Anda di halaman 1dari 26

UJI KELARUTAN PROTEIN DAN ASAM AMINO

Laporan

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Laboratorium yang
diampu oleh Drs.H.Yusuf Hilmi Adisendjaja,M.Sc dan Drs.Suhara

oleh:
Kelompok 2
Kelas A

Agi Azkya 1300416


Anggi Angreani 1301226
Audya Nur Fadillah 1301282
Reyhan Ramzy Zainal 1301621
Rizky Ayu Kania 1302315

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
A. JUDUL PRAKTIKUM
1. Judul Unit Praktikum : Uji Potein dan Asam Amino
2. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakana pada :
a. Praktikum dan pengamatan kelarutan asam amino dan reaksi ninhidrin
dilaksanakan pada :
Hari : Kamis 11 September 2014
Waktu : pukul 07.00-09.30
Tempat pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
b. Praktikum dan pengamatan Uji Xatnthoprotein dan Uji Milon
dilaksanakan pada :
Hari : Kamis 19 September 2014
Waktu : pukul 07.00-09.30
Tempat pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
c. Praktikum dan pengamatan Uji Komposisi Protein dan Kelarutan Protein
dilaksanakan pada :
d. Hari : Kamis 2 Oktober 2014
Waktu : pukul 07.00-09.30
Tempat pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
Praktikum dan pengamatan Denaturasi Protein dilaksanakan pada:
Hari : Kamis 9 Oktober 2014
Waktu : pukul 07.00-09.30
Tempat pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
B. ISI
1. Asam Amino
a. Dasar Teori Asam Amino
Asam Amino merupakan turunan asam karboksilat yang
mengandung gugus amina. Setiap molekul asam amino sedikitnya
mengandung dua buah gugus fungsional, yaitu gugus karboksil (-
COOH) dan gugus amina (-NH2) (Diva, Dio A., 2013)
Asam amino ada yang bersifat hidrofobik, diantaranya: Alanin,
Isoleusin, Leusin, Metionin, Fenilalanin, Prolin, Triptofan, Tirosin,
Valin. Asam amino yang bersifat hidrofilik : Arginin, Asparagin, Asam
Aspartat, Sistein, Asam Glutamat, Glutamin, Glisin, Histidin, Lisin,
Serin,Treonin. (Mei, 2013).
1) Sifat – Sifat Asam Amino
a) Menurut Mei (2013), Asam Amino memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
b) Pada umumnya, asam amino larut dalam air dan tidak larut
dalam pelarut organik non polar seperti eter, aseton dan
kloroform. Sifat asam amino ini berbeda dengan asam
karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat
alifatik maupun aromatik yang terdiri dari beberapa atom
karbon, umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik. Demikian pula amina, pada umumnya tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.
c) Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi
dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina (lebih besar
dari 200ºC).
d) Bersifat sebagai elektrolit. Dalam larutan kondisi netral (pH
isoelektrik), asam amino dapat membentuk ion yang bermuatan
positif dan juga bermuatan negatif (zwitterion) atau ion amfoter.
Keadaan ion ini sangat tergantung pada pH larutan. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung
menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan
asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang
paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat
penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Bila
ditambahkan dengan basa, maka asam amino akan terdapat
dalam bentuk : H2N – CH – COO- R. Dan bila ditambahkan
asam ke dalam larutan asam amino, maka asam amino yang
terbentuk : +H3N – CH – COOH-R. Asam amino mempunyai
paling sedikit 1 C asimetris (kecuali glisin), sehingga bersifat
optis aktif.

2) Klasifikasi Asam Amino


Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan
tubuh dalam sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam
amino non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino
yang tidak dapat disintesis didalam tubuh, tetapi diperoleh dari
luar misalnya melalui makanan (Lisin, Leusin, Isoleusin,
Treonin, Tritophan, Methionin, Valin, Fenilalanin, Histidin, dan
Arginin). Asam amino non esensial adalah asam amino yang
dapat disintesis didalam tubuh melalui perombakan senyawa
lain. Histidin dan Arginin sering disebut asam amino semi
essensial karena tubuh dapat mensintesis namun tidak
mencukupi kebutuhan (Mei, 2013)
Berdasarkan kelarutan didalam air dibagi atas asam amino
hidrofobik dan hidrofilik. Berdasarkan rantai sampingnya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Mei, 2013):
a) Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) :
Glisin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin.
b) Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil
(OH), (asam amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin.
c) Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur (asam
amino polar) : Sistein dan metionin.
d) Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau
amidanya (gugus R bermuatan negatif) : Asam aspartat,
Asparagin, Asam glutamat, Glutamin.
e) Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa (gugus
R bermuatan positif): Arginin, lisin, Histidin, Hydrolisin.
f) Yang mengandung cincin aromatik : Histidin, Fenilalanin,
Tirosin, Triptofan.
g) Asam imino : prolin, hidroksiprolin.
b. Cara Kerja
1. Bahan :
a) HCl e) Larutan (NH4)2SO4
b) NaOH f) Larutan NaCl jenuh
c) Etanol g) kloroform
d) Asam amino : glisin, asam glutamate, histidin, α-alanin, β-
alanin, triptofan, lisin, tirosin
2. Cara Kerja : Ujilah asam amino-asam amino tersebut dengan
menggunakan air, asam encer, alkali encer, etanol, dan kloroform.
c. Hasil Pengamatan
Tabel 1.Hasil Pengmatan Uji Kelarutan Asam Amino
Etanol (NH4)2
Asam NaOH Aquadest Kloroform NaCl HCl
No 95% SO4
amino
+ - + - + - + - + - + - + -
As.
1. √ √ √ √ √ √ √
Glutamin
2. β – alanine √ √ √ √ √ √ √
3. α – alanine √ √ √ √ √ √ √
4. Glicin √ √ √ √ √ √ √
5. Lisine √ √ √ √ √ √ √
6. Tirosin √ √ √ √ √ √ √
7. Tryptophan √ √ √ √ √ √ √
8. Histidin √ √ √ √ √ √ √
d. Diskusi dan Kesimpulan
1) Kedelapan Asam amino Larut dalam NaOH
2) asam amino yang tidak larut dalam akuades yakni asam Glutamin
dan Tryptofan
3) dalam pelarut etanol 95% semua asam amino tidak larut
4) dalam pelarut kloroform asam amino yang tidak larut hanya glicin
5) Asam amino Tirosin dan Triptophan tidak larut dalam pelarut
(NH4)2SO4
6) Asam amino Glutamin dan Triptophan tidak larut dalam pelarut
NaCl
7) Semua asam amino larut dalam NaCl

2. Ninhidrin
a. Dasar Teori
Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam
amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini
merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam
amino menghasilkan zat berwarna ungu (Rahmawati, 2011).
Uji ninhidrin digunakan untuk menunjukan asam amino dalam zat
yang diuji. Uji ninhidrin berlaku untuk semua asam amino. Ninhidrin
(2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang
digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam molekul asam
amino.
Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida
dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan
CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin.
Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna
biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin + hidrindantin
yang yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut
dioksidasi.
Reaksi ninhidrin
Apabila ninhidrin (triketohidrin) dipanaskan bersama asam amino,
maka akan terbentuk kompleks berwarna biru. Kompleks berwarna
biru dihasilkan dari reaksi ninhdrin dengan hasil reduksinya, yaitu
hidrindantin dan amonia. Asam amino dapat ditentukan secara
kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas warna yang terbentuk
sebanding dengan konsentrasi asam amino tersebut. Pada reaksi ini,
dilepaskan CO2 dan NH4 sehingga asam amino asam amino dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah CO2 dan NH3
yang dilepaskan. Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan kompleks
yang berbeda warnanya dengan asam amino lainya. Kompleks
berwarna yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang
bereaksi dengan amonia yang dilepaskan pada oksidasi asam amino
(Tarsana, 2010).
Keseluruhan reaksi asam amino dengan ninhidrin adalah sebagai
berikut:
1. dekarboksilasi oksidatif dari asam amino dan produksi ninhidrin
tereduksi, amoniak dan dioksida,
2. reaksi ninhidrin tereduksi dengan molekul ninhidrin yang lain
dengan molekul amoniak yang dihasilkan,pembentukan kompleks
berwarna biru
b. Cara Kerja
1) Bahan : Ninhidrin
2) Cara Kerja :
a) Masukkan larutan yang akan diuji kedalam tabung reaksi
yang terpisah
b) Tambahkan kedalam masing-masing larutan asam amino 5
tetes ninhidrin dan didihkan selama 2 menit
c) Amati perubahan warna yang terjadi
c. Hasil Pengamatan
Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin
Asam amino Ninhidrin

+ -
Asam Glutamat - 
Alfa alanine 
Beta Alanin - 
Glicin - 
Lisine - 
L. Tyrosine - 
Dl. Tryptofan - 
Histidin - 

Gambar 1. Gambar 1 Uji Ninhidrin


d. Diskusi dan Kesimpulan
Darihasil pengujinbeberapa asam amino yang tersedia hasil
uji tersebut menunjukan bahwa saat di uji dengan kolrform hanya
alfa alanin saja yang mengandung asam alfa amino. Hal tersebut
ditunjukan dengan perubahan warna yang terjadi pada alfa alanin
yakni berubah menjadi warna ungu.
Pada gambar hasil uji ninhidrin, tampak tirosin tidak
mengalami perubahan warna asam glutamatpun tidak menunjukan
perubahan warna. Pada asam amino lisin terjdi perubaan warna
hanya warnanya tidak menjadi ungu melainkan kecoklatan hamper
irip teh hal tersebut menunjukan bahwa asam amino lisin tidak
mengandung senyawa asam alfa alanin karena yang menjadi
indicator warna kandungan asam alfa alain yakni warna ungu.
Untuk triftofan alfa alanin histidin, saat dieaskan dengan
ninhidrin,asam amino tersebut mengalami prubah wrna med ungu.
Pada hitidin warnanya ungu pekat, pada triftofan warna sedikit
ungu sedangkan pada alfa alanin warnanya ungu

3. Uji Xantoprotein
a. Dasar Teori Xanto Protein
Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang
digunakan untuk menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil).
Asam amino yang menunjukkan reaksi positif untuk uji ini adalah
tyrosin, phenilalanin, dan tryptophan. Reaksi positif ada uji
xantoprotein adalah munculnya gumpalan atau cincin warna kuning.
b. Cara kerja
1) Hasil Pengamatan
NO Asam Amino HNO3 NaOH Lakmus
1 Tirosin Jingga+ Jingga++ Biru
2 β-Alanin - Bening Biru
3 α-Alanin - Bening Biru
4 Asam glutamate - Bening Biru
5 Glisin - Kuning Biru
6 Triptofan Jingga+ Jingga++ Biru
7 Histidin - Bening Biru
8 Fenol Jingga++ Jingga+++ Biru

c. Diskusi dan Kesimpulan


Dari hasil pengamatan diatas, asam amino yang menunjukkan reaksi
positif untuk uji ini adalah tyrosin, phenilalanin, dan tryptophan.
Reaksi positif ada uji xantoprotein adalah munculnya gumpalan atau
cincin warna kuning
4. Uji Milon
a. Dasar Teori
Uji millon ini indikasi larutan positif mengandung adanya asam
amino tirosin. Endapan merah yang terjadi tersebut karena merkuri
berikatan dengan hiroksi, dari protein yang diuji, menjadi HgNO3.
b. Cara Kerja
1)Tambahkan masing-masing 5 tetes pereaksi millon ke dalam 1 ml
larutan yang akan di uji
2) Masukan ke dalam penangas air (100 derajat celcius) selama 10
menit
3) Dinginkan lalu teteskan dengan larutan Na-nitrit
c. Hasil Pengmatan
No Asam Amino Gugus radikal hidroksi benzen
1 Triptofan +
2 β-alanin -
3 Tirosin +
4 α-Alanin -
5 Histidin -
6 Asam glutamate -
7 Glisin -

d. Diskusi dan Kesimpulan


Dari hasil pengamatan dapat dilihat dan diambul kesimpulan
bahwa asam amino yang mengandung gugus hidroksil benzen yaitu
asam amino triftofan dan tirosin. Hal tersebut ditandai dengan
adanya perubahan warna dari warna asal asam amino tersebut
setelah diberi perlakuan menjadi berwarna merah bata.
5. Uji Komposisi Protein
a. Cara Kerja
1) Masukkan larutan asam amino albumin yang akan di uji ke
dalam tabung reaksi.
2) Tempatkan lakmus merah di dalam tabunh reaksi dan tutup
dengan kertas saring yang telah ditetesi Pb asetat
3) Panaskan pada penangas bunsen
4) Amati perubahan warna yang terjadi

2b
Kertas Saring
yang dibasahi Pb- asetat

2a
Kertas lakmus merah
Dinginkan dengan
2c air ledeng

1
Albumin serbuk

3a
Panaskan

Amati perubahan yang terjadi pada:


-Serbuk albumin
3b -dinding tabung
-kertas lakmus
-kertas saring + Pb - asetat

b. Hasil Pengamatan

No. Pengamatan Perubahan warna Keterangan


Kondisi awal Kondisi
akhir
1 Albumin Putih Hitam
2 Dinding tabung - - Berembun
3 Kertas lakmus Merah Basa basa
4 Kertas Saring Putih hitam Berbau

c. Diskusi dan Kesimpulan


Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa Protein
tersusun atas unsur Karbon, karena dapat terlihat dari berubahnya
warna hitam pada albumin, mengandung Oksigen terlihat dari
dinding tabung yang mengandung uap air, mengandung basa diduga
basa tersebut ada unsur Nitrogen, mengandung unsur Sulfur
(belerang) nampak dari kertas saring berubah menjadi hitam dan
berbau.
6. Uji Protein
DasarTeori
Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun
makhluk hidup. Seperti halnya unsur lainnya seperti karbohidrat,
protein juga memiliki sifat dan fungsi. Sifat-sifat dan fungsi protein
ditentukan oleh jenis dan urutan asam amino. Beberapa fungsi utama
protein dalam organisme kehidupan antara lain; sebagai bahan
penyusun selaput sel dan dinding sel, jaringan pengikat, pembentuk
membran sel, mengangkut molekul-molekul lain (hemoglobin) dan
sebagai zat antibodi.

Di dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting


pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena
adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator.

Kita dapat memperoleh protein dari bahan makanan yang banyak


mengandung protein, misalnya pada hewan terkandung protein hewani,
sedangkan pada tumbuhan terkandung protein nabati.

Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi yang


terdapat secara alami. Polipeptida yang memiliki hanya asam amino
saja digolongkan sebagai protein sederhana. Protein terkonjugasi
mengandung komponen bukan asam amino yang dikenal sebagai gugus
prostetik di samping kerangka utama asam amino. (Alfa Anisa, 2013)

Protein merupakan polimer dari asam amino dan merupakan


sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan tingkat tinggi. Sebagian
protein merupakan penyusun tubuh (daging, kulit, rambut, dan lain-
lain), sebagian mempunyai fungsi katalis (enzim), yang menyebabkan
reaksi-reaksi tertentu dapat berlangsung baik pada kondisi tubuh.
Protein disusun oleh α asam amino dengan melalui ikatan amida yang
disebut ikatan peptida . Protein memiliki makromolekul (BM > 40.000)
dan termasuk juga kelompok makronutrien dengan Polipeptida
rantaipanjang dengan salah satu ujungnya berupa asam karboksilat dan
ujung lainnya gugusamina. Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan
fungsi biologinya, yaitu sebagai enzim, protein transport, protein
nutrient dan penyimpan, protein kontraktil atau motil, protein structural,
protein pertahanan, dan protein pengatur. Protein dapat juga dibagi
menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat
fisiknya, yaitu protein globular dan protein serabut.

Dalamprotein globuler, rantai-rantai samping hidrofil dan polar


berada di bagian luar dan rantaisamping hidrofob dan nonpolar berada
di bagian dalam.

Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibagi atas:

1. Simple Protein: Merupakan protein yang hanya mengandung 1-


alfa-asam amino atau derivatnya. Beberapa contoh Simple Protein
antara lain: albumin, globulin, glutein, protamin, albuminoid, dan
histon.

2. Conjugated Protein: Merupakan protein yang bergabung dengan


zat yang bukan protein. Zat yang bukan protein ini disebut gugus
prostetik. Beberapa contoh Conjugated Protein antara lain:
nukleoprotein, glikoprotein, fosfoprotein, lipoprotein, dan
metalloprotein. (Irfa, 2011)

a. Kelarutan Protein
1) Cara Kerja
a. Masukkan bahan yang akan di uji secukupnya.
b. Masukkan pelarut, akuades, hcl,etanol, NaCl, ( NH4 )2 SO4,
dan NaCl jenuh pada masing masing bahan uji.
c. Amati perubahan yang terjadi
2
2 mL pelarut

3 Di kocok

1
protein
serbuk

4 Amati dan catat hasil pengamatan

2) Hasil Pengamatan

NO Protein Aquades HCl NaOH Etanol NaCl (NH4)2 NaCl


(0,1 70% SO4 jenuh
mol)
1 Gelatin - - - - - √ -
2 Albumin √ √ √ - √ - √
3 Casein - - √ - - √ -
4 Pepton √ √ √ - √ √ √

3) Diskusi dan Kesimpulan


 Dari ke empat protein yang diuji tidak semuanya larut
dalam pelarut
 Gelatin hanya larut dalam (NH4)2 SO4
 Albumin larut dalam Aquades, HCl, NaOH, NaCl, NaCl
jenuh
 Casein larut dalam NaOH dan (NH4)2 SO4.
 Pepton larut dalam Aquades, HCl, NaOH, Nacl, (NH4)2
SO4, NaCl jenuh
 Sedangkan pada pelarut etanol tidak ada protein yang larut
b. Uji Komposisi Protein
1) Cara Kerja
a) Masukkan larutan asam amino albumin yang akan di uji
ke dalam tabung reaksi.
b) Tempatkan lakmus merah di dalam tabunh reaksi dan
tutup dengan kertas saring yang telah ditetesi Pb asetat
c) Panaskan pada penangas bunsen
d) Amati perubahan warna yang terjadi

2) Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah Keterangan
Albumin Putih Hitam (gosong) Mengandung
carbon
Dinding tabung Kering Beruap Mengandung
Kertas lakmus Merah Biru Mengandung
Nitrogen
Kertas saring Putih Abu - Abu Mengandung S

Gambar hasil uji komposisi protein


3) Diskusi dan Kesimpulan
Dalam uji coba ini dapat diketahui unsur apa saja yang terkandung
dalam protein, setelah dilakukan percobaan. Protein terbukti memiliki
unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan sulfur.
a. Indikator karbon : setelah dilakukan pembakaran, albumin yang
tadinya berwarna putih berubah menjadi arang, berwarna hitam.
b. Indikator hidrogen: selama proses pembakaran, terdapat uap air pada
dinding tabung reaksi.
c. Indikator oksigen: sama halnya dengan indikator hidrogen, karena H
dan O berikatan membentuk senyawa H2O (air).
d. Indikator Nitrogen: kertas lakmus merah yang berubah menjadi biru.
Sebenarnya kertas lakmus merupakan indikator basa, namun dalam uji
coba ini, apabila protein yang diuji bersifat basa maka secara tidak
langsung menandakan bahwa protein tersebut memiliki unsur N,
karena unsur N tersebut berikatan dengan unsur lain yaitu NH4OH.
Adanya OH- membuat lakmus merah menjadi biru (tanda bersifat
basa).
e. Indikator sulfur: berubahnya warna kertas saring yang sudah ditetesi
PbCOOH (Pb-Asetat) menjadi abu-abu kehitaman. Dalam proses
pembakaran, albumin akan mengeluarkan gas H2S kemudian Pb pada
PbCOOH (Pb-Asetat) akan berikatan dengan H2S tersebut membentuk
PbS + CH3COOH. Persamaan Reaksinya dapat dituliskan sebagai
berikut: PbCOOH + H2S  PbS + CH3COOH

Selain kelima unsur diatas, sebenarnya protein juga memiliki unsur


phospor, hanya saja dalam uji coba ini, unsur phospor tidak dapat
dideteksi sehingga untuk membuktikan adanya unsur phospor di dalam
protein diperlukan uji coba yang lain.

c. Uji Biuret
1) Cara Kerja
a) Masukkan bahan yang akan di uji sebanyak 2 ml ke dalam
tabung reaksi yang berbeda.
b) Tambahkan pelarut CuSO4 ke dalam masing – masinng
larutan sebanyak 5 tetes.
c) Lalu tambahkan 2 ml larutan NaOH ke dalam masing masing
larutan yang di uji.
d) Amati perubahan yang terjadi.

2
CuSO4 5 tetes

4 Di kocok

1
protein
2 ml

5 Amati dan catat hasil pengamatan

e) Hasil Pengamatan
No Protein Keterangan
1 Pepton +
2 Casein ++
3 Albumin ++
4 Gelatin ++

Gambar
f) Diskusi dan Kesimpulan
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
ikatan peptida di dalam protein. Semakin banyak jumlah
ikatan peptida, maka akan semakin banyak jumlah asam
aminonya. Ikatan peptida hanya akan terbentuk apabila ada
dua atau lebih asam amino esensial yang bereaksi

Kesimpulan :Dari ke empat protein yang diuji terbukti


bahwa protein tersebut mengandung ikatan peptida, pepton

d. Denaturasi Protein oleh Panas dan pH ekstrem


1) Cara Kerja
a) Sebanyak 2 ml protein masing-masing dimasukkan ke dalam
tabung reaksi berlabel yang berbeda–beda. (untuk dipanaskan
dan didinginkan dalam suhu kamar)
b) Kedalam tabung dimasukkan HCl, NaOH, dan HNOз.
c) Tabung-tabung tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih
selama 5 menit
Dilihat perubahannya, apakah ada yang mengendap, keruh, atau
berbuih

2) Hasil Pengamatan
No Protein Reagen Asam Setelah ditetesi
Sulfosalisilat NaOH
1 Albumin Terdenaturasi pada tetes Terrenaturasi pada
ke 20 tetes ke 15
2 Casein Terdenaturasi pada tetes Terrenaturasi pada
ke 10 tetes ke 10
3 Gelatin Terdenaturasi pada tetes Terrenaturasi pada
ke 40 tetes ke 10
4 Pepton Terdenaturasi pada tetes Terrenaturasi pada
ke 10 tetes ke 10

Gambar protein ditetesi reagen asam


3) Diskusi dan Kesimpulan

Protein dapat mengalami denaturasi oleh panas karena


panas dapat mengacaukan ikatan hidrogen (namun tidak
mengganggu ikatan kovalen). Dengan meningkatnya suhu, akan
membuat energi kinetik bertambah kemudian mengacaukan
ikatan hidrogen. Selain itu, naiknya suhu membuat perubahan
entalpi sistem naik. Bentuk protein yang tidak teratur juga
menandakan bahwa entropi bertambah (entropi: derajat
ketidakteraturan). Pemanasan juga dapat mengakibatkan
kemampuan protein untuk mengikat air menurun dan
menyebabkan terjadinya koagulasi.
Selain panas, pH yang ekstim juga dapat menyebabkan
protein mengalami denaturasi. Seperti telah diketahui bahwa
protein dapat membentuk struktur zwitter ion. Protein juga
memiliki titik isoelektrik dimana jumlah muatan positif dan
muatan negatif pada protein adalah sama. Pada saat itulah, protein
dapat terdenaturasi yang ditandai dengan membentuk gumpalan
dan larutannya menjadi keruh. Pada saat ini entalpi pelarutannya
akan menjadi tinggi, karena jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
melarutkan sejumlah protein akan bertambah. Mekanismenya
adalah penambahan asam dan basa dapat mengacaukan jembatan
garam yang terdapat pada protein. Ion positif dan negatif pada
garam dapat berganti pasangan dengan ion positif dan negatif dari
asam ataupun basa sehingga jembatan garam pada protein yang
merupakan salah satu jenis interaksi pada protein, menjadi kacau
dan protein dapat dikatakan terdenaturasi.
Dari percobaan yang dilakukan, terbukti bahwa protein
mengalami denaturasi.
e. Denaturasi Protein Oleh Logam Berat
1) Cara Kerja

a) Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


b) Dimasukkan 2 ml protein ke dalam tabung reaksi
c) Ditambahkan 5 tetes logam berat.
d) Diamati perubahan dalam larutan tersebut (terjadinya denaturasi)
e) Dinghitung pH denaturasi dengan menggunakan pH universal
2) Hasil Pengamatan
I Bahan
Albumin Casein Gelatin Pepton
Keadaan Putih Bening Putih Bening kekuningan
awal
+HgCl
0,1 M
pH akhir
+Pb-asetat
pH akhir
+CuSO4 0,1 Keruh Keruh Putih keruh Keruh
M (terdenaturasi) (terdenaturasi) (terdenaturasi) (terdenaturasi)
pH akhir 7 11 12 5

3) Diskusi dan Kesimpulan


Dengan adanya logam-logam berat itu akan terbentuk
kompleks garam protein-logam. Kompleks inilah yang membuat
protein akan sulit untuk larut. Dan sama dengan ketika protein
terdenaturasi akibat asam dan basa, entalpi pelarutannya akan
naik. Protein bermuatan negatif atau protein dengan pH larutan di
atas titik isoelektrik akan diendapkan oleh ion positif atau logam
lebih mudah. Sebaliknya, protein bermuatan positif dengan pH
larutan di bawah titik isoelektrik membutuhkan ion-ion negatif.
Contoh ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein
misalnya Ag+, Ca2+,Zn2+, Hg2+, Fe2+, Cu2+, dan Pb2+. Dan contoh
ion-ion negatif yang dapat mengendapkan protein misalnya ion
salisilat, trikloroasetat, piktrat, tanat, dan sulfosalisilat. Namun
selain membentuk kompleks garam protein-logam yang sukar
larut, logam berat dapat menarik sulfur pada protein sehingga
mengganggu ikatan disulfida dalam protein dan menyebabkan
protein terdenaturasi pula

f. Denaturasi Protein Oleh Reagen Asam


1) Cara Kerja

a) Pada tabung reaksi yang berbeda dimasukkan masing-masing 2


ml larutan protein
b) Lalu ditambahkan 5-10 tetes asam kuat ke dalam masing-masing
larutan.
c) Amati perubahan yang terjadi dan dihitung pH-nya .
d) Kemudian diteteskan 5-10 tetes NaOH encer ke dalam masing-
masing larutan
e) Penambahan NaOH dihentikan bila larutan sudah menunjukkan
perubahan ke keadaan awalnya
f) Lalu diamati perubahan yang terjadi pada larutan.
g) pH akhir dihitung

2) Hasil Pengamatan
Bahan Keadaan +Asam (5- +NaOH Ket.
Awal 10 tetes)
Albumin Putih Tidak Tetap Tidak denaturasi
bening menggumpal dan tidak renaturasi
Casein Bening Tidak Tetap Tidak denaturasi
menggumpal dan tidak renaturasi

Gelatin Bening Menggumpal Kembali ke Renaturasi


awal
Pepton Bening Menggumpal Kemali Renaturasi
kekuningan keawa

Gambar protein yang telag di beri reagen asam

3) Diskusi dan Kesimpulan


Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa protein akan
mengalami denaturasi oleh asam. Reagen asam yang diberikan pada
uji coba ini terbukti membuat protein terdenaturasi. Sedangkan
pemberian NaOH yang dilakukan bertujuan untuk menetralkan
larutan protein yang sudah diberi reagen asam sehingga terjadi
renaturasi. Renaturasi merupakan keadaan dimana protein yang
terdenaturasi kembali seperti keadaan semula sebelum mengalami
denaturasi. Ketika ditambahkan NaOH, protein yang tadinya
mengalami denaturasi dengan indikasi adanya penggumpalan,
mengalami renaturasi dengan indikasi gumpalan tersebut berangsur-
angsur mengalami pengurangan atau bahkan hilang. Jumlah NaOH
yang diberikan bervariasi pada masing-masing protein yang diuji.
Ada yang diberi sedikit saja NaOH, sudah mengalami renaturasi.
Tetapi ada juga yang harus diberi NaOH dalam jumlah banyak baru
dapat mengalamu renaturasi

.
.
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, Alfa.2013. Laporan praktikum kimia uji protein.[Online]. Tersedia di :

http://anisawal.blogspot.in/2013/03/laporan-praktikum-kimia-uji-
protein.html?m=1. Diakses pada:10 Oktober 2014.

Diva, Dio A., Asam Amino. 2013. [Online] Tersedia di:


http://organiksmakma3c11.blogspot.com/2013/05/asam-amino.html. [Diakses 20
September 2014]

Irfan.2011. Laporan praktikum protein.[Online].Tersedia di :

http://ir-fa.blogspot.in/2011/12/laporan-praktikum-protein.html?m=1. Diakses
pada : 10 Oktober 2014.

Mei, Supriadi. Asam Amino. 2013 [Online] Tersedia di:


http://spriyadimei.blogspot.com/2013/07/asam-amino.html [Diakses 20
September 2014]

Rahmawati, Siti.Ninhidrin.2013.[Online].
Tersedia di :http://sittirahmawati.blogspot.com/2011/03/ninhidrin.html

Tarsana, Agus.Identifikasi Kandungan Asam Amino.2013[Online].Tersedia


di:http://agustarsana.blogspot.com/2010/11/identifikasi-kandungan-asam-amino-
pada.html

Anda mungkin juga menyukai