PELAKSANAAN
118
4. Pengorganisasian ini dalam satu hari terdiri dari 1 orang KARU, 1
orang PN di mana PN memiliki 1-2 orang AN. Shift pagi terdiri dari 1
orang KARU, 2 orang PP (PP 1 & PP 2) dengan 2 orang PA (PA 1 &
PA 2). Shift sore terdiri dari 2 orang PA (PA 1 & PA 2). Shift malam
terdiri 2 orang PA (PA 1 & PA 2). Dan 1 orang lepas dinas.
4.1.3 Hambatan
Pada minggu pertama mahasiswa masih kesulitan dalam menyamakan
persepsi dalam pendokumentasian model MAKP karena ada beberapa dokumen
yang masih dalam tahap pembaharuan sehingga pada pelaksanaanya
pendokumentasian dirasa masih kurang optimal kemudian PP yang masih bingung
dalam melaksanakan perannya sehingga banyak informasi dalam hal pemenuhan
pelayanan kesehatan bagi pasien terlewatkan oleh PP yang seharusnya dijadikan
suatu intervensi untuk dilaksanakan oleh Perawat Asosiate.
4.1.4 Dukungan
Kepala Ruangan, pembimbing klinik dan perawat Ismail RS Siti Khodijah
Sepanjang memberikan kesempatan kepada mahasiswa praktek manajemen dan
memberi masukan, saran yang bersifat positif serta bertambahnya intensitas
mahasiswa untuk berkumpul bersama sehingga mahasiswa mampu belajar
mendokumentasikan model MAKP dan menjalankan tugas dan peran masing-
masing dengan baik dan benar.
119
DOKTER Kepala Ruangan SARANA
RS
Perawat Pimer
Pasien
4.2.2 Pelaksanaan
Pada minggu kedua sampai ketiga, kelompok mulai dibagi menjadi 3 shift
(pagi: 1 karu dan 4 perawat, sore: 2 perawat, malam: 2 perawat) dengan peran
yang terjadwal sebagai kepala ruangan, PP dan PA.
Kepala ruangan yang berperan dalam menentukan BOR dan memantau
kinerja PP dan PA. Perawat Primer berperan menentukan intervensi yang akan
dilakukan pada pasien serta memantau perkembangan pasien yang dikelolanya
selama 24 jam sedangkan perawat associate berperan malaksanakan intervensi
yang telah di program oleh perawat primer dan mendokumentasikan tindakan
yang telah dilakukan (Jadwal peran, uraian tugas dan jadwal dinas terlampir).
Pada minggu ketiga dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MAKP
dengan hasil seluruh pasien yang kami kelola menyatakan puas terhadap
pelayanan keperawatan yang kami berikan.
120
4.2.3 Hambatan
1) Tingkat adaptasi mahasiswa terhadap peran bervariasi
2) Kurangnya keaktifan mahasiswa untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
pembagian tugas dan intervensi yang telah ditetapkan juga sedikit
menghambat berjalannya MAKP dalam kelompok
4.2.4 Dukungan
1) Kepala ruangan dan staf mendukung pelaksanaan metode asuhan
keperawatan Primer
2) Adanya SDM yang dapat diandalkan
3) Adanya sarana dan prasarana yang mendukung
4) Adanya kepercayaan pasien terhadap perawat
121
1.2 Pengorganisasian
Ketua : Winda Ayu Sholikhah., S.Kep.
Sekretaris : Sri Wiludjeng., S.Kep.
Bendahara : Nofiyah Lailiana., S.Kep.
Penanggung Jawab Kegiatan
1 MAKP : Nofiyah Lailiana., S.Kep.
2 Sentralisasi Obat : Nurainil Baisyaroh, S.Kep.
3 Timbang Terima : Angga Pratama Putra, S.Kep.
4 Ronde Keperawatan : Sri Wiludjeng., S.Kep.
5 Supervisi :Imroatul Mafruha, S.Kep.
6 Discharge Planing : Yeti Rahmaniar, S.Kep.
7 Dokumentasi : Esti Rahayu, S.Kep.
Sola Mardiana, S.kep.
8 Penerimaan Pasien Baru : Novita Aulia Rachma, S.Kep.
1. M1(MAN)
1. Persiapan
Penilaian dan pengawasan M1 (Man) pada perawat ruangan dilakukan
pada tanggal 30 Januari- 10 Februari 2018, dengan menghitung kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan metode Douglas dan metode Gillies pada pasien di Ismail RS
Siti Khodijah Sepanjang.
2. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan kegiatan penghitungan kebutuhan tenaga perawat
dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi manajemen kepada pasien di Ismail RS
Siti Khodijah Sepanjang sejak tanggal 30 Januari - 10 Februari 2018
menggunakan metode Douglas dan Gilles. Rerata jumlah tenaga perawat di Ruang
kelolaanmenurut metode Douglas per hari yaitu 4 orang (tanpa
struktural),berdasarkan metode Gilles yaitu 5 orang. Rerata BOR di Ruang
keelolaan tanggal 30 Januari - 10 Februari 2018 adalah 92,38%.
122
3. Hambatan dan Dukungan
Selama menjalankan praktek profesi manajemen, kelompok tidak
mengalami hambatan dalam ketenagaan karena jumlah pasien kelolaan dan ners
muda seimbang. Sehingga pelayanan kesehatan dapat diberikan secara optimal
pada pasien kelolaan.
Dukungan terhadap pelaksanaan profesi manajemen diperoleh dari kepala
ruangan, tenaga keperawatan ruangan, serta pegawai rumah sakit lain dengan
memberikan saran, masukan, dan bantuan tenaga tentang ketenagaan.
2. M2 (MATERIAL)
1. Persiapan
Melakukan penilaian dan observasi.
2. Pelaksanaan
Selama praktik profesi manajemen telah membantu mengevaluasi fasilitas
yang seharusnya sesuai dengan standart seperti bed untuk anak usia 0-3 tahun,
seharusnya menggunakan bed box dengan jeruji yang sempit untuk
mengurangi resiko jatuh.
3. Hambatan
Pengusulan bed box untuk anak usia 0-3 tahun sudah dilaksanakan namun
belum ada tindak lanjut dari pihak RS.
3. M3 (METHOD)
a. Penerapan MAKP
1. Persiapan
Penerapan MAKP dilakukan setelah terbentuk struktur organisasi
kelompok, Gann Chart, jadwal dinas dan daftar pasien, daftar uraian tugas kepala
ruangan (KARU), Perawat primer (PP) , Perawat associate (PA). Kemudian
dilakukan pembagian tugas untuk melakukan beberapa kegiatan MAKP seperti
penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat, timbang terima, supervisi, ronde
keperawatan dan discharge planning. Dari setiap kegiatan tersebut telah
ditentukan penanggung jawab yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
123
kegiatan, mulai dari tahap persiapan hingga melakukan evaluasi atas kegiatan
tersebut. Selain persiapan struktural, ners muda melakukan belajar bersama
tentang peran KARU, PP dan PA yang seharusnya dilakukan.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan MAKP primer sudah dimulai pada minggu ke 2 tanggal 30
Januari - 10 Februari 2018. Setiap harinya, mahasiswa yang berdinas
mendapatkan peran masing-masing yaitu 1 orang sebagai KARU, 2 orang sebagai
PP, masing-masing PP membawahi 1 orang sebagai PA.
Setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan menjadi KARU 1-2
kali, kemudian mendapat kesempatan menjadi PP sebanyak 1-3 kali selebihnya
ners muda berperan menjadi PA, selain itu saat dinas sore dan dinas malam ada
ners muda yang menjadi PA 1 & PA 2. Masing-masing anggota kelompok
menjalankan peran sesuai dengan tugasnya dan pembagian peran sudah diikuti
dengan pembagian jadwal 3 dinas pagi, sore dan malam. KARU menjalankan
tugasnya diantaranya merencanakan strategi pelaksanaan perawat, mengevaluasi
perawat primer dan perawat assosiate atas tugas yang dijalankan, menghitung
jumlah tenaga perawat dan menentukan tingkat ketergantungan pasien,
mengevaluasi pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan, melakukan
pengecekan kelengkapan dalam pengisian dokumen. Dalam hal ini kelompok
belum menggunakan format untuk mengevaluasi pelaksanaan pemberian asuhan
keperawatan untuk pendokumentasian supervise yang telah dilakukan . Sedangkan
perawat primer menjalankan tugasnya antara lain melakukan penerimaan pasien
baru dan sentralisasi obat serta melakukan pengkajian terhadap kebutuhan klien
secara komprehensif, membuat tujuan dan rencana keperawatan, membuat list
rencana harian yang harus dilakukan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan
yang dibuat, melaksanakan discharge planning, mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan kepada tim medis lain,
mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan, membuat laporan
timbang terima dengan metode SBAR. Untuk perawat associate, menjalankan
tugasnya diantaranya melaksanakan asuhan keperawatan, memenuhi kebutuhan
124
dasar klien, melakukan tindakan-tindakan kolaboratif, mendokumentasikan
tindakan yang telah dilakukan.
Kegiatan MAKP yang dapat dilakukan oleh ners muda di ruangan adalah
melakukan penerimaan pasien baru dan menjelaskan pada pasien tentang
sentralisasi obat, meminta persetujuan untuk sentralisasi obat, membuka dan
menutup timbang terima, melakukan pelaporan timbang terima pasien kelolaan
pada perawat ruangan menggunakan metode SBAR, melakukan discharge
planning pada pasien kelolaan yang datang dan akan pulang.
Untuk ners di ruangan Ismail telah melaksanakan MAKP dengan baik,
pembagian tugas yang baik antara primary ners, associate ners dan KARU.
Setiap shift ada PA 1 yang ditugasi oleh PP 1 sebagai penanggung jawab begitu
juga dengan PA 2 dan PP 2, jika ada masalah PA melaporkan kepada PP.
3) Hambatan
Hambatan yang didapatkan adalah saat minggu pertama, ners muda
masih bingung dalam memahami job description yang harus dijalani, tetapi
saat minggu kedua, ners muda menjalankan tugasnya masih merasa kesulitan
karena proses adaptasi dengan peran dan ungi MAKP yang sebelumnya belum
pernah dilakukan oleh Ners muda.
4) Dukungan
Hambatan yang muncul selama praktik dapat diatasi dengan dukungan
perawat di ruangan, bimbingan dari para pembimbing serta adanya kerjasama
yang baik antar anggota kelompok. Model asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh mahasiswa di ruangan ini adalah MAKP Primer. Perawat di ruangan
selalu mempersilahkan mahasiswa praktik untuk melakukan MAKP sesuai
dengan peran mahasiswa masing-masing. Dalam menerapkan MAKP di
ruangan, mahasiswa didukung oleh seluruh petugas/perawat ruangan baik
KARU, PP dan PA sehingga pelaksanaannya berjalan lancar. Selain itu ners
muda sudah membuat penjelasan tentang peran-peran yang dapat dilakukan
oleh KARU, PP dan PA.
125
5) Evaluasi
Evaluasi yang ditemukan selama praktik profesi manajemen
keperawatan adalah pemahaman mahasiswa sudah cukup baik tentang
penerapan MAKP, namun saat minggu pertama ners muda masih bingung
tentang pembagian job description, sehingga penerapan MAKP masih
memiliki peran yang tersamarkan. Tetapi setelah pertengahan minggu kedua,
ners muda sudah bisa menerapkan peran MAKP dengan baik, meskipun
terkadang masih tidak sesuai dengan job desk yang telah ditentukan.
126
1. Dwi Erma, S.Kep.,Ns.(selaku pembimbing klinik)
2. Septian Galuh Winata, S.Kep.,Ns.,M.kep (selaku pembimbing
akademik)
Selama tanggal 30 Januari - 10 Februari 2018, ners muda memperoleh
sebanyak 24 pasien. Adanya pasien baru sudah bisa teridentifikasi pada saat
pergantian shift jaga untuk pasien yang melakukan inden dari poliklinik atau
pasien telah di IGD dalam waktu lama, sehingga pasien yang baru sudah bisa
langsung dibagi oleh ners muda untuk ners yang bertanggung jawab. Setelah
pasien datang, ners muda bersamaners ruangan menerima pasien baru, melakukan
timbang terima dengan ners IGD. Kemudian ners muda melakukan penerimaan
pasien baru sekaligus melakukan pengkajian rawat inap dan menjelaskan serta
meminta persetujuan untuk sentralisasi obat. Penerimaan pasien barudengan
memulai perkenalan diri, perkenalan perawat yang bertanggung jawab (kepala
ruangan, perawat primer, perawat assosiate), perkenalan dokter yang bertanggung
jawab dan tenaga non keperawatan, memperkenalan pada klien ruangan dan
lingkungan seperti kamar mandi, ruang tunggu keluarga, ners station, ruang ners,
depo farmasi, musholla, memberikan penjelasan tentang aturan rumah sakit,
fasilitas, jam berkunjung, penunggu klien, waktu makan, tata cara pembayaran
jasa di rumah sakit, penjelasan akan sistem sentralisasi obat, anjuran untuk tidak
membawa barang berharga, dilanjutkan dengan penjelasan tentang penyakit
pasien kemudian penjelasan tentang cara cuci tangan pada keluarga dan diakhiri
dengan penandatanganan pada lembar penerimaan pasien baru dan lembar
sentralisasi obat.
3. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan pasien baru pada minggu
kedua sampai ketiga ditemukan hambatan dalam pelaksanaan kurang maksimal
karena PP kurang tanggap dalam merespon adanya kedatangan pasien sehingga
tidak sepenuhnya sesuai dengan tehnik dan alur penerimaan pasien baru dan
pada kegiatan roleplay hambatannya adalah alur penerimaan pasien baru
cenderung maju mundur sehingga keluarga pasien keluar dan masuk ruangan.
127
Selain itu, peran PA kurang nampak dan beberapa informasi yang seharusnya
disampaikan oleh PP terlewat, sehingga harus belajar lagi agar lebih maksimal
dan mengulang role play membuat video pada tanggal 7 Februari 2018.
Sentralisasi obat yang dilakukan selama 2 minggu penerapan MAKP
kurang maksimal dikarenakan tidak dapat mengelola sendiri dan dibawah
pengawasan para perawat.
4. Dukungan
1. Keluarga bersedia dilakukan tahap penerimaan pasien baru dan
sentralisasi obat. Selain itu perawat ruangan juga sangat mendukung
pelaksanaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat.
2. Pengorganisasian acara penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat
yang terstruktur.
3. Proses bimbingan pelaksanaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi
obat oleh pembimbing akademik dan ruangan
4. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak
perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana
5. Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga pasien dengan
pelaksana penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat
6. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses penerimaan
pasien baru dan sentralisasi obat yang baik di Ruang Ismail RS Siti
Khodijah Sepanjang
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
Penerimaan pasien baru:
1. Belum melakukan identifikasi pasien
2. Tidak dijelaskan tentang lingkungan
3. Welcome book
4. Karu belum menutup untuk evaluasi penerimaan pasien baru
128
Sentralisasi obat :
1. Persetujuan dilakukan sentraliasi obat tidak runtun
2. Tidak menjelaskan ketentuan memberian resep
3. Tidak menjelaskan pengelolahan obat di ruangan
129
catatan integrasi dan mensosialisasikan standar prosedur operasional tentang
pelaksanaan timbang terima. Pada pelaksanaan timbang terima, mahasiswa
tidak menemukan hambatan yang berarti, karena kepala ruangan dan petugas di
Ismail mendukung pelaksanaan kegiatan timbang terima yang di lakukan oleh
mahasiswa, masukan dan kritik yang membangun dari kepala ruangan dan
petugas di Ismail bisa di gunakan untuk evaluasi kegiatan mahasiswa di Ismail
dalam kegiatan timbang terima.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Roleplay dilaksanakan pada hari Senin,05 Februari 2018 pada jam 13.00-
15.30 WIB.Topik yang disampaikan adalah aplikasi peran dalam pelaksanaan
timbang terima. Roleplay dilaksanakan di Ruang Mahasiswa yang dimodifikasi
sebagai Nurse Station Mahasiswa Manajemen, dilanjutkan validasi ke pasien.
Sasaran dari roleplay ini adalah 2 pasien kelolaan.
Acara dihadiri oleh :
1) Septian Galuh Winata, S.Kep.,Ns.,M.kep
2) Dwi Erma, S.Kep.,Ns.
130
dilakukan dengan memperkenalkan ners muda yang bertanggung jawab pada shift
selanjutnya kemudian mengecek keadaan umum pasien. Timbang terima ditutup
dengan pemberian reinforcement pada ners muda yang telah bertugas dan
memberikan semangat untuk ners yang akan bertugas.
3. Hambatan
Selama pelaksanaan timbang terima selama 2 minggu mahasiswa
menyampaikan timbang terima terkadang tidak runtut secara SBAR dan
penyampaian revisi atau pesan dokter setelah visite terkadang tak tersampaikan
sedangkan saat role play timbang terima, hambatan yang ditemui adalah
persiapan skenario yang kurang matang tugas dari peran Karu, PP, terutama
PA. Sebagian dari mahasiswa ada yang lupa menjelaskan intervensi
keperawatan yang belum di lakukan dan intervensi tambahan hasil visite
dokter sehingga perlu untuk belajar kembali dan mengulang role play membuat
video pada tanggal 7 Februari 2018.
4. Dukungan
Ruangan mendukung dan mengikuti timbang terima saat mahasiswa
melakukan kegiatan role play timbang terima keperawatan. Bahkan dukungan dari
ruangan sangat tampak dengan hadirnya pembimbing klinik, pembimbing
akademik dan kepala ruangan memberikan arahan dalam pelaksanaan timbang
terima keperawatan serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa berperan
menjadi Karu, PA, perawat primer untuk melaporkan keadaan pasien dalam
timbang terima.
Dukungan sepenuhnya juga diberikan oleh pembimbing klinik dan
pembimbing akademik dengan mengarahkan pelaksanaan role play dengan baik.
Selama tanggal 30 Januari– 10 Februari 2018, ners ruangan memberikan
kesempatan pada ners muda membuka dan menutup timbang terima, membacakan
dan menyampaikan keadaan umum pasien kelolaan. Ners ruangan akan
melakukan klarifikasi jika ada hal-hal yang terlewat saat penyampaian.
131
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
1. Komunikasi pada saat operan belum SBAR
2. Alur dalam peran harus runtun
3. Peran PA saat validasi ke pasien masih belum tampak.
132
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Roleplay supervisi ini dilaksanakan pada hari
Kamis,08 Februari 2018 pada pukul 13.00-15.00 WIB yang bertemakan tentang
sentralisasi obat di Ruang Ismail.
3. Hambatan
Selama 2 minggu, mahasiswa melakukan supervise sekali. Supervisor
yaitu karu kepada PA mengenai SOP injeksi intravena. Hambatannya adalah
feed back kepada PA kurang maksimal sedangkan pada saat role play
hambatan yang dialami adalah kesenjangan antara permintaan pembimbing
ruangan dan alur dari scenario yang dibuat mengenai sentralisasi obat.
4. Dukungan
Pembimbing klinik dan akademik juga memberikan bimbingan penuh.
Latihan uji peran dilakukan sehari sebelum pelaksanaan roleplay berlangsung.
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
1. Karu belum melakukan follow up
133
Pengorganisasian
Nurse Unit Manager :Winda Ayu S., S.Kep
PP 1 : Imroatul M., S.Kep
PP 2 : Sola Mardiana, S.Kep
PA 1 : Nofiyah Lailiana, S.Kep
PA 2 : Nurainil Baisyaroh, S.Kep
Ahli Farmasi : Rima H. S.Fam. Apt
Pembimbing Akademik : Septian Galuh Winata., S.Kep., Ns.,M.Kep.
Pembimbing Klinik : Dwi Erma S., S.Kep., Ns.
Supervisor : Rini W., S.kep., Ns.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan di Ruang Ismail dilaksanakan
pada hari Selasa, 12 Februari 208 selama 60 Menit (13.00–14.00 WIB)
membahas topik tentang Asuhan Keperawatan pada An. S dengan masalah
keperawatan hipertermi pada diagnosa observasi febris post imunisasi difteri.
Yang dihadiri oleh Septian Galuh Winata., S.Kep., Ns.,M.Kep., Rini W., S.kep.,
Ns., Dwi Erma S., S.Kep., Ns., Rima H S.,Farm.Apt . Kegiatan ini dimulai dengan
berkumpulnya tim ronde di ruang nurse station untuk mempresentasikan kasus
yang akan diselesaikan kemudian dilanjutkan dengan validasi pasien ke kamar 2.
Kegiatan ronde dibuka oleh KARU selanjutnya menjabarkan agenda ronde yang
akan dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan PP1 menjelaskan keadaan
pasien, dan melakukan validasi ke pasien langsung. Saat validasi ke pasien, PP 2
melakukan pengkajian kepada pasien kemudian merencanakan rencana tindak
lanjut yang akan dilakukan.
Selama ini pelaksanaan Ronde Keperawatan di Ismail sudah berjalan
untuk membahas mengenai masalah yang kompleks pada pasien, hanya saja
metode yang digunakan berbeda, di ruang Ismail menggunakan metode nursing
table.
134
3. Hambatan
Hambatan dalam proses ronde keperawatan tidak terjadi secara berarti,
hanya saja hambatan terjadi dalam proses persiapan materi sebelum dilakukannya
ronde, hambatan ini terjadi dikarenakan pasien yang sudah pulang sebelum
dilakukan ronde keperawatan, sehingga harus mencari kasus yang lain dan
berganti – ganti kasus.
4. Dukungan
Pelaksanaan ronde keperawatan didukung oleh ahli farmasi klinis sehingga
pelaksanaannya berjalan lancar. Pelaksanaan roleplay dibuat sedemikian rupa
sehingga yang ners muda lakukan tidak seperti roleplay namun membahas kasus
dan memecahkan bersama masalah yang dihadapi oleh pasien dengan sebenar-
benarnya sehingga ners muda mendapatkan rekomendasi-rekomendasi positif
yang aplikatif.
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
5. Literature kurang lengkap (imunisasi, kejadian ikutan paska imunisasi)
6. PP tidak menyampaikan hambatan
7. Isi masalah kurang terlihat menarik sehingga tidak menemukan solusi
yang diharapkan
135
Associate Nursing : Sri Wiludjeng,S.kep.
Perawat IGD : Imroatul Mafruha, S.kep.
Tempat pelaksanaan role play adalah di ners station Ismail. Role play
ini dihadiri oleh:
1). Dwi Erma, S.Kep.,Ns.
2). Septian Galuh Winata, S.Kep.,Ns.,M.kep
b. Menyiapkan checklist daily discharge planning, obat-obatan pasien, dan
leaflet terkait penyakit pasien.
c.Konsultasi pada pembimbing akademik dan pembimbing ruangan
mengenai kasus discharge planning.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Role play Discharge planning dilakukan secara bersamaan dengan
role play penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilaksanakan pada
hari senin tanggal 05 Februari 2018 pukul 13.00 sampai dengan 15.00
WIB.
Discharge planning di Ruang Ismail dilaksanakan mulai dari pasien
masuk sampai pasien direncanakan pulang. Namun, pada saat role paly
discharge planing hanya dilakukan sampai tahap 2 yaitu pada saat
pengkajian pengetahuan keluarga pasien dan penjelasan mengenai
mekanisme penyakit, penyebab, meliputi penyakit yang diderita dengan
media leaflet. Pasien yang digunakan dalam role play discharga planning
adalah pasien 2B dengan diagnose Febris.
c. Hambatan
Selama ini terdapat hambatan dalam pelaksanaan Role Play discharge
planning. Pelaksanaan discharge planning kurang maksimal dan penguasan
materi tidak siap selain itu kurang berkoordinasi dengan keluarga pasien
sehingga discharge planing tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pelaksanaan ini juga dilakukan hanya tahap 1 dan II serta mengulang role play
membuat video pada tanggal 7 Februari 2018.
136
d. Dukungan
Seluruh pasien rawat inap dilakukan discharge planning selama perawatan
sampai pasien pulang, pasien dan keluarga kooperatif terhadap apa yang
dilakukan oleh mahasiswa selama menjalani perawatan di rumah sakit.
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
1.Belum melakukan dokumentasi
2.PP belum menguasai materi untuk penyuluhan
3.Belum melakukan kotrak waktu untuk discharge planning selanjutnya
137
6. RM 05a Rencana Pemulangan pasien dan Resume
keperawatan
7. RM 05.1 Form Timbang Terima
8. RM 08 Catatan perkembangan pasien terintegrasi
(CPPT)
9 RM 08a Daftar masalah dan prioritasnya
10. RM 09 Hassil pemeriksaan laboratorium radiologi-
dll
11 RM 10 Grafik monitoring
12 RM 11 Assessment awal pemberian informasi dan
edukasi pasien
13. RM 12 Lembar observasi pasien
14. RM 13 Lembar distribusi dan sentralisasi obat
15. RM 18 a k Pengkajian resiko jatuh
16. RM 21 Resume medis
17. RM 25 k1 Komite pencegahan dan pengendalian infeksi
5. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dokumentasi asuhan keperawatan dilaksanakan
pada seluruh pasien kelolaan mahasiswa yang rawat inap di lantai 2, dimulai
setelah masuk rawat inapsampai dengan pasien pulang. Lembar catatan
perpindahan pasien diisi ketika hand over dengan ners UGD dilanjutkan dengan
pengisian lembar identitas pasien. Kemudian ners muda akan melakukan proses
penerimaan pasien baru, penjelasan dan meminta persetujuan untuk sentralisasi
obat kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengkajian dan didokumentasikan
di format pengkajian. Setelah hand over dan melakukan tindakan serta SBAR
dicatat di . Lembar observasi. Selama pasien dirawat, jika ada tindakan medis
yang akan dilakukan maka ners muda memintakan persetujuan keluarga di lembar
persetujuan tindakan. Ketika ada pasien KRS, ners muda mengisi resume medis
dan melengkapi dokumentasi pada form rencana pemulangan pasien dan atau
tanda tangan yang harus di isi.
138
6. Dukungan
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan dibimbing oleh perawat ruang
rawat inap apabila ada yang kurang jelas dalam pengisiannya. PJ unit Ismail juga
ikut menjelaskan tentang tata cara pengisian RM.
4. Hambatan
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan mengalami hambatan dalam hal
penerimaan pasien baru, karena keterbatasan waktu dan ners muda harus
melakukan pengkajian ke 2x setelah perawat melakukan pengkajian
sehinggaterdapat beberapa RM yang belum terisi dengan lengkap dan belum
mendapat persetujuan dari keluarga
4. M4 (MONEY)
1. Persiapan
Pengawasan M4 (money) pada Ismail dilakukan dengan cara wawancara
dengan pegawai RS mengenai sumber, sistem pendanaan bagi karyawan dan
pengadaan barang-barang Rumah Sakit.
2. Pelaksanaan
Sumber pembiayaan ruangan, pelatihan petugas ruangan dan pengadaan
sarana dan prasarana berasal dari Rumah Sakit.
139
3. Hambatan dan dukungan
Pembiayaan Rumah Sakit termasuk dalam manajemen Rumah Sakit
sehingga mahasiswa manajemen tidak mempunyai wewenang dalam
mengelola M4 (Money). Selama praktek manajemen di Ismail RS Siti
Khodijah Sepanjang, mahasiswa manajemen hanya dapat membantu dalam
pemeliharaan alat-alat (sarana rumah sakit) dengan adanya pembuatan
petunjuk teknis.
5. M5 (MUTU)
1. Persiapan
Menyiapkan format Kuesioner kepuasan pasien diisi ketika pasien rencana
keluar rumah sakit.. Selain itu ners muda juga mendokumentasikan BOR dan
tingkat ketergantungan pasien terhadap kebutuhan perawat. Dimana anggota
kelompok melaksanakan pendokumentasian secara bergantian sesuai dengan
jadwal dinasnya.
2. Pelaksanaan
Selama ners muda praktek, ners muda melakukan pengawasan terhadap
kejadian resiko jatuh, phlebitis, medication error, kenyamanan, dan kecemasan.
Ners muda melakukan pengecekan terhadap keadaan umum pasien dan ners muda
akan langsung melaporkan kejadian resiko jatuh jika menemukan tanda-tanda
resiko jatuh, phlebitis, medication kepada ners ruangan. Selain itu ners muda dan
ners ruangan akan berusaha memberikan obat-obatan yang pekat dengan tingkat
pengenceran yang maksimal atau dilakukan dengan pengedripan dalam PZ 100 cc,
ners muda juga berusaha menjaga hygiene. Kemudian ners muda memberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga dan pasien tentang posisi yang tepat dan
mengajarkan keluarga untuk memposisikan pasien yang tepat saat mobilisasi.
Ners muda melakukan penerapan patient safety lainnya yaitu dengan
memastikan pasien menggunakan bedrail dan memasangkan bedrail jika
menemukan ada yang tidak menggunakan kemudian memberikan penjelasan pada
keluarga tentang pentingnya penggunaan bedrail.
140
Ners muda melakukan pengecekan pada pemakaian gelang setiap kali
penggantian shift dan mengajukan pemakaian gelang kembali jika ada yang tidak
memakai gelang.
Ners muda juga membantu dalam menyiapkan obat-obatan, memberikan
tanda etiket pada obat yang akan diberikan berupa nama pasien dan nama obat.
Kemudian ners ruangan akan melakukan double checker sebelum
menyiapkan/mengaplus obat-obatan. Ners muda akan mengecek terlebih dahulu
gelang identitas pasien sebelum memberikan obat-obatan.
3. Hambatan
Kelompok mengalami hambatan dalam mendokumentasikan kejadian
resiko jatuh karena dalam lembar pengkajian resiko jatuh hanya dinilai pada satu
hari, bukan dalam satu shift. Misalnya saat shift pagi tidak ada resiko jatuh dan
saat shift sore atau malam terdapat pasien resiko jatuh tidak terdokumentasi dalam
lembar pengkajian resiko jatuh.
4. Dukungan
Tenaga keperawatan ruangan memberikan kesempatan dan dukungan
kepada mahasiswa praktik manajemen dalam melakukan pendokumentasian
indikator jaminan mutu keperawatan. Ners ruangan juga diberikan kesempatan
untuk memberikan intervensi.
141