Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada
masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena yang
terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih
maupun gizi kurang.
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri.
Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri
merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT)
direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja.
Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat,
misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan
kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak
masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau
kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus
berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-
faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya
dan lebih terpengaruh dan terfokus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gizi pada remaja ?
2. Apa masalah nutrisi yang terjadi pada masa remaja?
3 Apa manfaat nutrisi bagi remaja ?
4. Bagaimana perhitungan gizi pada remaja ?
5. Bagaimana menu nutrisi yang baik bagi remaja?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi pada Remaja


Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi
agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan pertumbuhan
merupakan hubungan integral. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini dapat
berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan linear. Pada
masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya penyakit kronik yang terkait nutrisi
pada masa dewasa kelak, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker dan
osteoporosis.

Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak dibedakan,
tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh yang spesifik
sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun menjadi berlainan. Sebagai
contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak karena mengalami
menstruasi setiap bulan.

Selain perubahan biologik dan fisiologik, remaja juga mengalami perubahan psikologik dan
sosial. Terdapat variasi waktu dan lamanya berlangsung masa transisi dari anak menjadi
manusia dewasa yang dipengaruhi oleh faktor sosio-kultural dan ekonomi. Selain itu,
remaja bukanlah kelompok yang homogen walaupun berada dalam lingkungan sosio-
kultural yang sama dengan variasi lebar dalam hal perkembangan, maturitas dan gaya
hidup. Penelitian Blum (1991) pada remaja 15-18 tahun, didapatkan bahwa remaja lelaki
lebih percaya diri, merasa lebih bahagia dan sehat serta lebih tidak rentan dibandingkan
remaja perempuan yang cenderung merasa kurang puas akan keadaan tubuhnya,
kepribadian serta kesehatannya.

Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia
defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek
maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali
berkaitan dengan perilaku makan salah.

Kebutuhan nutrisi

Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan dan
pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa tubuh serta
komposisi tubuh sebagai berikut:

Tinggi badan
 Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.

 Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak percepatan
lebih tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan linear dapat melambat atau
terhambat bila kecukupan makanan / energi sangat kurang atau energy expenditure
meningkat misal pada atlet.

Berat badan

 Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa remaja.

 Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat dipengaruhi


yasupan makanan / energi dan energy expenditure.

Komposisi tubuh

 Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun massa ytubuh
tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan perempuan sama.

 Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih ybanyak
daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula massa tubuh tanpa
lemak dibanding anak perempuan.

 Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23% pada
yperempuan dan 15% pada lelaki.

 Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada yakhir
dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.

 Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan dengan ypubertas


terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah pada masa dewasa. Nutrisi
merupakan salah satu faktor lingkungan yang turut menentukan awitan pubertas.

 Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan indeks TB/U,


BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur). Rumus IMT = BB/TB.

Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini:

1. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan


kognitif serta maturasi seksual.
2. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.

3. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit kardiovaskular,


diabetes, osteoporosis dan kanker.

4. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.

B. Masalah Gizi pada Remaja

1. Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi
ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi
gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan
berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan
berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan
demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa
kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.
2. Kurang energi kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu
banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit.
Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor
emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
3. Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada
perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi
hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen. Remaja
perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi
lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi.
Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu
penyerapan zat besi.

C. Manfaat gizi bagi remaja


Pada usia sekolah, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental, seperti bermain,
belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh anak, sehingga
sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak mudah terserang penyakit.
Kebutuhan nutrisi remaja dan manfaatnya, meliputi :

1. Energi
Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme basal dan
peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-kembang masa
remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat dengan jumlah massa
tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB pada lelaki lebih tinggi daripada
perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih banyak. Karena usia
saat terjadinya percepatan tumbuh sangat bervariasi, maka perhitungan kebutuhan
energi berdasarkan tinggi badan (TB) akan lebih sesuai.Percepatan tumbuh pada
remaja sangat rentan terhadap kekurangan energi dan nutrien sehingga kekurangan
energi dan nutrien kronik pada masa ini dapat berakibat terjadinya keterlambatan
pubertas dan atau hambatan pertumbuhan.

2. Protein

Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak percepatan tinggi terjadi


(perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18 tahun) dan kekurangan asupan protein secara
konsisten pada masa ini dapat berakibat pertumbuhan linear berkurang,
keterlambatan maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa
lemak.

3. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan, selain juga


sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 50% atau lebih dari
energi total serta tidak lebih dari 10-25% berasal dari karbohidrat sederhana seperti
sukrosa atau fruktosa.

4. Lemak

Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial untuk


pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di berbagai negara
termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan konsumsi lemak tidak lebih dari
30% dari energi total dan tidak lebih dari 10% berasal dari lemak jenuh. Sumber
utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging (berlemak), keju, mentega /
margarin, dan makanan seperti cake, donat, kue sejenis dan es krim, dan lain-lain.

5. Mineral

Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan yang tertinggi dalam kurun
waktu kehidupan karena remaja mengalami pertumbuhan skeletal yang dramatis.
Sekitar 45% dari puncak pembentukan massa tulang berlangsung pada masa
remaja, sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi sangat penting untuk
kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan osteoporosis. Pada usia
17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90% dari masa tulang dewasa, sehingga
masa remaja merupakan peluang (window of opportunity) untuk perkembangan
optimal tulang dan kesehatan masa depan.Angka kecukupan asupan kalsium yang
dianjurkan untuk kelompok remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan
sumber kalsium terbaik, disusul keju, es krim, yogurt.

Kebutuhan zat besi(Fe) pada remaja baik perempuan maupun lelaki


meningkat sejalan dengan cepatnya pertumbuhan dan bertambahnya massa otot
dan volume darah. Pada remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya
menstruasi. Kebutuhan pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan perempuan 15
mg/hari. Besi dalam bentuk neme yang
terdapat pada sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-heme yang
terdapat pada biji-bijian atau sayuran.

Seng(Zn) berperan sebagai metalo-enzyme pada proses metabolisme serta


penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen. Konsumsi seng yang adekuat
penting untuk proses percepatan tumbuh dan maturasi seksual. Seperti halnya
dengan kekurangan energi dan protein, kekurangan seng dapat mengakibatkan
hambatan pada pertumbuhan dan kematangan seksual. Daging merah, kerang dan
biji-bijian utuh merupakan sumber seng yang baik.

6. Vitamin

Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A juga diperlukan


untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi imunologik. Kekurangan vitamin A awal
ditandai dengan adanya buta senja. Sumber vitamin A utama : serealia siap saji,
susu, wortel, margarin dan keju. Sumber β- karoten sebagai pro-vitamin A yang
sering dikonsumsi remaja berupa wortel, tomat, bayam dan sayuran hijau lain, ubi
jalar merah dan susu.

Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada remaja


karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan yang
mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber vitamin E
umumnya mengandung lemak tinggi.

Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan ikat


menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan pertumbuhan dan
perkembangan. Status vitamin C pada remaja perokok lebih rendah walaupun telah
mengonsumsinya dalam jumlah cukup dikarenakan stres oksidatif sehingga mereka
memerlukan tambahan vitamin C hingga 35 mg per hari.
D. Perhitungan Gizi pada Remaja
Pola Makan Masa Remaja :
1) Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat sekolah. Mengakibatkan
anak sering menyimpang dari kebiasaan makannya.
2) Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.
3) Anak yang memiliki aktifitas tinggi di luar rumah cenderung melupakan waktu makan.
4) Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt ( butuh zat gizi yang relative
tinggi ).

Kebutuhan Energi untuk Remaja :


1) Putra
Usia 16 tahun memerlukan energi 3.470 kkal
Usia 16-19 tahun menurun menjadi 2.900 kkal
2) Putri
Usia 12 tahun memerlukan energy 2.550 kkal
Usia 18 tahun menurun menjadi 2.200 kkal
3) Perhitungan sederhana untuk kebutuhan energi pada remaja
Wanita = BBI x 25 kal
Pria = BBI x 30 kal
BI = ( TB – 100 ) – 10% ( TB-100)
4) Penilaian status gizi untuk usia < 18 tahun
Status gizi = BB/BBI x 100 %
Status gizi kurang dari 90% berarti underweight
Status gizi 90%-100% berarti normal,
Status gizi 100%-120% berarti overweight,
Status gizi lebih dari 120% berarti obesitas.

E. Menu nutrisi pada Masa Remaja


Ketidak tahuan akan gizi yang benar pada usia remaja ataupun sekolah, menyebabkan remaja
tersebut sering berperilaku konsumsi gizi yang salah. Berikut beberapa perilaku konsumsi gizi
yang salah pada remaja/anak sekolah:
1. Tidak Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang
Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan, ini biasanya hanya gemar pada makanan
seperti mie, padahal jelas mie goreng itu hanya mengandung karbohidrat dan lemak saja. tidak
ada sumber protein, vitamin dan mineralnya.
2. Kebiasaan Tidak Sarapan Pagi
Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja yang khususnya sekolah/kuliah,
yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari dimana para remaja dan anak-anak tersebut mempunyai
aktivitas yang sangat padat di sekolah. Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan
berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat sehingga dapat mendukung prestasi
belajar anak/ remaja tersebut ke arah yang baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk
otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi disekolah.
Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena semalaman tidak makan. Tanpa
sarapan yang cukup, otak akan sulit berkonsentrasi di sekolah/di kampus.
3. Jajan tidak sehat di Sekolah/ di Kampus
Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan jajanan di sekolah. hal ini merupakan
upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas di sekolah yang tinggi. Biasanya para
remaja sekolah ini menyukai makanan yang tinggi kalori yang bersumber dari lemak dan gula.
padahal makanan tradisional sebetulnya kaya akan serat dan kalorinya tidak terlalu tinggi.
4. Kurang Mengonsumsi Buah dan Sayur
Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apa bila disuruh mengonsumsi buah dan
sayur. Padahal buah dan sayur merupakan sumber zat gizi vitamin, serat dan mineral. yang
tentunya sangat baik untuk kesehatan dan kecerdasan remaja/anak tersebut.
5. Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food
Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast food dan junk food karena
mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di televisi sehingga mereka beranggapan bahwa
fast food dan junk food menunjukkan status sosial yang tinggi dan mengandung gizi yang baik.
PADAHAL, itu tidak benar.. fast food tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila di konsumsi
dalam jumlah banyak, karena fast food dan junk food merupakan makanan tinggi lemak dan
kolesterol. Bahkan di negara asalnya yaitu amerika ataupun Italia, makanan fast food dan Junk
food ini di anggap sebagai makanan Sampah. Maka dari itu, mulailah konsumsi makanan
tradisional yang kaya akan gizi tentunya.
6. Konsummsi Gula Berlebihan
Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan yang serba manis-manis seperti
es, gula-gula dan sebagainya. yang pada umumnya mengguna pemanis yangtidak aman untuk
tubuh.
7. Konsumsi Natrium Berlebihan
Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka membeli jajanan yang
mengandung tinggi garam, seperti makanan ringan yang rasanya asin. Kelebihan Natrium,
menyebabkan kadar natrium dalam darah meningkat. akibatnya, volume darah juga meningkat
karaena kelebihan air disebabkan osmosis. peningkatan volume darah menyebabkan tekanan
darah naik sehingga terjadi hipertensi.
8. Konsumsi Lemak Berlebihan
Para remaja lebih suka makanan jajan seperti bakso, mie ayam dan soto yang tinggi lemak
ketimbang makan makanan yang di masak oleh orang tuanya di rumah. sehingga tubuh remaja
tersebut tinggi akan lemak dan kolesterol.
9. Mengonsumsi Makanan Beresiko
Mengonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berlebihan, kafein dan pengawet serta pewarna
makanan yang berbahaya. untuk kesehatan dan berdampak untuk masa depannya.

Kebutuhan Gizi Seimbang


Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi
sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.
 Energi
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme
tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan
seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan
usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
 Protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila
asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia
16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang
dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
 Lemak
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan
disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen
Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per
hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari.
Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak
mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat
mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
 Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu
vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme
energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin
B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan
jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
 Fe / Zat Besi
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah
yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna
hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan
vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
 Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa
Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang
baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan
oleh Depkes adalah:
1. Makanlah aneka ragam makanan.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan yang mengandung
unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi
makanan yang beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.
2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi) agar dapat
hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan
didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Proses
pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama daripada yang
sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi
sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan pengatur.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah
energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah lezatnya hidangan.
Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
5. Gunakan garam beryodium.
Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi
berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui dan
wanita usia subur.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang meliputi 3
aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.
8. Biasakan makan pagi.
Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya tahan tubuh,
meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas kerja.
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
Aman berarti bersih dan bebas kuman.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi
jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
11. Hindari minum minuman beralkohol.
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa haus.
Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi sehingga aman
untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Anda mungkin juga menyukai