Anda di halaman 1dari 13

DIET PADA PENDERITA

EFUSI PLEURA

Disusun oleh kelompok 2 :

1. Prasojo (106113041)
2. Nurina Fitrianingsih (106113045)
3. Patri Selvia A (106113055)
4. Risky Amanda (106113060)
5. Aprilia andina (106113062)
6. Trie prihat O (106113065)
7. Yunita Sari (105113068)
8. Ichsan Fadloli (106113074)
9. Hasna Fahmie (106113075)

D-III KEPERAWATAN 2B

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura

akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura.

Menurut WHO (2008), Efusi Pleura merupakan suatu gejala penyakit yang

dapat mengancam jiwa penderitanya.

Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit akan tetapi

merupakan suatu tanda adanya penyakit. Secara normal, ruang pleura

mengandung sejumlah kecil cairan (5 – 20 ml) berfungsi sebagai pelumas

yang memungkinkan permukaan pleura bergerak tanpa adanya gesekan

antara kedua pleura saat bernafas. Penyakit-penyakit yang dapat

menimbulkan efusi pleura adalah tubercolusis, infeksi paru

nontubercolusis, sirosis hati, gagal jantung kongesif.

Secara geografis penyakit ini terdapat diseluruh dunia, bahkan

menjadi problema utama di negara-negara yang sedang berkembang

termasuk Indonesia. Di negara-negara industri, diperkirakan terdapat 320

kasus Efusi Pleura per 100.000 orang. Amerika serikat melaporkan 1,3

juta orang setiap tahunnya menderita Efusi Pleura terutama disebabkan

oleh gagal jantung kongestif dan pneumonia bakteri. Sementara di Negara

berkembang seperti Indonesia, diakibatkan oleh infeksi tubercolusis.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Efusi pleura adalah adanya cairan di rongga pleura lebih dari 15


ml, akibat ketidak seimbangan gaya starling. (Hj. Liza)

Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural,


proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder
akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin
merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus
(Baughman C Diane, 2000)

Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang


terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer
jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap
penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil
cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan
permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne,
2002).

Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan


dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995)

B. Etiologi Effusi Pleura


1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya
bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal,
tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma
vena kava superior.
2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis,
pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang
menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan
berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena
tuberculosis.

Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses


penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini
disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :

1. Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik


2. Penurunan tekanan osmotic koloid darah
3. Peningkatan tekanan negative intrapleural
4. Adanya inflamasi atau neoplastik pleura

C. Manifestasi Klinik

Kebanyakan efusi pleura bersifat asimptomatik, timbul gejala


sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Pneumonia akan
menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritik. Ketika efusi
sudah membesar dan menyebar kemungkinan timbul dispneu dan batuk.
Efusi pleura yang besar akan mengakibatkan nafas pendek. Tanda fisik
meliputi deviasi trakhea menjauhi sisi yang terkena, dullness pada perkusi
dan penurunan bunyi pernafasan pada sisi yang terkena.

D. Komplikasi Klien dengan Effusi Pleura


1. Pneumotoraks (karena udara masuk melalui jarum)
2. Hemotoraks ( karena trauma pada pembuluh darah interkostalis)
3. Emboli udara (karena adanya laserasi yang cukup dalam,
menyebabkan udara dari alveoli masuk ke vena pulmonalis)
4. Laserasi pleura viseralis
E. Penatalaksanaan Medis

Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar,


untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan
ketidaknyamanan serta dispneu. Pengobatan spesifik ditujukan pada
penyebab dasar (co; gagal jantung kongestif, pneumonia, sirosis).

Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk


mendapatkan specimen guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan
disneu.

Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam


beberapa hari tatau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri,
penipisan protein dan elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam
keadaan ini kadang diatasi dengan pemasangan selang dada dengan
drainase yang dihubungkan ke system drainase water-sealatau pengisapan
untuk mengevaluasiruang pleura dan pengembangan paru.

Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin


dimasukkan kedalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan
mencegah akumulasi cairan lebih lanjut.

Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi


dinding dada, bedah plerektomi, dan terapi diuretic.

F. Manajemen Diet

Tujuan diet pada pasien effusi pleura adalah memberikan makanan


secukupnya, mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
Syarat-syarat diet pada pasien effusi pleura antara lain:

1. energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat


badan yang normal.
2. protein yang cukup yaitu 0,8 gram/KgBB
3. lemak sedang yaitu 25-30 % dari kebutuhan energi total (10 % dari
lemak jenuh dan 15 % dari lemak tidak jenuh)
4. vitamin dan mineral yang cukup.
5. diet rendah garam (2-3 gram/hari).
6. makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.
7. serat yang cukup untuk menghindari konstipasi.
8. cairan cukup 2 liter/hari

Bila kebutuhan gizi dapat dipenuhi melalui makanan maka


dapat diberikan berupa makanan enteral, parenteral atau suplemen gizi.

G. Riwayat pemberian makanan

1. Usia 0 - 4 bulan : ASI ad libitum


2. Usia 4 - 6 bulan : ASI ad libitum dan bubur susu1 x, mangkuk
kecil, buah 2x ( pepaya/ pisang )
3. Usia 6 - 12 bulan : ASI ad libitum ditambah bubur susu 1x
mangkuk kecil, nasi tim 1x mangkuk kecil,buah
(pisang/apel/pepaya) 2x
4. Usia 10 - 12 bulan: ASI ad libitum ditambah PASI(SGM) 2 x 200
cc, nasi tim 3 x, buah 2x
5. Usia >1 tahun nasi biasa
H. Riwayat Gizi

Jumlah
Waktu
Makan Bahan Gra
Menu Makanan URT m

Bubur
Beras 1/3
Ikan Ikan Asin gls 20
Asin ¼ ptg 10
Minyak
goreng 1 sdm 5
07.00

Secuk
upnya
Teh Teh 5
Gula pasir 1 sdm 10
10.00

Mangga
12.00 Buah golek ¼ bh 50
I. Asupan zat-zat Gizi seharí sebelum intervensi

Asupan zat Gizi sebelum intervensi

Energi Protein Lemak KH

217,35 36,5
Asupan kkal 7,09 gr 5,43 gr gr

1299,4 209
Kebutuhan kkal 34,65 gr 36,1 gr gr

%
Kebutuhan 16,73 20,45 15 17,5

J. Skrining Gizi

Hasil Skrining Gizi Terhadap Pasien

No Indikator Hasil

1 Perubahan BB -

2 Nafsu makan kurang +

3 Kesulitan mengunyah/& menelan -

4 Mual dan muntah +

5 Diare +

6 Konstipasi -
7 Alergi/intoleransi zat Gizi -

8 Enteral/parenteral -

9 Hiperuremia -

10 Kreatinin darah tinggi +

11 Ureum +

K. PENENTUAN MASALAH GIZI

1. Diagnosis Gizi
a. Domain Intake
Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Intake

Problem Etiologi Sign

Albumin: 2,2 mg/dl↓


Protein Tot: 4,8 g/dl↓

Proteinuria: 500/+4
Intake makanan
kurang Hasil recall 24 jam
Kadar Albumin ↓ sebelum intervensi:

Protein Total ↓ Meningkatnya E: 16,73%


kebutuhan energi
Proteinuria karena penyakit P: 20,45%
NI.2.1 katabolik yang lama.
L: 15%
KH: 17,5%

NI-2.1
Intake makanan dan minuman oral yang lebih kecil dibandingkan rujukan
standar atau rekomendasi berdasarkan kebutuhan fisiologis yang disebabkan
meningkatnya kebutuhan energi karena penyakit katabolik yang lama yang
ditandai oleh gangguan absorpsi protein (Albumin: 2,2 mg/dl, Protein Total: 4,8
g/dl, dan Proteinuria: 500/+4) dan hasil food recall 24 jam sebelum intervensi E:
16,73%, P: 20,45%, L: 15%, dan KH: 17,5%

b. Domain Klinik
Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Klinik

Problem Etiologi Sign

Ä HGB : 6,9
gr/dL↓
Ä Ureum : 56
mg/dl

Ä Kreatinin :
Perubahan nilai 2,0 mg/dl
laboratorium terkait
zat gizi khusus Ä Pemeriksaan
NC.2.2 Gangguan fungsi ginjal urin:
dan jantung
Blood: 250/+5
Lekosit: 500/+3

IMT; 16,63
Menolak makan
Berat badan kurang karena
Status gizi Buruk mual+muntah

NC.3.1 Sakit yang lama


Intake makanan kurang

NC-2.2
Perubahan nilai laboratorium disebabkan gangguan fungsi ginjal dan jantung
yang ditandai HGB: 6,9 gr/dL ↓, Ureum : 56 mg/dl , Kreatinin : 2,0 mg/dl dan
Pemeriksaan urin ,Blood: 250/+5 dan Lekosit: 500/+3.

NC-3.1

Berat badan kurang dari normal yang disebabkan intake makanan kurang yang
ditandai dengan IMT 16,63, menolak makan karena mual dan muntah,serta sakit
yang lama.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura

akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura.

Menurut WHO (2008), Efusi Pleura merupakan suatu gejala penyakit yang

dapat mengancam jiwa penderitanya.

Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit akan tetapi

merupakan suatu tanda adanya penyakit. Secara normal, ruang pleura

mengandung sejumlah kecil cairan (5 – 20 ml) berfungsi sebagai pelumas

yang memungkinkan permukaan pleura bergerak tanpa adanya gesekan

antara kedua pleura saat bernafas. Penyakit-penyakit yang dapat

menimbulkan efusi pleura adalah tubercolusis, infeksi paru

nontubercolusis, sirosis hati, gagal jantung kongesif.


DAFTAR PUSTAKA

Dwipayana , I Made Krisna.2011.”ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M


DENGAN EFUSI PLEURA DEXTRA”,(Online),( http://crisnacash23. blogspot
.com/2011/08/asuhan-keperawatan-pada-tn-m-dengan.html, diakses 15 Oktober
2012)
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=1311
http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-
kurniasafi-5149&PHPSESSID=1e67af6fa4bdd962b254ed311c991538
http://nylaroisa.blogspot.com/2014/01/makalah-efusi-pleura.html

Anda mungkin juga menyukai