Anda di halaman 1dari 8

KARYA ILMIAH POPULER

Disusun oleh :
1. NIDA ALFINA D. N. J ( 932127514 )
2. WIDYAWATI NUR H ( 932125014 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KEDIRI
2014
PETA KONSEP
KARYA ILMIAH POPULER

KARYA ILMIAH
POPULER

PENGERTIAN

Masalah Pokok Dalam Menulis


Karya Ilmiah

Ciri-ciri Karya Ilmiah

Jenis Artikel Ilmiah

Tahapan Penulisan Karya Ilmiah


Populer

Manfaat Penulisan Karya Ilmiah

Jenis-jenis Penulisan Populer


PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Ilmiah Populer


Karya ilmiah popuer merupakan suatu karya yang ditulis dengan
menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah difahami oleh masyarakat dan
menarik untuk dibaca.
Tulisan karya ilmiah merupakan tulisan yang didasari oleh hasil
pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode
tertentu dengan sistematika penulisan yang santun dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.
Tulisan disebut sebagai karya tulis ilmiah apabila disertakan fakta dan data
yang bukan merupakan khayalan ataupun pendapat pribadi, dan disajikan dalam
bentuk ilmiah, obyektif atau apa adanya. Tulisan ilmiah menggunakan bahasa
baku, lugas dan jelas serta mungkin dari makna yang sifatnya konotasi.
Berdasarkan pebdapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karya
ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi
ditampilkan dengan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat
awam.
B. Masalah Pokok dalam Menulis Karya Ilmiah
Pada dasarnya, ada tiga masalah pokok dalam menulis karya ilmiah, yaitu :
a. Masalah Empiris
Masalah dalam persoalan menulis.
b. Masalah Retorika
Cara mengungkapkan ide.
c. Masalah Linguistik
Masalah penguasaan bahasa.
C. Ciri-ciri Karya Ilmiah
1. Struktur
Sruktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian
awal(pendahuluan), bagian inti(pokok bahasan), dan penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangakn inti merupakan sajian gagasan
pokokyang ingin disampaikan.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya lmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua
karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup dan daftar
pustaka. Artikel lmiah yang dimuat dalam urnal mempersyaratkan adanya
abstrak.
3. Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah obyektif, yang disampaikan
dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal dengan banyak
menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama
kedua.
4. Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan daam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan
stuktur yang baku.
D. Jenis-jenis Artikel Ilmiah
1. Artikel eksposisi (biasa disebut artikel saja)
Seperti tersirat dengan namanya, artikel eksposisi ini tidak lain adalah
eksposisi yang ditulis menurut aturan-aturan main penulisan artkel. Dengan
anekdot, kutipan serta reramuan lain yang biasa dipakai orang di dalam artikel.
Tulisan yang biasa disebut “essay” termasuk gologan ini. Begitupula dengan
“kolom”. Dan yang biasa disebut “opini” juga termasuk golongan ini.
2. Humor dan Satir
Humor atau satir ini maksudnya menyindir seseorang atau suatu keadaan,
tetapi supaya tidak terlalu pedas, maka dipakailah bentkkisahan yang lucu. Jadi,
artikel ini berbentuknarasi, atau cerita, lengkap dengan alur, konfik dan latar.
3. Artikel Informatif
Artikel informatif ini sifatnya yaitu hanya memberikan informasi atau
petunjuk mengenai sesuatu. Artikel jenis ini sering menggunakan anekdot dan
kutipan.
4. Artikel Pariwisata
Artikel ini memberikan tuntutan kepada pembacanya mengenai suatu
daerah wisata tertentu dengan memberikan deskripsi daerah ini, apa-apa yang
dilihatdan dnikmati disana, berapa biaya yang diperlukan serta bagaimana kita
dapat pergi ke sana.
5. Artikel Inspirasi
Artikel ini biasanya tidak lain tentang perubahan hidupseseorang dari
lembah kenistaan sampai ke tempat yang lebih terpandang. Yang sedekimian
besarnya perbedaannya, sehingga kita tidak yakin lompatan jauh itu bisa
dilakukannya sendiri tanapa adanya campur tangan atau inspirasi dari Yang
Maha Kuasa.
6. Artikel Pengalaman Pribadi
Artikel ini dekat dengan inspiratif yang ditulis sendiri. Dan artikel ini
sebenarnya adalah kisahan atau narasi.
E. Tahapan Penulisan Karya Ilmiah Populer
Secara umum, ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam menulis karya
ilmiah, yakni : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan (editing).
Tetapi dalam praktiknya proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan (prapenulisan)
Tahap ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan
masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap
realitas yang dihadapinya, berdiskusi,membaca, mengamati. Dll
2. Tahap inkubasi
Tahap ketika penulis memproses informasi yang dimilikinya, sehingga
mengantarkannya pada pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya.
3. Tahap iluminasi
Tahap ketika datanganya nspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-
akan tiba-tiba dan berloncata dari pikiran kita. Iluminasi tidak mengenal tempat
dan waktu. Jika hal seperti itu terjadi, sebaikna gagasan yang muncul dan amat
dinantikan itu segera dicatat, angan dibiarkan hilang kembali sebab moentum
itu biasanya tidak berlangsung lama.
4. Tahap verifikasi/ evaluasi
Yaitu apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa
kembali, diseleksi, dan disusu sesuai dengan konsep tulisan. Mungkin ada
bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan.
F. Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
Menurut Sikumbang ( Suseno, 1962:2-5), sekurang-kurangnya ada enam
manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagai berikut :
1. Penulis dapat terlatijh mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,
mengambil sarinya dan mengembangkannya.
3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan.
4. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
5. Penulis terus memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
6. Penulisan populer cepat ditangkapoleh pembaca.
7. Penulisan populer dapat menghibur dan menyenangkan bagi para pembaca.
8. Penulis dapat memperlancar dalam pengungkapan ide.
9. Biasanya dijadikan sarana peluapan perasaan.
G. Jenis-jenis Penulisan Populer
1. Berdasarkan tujuan
a. Eksploratif
 Menemukan sesuatu yang baru
 Menemukan suatu teori baru
b. Pengembangan dan verikatif
 Mengembangkan pengetahuan yang ada
 Memverifikasikan hasil tulisan yang ada
2. Berdasarkan analisis
a. Deskripsif
 Hanya deskriptif
 Tidak menggunakan uji statistik
b. Analitik
 Membuat kesimpulan umum
 Tidak berhenti hanya dengan deskripsi
3. Berdasarkan kegunaan
 Penelitian dasar
 Penelitian terapan
ARTIKEL

6.000 Prodi Belum Terakreditasi


PALEMBANG (KRjogja.com) - Masih sekitar 6.000 progran studi (prodi) yang belum
terakreditasi saat ini. Sementara mulai Agustus 2014 saat diberlakukannya UU No 12/2012
tentang Pendidikan Tinggi, semua prodi dan institusi harus terakreditasi. Jika tidak ijazah
yang dikeluarkan dianggap ilegal.

Ketua Umum Aptisi Prof Dr Edy Suandi Hamid mengemukakan hal tersebut saat ceramah
di Universitas Budidarma, Jumat (4/10/2013) dalam rangkaian UII Presstour. Ironisnya,
kata Edy yang juga Rektor UII, sampai sekarang belum ada satupun peraturan pemerintah
(PP) atau peraturan menteri (permen)yang dibuat untuk melaksanakan UU tersebut.

"Ini bukan pekerjaan mudah bagi BAN. Rasanya saya hampir pasti, pelaksanaan UU ini
akan ditunda," tambahnya.

Sementara pakar pendidikan yang juga Rektor Universitas Binadarma Prof Buchori
Rachman mengemukakan kebijakan yang memberlakukan kuota bagi PTN ternyata
berdampak pagi PTS, khususnya di Sumatra Selatan. Kuota untuk meningkatkan angka
partisipasi kasar (APK) di PTN membuat animo ke PTS turun.

"Ini membuat PTS di daerah kian terjepit. Kalau PTN menaikkan jumlah mahasiswa baru,
otomatis yang ke PTS berkurang. Ini dilakukan karena policy pemerintah tentang
pendidikanb itu bias negeri," kata mantan Koordinator Kopertis Sumatra Selatan.

Fakta peningkatan jumlah mahasiswa PTN ini diakui Buchori tak ada artinya bagi APK,
jika yang masuk di PTS menurun. Dan akhirnya bisa jadi, kondisi PTS kecil di daerah
makin megap-megap

"Menjadi aneh di PTS ada keharusan 1 banding 30 atau 40 agar belajar menjadi ideal. Tapi
di negeri bagaimana? Karena dengan penambahan mahasiswa 100 persen seperti di
Universitas Sriwijaya ini, apakah penambahan dosennya juga selaras dengan itu," kata
Rektor Universitas Binadarma Palembang. (Fsy)”

Diupload oleh : hans (-) | Kategori: Berita Koran Pendidikan | Tanggal: 24-10-2013 09:15

Share on facebook Share on twitter Share on email Share on print More Sharing Services
Baca juga dalam Kategori yang Sama:

 Mengapa Siswa Kelas "Online" Lebih Unggul dari Kelas Konvensional?, 08-01-2014
 Prihatin (Guru) Bahasa Indonesia, 04-11-2013
 Syahrial: Sekarang, Banyak Sarjana dan Profesor Malah Jadi Koruptor!, 04-11-2013
 6.000 Prodi Belum Terakreditasi, 24-10-2013
 Indonesia Masih Butuh Banyak Peneliti, 24-10-2013

Artikel di atas termasuk dalam artikel Informatif karena memberikan informasi tentang
adanya program study yang belum terakreditasi.

Jurnal Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai