Makalah Gizi Dan Diet-Nutrisi Pada Remaja
Makalah Gizi Dan Diet-Nutrisi Pada Remaja
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada
masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena yang
terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih
maupun gizi kurang.
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri.
Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri
merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT)
direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja.
Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat,
misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan
kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak
masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau
kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus
berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-
faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya
dan lebih terpengaruh dan terfokus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gizi pada remaja ?
2. Apa masalah nutrisi yang terjadi pada masa remaja?
3 Apa manfaat nutrisi bagi remaja ?
4. Bagaimana perhitungan gizi pada remaja ?
5. Bagaimana menu nutrisi yang baik bagi remaja?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak dibedakan,
tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh yang spesifik
sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun menjadi berlainan. Sebagai
contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak karena mengalami
menstruasi setiap bulan.
Selain perubahan biologik dan fisiologik, remaja juga mengalami perubahan psikologik dan
sosial. Terdapat variasi waktu dan lamanya berlangsung masa transisi dari anak menjadi
manusia dewasa yang dipengaruhi oleh faktor sosio-kultural dan ekonomi. Selain itu,
remaja bukanlah kelompok yang homogen walaupun berada dalam lingkungan sosio-
kultural yang sama dengan variasi lebar dalam hal perkembangan, maturitas dan gaya
hidup. Penelitian Blum (1991) pada remaja 15-18 tahun, didapatkan bahwa remaja lelaki
lebih percaya diri, merasa lebih bahagia dan sehat serta lebih tidak rentan dibandingkan
remaja perempuan yang cenderung merasa kurang puas akan keadaan tubuhnya,
kepribadian serta kesehatannya.
Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia
defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek
maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali
berkaitan dengan perilaku makan salah.
Kebutuhan nutrisi
Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan dan
pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa tubuh serta
komposisi tubuh sebagai berikut:
Tinggi badan
Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.
Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak percepatan
lebih tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan linear dapat melambat atau
terhambat bila kecukupan makanan / energi sangat kurang atau energy expenditure
meningkat misal pada atlet.
Berat badan
Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa remaja.
Komposisi tubuh
Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun massa ytubuh
tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan perempuan sama.
Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih ybanyak
daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula massa tubuh tanpa
lemak dibanding anak perempuan.
Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23% pada
yperempuan dan 15% pada lelaki.
Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada yakhir
dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.
Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini:
1. Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi
ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi
gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan
berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan
berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan
demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa
kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.
2. Kurang energi kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu
banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit.
Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor
emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
3. Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada
perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi
hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen. Remaja
perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi
lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi.
Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu
penyerapan zat besi.
1. Energi
Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme basal dan
peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-kembang masa
remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat dengan jumlah massa
tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB pada lelaki lebih tinggi daripada
perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih banyak. Karena usia
saat terjadinya percepatan tumbuh sangat bervariasi, maka perhitungan kebutuhan
energi berdasarkan tinggi badan (TB) akan lebih sesuai.Percepatan tumbuh pada
remaja sangat rentan terhadap kekurangan energi dan nutrien sehingga kekurangan
energi dan nutrien kronik pada masa ini dapat berakibat terjadinya keterlambatan
pubertas dan atau hambatan pertumbuhan.
2. Protein
3. Karbohidrat
4. Lemak
5. Mineral
Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan yang tertinggi dalam kurun
waktu kehidupan karena remaja mengalami pertumbuhan skeletal yang dramatis.
Sekitar 45% dari puncak pembentukan massa tulang berlangsung pada masa
remaja, sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi sangat penting untuk
kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan osteoporosis. Pada usia
17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90% dari masa tulang dewasa, sehingga
masa remaja merupakan peluang (window of opportunity) untuk perkembangan
optimal tulang dan kesehatan masa depan.Angka kecukupan asupan kalsium yang
dianjurkan untuk kelompok remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan
sumber kalsium terbaik, disusul keju, es krim, yogurt.
6. Vitamin