Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dusman Pasaribu

NPM : 19810019
Prodi : Sastra Inggris
Tugas : Meringkas Matriks Paradigma Motivasi Manusi
(Dalam hubungannya dengan gratifikasi media)

Tabel 3
MATRIKS PARADIGMA MOTIVASI MANUSIA
(Dalam hubungannya dengan gratifikasi media)

Inisiatif Aktif Pasif

Orientasi
Modus Internal Eksternal Internal Eksternal
stabilitas

Pemeliharaan 1. Konsintensi 2. Atribusi 3. Kategorisasi 4. Obektifikasi

Kognitif

Pertumbuhan 4. Otonomi 5. Stimulasi 6. Teleologis 7. Utilitarian

Pemeliharaan 8. Reduksitas 9. Ekspresif 10. Ego-defensif 11. Peneguhan

Afektif

12. Penonjolan 13. Afiliasi 14. Identifikasi 15. Peniruan

Sumber: McGuire (1974 : 172)

1.Teori Konsistensi : menekankan kebutuhan individu untuk memelihara orientasi


eksternal pada lingkungan.
2.Teori Atribusi : yang memandang individu sebagai psikolog amatir yang mencoba
memahami sebab-sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinya.
3.Teori Kategorisasi : yang menjelaskan upaya manusia untuk memberikan makna
tentang dunia berdasarkan kategori internal dalam diri kita.
4.Teori Objektifikasi : yang menerangkan upaya manusia untuk memberikan makna
tentang dunia berdasarkan hal-hal eksternal.
5.Teori Otonomi : manusia berusaha mengaktualisasikan dirinya sehingga mencapai
identitas kepribadian yang otonom(berdiri sendiri)
6.Teori Stimulasi : manusia selalu berusaha mencari pengalaman-pengalaman baru
untuk memperkaya pemikirannya.
7.Teori Teleologis : manusia mencoba mencocokkan persepsinya dengan kondisi
internal yang dimiliki.
8.Teori Utilitarian : individu memperlakukan situasi baru sebagai peluang untuk
memperoleh informasi media yang berguna untuk menghadapi tantangan hidup baru.
9.Teori Reduksi Tegangan : manusia sebagai system tegangan yang memperoleh
kepuasan pada pengurangan ketegangan. Menurut kerangka teori ini, komunikasi massa
menyalurkan kecenderungan destruktif manusia dengan menyajikan peristiwa-peristiwa atau
adegan-adegan kekerasan.
10.Teori Ekspresif : manyatakan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam
mengungkapkan eksistensi dirinya. Komunikasi massa mempermudah orang untuk
berfantasi, melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh yang disajikan sehingga orang secara
tidak langsung mengungkapkan perasaannya.
11.Teori Ego-defensif : beranggapan bahwa dalam hidup ini kita mengembangkan
citra diri ini serta berusaha hidup sesuai dengan diri dunia kita. Dari media massa kita
memperoleh informasi untuk membangun konsep diri kita, pendangan dunia kita, dan
pandangan kita tentang sifat-sifat manusia dan hubungan social. Pada saat citra diri
mengalami kerusakan, media massa dapat mengalihkan perhatian kita dari kecemasan kita.
12.Teori Peneguhan : memandang bahwa orang dalamsituasi tertentu akan
bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran seperti yang telah
dialami pada waktu lalu. Menurut kerangka teori ini, orang menggunakan media massa
karena mendatangkan ganjarang berupa informasi, hiburan, hubungan dengan orang lain, dan
sebagainya.
13.Teori Penonjolan : manusia sebagai makhluk yang mengembangkan seluruh
potensinya untuk memperoleh penghargaan dari dirinya dan dari orang lain. Komunikasi
massa merupakan institusi pendidikan yang menyediakan informasi dan keterampilan yang
membantu orang untuk menaklukkan dunia. Memenuhi kebutuhan individu akan keinginan
berkuasa.
14.Teori Afiliasi : manusia sebagai makhluk yang mencari kasih saying dan
penerimaan orang lain. Isi media menegaskan kembali fungsi khalayak sebagai peserta dalam
drama kemanusian yang lebih luas. Tidak jarang isi media massa juga dipergunakan orang
sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi social. Disamping itu, media massa juga
dapat menjadi sahabat akrab bagi khalayaknya yang setia.
15.Teori Identifikasi : manusia sebagai pemain peranan yang berusaha memuaskan
egonya dan menambahkan peranan yang memuaskan pada konsep dirinya.
16.Teori Peniruan : hampir sama dengan teori identifikasi, memandang manusia
sebagai makhluk yang meminta mengembangkan kemampuan efektifnya. Tetapi, berbeda
dengan teori identifikasi, teori peniruan menekankan orientasi eksternal dalam pencarian
gratifikasi. Di sini, individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan
orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya. Teori peniruanlah yang dapat
menjelaskan mengapa media massa begitu berperan dalam menyebarkan trend yang popular
dikalangan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai