arah rambatnya searah dengan
arah getarannya.Gelombang longitudinal dapat diklarifikasikan menjadi beberapa
tipe gelombangyaitu gelombang kompresi, gelombang shear/gunting, gelombang
fleksural/melengkungdan torsional. Terjadinya berbagai tipe gelombang tersebut
oleh karena medium yangdilewati bunyi beraneka ragam. 2. Pengertian Bunyi Bunyi
atau Suara merupakan salah satu fenomena fisika yang selalu kita alami sehari-hari.
Contoh bunyi yang sering kita nikmati adalah musik. Musik bisa memberikan
inspirasi saat kita sedang belajar, bekerja atau beraktifitas. Dalam fisika, Bunyi atau
suara adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, yang
dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil perambatan energi. Sumber
bunyi sebagai sumber getar memancarkan gelombang-gelombang longitudinal ke
segala arah melalui medium baik padat, cair maupun gas. Sumber getar tersebut
bisa saja berasal dari dawai/kawat, pipa organa, bahkan ombak di pantai.
Kebanyakan suara merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara
teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan getar atau frekuensi yang diukur dalam
Hertz (Hz). Bunyi tunggal yang frekuensinya teratur dinamakan nada, sedangkan
bunyi tunggal yang frekuensinya tidak teratur dinamakan desis. Amplitudo
gelombang menentukan kuat-lemahnya suatu bunyi atau kenyaringan bunyi dengan
pengukuran dalam decibel (dB). Semakin tinggi amplitudoya semakin nyaring bunyi
tersebut. Bunyi pesawat yang lepas landas mencapai sekitar 120 dB. Sedang bunyi
desiran daun sekitar 33 dB. Manusia dapat mendengar bunyi saat gelombang bunyi
merambat di udara atau medium lain sampai ke gendang telinga manusia. Batas
frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz
sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva
responsnya. Suara di atas 20 kHz dinamakan ultrasonik dan di bawah 20 Hz
dinamakan infrasonik. 3. Pengertian Gelombang Bunyi Gelombang bunyi terdiri dari
molekul-molekul udara yang tidak pernah merambat melainkan bergetar maju-
mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga
menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga
menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah
secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya
mengapa Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Bunyi mengalami gejala
gelombang seperti interferensi, pemantulan, pembiasan dan difraksi. Bunyi
merupakan gelombang mekanik karena hanya dapat merambat melalui medium
(zat padat, cair atau gas) dan tidak dapat merambat dalam vakum. Bunyi
merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi akan merambat lebih
lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada
ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya
5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara. Adakalanya frekuensi yang
didengar oleh pengamat mengalami perubahan sacara tiba-tiba manakala sumber
bunyi (misal klakson mobil) bergerak mendekati atau menjauhi menurut pengamat
yang diam. Fenomena ini dikenal sebagai Efek Doppler, yaitu perbedaan frekuensi
yang diterima oleh pendengar dengan frekuensi asli sumber getarnya relatif antara
pendengar dan sumber bunyi. Bila kedudukan antara pengamat dan sumber saling
mendekat, maka pengamat mendengar frekuensi yang lebih tinggi, dan bila
kedudukannya saling menjauh maka pengamat mendengar frekuensi yang lebih
rendah. Dan fenomena ini berhasil dijelaskan oleh fisikawan Christian Johann
Doppler (1803-1855) pada tahun 1842. B. MACAM-MACAM GELOMBANG DAN BUNYI
1. Macam-Macam Gelombang Gelombang dibedakan atas beberapa macam, dan
pembagian itu didasarkan pada berbagai jenis baik pembedaan Gelombang
berdasarkan jenis perambatannya ataupun berdasarkan hal lain yang berkaitan
dengan gelombang. * Gelombang Kompresi Gelombang ini hanya terdapat di
udara/atmosfir. Kalau gelombang ini mengenaifluida (zat cair0 maka gelombang
tersebut tersimpan sebagai energi kinetik dan potensial.Dalam perambatan akan
mengalami perubahan bentuk. Apabila gelombang inimengenai materi padat maka
akan menimbulkan gelombang fleksural (gelombang bending) dan gelombang
torsional. * Gelombang fleksural dan torsional Gelombang fleksural dan torsional
dibangkitkan oleh gelombang shear. Gelombang ini merupakan kombinasi dari
kompresi-tension. * Gelombang Berdiri Menggetarkan tali dengan frekuensi yang
tepat kedua gelombang akan berinteferensi sedemikian sehingga akan dihasilkan
gelombang berdiri dengan amplitude Dan kali ini kita akn membahas tentang
macam-macam gelombnag berdasarkan media perambatanya.Berdasarkan medium
perambatnya, gelombang dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : a.
Gelombang mekanik Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam
perambatannya memerlukan medium. Contoh gelombang mekanik adalah : ·
gelombang tali · gelombang air · gelombang bunyi Berdasarkan arah
perambatannya, gelombang mekanik dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: *
gelombang transversal Pada saat kamu menggetarkan slinki ke arah samping,
ternyata arah rambat gelombangnya ke depan, tegak lurus arah rambatnya.
Gelombang seperti ini disebut gelombang transversal. Jadi, gelombang transversal
adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya.
Contoh lain dari gelombang transversal adalah gelombang pada permukaan air, dan
semua gelombang elektromagnetik, seperti gelombang cahaya, gelombang radio,
ataupun gelombang radar. Sumber getaran untuk gelombang air berada pada
tempat batu jatuh sehingga gelombang menyebar ke segala arah. Dari gambar
tersebut tampak bahwa semakin jauh dari sumber, gelombang semakin kecil. Hal
tersebut disebabkan energi yang dirambatkan semakin berkurang.Contoh
gelombnag Tranversal : - getaran sinar gitas yang dipetik - getaran tali yang
digoyang-goyangkan pada salah satu ujungnya * gelombang longitudinal. Pada saat
kamu mendorong slinki searah dengan panjangnya, gelombang akan merambat ke
arah temanmu berbentuk rapatan dan renggangan. Jika kamu perhatikan, arah
rambat dan arah getarnya ternyata searah. Gelombang seperti itu disebut
gelombang longitudinal. Jadi, gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah
getarnya sejajar dengan arah rambatannya. Gelombang bunyi dan gelombang pada
gas yang ditempatkan di dalam tabung tertutup merupakan contoh gelombang
longitudinal. Pernahkah kamu memompa ban sepeda atau menggunakan alat suntik
mainan? Pada saat kamu menggunakan pompa, kamu mendorong atau menekan
alat tersebut. Partikel-partikel gas dalam pompa membentuk pola rapatan dan
renggangan sehingga mendorong udara keluar. b. Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat tanpa
medium. Contoh gelombang elektromagnetik adalah : · Gelombang suara ·
Gelombang cahaya G · elombang radio · Gelombang TV · Sinar – X · Sinar gamma C.
PANJANG GELOMBNAG Besaran tersebut identik dengan periode gelombang. Periode
gelombang adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu panjang
gelombang. Jadi, satu gelombang dapat didefinisikan sebagai yang ditempuh
panjang satu periode. Panjang gelombang dilambangkan dengan lamda. Satuan
panjang gelombang dalam SI adalah meter (m). 1. Panjang Gelombang Transversal
Jika kamu menggerakkan slinki tegak lurus dengan arah panjangnya, terbentuklah
bukit dan lembah gelombang. Pola tersebut adalah pola gelombang transversal.
Bukit gelombang adalah lengkungan a-b-c sedangkan lembah gelombang adalah
lengkungan c-d-e. Titik b disebut puncak gelombang dan titik d disebut dasar
gelombang. Kedua titik ini disebut juga perut gelombang. Adapun titik a, c, atau e
disebut simpul gelombang. Satu panjang gelombang transversal terdiri atas satu
bukit dan satu lembah gelombang. Jadi, satu gelombang adalah lengkungan a-b-c-d-
e atau b-c-d-e-f. Satu gelombang sama dengan jarak dari a ke e atau jarak b ke f.
Amplitudo gelombang adalah jarak b-b’ atau jarak d-d’. Kamu dapat menyebutkan
panjang gelombang yang lain, yaitu jarak f-j atau jarak i-m. 2. Panjang Gelombang
Longitudinal Jika kamu menggerakkan slinki searah dengan panjangnya dengan
cara mendorong dan menariknya, akan terbentuk pola-pola gelombang. Satu
panjang gelombang adalah jarak antara satu rapatan dan satu renggangan atau
jarak dari ujung renggangan sampai ke ujung renggangan berikutnya. D. CEPAT
RAMBAT GELOMBANG Gelombang yang merambat dari ujung satu ke ujung yang
lain memiliki kecepatan tertentu, dengan menempuh jarak tertentu dalam waktu
tertentu pula. Dengan demikian, secara matematis, hal itu dituliskan sebagai
berikut. E. PEMANTULAN GELOMBANG Pada saat kamu berteriak di lereng sebuah
bukit, kamu akan mendengar suaramu kembali setelah beberapa saat. Hal ini
membuktikan bahwa bunyi dapat dipantulkan. Bunyi merupakan salah satu contoh
gelombang mekanik. Maka dari itu terbukti bahwa gelombnag dapt dipantulkan. F.
SIFAT-SIFAT GELOMBANG a. Dapat dipantulkan (refleksi) Bunyi dapat dipantulkan
terjadi apabila bunyi mengenai permukaan benda yang keras, seperti permukaan
dinding batu, semen, besi, kaca dan seng. Contoh : - Suara kita yang terdengar
lebih keras di dalam gua akibat dari pemantulan bunyi yang mengenai dinding gua.
- Suara kita di dalam gedung atau studio musik yang tidak menggunakan peredam
suara. b. Dapat dibiaskan (refiaksi) Refiaksi adalah pembelokan arah linatasan
gelombang setelah melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda.
Contoh : Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari
karena pembiasan gelombang bunyi. c. Dapat dipadukan (interferensi) Seperti
halnya interferensi cahaya, interferensi bunyi juga memerlukan dua sumber bunyi
yang koheren. Contoh : Dua pengeras suara yang dihubungkan pada sebuah
generator sinyal (alat pembangkit frekuensi audio) dapat berfungsi sebagai dua
sumber bunyi yang koheren. d. Dapat dilenturkan (difraksi) Difraksi adalah peristiwa
pelenturan gelombang bunyi ketika melewati suatu celah sempit. Contoh : Kita
dapat mendengar suara orang diruangan berbeda dan tertutup, karena bunyi
melewati celah-celah sempit yang bisa dilewati bunyi. G. SYARAT ADANYA BUNYI 1.
Sumber Bunyi Benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi.
Contoh sumber bunyi adalah berbagai alat musik, seperti gitar, biola, piano, drum,
terompet dan seruling. 2. Zat Perantara (Medium) Gelombang bunyi merupakan
gelombang longitudinal yang tidak tampak. Bunyi hanya dapat merambat melalui
medium perantara. Contohnya udara, air, dan kayu. Tanpa medium perantara bunyi
tidak dapat merambat sehingga tidak akan terdengar. Berdasarkan penelitian, zat
padat merupakan medium perambatan bunyi yang paling baik dibandingkan zat
cair dan gas. 3. Pendengar Bunyi dapat didengar apabila ada pendengar. Manusia
dilengkapi indra pendengar, yaitu telinga sebagai alat pendengar. Getaran yang
berasal dari benda-benda yang bergetar, sampai ke telinga kita pada umumnya
melalui udara dalam bentuk gelombang. Karena gelombang yang dapat berada di
udara hanya gelombang longitudinal, maka bunyi merambat melalui udara selalu
dalam bentuk gelombang longitudinal. Kita perlu ingat bahwa gelombang
longitudinal adalah perapatan dan perenggangan yang dapat merambat melalui
ketiga wujud zat yaitu : wujud padat, cair dan gas. H. FREKUENSI BUNYI
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : 1.
Infrasonik, adalah bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz. 2. Audiosonik, adalah
bunyi yang frekuensinya antara 20 – 20.000 Hz. 3. Ultrasonik, adalah bunyi yang
frekuensinya di atas 20.000 Hz. Telinga manusia mempunyai batas pendengaran.
Bunyi yang dapat didengar manusia adalah bunyi dengan frekuensi 20 Hz sampai
20.000 Hz, yaitu audiosonik. Infrasonik dan ultrasonik tidak dapat didengar oleh
manusia. Infrasonik dapat didengar anjing, jangkrik, angsa, dan kuda. Ultrasonik
dapat didengar oleh kelelawar dan lumba-lumba. Adapun kegunaan gelombang
ultrasonik adalah sebagai berikut : a. Kelelawar Gelombang ultrasonik yang
dipancarkan oleh kelelawar mengetahui jarak suatu benda terhadap dirinya
berdasarkan selang waktu yang diperlukan oleh gelombang pancar untuk kembali
ke kelelawar. Itulah sebabnya kelelawar yang terbang malam tidak pernah
menabrak benda-benda yang ada disekitarnya. b. Mengukur kedalaman laut atau
kedalaman gua Teknik pantulan pulsa ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk
mengukur kedalaman laut di bawah kapal. Pulsa ultrasonik dipancarkan dan
pantulan pulsa ultrasonik diterima oleh alat atau instrumen yang disebut
Fathometer. c. Mendeteksi kerusakan logam Selain dimanfaatkan untuk mengetahui
kedalaman laut dan gua, gelombang ultrasonik juga bisa dimanfaatkan untuk
mendeteksi kerusakan logam yang berada di dalam tanah, misalnya pipa air dan
lain-lain. Ketika pulsa-pulsa gelombang bunyi menumbuk sebuah logam yang rusak,
maka pulsa-pulsa itu sebagian dipantulkan dan sebagian lagi diteruskan. Pulsan-
pulsa yang dipantulkan itu terjadi karena mengenai suatu pembatas yang memiliki
massa jenis yang berbeda. Pantulan-pantulan pulsa tersbeut diterima alat
pendeteksi, sehingga kerusakan pada logam dapat diketahui. d. Penggunaan dalam
bidang kedokteran Pemeriksaan untuk melihat bagian dalam tubuh manusia dengan
menggunakan pulsa-pulsa ultrasonik dinamakan USG (ultrasonografi). Dalam tubuh
manusia, pulsa-pulsa ultrasonik dipantulkan oleh jaringan-jaringan, tulang-tulang
dan cairan tubuh dengan massa jenis berbeda. I. CEPAT RAMBAT BUNYI Cepat
rambat bunyi didefinisikan sebagai hasil bagi jarak antara sumber bunyi dan
pendengar dengan selang waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat. Secara
matematis dituliskan : Dimana : v = Kecepatan (m/s) s = Jarak sumber bunyi dan
pendengar (m) t = waktu bunyi merambat (s) V= s t Cepat rambat bunyi pada
berbagai medium perantara berbeda-beda. Bunyi akan merambat paling baik dalam
zat padat dan paling buruk dalam gas A. KARAKTERTISTIK BUNYI 1. Nada
Berdasarkan keteraturan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi nada dan desah.
Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur, mislanya bunyi berbagai alat musik.
Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur, misalnya bunyi daun tertiup
angin dan bunyi gemuruh ombah. Ada pula bunyi yang berlangsung sangat singkat
tetapi kadang-kadang sangat kuat. Bunyi demikian disebut dentum, misalnya bunyi
meriam, senapan, dan bom. Tinggi rendahnya nada tergantung pada frekuensinya,
sedang kuat lemahnya nada ditentukan oleh amplitudonya. Berbagai jenis nada
dapat dideteksi dengan garputala. Sebuah garputala mempunyai frekuensi biasanya
sudah tertera pada garputala tersebut. 2. Warna bunyi (timbre) Nada yang
dihasilkan oleh alat musik mempunyai karakteristik tertentu, sehingga kita dapat
dengan mudah membeda-bedakan nada yang dihasilkan oleh piano dan gitar,
seruling dan terompet, atau suara laki-laki dan suara perempuan, meskipun
frekuensi nadanya sama. Dua nada yang mempunyai frekuensi sama tetapi
bunyinya berbeda disebut timbre (warna suara). Tembre terjadi karena cara
bergetar setiap sumber bunyi berbeda. 3. Hukum Mersenne Tinggi nada atau
frekuensi nada diselidiki oleh ilmuwan fisika berkebangsaan Prancis bernama
Mersenne (1588-1648). Mersenne menyelidiki hubungan frekuensi yang dihasilkan
oleh senar yang bergetar dengan panjang senar. Penampang senar, tegangan
senar, dan jenis senar. Alat yang digunakan adalah sonometer. B. RESONANSI Jika
dua buah garputala berfrekuensi sama salah satunya digetarkan (dibunyikan)
kemudian didekatkan ke garputala yang lain, maka garputala yang lain tersebut
akan ikut bergetar.Peristiwa ikut bergetarnya suatu benda ketika benda lain di
dekatnya digetarkan disebut resonansi. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi
benda yang bergetar sama dengan frekuensi alami benda yang ikut bergetar.
Peristiwa resonansi juga dapat dilihat pada ayunan bandul yang tergantung. Jika
bandul kamu ayunkan, bandul akan bergetar dengan frekuensi alamiahnya. Bandul
yang panjang talinya sama akan bergetar dengan frekuensi alamiah yang sama.
Keuntungan dan kerugian adanya resonansi a. pada telinga kita terdapat kolom
udara yang disebut kanal pendengaran yang akan memperuat bunyi yang kita
dengar. b. Adanya ruang resonansi pada gitar, biola, saron, kolintang, dan
kentongan dapat memperkeras bunyi alat-alat tersebut. c. Kantung udara yang
dimiliki katak pohon dna katak sawah dapat memperkeras bunyi yang dihasilkan.
Contoh-contoh kerugian akibat resonansi antara lain : a. Suara tinggi seorang
penyanyi dapat memecahkan gelas yang berbentuk piala karena gelas
berresonansi. b. Dentuman bom atau mesin pesawat supersonik dapat
memecahkan kaca-kaca jendela bangunan. c. Bunyi yang terlalu kuat dapat
memecahkan telinga kita. d. Pengaruh kecepatan angin pada sbeuah jembatan di
Selat Tacoma, Amerika Serikat, menghasilkan resonansi yang menyebabkan
jembatan roboh. C. PEMANTULAN BUNYI Gelombang bunyi dapat dipantulkan dan
diserap. Sebagian besar bunyi dipantulkan jika mengenai permukaan benda yang
keras, seperti permukaan dinding batu atau semen, besi, kaca, dan seng.
Sebaliknya, sebagian besar bunyi akan diserap jika mengenai permukaan benda
yang lunak, misalnya kain, karet, busa, gabus, karpet, dan wol (benda-benda
peredam bunyi). Manfaat pemantulan bunyi antara lain : ü Mendeteksi cacat dan
retak pada logam ü Mengukur ketebalan pelat logam ü Mengukur kedalaman laut ü
Mengetahui kedudukan kapal selam dengan mengirim gelombang ultrasonik dari
kapal pemburu ke bawah laut. ü Mengetahui kedudukan gerombolan ikan di laut ü
Mengetahui kantung-kantung cekungan minyak bumi dengan mengirimkan
gelombang bunyi ke dalam tanah,. D. MANFAAT GELOMBNAG BUNYI DALAM
KEHIDUPAN 1. Gelombang air laut untuk menggerakkan Turbin jatiluhur%201
Dengan adanya gelombang air laut, maka energi yang dihasilkannya dapat
mengubah energi potensial menjadi energi kinetik, yang dapat
menyebabkanberputarnya turbin sebuah generator akibat energi dorongan dari air
laut tersebut. 2. Radar Penggunaan Radar dalam berbagai bidang: * Cuaca dopler
%201 Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki kemampuan
untuk mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk, misalnya badai.Wind
Profiler, merupakan jenis radar cuaca yang berguna untuk mendeteksi kecepatan
dan arah angin dengan menggunakan gelombang suara (SODAR). * Militer radar
%20militer%201 Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar
yang berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain.
Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan penyerangan udara
dalam dunia militer. Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah
pesawat tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat
yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-14.
Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka
peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat
mencapai sasarannya dengan tepat. * Kepolisian 12radargun%281%29 Radar biasa
dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor
saat melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan untuk masalah ini adalah radar
gun (radar kecepatan) yang berbentuk seperti pistol dan microdigicam radar. *
Pelayaran 13radarpelayaran%2001 Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk
mengatur jalur perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang
di jalurnya masing-masing dan tidak saling bertabrakan, sekalipun dalam cuaca
yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut. * Penerbangan radar%20udara%20ok
Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian Air
Traffic Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam pengaturan
lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu
lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang
di udara, maupun yang akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi untuk
memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi
bandara yang dituju. 3. Kaca Mata Tuna Netra Kaca mata tuna netra dilengkapi
dengan pengirim dan penerima ultrasonikk sehingga tuna netra dapat menduga
jarak benda yang ada didepannya. Gelombang ultrasonik dipancarkan frame kaca
mata dan mengenai objek disekitar, gelombang ultrasonik dipantulkan dan diterima
kembali oleh alat penerima pada kaca mata. Ultrasonik berada pada frame kaca
mata yang mengirimkan signal getaran pada telinga tuna netra. Perlu diketahui
bahwa orang yang tuna netra memiliki pendengaran yang lebih tajam atau sensitif
dibanding orang yang bermata normal. Mengapa demikian? 4. Mengukur kedalaman
Laut Kedalam Laut termasuk kawanan atau gerombolan ikan di bawah permukaan
air dapat ditentukan oleh teknik pantulan pulsa ultrasonik.. Pulsa Ultrasonik
dipancarkan oleh sistem yang dinamakan fathometer. Ketika pulsa mengenai dasar
laut atau gerombolan ikan, maka pulsa akan dipantukan dan diterima kembali oleh
antena penerima. Dengan mengetahui waktu pancar sampai gelombang diterima
kembali maka jarak gerombolan ikan atau dasar laut bisa dihitung dengan
persamaan gerak lurus beraturan (glb). 5. Mendeteksi retak-retak pada struktur
logam Untuk mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton digunakan scaning
Ultrasonik. Teknik scaning ultrasonik inilah yang digunakan untuk meameriksa
retak-retak tersembunyi pada bagian-bagian pesawat terbang, yang bisa
membahayakan sebuah penerbangan pesawat. Idealnya dalam pemeriksaan rutin
setiap bagian penting pada pesawat akan di scaning ultrasonik. Bila ada keretakan
akan diketahui dengan cepat dapat diatasi sebelum pesawat diperkenankan
terbang. 6. Membersihkan benda dengan Ultrasonik Beberapa benda seperti berlian
dan perhiasan serta bagian-bagian mesin, sangat sukar dibersihkan dengan
mengguanakan spon kasar atau detergen keras. Getaran getaran dari ultrasonik
ternyata dapat merontokan suatu kotoran dari suatu objek. Berlian, komponen
elektronik atau bagian-bagian mesin yang akan dibersihkan dicelupkan kedalam
cairan kemudian gelombang ultrasonik frekuensi tinggi dikirim pada cairan sehingga
cairan ikut bergetar maka getaran cairan akan merontokkan kotoran yang
menempel tanpa harus digosok. 7. Survai geofisika Suatu gempa bumi atau
ledakkan dahsyat dapat menghantarkan gelombang bunyi yang dicatat dengan
seismograf yang diletakkan diberbagai tempat. Catatan ini dapat memperlihatkan
bentuk gangguan bentuk gangguan tergantung dari struktur lapisan bumi. Sehingga
Pantulan gelombang bunyi yang berfrekuensi tinggi atau Ultrasonik ketika melalui
lapisan-lapisan bumi bisa dipakai untuk memperkirakan lapisan lapiasan batuan dan
mineral yang mengandung endapan endapan minyak atau mineral-mineral
berharga 8. Kamera Pernahkah anda menggunakan kamera yang dapat mengatur
fokusnya secara otomatis. Kamera seperti ini pasti menggunakan SONAR.
Gelombang-gelombang ultrasonik dikirim oleh kamera menuju objek yang akan
difoto setelah gelombang dipantulkan kamera dapat mengetahui jarak objek
sehingga secara otomatis kamera mengatur fokos sesuai jarak objek tersebut BAB
III PENUTUP A. Kesimpulan * Gelombang adalah getaran yang merambat.gelombang
dibagi menjadi dua yaitu gelombang transversal dan gelombang
longitudinal.Gelombang transversal arah rambatnya tegak lurus dengan arah
getarannya, sedangkangelombang longitudinal arah rambatnya searah dengan arah
getarannya * Bunyi adalah salah satu gelombang, yaitu gelombang longitudinal.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar atau
berimpit dengan arah getarnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang
pada slinki dan gelombang bunyi di udara. * Hubungan antara gelombnag dan bunyi
adalah bahwa bunyi merupakan bagian dari gelombang yaitu Gelombang
Longitudinal. * Macam-macam gelombang: 1. Gelombnag mekanik: a. Gelombnag
Tranversal b. Gelombnag Longitudinal 2. Gelombang Elektromaknetik * Penerapan
gelombnag dalam kehidupan sehari-hari : 1. Gelombang air laut untuk
menggerakkan Turbin 2. Radar 3. Kaca Mata Tuna Netra 4. Mengukur kedalaman
Laut 5. Mendeteksi retak-retak pada struktur logam 6. Membersihkan benda dengan
Ultrasonik 7. Kamera

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef


Pengertian dan Bunyi Hukum Mersenne beserta Rumus dan Contoh Soalnya

Berikut ini adalah pembahasan tentang hukum mersenne, pengertian hukum


mersenne, bunyi hukum mersenne, rumus hukum mersenne, contoh soal hukum
mersenne, bunyi hukum marsenne, rumus hukum marsenne.

Hukum Mersenne

Mersenne, seorang fisikawan berkebangsaan Perancis, membuat alat untuk


menyelidiki hubungan antara frekuensi dengan tinggi nada. Alat percobaannya
dinamakan sonometer.

Mersenne mencoba sonometer dengan penampang kawat yang berbeda-beda dan


panjang tumpuan kawat yang bermacam-macam.

Gambar: Sonometer

Bunyi Hukum Mersenne

Dari hasil penelitiannya, Mersenne menarik beberapa kesimpulan. Kesimpulannya


dikenal sebagai hukum Mersenne yang bunyinya sebagai berikut.

1) Semakin panjang jarak tumpuan senar, frekuensi senar makin rendah. Dengan
demikian, frekuensi senar berbanding terbalik dengan panjang tumpuan senar.

2) Semakin besar luas penampang senar, frekuensi senar makin rendah sehingga
frekuensi senar berbanding terbalik dengan akar luas penampang senar.

3) Semakin besar tegangan senar, frekuensi senar semakin besar. Dengan


demikian, frekuensi senar berbanding lurus dengan akar tegangan senar.

4) Semakin besar massa jenis senar, frekuensi senar semakin kecil. Dengan
demikian, frekuensi senar berbanding terbalik dengan akar massa jenis.
Rumus Hukum Mersenne

Secara matematis, hukum Mersenne dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

l : panjang senar (m)

F : gaya tegangan senar (N)

A : luas penampang senar (m2)

ρ : massa jenis senar (kg/m3)

Untuk membantumu memahami hukum Mersenne, pelajarilah contoh soal berikut!

Contoh Soal Hukum Mersenne

Seutas senar panjangnya 50 cm. Ketika senar tersebut dipetik, senar menghasilkan
frekuensi 160 Hz. Tentukan frekuensi senar dari bahan yang sama yang panjangnya
3 kali panjang senar tersebut jika tegangan senar keduanya sama besar!

Penyelesaian:
Jadi, frekuensi senar yang panjangnya 3 kali panjang senar I adalah 480 Hz.
Bunyi Hukum Mersenne

Mersenne, seorang fisikawan berkebangsaanPerancis, membuat alat untuk menyelidiki


hubunganantara frekuensi dengan tinggi nada. Alat percobaannyadinamakan sonometer.
Mersenne mencoba sonometer denganpenampang kawat yang berbeda-beda danpanjang
tumpuan kawat yang bermacammacam.Dari hasil penelitiannya, Mersennemenarik beberapa
kesimpulan. Kesimpulannyadikenal sebagai hukum Mersenne yang bunyinyasebagai berikut.
1) Semakin panjang jarak tumpuan senar,frekuensi senar makin rendah. Dengandemikian,
frekuensi senar berbandingterbalik dengan panjang tumpuan senar.
2) Semakin besar luas penampang senar, frekuensi senar makin rendahsehingga frekuensi senar
berbanding terbalik dengan akar luas penampangsenar.
3) Semakin besar tegangan senar, frekuensi senar semakin besar. Dengandemikian, frekuensi
senar berbanding lurus dengan akar tegangan senar.
4) Semakin besar massa jenis senar, frekuensi senar semakin kecil. Dengandemikian, frekuensi
senar berbanding terbalik dengan akar massa jenis.
Marin Mersenne- Pencetus Hukum
Mersenne

Marin Mersennus atau le Père Mersenne yang biasa dikenal dengan sebutan Mersenne, lahir
di Sarte, Prancis pada tanggal 8 September 1588. Mersenne adalah "pusat dari dunia ilmu
pengetahuan dan matematika pada paruh pertama tahun 1600-an."

Mersenne kecil lahir dari keluarga yang miskin. Orangtuanya adalah seorang petani. Ia dididik di
Le Mans dan di Jesuit College of La Flèche . Pada tanggal 17 Juli 1611, ia bergabung dengan
Friars Minim , dan setelah mempelajari teologi dan Ibrani di Paris, ia lalu menerima penuh
perintah suci pada 1613.

Antara 1614 dan 1618, ia mengajar teologi dan filsafat di Nevers. Pada tahun 1620, ia kembali
ke Paris, Prancis lalu tinggal di sebuah biara yang bernama L'Annonciade. Ia belajar ia belajar
matematika dan musik bersama Rene Descartes , Étienne Pascal , Gilles de Roberval dan
Nicolas-Claude Fabri de Peiresc.

Dia mengajar teologi dan filsafat di Nevers dan Paris. Tahun 1635 Mersenne bertemu dengan
Tommaso Campanella , tetapi menyimpulkan bahwa ia bisa "mengajarkan apa-apa dalam ilmu
(...) tapi ia masih memiliki memori yang baik dan imajinasi yang subur." Mersenne bertanya
apakah René Descartes ingin Campanella datang ke Belanda untuk bertemu dengannya, tapi
Descartes menurun. Ia mengunjungi Italia lima belas kali, tahun 1640, 1641 dan 1645. Pada
1643-1644 Mersenne juga berhubungan dengan Jerman Socinian Ruar Marcin tentang ide
Copernicus dari Pierre Gassendi , menemukan Ruar sudah menjadi pendukung posisi Gassendi
itu.
Mersenne juga dikenang hari ini berkat hubungannya dengan bilangan prima Mersenne . The
twister Mersenne , nama untuknya, sering digunakan dalam teknik komputer, dan merupakan
pusat bidang-bidang seperti kriptografi.

Namun, Mersenne tidak terutama matematika, ia menulis tentang teori musik dan mata pelajaran
lainnya. Dia diedit karya Euclid , Apollonius , Archimedes , dan lainnya matematikawan Yunani .
Tapi mungkin kontribusi paling penting untuk kemajuan pembelajaran adalah korespondensi
yang luas (dalam bahasa Latin ) dengan matematikawan dan ilmuwan lainnya di banyak negara.
Pada saat yang jurnal ilmiah belum terwujud, Mersenne adalah pusat dari jaringan untuk
pertukaran informasi.

Karya filosofisnya ditandai dengan beasiswa yang luas dan ortodoksi teologis sempit. Pelayanan-
Nya terbesar bagi filsafat adalah pertahanan antusias nya Descartes, yang agen dia di Paris dan
siapa dia mengunjungi di pengasingan di Belanda . Ia diserahkan ke berbagai pemikir terkemuka
Paris salinan naskah Renungan tentang Filsafat Pertama , dan membela ortodoksi terhadap kritik
ulama banyak.

Di kemudian hari, ia menyerah pemikiran spekulatif dan berbalik untuk penelitian ilmiah,
khususnya dalam matematika, fisika dan astronomi. Dalam hubungan ini, paling terkenal karya
nya Traité de l'harmonie universelle (juga disebut sebagai Harmonie universelle) dari 1636,
berurusan dengan teori musik dan alat musik . Hal ini dianggap sebagai sumber informasi
tentang abad ke-17 musik, terutama musik Perancis dan musisi , untuk menyaingi bahkan karya
Pietro Cerone .

Salah satu dari banyak kontribusi untuk penyetelan musik teori adalah saran
sebagai rasio untuk sama-marah semitone ( ). Itu lebih akurat (0,44 sen tajam) dari Vincenzo
Galilei 's 18/17 (1,05 sen datar), dan dapat dibangun dengan menggunakan straightedge dan
kompas . Deskripsi Mersenne dalam 1636 Harmonie universelle penentuan absolut pertama dari
frekuensi nada terdengar (pada 84 Hz) menyiratkan bahwa ia telah menunjukkan bahwa rasio
mutlak-frekuensi dua string bergetar, memancarkan nada musik dan yang oktaf , adalah 1: 2.
Keharmonisan yang dirasakan ( harmoni ) dari dua catatan tersebut akan dijelaskan jika rasio
frekuensi osilasi udara juga 1: 2, yang pada gilirannya konsisten dengan hipotesis sumber-air-
gerak-frekuensi-kesetaraan.
Dia juga melakukan percobaan yang luas untuk menentukan percepatan benda jatuh dengan
membandingkan mereka dengan ayunan pendulum , dilaporkan dalam bukunya Cogitata Fisiko-
Mathematica tahun 1644.

Dia adalah yang pertama untuk mengukur panjang pendulum detik , yang merupakan pendulum
yang ayunan mengambil satu detik, dan yang pertama untuk mengamati bahwa ayunan
pendulum itu tidak isochronous seperti Galileo berpikir, tetapi perubahan besar memakan waktu
lebih lama daripada perubahan kecil.

Mersenne jatuh sakit setelah kunjungannya untuk melihat Descartes pada bulan Juli 1648 dan,
sayangnya, kesehatannya tidak pernah membaik. Dia disarankan untuk mencampur anggur
dengan air untuk membantunya mendapatkan hasil lebih baik, namun ia tidak minum anggur.

Dia memiliki penyakit abses pada paru-paru tetapi ahli bedah tidak dapat menemukannya.
Mersenne sendiri menunjukkan bahwa sayatan, yang ia minta, terlalu rendah. Gassendi ada di
sana untuk melihat Mersenne dan seluruh penyakitnya dan tetap dengan dia sampai kematiannya
pada 1 September 1648 di Paris, hanya 8 hari dari 60 ulang tahun nya.

Mersenne meninggal pada tanggal 1 September 1648 akibat komplikasi yang timbul dari suatu
abses paru-paru.

Kenangan
L'Harmonie Universelle (1637)

Buku ini berisi Hukum Mersenne yang menggambarkan frekuensi osilasi dari string
membentang. Frekuensi ini adalah:

a) Invers sebanding dengan panjang string (ini sebenarnya dikenal bagi nenek moyang, dan
biasanya dikreditkan ke Pythagoras sendiri).
b) proporsional dengan akar kuadrat dari kekuatan peregangan, dan
c) Inverse sebanding dengan akar kuadrat dari massa per satuan panjang.
Formula yang tepat untuk frekuensi terendah adalah

di mana f adalah frekuensi, L adalah panjang, T adalah gaya dan μ adalah massa per satuan
panjang.
Dalam buku ini, Mersenne, seorang murid René Descartes , juga memperkenalkan konsep
inovasi beberapa yang dapat dianggap sebagai dasar dari teleskop mencerminkan modern:

- Alih-alih menggunakan lensa mata, seperti yang dilakukan Galileo yang harus memiringkan
cermin untuk memiliki akses mudah ke gambar, Mersenne memperkenalkan gagasan
revolusioner cermin kedua yang akan memantulkan cahaya yang datang dari cermin pertama.
Hal ini memungkinkan seseorang untuk memfokuskan gambar di belakang cermin primer di
mana lubang yang dibor di tengah untuk membuka blokir sinar.
- Mersenne menemukan teleskop afocal dan kompresor balok yang berguna dalam banyak
multiple-cermin desain teleskop.
- Mersenne dikenal juga bahwa ia bisa memperbaiki penyimpangan bola dari teleskop dengan
menggunakan cermin nonspherical dan bahwa dalam kasus tertentu pengaturan afocal ia bisa
melakukan koreksi ini dengan menggunakan dua cermin parabola.

- Jauh lebih awal dari Laurent Cassegrain , ia menemukan susunan dasar kombinasi teleskop dua
cermin, cermin cekung utama terkait dengan cermin cembung sekunder dan menemukan efek
tele yang sangat penting dalam mencerminkan teleskop, meskipun jelas bahwa ia jauh dari
setelah mengerti semua implikasi dari penemuan itu.

Sayangnya, karena kritik keras bahwa ia temui, terutama dari René Descartes, ia tidak berusaha
untuk membangun teleskop penemuannya sendiri.

Marin Mersenne adalah pusat pendekatan matematika baru untuk alam di Paris pada tahun
1630 dan 1640 s s. Intelektual, dia adalah salah satu yang paling antusias praktisi dari program
itu, dan menerbitkan sejumlah buku berpengaruh di dekade yang penting. Tetapi Mersenne
memulai karirnya dengan cara yang agak berbeda. Pada awal 1.620 s, Mersenne dikenal di
Paris terutama sebagai penulis pada topik agama, dan pembela gigih Aristoteles terhadap
serangan oleh orang-orang yang akan menggantikannya dengan filosofi baru. ... Pada awal
1.620 s, Mersenne terdaftar Galileo antara inovator di alam filosofi yang dilihat harus ditolak.
Namun, dengan tahun 1630-an s, kurang dari satu dekade kemudian, Mersenne telah menjadi
salah satu Galileo pendukung yang paling bersemangat.
Sepanjang hidupnya Mersenne membantu para ilmuwan terkenal berpotensi dengan
mengarahkan mereka ke arah yang benar dan menasihati beberapa langkah berikutnya untuk
mengambil keputusan.

Dia tidak pernah menyerah seumur hidup keinginannya untuk memajukan ilmu pengetahuan. Dia
bahkan meminta, dalam surat wasiatnya, supaya tubuhnya digunakan untuk penelitian biologi.

Sumber, en.Wikipedia
Buku Inspirasi dari Manusia 2009
Biography.com
Flickr
www-history.mcs.st-and.ac.uk

 Title : Marin Mersenne- Pencetus Hukum Mersenne

 Posted by : Kevin Samara

 Date : 10:08 PM

 Labels : Fisikawan, Matematikawan, Pemusik, Pencetus, Penemu, September


1.4.4 Hukum MELDE

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat


gelombang transversal pada tali. Melalui percobaannya (lakukan kegiatan 1.1), Melde
menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan
tali dan berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai.

Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam
dawai. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 1.15 percobaan Melde

Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat
halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g
gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo yang
ditimbulkan oleh garpu tala konstan.

Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Dalam kawat akan
terbentuk pola gelombang stasioner. Jika diamati akan terlihat adanya simpul dan perut di antara
simpul-silpul tersebut. Diantara simpul-simpul itu antara lain adalah A dan K, yaitu ujung-ujung
kawat tersebut, ujung A pada garpu tala dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol.
Pada seluruh panjang kawat AK = L dibuat terjadi 4 gelombang, maka kawat mempunyai λ 1 = ¼
L. Jika f adalah frekuensi getaran tersebut, maka cepat rambat gelombang dalam kawat adalah v 1
= f . λ1 = ¼ fL. Jadi, sekarang beban ditambah hingga menjadi 4 gram, maka pada seluruh
panjang kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang, jadi 2λ 2 = L, λ2 = ½ L sehingga : v2 = f . λ2 =
½ fL

Kemudian beban dijadikan 16 gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu
gelombang, jadi : λ3 = L, maka v3 = f . λ3 = f L. Beban dijadikan 64 gram, maka pada seluruh
panjang kawat hanya terjadi 1/2 gelombang, jadi : ½ λ4 = L ; λ4 =2 L sehingga

v4 = f . λ4 = 2f . L

Dari hasil pengamatan ini, maka timbul suatu anggapan atau dugaan, bahwa agaknya ada
hubungan antara cepat rambat gelombang dengan berat beban, yang pada hakekatnya merupakan
tegangan dalam kawat. data pengamatan tersebut di atas kita susun sebagai :
Pengamatan I F1 = g l1 = ¼ L v1 = ¼ fL

Pengamatan II F2 = 4g l2 = ½ L V2 = ½ fL

Pengamatan III F3 = 16g l3 = L V3 = fL

Pengamatan IV F4 = 64g l4 = 2L V4 = 2 fL

Data di atas kita olah sebagai berikut :

v2/v1 =2, dan F2/F1 = 4

v3/v1 =4, dan F3/F1 = 16

v4/v1 =8, dan F4/F1 = 64

Kesimpulan:

Cepat rambat gelombang dalam tali, kawat, dawai berbanding senilai dengan akar gaya
tegangan kawat, tali dawai tersebut.

Percobaan di atas diulang kembali dengan bahan sama, panjang kawat tetap, beban sama
(dimulai dari 16g gram), hanya saja luas penampang kawat dibuat 4 kali lipat, maka dapat kita
amati sebagai berikut :

λ1’= ½ L ; v'1 = ½ fL

v3 = f .L (dari percobaan pertama, dengan menggunakan 16g gram) maka :

v1’/v3 = ½

Percobaan diulangi lagi dengan beban tetap 16g gram, akan tetapi kawat diganti dengan kawat
yang berpenampang 16 kali lipat (dari bahan yang sama dan panjang tetap), maka dalam kawat
terjadi 4 gelombang, sehingga :

λ2’= ¼ L ; v2’ = ¼ fL sehingga : v2’/v3 = ¼ .


Apabila panjang kawat tetap dan dari bahan yang sama, sedangkan penampang diubah, maka
berarti sama dengan mengubah massa kawat. Jika massa kawat semula adalah m 1, maka pada
percobaan tersebut massa kawat berturut-turut diubah menjadi m2 = 4 m1

dan m3 = 16 m1. Berdasarkan data percobaan kedua, maka setelah diolah sebagai berikut :

v1’/v3 = ½ dan m2/m1 =4m1/m1 =4

v2’/v3 = ¼ dan m3/m1 = 16m1/m1= 16

Dari pengolahan data tersebut dapatlah disimpulkan bahwa:

Cepat rambat gelombang berbanding balik nilai akar kuadrat massa kawat, asalkan panjangnya
tetap.

Percobaan selanjutnya diulangi lagi, akan tetapi diusahakan agar massa kawat antara simpul-
simpul A dan K tetap, sedangkan panjang AK variabel. Ternyata cepat rambatnyapun berubah
pula, meskipun beban tidak berubah, Kalau jarak AK menjadi ¼ jarak semula yaitu = ¼ L, maka
cepat rambatnya menjadi ½ kali semula, sebaliknya jika panjang kawat AK dilipat empatkan dari
AK semula, menjadi 4L, maka cepat rambatnya menjadi 2 kali cepat rambat semula, asalkan
massa kawat tetap. Dari percobaan ketiga ini dapatlah disimpulkan.

Untuk massa kawat yang tetap, maka cepat rambat gelombang berbanding senilai dengan akar
kuadrat panjang kawat.

Kesimpulan (2) dan (3) dapat disatukan menjadi : Cepat rambat gelombang dalam kawat
berbanding terbalik nilai dengan akar massa persatuan panjang kawat.

Jika massa persatuan panjang kawat ini dimisalkan atau dilambangkan dengan, maka kesimpulan
(1) sampai dengan (3) di atas dapat dirumuskan menjadi :

......................................................1.17

Dengan:

v = cepat rambat gelombang dalam kawat (tali, dawai)

F = gaya tegangan kawat

m = massa persatuan panjang kawat

k = faktor pembanding, yang dalam SI harga k = 1


Contoh Hk Melde

Cepat rambat gelombang transversal pada dawai yang tegang sebesar 10 m/s saat besar
tegangannya 150 N. Jika dawai diperpanjang dua kali dan tegangannya dijadikan 600 N maka
tentukan cepat rambat gelombang pada dawai tersebut!

Penyelesaian

Dari soal di atas dapat dibuatkan peta konsep dan beberapa metode penyelesaian seperti di
bawah.

v1 = 10 m/s, F1 = 150 N, L1 = L

v2 = ? , F2 = 600 N, l2 = 2L

Dari data pertama dapat diperoleh massa per satuan panjang :

→ 10 = → 100 =

m1 = 150/100 = 1,5 kg/m

Keadaan kedua

Dawai jenisnya tetap berarti m2 = m1, sehingga v2 dapat diperoleh :

= = 20 m/s
hukum melde

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat


gelombang transversal pada tali. Melalui percobaannya (lakukan kegiatan 1.1), Melde
menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan
tali dan berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai.
Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat
halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g
gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo yang
ditimbulkan oleh garpu tala konstan.
Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Dalam kawat akan
terbentuk pola gelombang stasioner. Jika diamati akan terlihat adanya simpul dan perut di antara
simpul-silpul tersebut. Diantara simpul-simpul itu antara lain adalah A dan K, yaitu ujung-ujung
kawat tersebut, ujung A pada garpu tala dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol.
Pada seluruh panjang kawat AK = L dibuat terjadi 4 gelombang, maka kawat mempunyai λ1 = ¼
L. Jika f adalah frekuensi getaran tersebut, maka cepat rambat gelombang dalam kawat adalah v1
= f . λ1 = ¼ fL. Jadi, sekarang beban ditambah hingga menjadi 4 gram, maka pada seluruh
panjang kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang, jadi 2λ2 = L, λ2 = ½ L sehingga : v2 = f . λ2 =
½ fL
Kemudian beban dijadikan 16 gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu
gelombang, jadi : λ3 = L, maka v3 = f . λ3 = f L. Beban dijadikan 64 gram, maka pada seluruh
panjang kawat hanya terjadi 1/2 gelombang, jadi : ½ λ4 = L ; λ4 =2 L sehingga
v4 = f . λ4 = 2f . L
> Percobaan Melde

Apabila vibrator dihidupkan maka tali akan bergetar sehingga pada tali akan merambat
gelombang transversal. Kemudian vibrator digeser menjauhi atau mendekati katrol secara
perlahan-lahan sehingga pada tali timbul gelombang stasioner.

Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur panjang gelombang yang terjadi
( Orang yang pertama kali melakukan percobaan mengukur cepat rambat gelombang adalah
Melde, sehingga percobaan seperti di atas dikenal dengan sebutan Percobaan Melde.

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa kecepatan merambat gelombang transversal pada
dawai :
a. berbanding lurus dengan akar panjang dawai,
b. berbanding terbalik dengan akar massa dawai,
c. berbanding lurus dengan akar gaya tegangan dawai,
d. berbanding terbalik dengan akar massa per satuan panjang dawai,
e. berbanding terbalik dengan akar massa jenis dawai,
f. berbanding terbalik dengan akar luas penampang dawai.

Gelombang Bunyi Gelombang bunyi merupakan salah satu contoh dari gelombang mekanik,
yaitu gelombang merambat memerlukan zat perantara (medium perantara). Gelombang bunyi
adalah gelombang mekanik yang berbentuk gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah
rambatannya sejajar dengan arah getarannya.

Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, benda yang bergetar disebut sumber
bunyi. Karena bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, maka kuat kerasnya bunyi tergantung
pada amplitudo getarannya. Makin besar amplitudo getarannya, makin keras bunyi terdengar dan
sebaliknya makin kecil amplitudonya, makin lemah bunyi yang terdengar.

Di samping itu, keras lemahnya bunyi juga tergantung pada jarak terhadap sumber bunyi, makin
dekat dengan sumber bunyi, bunyi terdengar makin keras dan sebaliknya makin jauh dari sumber
bunyi, makin lemah bunyi yang kita dengar.

Gelombang bunyi berdasarkan daya pendengaran manusia dibedakan menjadi menjadi tiga,
yaitu audio/bunyi, infrasonik dan ultrasonik. Audio yaitu daerah gelombang bunyi yang dapat
didengar oleh telinga manusia yang memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz.
Infrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz. Sedangkan
ultrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz. Baik gelombang
infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga manusia.

Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Untuk meyakinkan hal ini tempelkan jari pada
tenggorokan selama kalian berbicara, maka terasalah suatu getaran. Bunyi termasuk
gelombanglongitudinal . Alat-alat musik seperti gitar, biola, harmonika, seruling termasuk
sumber bunyi. Pada dasarnya sumber getaran semua alat-alat musik itu adalah dawai dan kolom
udara. Pada bab ini kita akan mempelajari nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi
tersebut.

Sumber Bunyi Dawai


Sebuah gitar merupakan suatu alat musik yang menggunakan dawai/senar sebagai sumber
bunyinya. Gitar dapat menghasilkan nada-nada yang berbeda dengan jalan menekan bagian
tertentupada senar itu, saat dipetik.

Getaran pada senar gitar yang dipetik itu akan menghasilkan gelombang stasioner pada ujung
terikat. Satu senar pada gitar akan menghasilkan berbagai frekuensi resonansi dari pola
gelombang paling sederhana sampai majemuk.

Nada yang dihasilkan dengan pola paling sederhana disebut nada dasar, kemudian secara
berturut-turut pola gelombang yang terbentuk menghasilkan nada atas ke-1, nada atas ke-2, nada
atas ke-3 ... dan seterusnya.
1) Nada Dasar
Jika sepanjang dawai terbentuk gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut nada dasar.
2) Nada Atas 1
Jika sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 1.
3) Nada Atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 1,5 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 2
4) Nada Atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 2 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 3,
dan seterusnya.

Berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa perbandingan frekuensi nada-nada yang
dihasilkan oleh sumber bunyi berupa dawai dengan frekuensi nada dasarnya merupakan
perbandingan bilangan bulat

Anda mungkin juga menyukai