Jika suatu perusahaan terdaftar di pasar modal maka etika lain yang di temukan adalah
keadilan terhadap pemegang saham minoritas di bursa. Kasus akuisisi Internal Perusahaan
Salim Group yaitu akuisisi Indocement terhadap Bogasari yang di tenggarai terjadi karena
adanya niat-niat yang menyimpang dari Emiten. Dalam kasus ini tentu yang di rugikan adalah
pemilik saham minoritas karena adanya pengurangan deviden yang disebabkan karena
peningkatan aktiva dan peningkatan penyusutan, selain itu dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) pemilik saham minoritas tidak punya hak untuk menolak akuisisi
ini. Pemerintah pun tak luput dirugikan dalam hal ini, yaitu dalam hal sektor penerimaan
pajak akibat peningkatan penyusustan dan pelarian dana keluar negeri (Dana hasil akuisisi di
investasikan ke china).
Wujud dari masalah etika bisnis dapat dicirikan oleh adanya faktor-faktor: (1) berkaitan
dengan hati nurani, standar moral, atau nilai terdalam dari manusia, (2) karena
masalahnya rumit, maka cenderung akan timbul perbedaan persepsi tentang sesuatu yang
buruk atau tidak buruk; membahagiakan atau menjengkelkan, (3) menghadapi pilihan yang
serba salah, contoh Akuisisi internal Indocement terhadap Bogasari ; pilihannya kalau mau
dapat untung maka tetap saja menjalankan akuisisi internal tersebut namun tetap dibayangin
masalah etika yaitu merugikan pemegang saham minoritas dan merusak nama Bursa karena
mendapat agio.
mengambil uang dari saku kiri dan kemudian menyimpannya di saku kanan.
Karena mereka dapat uang tunai dan tetap sebagai pemegang saham
mayoritas.
bursa efek. Karena, berbagai akuisisi itu tidak dilakukan secara transparan.
Pemerintah malah akan menderita rugi dengan adanya akuisis internal ini
PPh perusahaan yang bersangkutan. Selain itu aliran dana akuisisi lari ke luar
yang telah membeli saham di bursa dan tidak terlibat dalam manajemen. Hal
ini mengingat ini di bursa banyak saham perusahaan yang masih didominasi
keluarga. Selain itu Karena beban penyusutan yang lebih besar akan
Kajian Teoritis
Is It Legal ? Legal tidak berarti hanya dengan hukum negara, melainkan harus
perusahaan, untuk kasus di Indonesia Legal berarti tidak melanggar hukum pidana,
Is It Balanced? Artinya keputusan dikatan fair apabila keuntungan di salah satu pihak
tidak diperoleh melalui kerugian pihak lain baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang (terdapat a big winner dan a big loser). Keputusan win-lose pada akhirnya
How Will It Make Me Feel About Myself? Merupakan pertanyaan kunci terakhir, is
it legal terkait dengan fairness dan rasionalitas, sedang pertanyaan ini terkait dengan
emosi dan standar moral seseorang, Bagaimana bila hal ini dipublikasikan oleh pers,
Analisis
Is It Legal ?
Dengan dikeluarkannya Surat oleh Ketua Bapepam kepada seluruh emiten dengan nomor S-
456/PM/1991 yang berisikan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembelian saham
ataupenyertaan pada perusahaan lain, kegiatan akuisisi menjadi semakin sering dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan publik. Hal yang menjadi perhatian pada saat itu adalah bahwa
peraturan yang diterapkan belum cukup untuk melindungi kepentingan publik terutama
untuk transaksi akuisisi yang mengandung benturan kepentingan, seperti transaksi
akuisisi internal. Yang terjadi pada saat itu adalah pada akuisisi internal, pengambil
keputusan mulai dari rencana sampai dengan pelaksanaan transaksi berada pada pihak yang
sama sehingga menyebabkan adanya benturan kepentingan. Peraturan yang berlaku pada saat
itu adalah bahwa keputusan boleh tidaknya suatu transaksidilakukan ditentukan oleh suara
terbanyak pada RUPS, sedangkan suara terbanyak dimilikioleh pemegang saham utama
kami akuisisi internal yang dilakukan oleh PT Indocement terhadap PT Bogasari pada Juli
1992 secara hukum legal karena belum terdapat peraturan yang secara khusus mengatur
Is It Balanced ?
Pertanyaan kedua apakah keputusan yang diambil akan sangat menguntungkan salah satu
pihak dengan mengorbankan pihak lainnya, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang? Artinya keputusan yang diambil bukanlah keputusan yang sifatnya win-lose karena
kondisi ini biasanya akan berujung pada kondisi lose-lose bagi para pihak (pembalasan dari
pihak yang dirugikan). Memang tidak mungkin membuat keputusan yang adil bagi semua
orang, namun seorang pemimpin harus berusaha untuk menghindari ketidak seimbangan.
Dalam kasus akuisis ini, terjadi ketidak seimbangan pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh pihak manajemen Salim Group karena berdasarkan beberapa analis
mengatakan akuisis ini akan lebih menguntungkan Indocement dengan adanya akuisis ini
akan ada dana menganggur sebesar Rp1,71 Triliun yang dapat dimanfaatkan Indocement
untuk investasil lain. Sementara Pemerintah sebagai pihak yang menguasai 25,93% saham
Indocement harus menanggung rugi akibat pajak yang semakin kecil, karena laba perusahaan
paska akuisis akan seolah-olah kecil. Memang pada dasarnya seperti yang dijelaskan diatas
tidak ada pihak yang akan benar benar sama-sama diuntungkan, namun setidaknya keputusan
ini tidak terlalu berdampak buruk kepada Stakeholder misalnya pemegang saham minoritas.
perasaan tidak nyaman. Pada dasarnya PT Indocement dan PT Bogasari sudah terdaftar pada
Bursa Efek sehingga tidak heran jika masalah akusisi kedua perusahaan tersebut pasti akan
terdengar oleh publik/ pers. Secara emosional, sebagai pengambil keputusan terhadap akuisisi
ini kedua belah pihak perusahaan tersebut akan merasa terusik karena publik/ pers dapat
berpikiran negatif kepada kedua perusahaan tersebut. Pers beranggapan bahwa kedua
perusahaan tersebut melakukan akuisisi hanya untuk membayar pajak lebih rendah dan
pemegang saham minoritas tidak diberikan kesempatan untuk memberikan hak suara mereka
Pada kasus akuisisi ini kedua pihak perusahaan sebagai pengambil keputusan dapat
merasa bangga karena dengan melakukan akuisisi tersebut dapat menaikan harga saham pada
kedua perusahaan. Di pihak lain, para pengambil keputusan juga dapat merasa tidak bangga
karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mereka akan merasa terusik secara
emosional karena adanya perbincangan yang kurang baik mengenai proses akuisisi yang
Jadi dalam kasus ini kami tidak setuju dengan adanya akuisisi internal oleh PT. Indosemen
terhadap PT. Bogasari karna merugikan pihak pemegang saham Minoritas yaitu adanya
penyusutan, selain itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pemilik saham
Tidak hanya itu, kasus akuisisi ini juga telah melanggar kode etik dalam berbisnis dan jika