Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rifa Rahmatilah

Nim : 15410026

Materi ke 11

Teori DeFleur dan Ball-Rokeach tentang Pertemuan dengan Media

DeFleur dan Ball-Rokeach melihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan tiga
kerangka teoretis, yaitu perspektif perbedaan individual, perspektif kategori sosial, dan
perspektif hubungan sosial.

1. Perspektif perbedaan individual.

Memandang manusia sebagai makluk individual yang memiliki kepribadian tidak sama
dengan individu yang lain. Setiap pola pikir, pola merasa, dan pola perilakunya sangat khas.
Setiap orang mempunyai potensi biologis, pengalaman belajar, dan lingkungan yang berbeda.
Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula.

2. Perspektif kategori sosial.

Memandang dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial, yang reaksinya pada


stimulus tertentu cenderung sama. Golongan sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat
pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, dan keyakinan agama menampilkan kategori respons.
Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan
akan memberi respons kepadanya dengan cara yang hampir sama pula, sehingaa Berasumsi
bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial, yang reaksinya pada stimuli
tertentu cenderung sama

3. Perspektif hubungan social.

Menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam memengaruhi


reaksi orang terhadap media massa.

Secara singkat, berbagai faktor akan memengaruhi reaksi orang terhadap media massa.
Faktor-faktor ini meliputi:
a. Organisasi personal-psikologis individu (potensi biologis, sikap, nilai, kepercayaan,
serta bidang pengalaman).
b. Kelompok-kelompok sosial di mana individu menjadi anggota.
c. Hubungan-hubungan interpersonal pada proses penerimaan, pengelolaan, dan
penyampaian informasi.

1.1 Pendekatan Motivasional dan Uses and Gratification

Asumsi dasar dari teori ini yaitu

a. Khalayak dianggap aktif


b. Dalam proses komunikasi, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan
pemilihan media terletak pada khalayak.
c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan
khalayak.
d. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak.
e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum terlebih
dahulu meneliti orientasi khalayak.

1. Motif kognitif dan gratifikasi media


a. Teori konsistensi

Memandang manusia sebagai makhluk yang dihadapkan pada berbagai konflik. Konflik itu
mungkin terjadi diantara beberapa kepercayaan yang dimiliknya, Dalam hubungan ini,
komunikasi massa mempunyai potensi untuk menyampaikan informasi yang menggoncangan
kestabilan psikologi individu. Akan tetapi, pada saat yang sama, karena individu mempunyai
kebebasan untuk memilih isi media, media massa memberikan banyak peluang untuk
memenuhi kebutuhan akan konsistensi

b. Teori atribusi

Memandang individu sebagai psikolog amatir yang mencoba memahami sebab-sebab yang
terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinnya. Komunikasi massa memberikan falidasi
atau pembenaran pada teori kita dengan penyajian realita yang disimplifikasikan, dan
didasarkan strereotrip.
c. Teori kategorisasi.

Memandang manusia selalu mengelompokkan pengalamannya dalam kategorisasi yang


sudah dipersiapkannya. Manusia memperoleh kepuasan apa bila sanggup memasukkan
pengalaman dalam kategori-kategori yang sudah dimilikinnya, dan menjadi kecewa bila
pengalaman itu tidak cocok dengan prakonsepsinnya.

d. Teori objektifikasi

Memandang manusia sebagai makhluk yang pasif,yang tidak berpikir, yang selalu
mengandalkan petunjuk-petunjuk eksternal untuk merumuskan konsep-konsep tertentu.
Misalnya seorang pegawai yang merasa tidak begitu bersalah ketika ia, menyelewengkan uang
kantor setelah mengetahui peristiwa korupsi besar-besaran yang dilakukan orang lain.

e. Teori otonomi

Memandang manusia sebagai makhluk yang berusaha mengaktualisasikan dirinnya sendiri


mencapai idenitas kepribadian yang otonom. Kemudian media massa tampaknya sedikit sekali
memuaskan kebutuhan humanistik ini.

f. Teori stimulasi

Memandang manusia sebagai mahluk yang lapar stimuli, yang senantiasa mencari
pengalaman yang baru, dan selalu berusaha memperoleh hal-hal yang memperkaya
pemikirannya. Komunikasi massa selalu menyajikan hal-hal baru yang aneh, yang spektakuler,
yang menjangkau pengalaman-pengalaman yang tidak terdapat pada pengalaman individu
sehari-hari.

g. Teori teleologis

Memandang manusia sebagai makhlukyang berusaha mencocokan presepsinyaa tentang


situasi sekarang dengan representasi internal dari kondisi yang dihendaki. Dalam kerangka
teori ini media massa merupakan sumber pemuasan kebutuhan yang subur. Isi media massa
sering memperkokoh moralitas konfensional dan menunjukan bahwa orang yang berpegang
teguh kepadanya memperoleh ganjaran dalam hidupnya.
h. Teori utilitarian

Memandang individu sebagai orang yang memperlakukan setiap situasi sebagai peluang
untuk memperoleh informasi yang berguna untuk keterampilan baru yang diperlukan untuk
menghadapi tantangan hidup. Komunikasi massa dapat memberikan informasi, pegetahuan dan
keterampilan seperti – walaupun tidak sama- apa yang dapat diberikan oleh lembaga
pendidikaan.

2. Motif Afektif dan Gratifikasi Media


a. Teori reduksi tegangan

Memandang manusia sebagai system tegangan yang memperoleh kepuasan pada


pengurangan tegangan. Tegangan emosional karna marah dapat berkurang setelah kita
mengungkapkan kemarahan itu.

b. Teori ekspesif

Menyatakan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam mengungkapkan eksistensi dirinya,


dalam arti menampakkan perasaan dan keyakinannya, Komunikasi massa, dalam hal ini media
massamempermudah orang untuk berfantasi, melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh yang
disajikan sehingga orang secara tidak langsung mengungkapkan perasaaannya.

c. Teori ego-defensif

Beranggapan bahwa dalam hidup ini kita mengembangkan citra diri tertentu dan berusaha
untuk mempertahankan citra diri ini. Dari media massa kita meperoleh informasi untuk
membangun konsep diri kita, pandangan diri kita, dan pandangan kita tentang sifat sifat
masusia dan hubungan sosial.

d. Teori peneguhan

Memandang bahwa orang dalam situasi tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara
yang membawanya pada ganjaran seperti yang telah dialaminya pada masa lalu. Teori ini
beranggapan bahwa orang menggunakan media massa karena mendatangkan ganjaran berupa
informasi, hiburan, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya.
e. Teori penonjolan (assertion)

Memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan seluruh potensinya


untuk memperoleh penghargaaan dari dirinya dan orang lain.

f. Teori afiliasi (affiliation)

Memandang manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang
lain. Dalam hubungannya dengan gratifikasi media, banyak sarjana ilmu komunikasi yang
menekankan fungsi media massa dalam mengubungkan individu dengan individu lain.

g. Teori identifikasi

Melihat manusia sebagai pemamin peranan yang berusah memuaskan egonya yang
sekaligusmembangun konsep dirinya. Dalam hubungannya dengan komunikasi massa, media
massa yang menyajikan cerita fiktif dan faktual, mendorong orang-orang untuk memajukan
peranan yang diakui dan berdasarkan gaya tertentu.

H. Teori peniruan (modeling theories)

Teori ini hampir sama dengan teori identifikasi, memandang manusia sebagai makhluk
yang selalu mengembangkan kemampuan efektifnya.

Anda mungkin juga menyukai