Laporan Kunjungan Rumah Scabies
Laporan Kunjungan Rumah Scabies
PUSKESMAS CANDI
PENDERITA SKABIES DI DESA KARANG TANJUNG
KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO
NPM 16710191
Pembimbing:
dr. Mohammad Arif Frijanto
i
LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH TERHADAP
Laporan Kunjungan Rumah ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat
mengikuti ujian profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
Disusun Oleh
NPM 16710191
NIP: 197711052005012011
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
penulis bias menyelesaikan penyusunan“LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH
PENDERIT SKABIES DI DESA KARANG TANJUNG KECAMATAN CANDI
KABUPATEN SIDOARJO”. Tugas praktek kerja lapangan ini merupakan salah
satu persyaratan untuk memenuhi tugas dalam kepaniteraan klinik di dalam Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
Dengan menyusun laporan ini, penulis berharap dapat menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan penulis, serta berpikir maju dan kritis
dalam menghadapi segala permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya
dalam bidang kesehatan.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang membantu terwujudnya laporan ini di antaranya:
1. Prof. Dr. Sri Harmadji, dr., Sp.THT - KL (K), selaku rector Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Soedarto,dr.,DTM & H, Ph.D, Sp.Par (K), Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati Triyoga, dr., SKM, selaku Kepala Bagian
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
4. dr. Gembong Nuswanto., Msc.sebagai pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan
penelitian ilmiah ini.
5. dr. Sukma Sahadewa, M.Kes selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kedokteran Komunitas.
6. dr. Siti Murtafiah, selaku Kepala Puskesmas Candi Kabupaten
Sidoarjo.
7. dr. Arief Frijanto, selaku pembimbing Dokter Muda Puskesmas Candi
Kabupaten Sidoarjo
8. Seluruh paramedic dan Non Medis yang telah banyak membantu kami
selama melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas Camdi
Kecamatan Kabupaten Sidoarjo.
9. Para bidan desa, kader puskesmas serta perawat desa yang telah
banyak membantu kami selama melaksanakan kepaniteraan klinik di
Puskesmas Candi Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikan laporan Kunjungan
Rumahe ini.
iii
laporan kunjungan rumah dalam rangka praktek lapangan ini. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terlibat.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan……………………………………………………... ii
Kata Pengantar…………………………………………………………… iii
Daftar Isi…………………………………………………………………. iv
Daftar Tabel……………………………………………………………… vi
Daftar Gambar…………………………………………………………… vi
Lembar Laporan Kunjungan Rumah Keluarga………………………….. 1
Karakteristik Demografi Keluarga………………………………………. 2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...….. 4
1.3 Tujuan …………………………………………………………… 4
1.4 Manfaat…………………………………………………………... 5
BAB II Hasil Kegiatan Kunjungan Rumah
2.1 IdentitasPasien 7
2.2 Anamnesis 7
2.3 Pemeriksaan Fisik 10
2.4 Pemeriksaan Penunjang 13
2.5 Resume 13
2.5 Diagnosa 14
2.6 Penatalaksanaan…………………………………………………. . 14
2.7 Follow Up………………………………………………………… 14
BAB III Identifikasi Keluargadan Faktor Lingkungan
3.1 Faktor Keluarga………………………………………………….. 16
3.2 Faktor Lingkungan………………………………………………. 26
BAB IV Daftar Masalah
4.1 Masalah Aktif……………………………………………………. 31
4.2 Faktor Resiko………………………..…………………………. 31
v
4.3 Diagram H.L. Blum…………………………………………….... 31
4.4 Fish Bone………………………………………………………… 33
BAB V Patient Management
5.1 Patient Centered Management…………………………………… 36
BAB VI Pembahasan
6.1 IdentifikasiMasalah……………………………………………... 38
6.2 Prioritasmasalah………………………………………………… 40
6.3RencanaUsulanKegiatan……………………………………….. 41
BAB VII Penutup
7.1 Kesimpulan……………………………………………………… 44
7.2 Saran…………………………………………………………….. 44
DaftarPustaka…………………………………………………………... 48
Lampiran
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
FORM HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
Nama KK : Tn K
periode pembinaan)
Pemahaman Pembimbing
ix
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
a dalam P ur an Klinik
keluarga (Y/T)
Terakhir
Jasa
Skabi
2 Ny.S Istri P 49 SD Pencucian Y
es
Baju
Sdr.
3 Anak P 21 SMA - T -
Y
Sdr.
4 Anak L 19 SMA - T -
G
Sdr. Skabi
5 Anak L 17 SMA - Y
A es
x
C es
xi
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1-3
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabieivarian hominis dan produknya.
27% populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja. Ada
dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor
yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi yang
4-6
kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik.
setempat namun belum mengalami perbaikan yang berarti akibat salah diagnosa.
Kasus ini merupakan salah satu kasus yang sederhana namun sering salah
1
diagnosa. Oleh karenahal itulah kasus ini dianggap penting kiranya bagi
dan masyarakat.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara kondisi pasien dengan kondisi sosial dan
ekonomi serta pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitar desa Karang Tanjung,
2. Tujuan Khusus
sesuai dengan penyakit dan instrument yang ditetapkan oleh Puskesmas Candi.
2
f. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya.
h. Sebagai salah satu tugas akhir kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan
C. MANFAAT
penyakit di masyarakat.
seorang dokter.
keluarganya.
3
b. Mencapai derajat hidup yang baik dan dapat maksimal di
masyarakat.
4
BAB II
Nama : Sdr. A
Umur : 18 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
- 14 Agustus 2018
2.1 ANAMNESIS
Gatal dirasakan kurang lebih sejak2 minggu yang lalu. Awalnya gatal hanya
dirasakan pada sela jari tangan kanan dan kiri lalu setelahnya dirasakan juga pada
perut, dada, dan selangkangan. Gatal dirasakan utamanya malam hari. Pada
bagian yang gatal juga timbul bercak – bercak kemerahan yang makin lama makin
besar. Beberapa bercak ada yang luka karena digaruk dan beberapa yang
5
lain tidak.Di rumah tersebut terdapat keluarga pasien yang menderita sakit
yang sama yaitu ibu pasien dan adik pasien. Sekitar 3 minggu yang lalu pasien
- Riwayat mondok :-
d. RiwayatPenyakit Keluarga
e. Riwayat Kebiasaan
6
Penderita adalah seorang seorang anak ke 3 dari pasangan suami istri, Tn K
dan Ny. S. Ayah dan ibu penderita tinggal di sebuah rumah yang berpenghuni
5 orang (penderita, 1 kakak penderita, adik penderita, ayah dan ibu). Penderita
pendapatan keluarga didapatkan dari Ayah dan Ibu dengan total penghasilan
g. Riwayat Gizi.
Penderita makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi sepiring,
sayur, dan lauk pauk tahu-tempe kerupuk, dan kadang dengan telur atau
7
2.2 PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum
Tanda Vital
: 18 x/menit
o
: 36,4 C
: 100/80 mmHg
- Status gizi :
BB: 65 kg
TB : 175 cm
→
IMT : Status Gizi Gizi Bai
- Kulit
dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-), nodula (-), kelainan
- Mata
- Hidung
8
- Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), papil lidah atrofi (-).
- Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
- Tenggorokan
- Leher
- Thoraks
9
P : sonor/sonor
P : sonor/sonor
- Abdomen
P : NKCV (-)
- Pemeriksaan Neurologik
10
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik :
K 5 5 T NN RF 22 RP --
55 NN 22 -
- Pemeriksaan Psikiatrik
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
arus : koheren
Insight : baik
D : Tersebar
R :
- Papula multipel dengan dasar hiperemia dan ekskoriasi pada sebagian lesi.
11
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
2.5 RESUME
kurang lebih sejak 2 minggu yang lalu.Lalu timbul bercak – bercak yang makin
lama makin besar, bercak tersebut ada yang menimbulkan luka karena digaruk.
Gatal dirasakan utamanya malam hari. Pada bagian yang gatal juga timbul bercak
– bercak kemerahan yang makin lama makin besar. Beberapa bercak ada yang
luka karena digaruk dan beberapa yang lain tidak. Di rumah tersebut terdapat
keluarga pasien yang menderita sakit yang sama yaitu ibu pasien dan adik pasien.
Sekitar 3 minggu yang lalu pasien sempat liburan bersama temannya yang
mentis, status gizi kesan kurang. Tanda vital T:100/80 mmHg, N: 86 x/menit, Rr:
0
18 x/menit, S:36,4 C, BB:65 kg, TB:175 cm, status gizibaik. Daripemeriksaan
12
multipel dengan dasar hiperemia. Dan pada bagian selangkanganterdapat papula
2.6 DIAGNOSA
2.7 PENATALAKSANAAN
pelayanan kesehatan.
b. Medikamentosa
- Sistemik
13
- Topikal
berturut – turut.
2.8 Follow Up
N : 96 x/menit S : 36,8 0C
A : Skabies
14
BAB III
Alamat lengkap : Ds. Karang Tanjung Perumahan Bumi Mulyo Permai Blok
Nuclear family
- Tn. K - Ny. S
- 52 tahun - 49 th
- ♂ - ♀
- Wiraswasta
- Serabutan
- Etnis Jawa - Etnis Jawa
15
Keterangan :
An. A : Pasien
Keterangan Simbol:
: Pasien
: Meninggal
: Laki - Laki
: Perempuan
16
3.1.3 FUNGSI KELUARGA
A. APGAR SCORE
ADAPTATION
Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu pertama kali
orang-orang orang tua, keluarga dan petugas kesehatan yang sering memberi
bisa sembuh total bila ia mematuhi aturan pengobatan sampai sakitnya benar-benar
sembuh sehingga tidak terjadi relaps atau kambuh kembali. Hal ini menumbuhkan
PARTNERSHIP
Sdr. Amengerti bahwa ia adalah salah satu anggota keluarga yang berhak
mendapat pengobatan dan penyembuhan atas dirinya. Selain itu ayah, ibu dan
GROWTH
17
Sdr. A paham bahwa ia harus bisa menghadapi penyakitnya walaupun kadang
AFFECTION
Sdr.Amerasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan ayah dan ibu sangat
baik bahkan ketika dalam kondisi sakit. Kedua orang tuang peduli dan melakukan
pengobatan pada anak dengan baik dan paripurna. Bahkan pasien merasa perhatian
RESOLVE
Sdr. A merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan dari
kedua orang tuanya dan kakaknya walaupun waktu yang tersedia tidak banyak karena
ayah dan ibu penderita harus bekerja diluar rumah dari pagi hingga malam. Terutama
ibu pasien karena memiliki pekerjaan tetap sebagai penerima jasa pencuciuan baju di
rumah. Tidak jarang sang ayah juga melembur sampai malam ketika mendapat
pekerjaan. Karena pada hari minggu atau hari libur besar kedua orang tuanya kadang
/selalu -kadang k
18
saya
perhatian dll
semakin sedikit waktu untuk bersama-sama. Ketika sampai di rumah masih harus
sibuk mengurusi urusan rumah tangga, sehingga kadang sulit untuk membagi
/selalu -kadang k
19
keluarga saya bila saya menghadapi masalah
saya
perhatian dll
merupakan tulang punggung keluarga akibat suami yang tidak memiliki pekerjaan
tetap, segala pekerjaannya dilakukan di rumah namun karena jasa pencucian baju
20
APGAR Sdr. A Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tida
/selalu -kadang k
saya
perhatian dll
Kedua orang tua memiliki cukup banyak pekerjaan yang dilakukan, sehingga
21
Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Tn. K adalah 27, sehingga
rata-rata APGAR dari keluarga Tn.K adalah 9. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi
fisiologis yang dimiliki keluarga Sdr.A dan orang tuanya dalam keadaan baik.
2. SCREEM
22
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah,
terbatas.
23
3.1.4 SIKLUS KELUARGA
keluarga.
24
3.1.5 Pola Interaksi Keluarga
Suami
Anak
Anak
Anak
Anak
Istri (pasien)
Keterangan :
: Hubungan baik
1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh orang tua?
Jawab :
Mengobati secara mandiri dahulu, jika dalam waktu 3 hari tidak ada perubahan
Jawab :
25
Ayah mendukung apa yang dilakukan oleh ibu. Karena ia mempercayai urusan
3. Jika anak butuh di rawat inap atau mendapat pengobatan lebih lanjut ijin siapa
yang dibutuhkan?
Jawab :
5. Selanjutnya siapa?
Jawab :
Ayah.
Jawab :
Ayah
Jawab :
Ibu, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga diambil oleh ibu.
Jawab :
Kakak
26
3.2 FAKTOR LINGKUNGAN
3.2.1 Lingkungan
A. Lingkungan Sekitar
Daerah desa ini merupakan dataran rendah. Luas wilayah desa Karang
Tanjung 107.873 Ha. Jumlah penduduk desa Karang Tanjung 8.876 jiwa, jumlah
2
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 7,5x12 m yang
pekarangan rumah namun terdapat pagar pembatas. Terdiri dari ruang kamar tamu
yang sekaligus digunakan sebagai ruang keluarga dan menonton TV, dua kamar
tidur, satu kamar makan yang jarang digunakan, dapur, gudang dan kamar mandi
yang memilki fasilitas jamban keluarga. Terdiri dari 2 pintu keluar, yaitu 1 pintu
depan dan 1 pintu samping. Jendela ada 8 buah, di ruang keluarga/tamu dan
disetiap kamar tidurnya namun yang sering dibuka hanya jendela ruang
Lantai rumah sebagian besar terbuat dari keramik dan pada bagian dapur
dan gudang berlantaikan semen. Ventilasi dan penerangan rumah masih kurang.
dari batubata yang sudah di cat, dilapisi dan diperhalus. Perabotan rumah tangga
cukup. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan air
27
sumur. Namun untuk air untuk memasak dan minum setiap hari membeli dari
C. Denah Rumah
S T Kamar Pasien
e
r
Ruang Keluarga
a / Tamu
Kamar Mandi
s
12m
R Kamar Orang
Tua Pasien
u Kamar
Mandi
memiliki 1 orang bidan desa yang rutin mengadakan kegiatan pengobatan dan
28
pelayanan kepada masyarakat desa. Di desa ini terdapat kader desa yang rutin
melakukan motivasi dan kegiatan penyuluhan tentang pola hidup bersih dan sehat
secara rutin melakukan pemantauan melalui bidan desa untuk diketahui kondisi
kesehatan di desa tersebut. Sehingga selalu terpantau dengan baik dan segera bisa
Pola hidup bersih dan sehat sudah cukup diterapkan dengan baik di
keluarga. Pasien diajarkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan dan sesudah ke kamar mandi. Rumah sudah memiliki kloset jongkok
Penggunaan handuk secara sendiri tiap anggota rumah dan tidak ada handuk yang
kakak dan 1 adik. Penderita ketika lahir ditolong oleh bidan, spontan, menangis
permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam keluarga ini. Hubungan
29
diantara mereka cukup dekat antara satu dengan yang lain. Penderita seorang
pelajar yang sedang bersekolah di salah satu sekolah dasar di desa Kramat Jegu.
Penghasilan keluarga berasal dari penghasilan dari ayah dan ibu yang
bekerja sebagai penerima jasa pencucian baju. Total penghasilan rata-rata sebesar
Rp 2.000.000,00 perbulannya.
makan, minum, biaya sekolah atau iuran membayar listrik hanya mengandalkan
uang yang ada dan dan menyisihkannya uang untuk biaya-biaya mendadak
(seperti biaya pengobatan dan lain-lain). Untuk memasak memakai kompor gas.
Makan sehari-hari dengan lauk, tahu, tempe, daging, buah dan frekuensi makan 3
kali sehari. Kalau ada keluarga yang sakit biasa berobat ke puskesmas.
musyawarah dan dicari jalan tengah. Di keluarga selalu dibiasakan sikap saling
tolong menolong baik fisik, mental, maupun jika ada salah seorang di antaranya
a. Lingkungan Sosial
Pasien adalah anak yang senang bermain dengan teman-teman sekolah dan
sekitar rumahnya.Dalam masyarakat penderita dan kedua orang tua hanya sebagai
masyarakat. Kedua orang tua penderita aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat
walaupun memiliki jam kerja yang menyita waktu. Dalam kesehariannya pasien
30
yang lain dan cukup dikenal oleh masyarakat sekitar. Kegiatan-kegiatan yang
harus mengeluarkan biaya tidak menjadi faktor penghambat lain bagi keluarga ini
untuk aktif dalam kegiatan social. Keluarga selalu berperan serta dalam kegiatan
tidak secara material namun secara fisik dengan membantu kegiatan social seperti
31
BAB IV
DAFTAR MASALAH
Konsep hidup sehat dari H.L Blum merupakan suatu konsep yang masih
digunakan secara luas dalam identifikasi dan pembahasan masalah sebagai dasar
suatu intervensi yang akan dilakukan di masyarakat. Menurut H.L Blum ada
kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life
32
Diagram 1. Konsep Derajat Kesehatan menurut H.L. Blum
kehidupan pasien)
terhadap kondisi sakit pasien ini. Perilaku individu yang berpengaruh adalah pola
kebersihan pribadi dari pasien yang masih kurang. Pasien selalu diajarkan untuk
melakukan prilaku hidup bersih dengan mencuci tangan pakai sabun namun
33
pelaksanaannya sendiri kurang diamati. Sehingga tidak bisa dijamin pasien sudah
Pasien tinggal di area perumahan yang cukup bersih dan tertata rapi. Sistem
pembuangan sampah berjalan dengan baik. Sistem saluran air bersih juga berjalan
dengan baik. Kondisi lingkungan rumah sendiri pada dasarnya sudah cukup
bersih. Namun ketika melihatkamar pasien terlihat sprei yang digunakan agak
kotor dan terlihat lama tidak diganti untuk dicuci. Kasur yang digunakan juga
jumlah yang terbatas dan kurang menjadi salah satu penyebab scabies tidak
tertangani dengan tuntas. Disamping pola KIE yang kurang pada pemeriksa yang
menjadi penyebab hal ini. Perlunya pemberian obat dengan jumlah yang cukup
dan KIE yang baik diharap dapat menjadi faktor yang membantu tertanganinya
34
4.4 Identifikasi penyebab masalah Fish Bone
PROSES INPUT
Kurangnya
kebersihan diri
Penyuluhan
kurang efektif
Tingkat penghasilan
menengah kebawah
Kurangnya
pemahaman scabies
Informasi
Scabies kurang
Pengobatan tidak
PASIEN
SCABIES
Sumber air
bersih kurang
Lingkungan lembab,
kotor dan tidak sehat
LINGKUNGAN
Dari konsep fish bone diatas maka dapat ditemtukan permasalahan yang terjadi
A. Faktor Input
Pasien mengaku sering ganti baju namun setelah pemakaian baju jarang langsung
dicuci, hanya digantung saja. Penggunaan baju yang berulang juga menyebabkan
Ayah pasien bekerja serabutan serta ibu pasien menerima jasa pencucian baju.
35
B. Faktor Proses
sehingga banyak masyarakat yang kurang paham tentang penyakit kulit menular
seperti scabies, hal ini menunjukan kurang efektifnya penyuluhan yang dilakukan.
mencuci baju setelah dipakai serta penggunaan handuk menjadi sumber penularan
kepada keluarga.
Pengetahuan pasien tentang penyakit infeksi masih sangat kurang, hal ini
C. Faktor Lingkungan
udara sehingga lembab. Banyak tumpukan baju cucian yang tidak diletakkan
sangat tinggi
36
Sumber air di rumah pasien menggunakan air sumur sehingga kurangnya sumber
air bersih yang mengalir di lingkungan rumah pasien. Sisa air setelah digunakan
37
BAB V
PATIENT MANAGEMENT
Medikamentosa
1. Sistemik
2. Topikal
2. Seluruh pakaian, sprei, sarung bantal, handuk yang di gunakan setelah pemberian
4. Jika memiliki keluarga atau kerabat atau tentangga yang memiliki keluhan gatal–
38
5.2 Prevensi Bebas Penyakit Untuk Keluarga Lainnya (Orangtua, Dan
Keluarga Lainnya)
Pada prinsipnya secara umum prevensi untuk bebas skabies adalah sama
dengan prevensi bebas skabies untuk penderita, namun dalam hal ini diutamakan
untuk menjaga kebersihan diri dan mencegah penularan. Misalnya dengan cara
sebagai berikut :
1. Bagi keluarga jangan terlalu dekat dengan anggota keluarga yang lain (ayah, ibu
dan kelurga lainnya), untuk tidak tidur dalam 1 tempat tidur dengan penderita.
lingkungan dan anggota keluarga yang serumah dengan penderita agar tidak
39
BAB VI
PEMBAHASAN
mempengaruhi penyakit
2. Faktor Lingkungan
Dari segi faktor lingkungan penderita secara fisik yang meliputi kondisi rumah
dapat dilihat bahwa lingkungan secara fisik kurang mendukung untuk proses
pengobatan yang dijalani penderita. Namun dari lingkungan secara sosial masih
40
kegiatan sebagai terapi non farmakologis, maka dari itu penerimaan dalam
keluarga dan masyarakat sangat penting, langkah awal yang dapat dilakukan
3. Faktor Perilaku
tidak rutin utuk minum obat dan tidak dilakukan kontrol kembali ke puskesmas
untuk melihat apakah penyakit kulit scabies sudah hilang total atau belum. Saat ini
penderita ingin dirinya sembuh total beserta anggota keluarga lainnya agar tidak
terus berlanjut.
sangat baik, tetapi perlu diadakan penyuluhan secara menyeluruh bukan saja
hanya bagi penderita dan keluarganya yang berisiko tetapi bagi semua orang di
41
pemantauan terapi sangatlah penting dilakukan. Selain itu penyuluhandan kerja
terendah.
No Kegiatan M I V C P = M.I.V/C
1 Kebersihan Individu 5 4 5 2 7
Kurang
3 Lingkungan Tempat 4 2 4 3 4
biaya
42
Tabel 1. Skala Prioritas Permasalahan Utama
Keterangan :
dan pengobatan yang tidak tuntas dan adekuat menjadi permasalahan utama yang
akan di rencakanan untuk diselesaikan dalam Gant Chart berikut sebagai rencana
43
Tabel Rencana Pencarian serta Pencegahan Sumber Penularan serta Peningkatan Kebersihan Individu dan Pengobatan
Adekuat
Screening
Murid Terdeteksin Dokter
Scabies ke Penyuluhan dan - Izin kegiatan
SMA ya anak muda,
SMA pengenalan tentang SMA Kemala Meny - Microphone
yang yang bidan
2 Kemala 1 kali scabies Bhayangkari esuaik - LCD
sekelas dicurigai desa,
Bhayangk Deteksi dini anak 3 an - Pointer
dengan menderita perawat
ari 3 dengan scabies - Hadiah
pasien scabies desa
(SMA
44
pasien)
Dokter
- Obat
Pemberian Penderita Pemberian obat muda,
Rumah
4 Obat Pasien sembuh 1 kali Penjelasan cara bidan Senin - Manual dan catatan
Pasien tata cara penggunaan
Tambahan paripurna penggunaan desa,
yang baik dan benar
kader desa
45
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1-3
produknya. Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi. Faktor perilaku individu dan lingkungan seperti yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya merupakan faktor utama penyebab terjadinya kasus ini. telah
perencanaan intervensi berupa penyuluhan dan peragaan langsung pola hidup bersih
dan sehat yang disertai dengan pemberian pengobatan tambahan pada pasien.
Dengan dilaksanakan nya semua hal ini diharapkan pasien dapat sembuh paripurna
xlvi
B. SARAN
Promotif :
- Edukasi kepada pasien dan orang tuanya mengenai penyakit dan faktor
penyakit kulit yang disebabkan oleh sejenis tungau, adapun faktor yang
rasa gatal yang meningkat pada malam hari, menyerang manusia secara
serentak.
tubuh kecuali kepala dan telapak tangan. Jika kena air oleskan lagi.
xlvii
anggota keluarga secara serentak dan teman-teman pasien yang juga
Preventif :
keluarga lain.
- Gunting kuku secara teratur karena bisa saja tungau menempel pada kuku,
menyetrikanya.
Kuratif :
- Sistemik
xlviii
Amoxcicillin tablet 3 x ½ tablet setelah makan selama 7 hari.
- Topikal
Rehabilitatif :
- Kontrol 1 minggu lagi ke Puskesmas, jika ada lesi baru obat topikal dapat
- Diingatkan pada pasien bahwa yang paling penting adalah pemakaian obat
yang benar, pemakaian salep premetrin yang benar, cetirizine bila gatal,
2. Untuk masalah status gizi yang masuk kategori Gizi kurang, dilakukan langkah-
langkah ;
pola makan yang memenuhi gizi yang seimbang dan diberi pengarahan
xlix
- Kuratif : mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kalori dan
3. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat
dilakukan langkah-langkah :
l
DAFTAR PUSTAKA
1. Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL,
Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, 2003.p.62-79.
3. Kramer WL, Mock DE. Scabies. Insect and pests. Available at:
4. Handoko RP. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,
2002.
li
Rumah Pasien
lii
Kegiatan Kunjungan Rumah
liii