44 68 1 SM PDF
44 68 1 SM PDF
1
Akademi Kebidanan Sari mulia Banjarmasin
2
Program Studi DIV Bidan Pendidik STIKES Sari Mulia Banjarmasin
*Korespondensi Penulis. Telepon: 087814449088, E-mail: auliadewi.lestari@yahoo.com
ISSN : 2086-3454
ABSTRAK
Latar Belakang : Mengatasi demam berbagai upaya nonfarmakologik telah dilakukan seperti
kompres hangat basah dan plester kompres, untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian
perbedaan efektifitas kompres hangat dan plester kompres.
Tujuan : Mengetahui perbedaan efektifitas kompres hangat dan plester kompres terhadap penuruan
suhu tubuh pada anak demam typhoid di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Metode : quasi eksperiment design dengan rancangan separate sample pretest posttest. Populasi
jumlah anak yang dirawat diruang alexsandri bulan September-November 2014 berjumlah 741
anak. Tehnik pengambilan sampel secara accidental sampling. Sampel penelitian berjumlah 30
orang. Analisis data menggunakan Uji t-dependent dengan batas kemaknaan α= 0,05.
Hasil : Ada perbedaan penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres hangat basah dan plester
kompres dengan nilai p-value=0,000. Nilai rata-rata suhu tubuh sebelum kompres hangat 38,14˚C
dan plester kompres 38,02˚C. Selisih suhu tubuh setela h dilakukan kompres hangat yaitu 1,10 dan
plester kompres yaitu 0,42. Sehingga kompres hangat basah lebih efektif dalam menurunkan suhu
tubuh pada anak demam typhoid di RSUD dr. H. MOCH. Ansari Saleh Banjarmasin
Kesimpulan: Ada perbedaan penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres hangat basah dan
plester kompres.
Kata Kunci : Suhu tubuh, demam typhoid, kompres hangat basah, plester kompres
35
Dinamika Kesehatan, Vol.5 No.1 Juli 2015 Mahdiyah et al., Efektifitas Kompres Hangat....
Seringnya demam terjadi pada berbagai dengan kandungan paraben dan menthol yang
penyakit, banyak dari orang tua yang dapat menurunkan suhu tubuh melalui
langsung memberikan obat penurun panas evaporasi (Sodikin, 2012). Keefektifitasan
saat anak mereka demam. Hal ini plester kompres dalam menurunkan suhu
kemungkinan disebabkan karena kemudahan tubuh demam sudah terbukti, diketahui pada
dalam mencari obat penurunan panas, atau penelitian yang sudah dilakukan di RSUD
mereka berpikir lebih praktis bila Banyumas bahwa rata-rata suhu sebelum
dibandingkan dengan cara-cara yang lain, dilakukan kompres plester adalah 38,14˚C,
seperti memberikan kompres hangat sedangkan rata-rata suhu tubuh sesudah
(Rahayuningsih, 2011). dilakukan kompres plester adalah 38,01˚C.
Kompres hangat adalah melapisi Setelah dilakukan kompres rata-rata selisih
permukaan kulit dengan handuk yang telah suhu yang turun adalah 0,13˚C. Hal ini
dibasahi air hangat. Potter dan Perry (2005) menunjukan bahwa kompres plester ini dapat
mengungkapkan pemberian kompres hangat digunakan untuk menurunkan suhu tubuh
pada aksila sebagai daerah dengan letak pada anak dengan demam (Djuwariyah,
pembuluh darah besar merupakan upaya 2011).
memberikan rangsangan pada area preoptik Beberapa cara telah dilakukan dalam
hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh, hal pemberian kompres seperti cara modern
tersebut dikuatkan dari beberapa penelitian maupun tradisional, contohnya kompres
tentang pengaruh kompres hangat dalam hangat dan plester kompres. Kompres hangat
menurunkan suhu anak yang dilakukan oleh maupun plester kompres memiliki
Purwanti (2006) dan Valita (2008) ada keunggulan dan kekurangan masing-masing,
pengaruh pemberian kompres hangat pada namun untuk keefektifan penurunan panasnya
daerah aksila terhadap penurunan suhu tubuh belum dapat di pastikan bahwa plester
anak demam. Triredjeki (2002) kompres akan lebih efektif dari pada kompres
menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa hangat maupun sebaliknya terhadap penderita
kompres hangat pada daerah aksila lebih demam typhoid. Maka peneliti tertarik untuk
efektif dalam menurunkan suhu tubuh demam membuktikan secara teliti tentang perbedaan
(Hamid, 2011). efektifitas pemberian kompres hangat basah
Selain kompres hangat, masih ada dan plester kompres terhadap penuruan suhu
kompres yang dianggap lebih praktis, modern tubuh pada anak umur 1–14 tahun yang
dan saat ini sudah beredar secara luas di demam typhoid di RSUD DR. H. Moch.
masyarakat yaitu plester kompres, dimana Ansari Saleh Banjarmasin.
plester ini dibuat dari bahan hydrogel yang Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
mengandung hydrogel on polyacrylate-basis perbedaan efektifitas kompres hangat dan
37
Dinamika Kesehatan, Vol.5 No.1 Juli 2015 Mahdiyah et al., Efektifitas Kompres Hangat....
38
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Mahdiyah et al., Efektifitas Kompres Hangat....
kelompok kompres hangat basah, dimana menunjukkan bahwa ada perbedaan suhu
penderita demam typhoid presentasi tertinggi tubuh pada anak usia 1-14 tahun yang
terjadi pada umur 6 tahun yaitu 26,6% dan mengalami demam pada pasien demam
terendah pada umur 1-5,6 tahun yaitu 6,6%. typhoid setelah diberikan kompres hangat
Arifianto (2007) mengutarakan, demam basah dengan selisih rata-rata penurunan suhu
sering terjadi pada anak dikarenakan anak tubuh yaitu 1,10. Tubuh dapat melepaskan
masih rentan terhadap infeksi (Djuwariah, panas melalui empat cara yaitu radiasi,
2011). konveksi, konduksi, evaporasi (penguapan).
Penelitian ini didapatkan hasil rata-rata Pada kompres air hangat basah merupakan
suhu tubuh sebelum diberikan kompres pelepasan panas melalui penguapan dari kulit
hangat basah yaitu 38,14°C dan rata-rata suhu (Djuwariyah, 2011).
tubuh setelah diberikan kompres hangat basah Hasil penelitian ini didukung oleh
yaitu 37,04°C. Peningkatan suhu tubuh pada penelitian yang dilakukan Mohamad (2011)
anak terjadi karena ketidakmampuan yaitu efektifitas kompres hangat dalam
mekanisme kehilangan panas untuk menurunkan demam pada pasien typhoid
mengimbangi produksi panas yang berlebihan abdominalis di ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr.
dan bisa juga disebabkan dari faktor lain salah H. Aloei Saboe kota Gorontalo dengan hasil
satunya yaitu suhu ruangan, dimana p-value=0,0318, dimana p < α =0,05.
perpindahan suhu antara manusia dan Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho
lingkungan ataupun suhu ruangan terjadi ditolak, yang artinya peryataan tindakan
sebagian besar melalui kulit (Tamsuri, 2012). kompres hangat basah dapat menurunkan
Pada Anak yang mengalami demam diruang demam pada pasien demam thypoid dapat
Alexandri yang di diagnosa demam typhoid, diterima. Hasil penelitian ini juga sesuai
dimana hal ini dapat terjadi karena adanya dengan penelitian Nurwahyuni (2010) yang
virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh bejudul Perbedaan efek teknik pemberian
manusia yaitu Salmonella enterica serotipe kompres pada daerah axilla dan dahi terhadap
typhi yang merupakan basil gram negatif. penurunan suhu tubuh pada klien demam di
Penularan bakteri ini terjadi secara fecal oral ruang rawat inap RSUP dr Wahidin
melalui makanan yang terkontaminasi Sudirohusodo Makasar dalam Djuwariyah
kemudian timbulah gejala klinis seperti (2011), menyatakan bahwa kompres air
demam (Arifin, 2010). hangat basah pada daerah axial menurunkan
Hasil perhitungan dalam penelitian ini suhu tubuh dengan hasil p value=0,000, yang
menggunakan uji t-dependent dan didapatkan artinya p < α.
hasil t hitung=12,430 p-value=0,000 dengan Nurwahyuni (2009) dalam Mohamad
α=0.05 dimana p < dari α, yang artinya (2011) Pemberian kompres hangat pada
40
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Mahdiyah et al., Efektifitas Kompres Hangat....
daerah tubuh akan memberikan sinyal ke 2. Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Setelah
hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Diberikan Plester Kompres.
Ketika reseptor yang peka terhadap panas di Hasil penelitian pada 15 anak yang
hipotalamus dirangsang, sistem efektor mengalami demam terhadap pasien demam
mengeluarkan sinyal yang memulai typhoid di ruang Alexandri dapat dilihat pada
berkeringat dan vasodilatasi perifer. tabel 2 untuk karakteristik kelompok pleter
Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh kompres dilihat dari jenis kelamin dimana
pusat vasomotor pada medulla oblongata dari keseluruhan responden 15 (100%) orang
tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bejenis kelamin laki-laki. Wong (2008) dalam
bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Permatasari (2013) mengutarakan laki-laki
Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan merupakan kelompok berisiko mengalami
pembuangan/kehilangan energi/ panas melalui masalah angka kesakitan salah satunya
kulit meningkat (berkeringat), diharapkan demam, hal ini dikarenakan anak laki-laki
akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga lebih aktif bermain dan beraktifitas. Namun
mencapai keadaan normal kembali. Jika suhu Saraswati (2010) mengutarakan dalam
tubuh meningkat, maka pusat pengaturan penelitianya yang berjudul karakteristik
suhu berusaha menurunkannya begitu juga tersangka demam typhoid pasien rawat inap di
sebaliknya. Pada penelitian ini kompres RS Muhammadiyah Palembang, dengan hasil
hangat dilakukan di daerah axila dengan dimana peneliti belum bisa menyimpulkan
frekuensi 1 kali pengompresan dengan durasi bahwa memang ada pengaruh jenis kelamin
waktu 20 menit. Hamid (2011) dalam dalam insidensi demam typhoid, peneliti juga
penelitiannya mengatakan penanganan mengatakan bahwa menurut beberapa
demam pada anak dengan terapi fisik dapat literatur, jenis kelamin sama sekali tidak
dilakukan dengan kompres hangat. Beberapa berpengaruh terhadap kejadian demam
penelitian tentang pengaruh kompres hangat typhoid.
dalam menurunkan suhu anak yang dilakukan Tabel 1 dapat dilihat untuk karakteristik
oleh Purwanti (2006) dan Valita (2008) ada kelompok plester kompres dari umur dimana
pengaruh pemberian kompres hangat pada penderita demam typhoid presentasi tertinggi
daerah aksila terhadap penurunan suhu tubuh terjadi pada umur 8 tahun yaitu 20%, dan
anak demam. Triredjeki (2002) terendah terjadi pada umur 1-3,6 tahun, 7
menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa tahun, dan 12 dengan presentasi 6,6%.
kompres hangat pada daerah aksila lebih Penelitian Ismoedijanto (2004) yang berjudul
efektif dalam menurunkan suhu tubuh metode diagnostik demam typhoid pada anak
demam. dalam permatasi (2010) menyebutkan usia
pasien demam typhoid kebanyakan terjadi
41
Dinamika Kesehatan, Vol.5 No.1 Juli 2015 Mahdiyah et al., Efektifitas Kompres Hangat....
pada kelompok umur 3-19 tahun, dan pada value=0,000 dengan α=0.05 dimana p < dari
penelitian ini untuk kelompok plester α, yang artinya menunjukkan bahwa ada
kompres kebanyakan terjadi pada rentang perbedaan suhu tubuh pada anak usia 1-14
umur 5-12 tahun, tetapi apabila dicermati tahun yang mengalami demam pada pasien
dilihat dari penelitian Ismoedijanto maka hasil demam typhoid setelah diberikan plester
penelitian tersebut memperlihatkan usia-usia kompres. Hasil penelitian ini juga didukung
sekolah, usia remaja dan dewasa muda dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
dimana pada kelompok usia tersebut Bardu (2014) perbandingan efektifitas tepid
mempunyai ruang lingkup yang tinggi, sponging dan plester kompres dalam
sehingga sering melakukan aktivitas di luar menurunkan suhu tubuh pada anak usia balita
rumah, sehingga berisiko untuk terinfeksi yang mengalami demam di puskesmas
salmonell typhi, seperti mengenal jajanan Salaman 1 Kabupaten Magelang dengan
diluar rumah, sedangkan tempat jajan tersebut hasil nilai t hitung=3.429, nilai t-
belum tentu terjamin kebersihannya, dan bisa tabel=2.048,nilai p-value=0.002 dengan
juga dikarenakan linkungan rumah yang ɑ=0.05, sehingga terdapat perbedaan
kurang bersih. penurunan suhu tubuh pada anak usia balita di
Pada penelitian ini dilihat dari tabel 5 setelah dilakukan plester kompres
didapatkan rata-rata suhu tubuh sebelum Penatalaksanaan demam menggunakan
diberikan plester kompres yaitu 38,02°C, rata- kompres plester yaitu dengan cara
rata suhu tubuh setelah diberikan plester menempelkan plester dibagian tubuh tertentu,
kompres yaitu 37,60°C. Potter dan Perry seperti dahi, ketiak dan lipatan paha. Pada
(2010) dalam Bardu (2014) mengutarakan, penelitian ini peneliti menempelkan plester
bahwa peningkatan suhu tubuh pada pasien kompres dibagian axila dengan ferkuensi 1
demam terjadi akibat perubahan titik kali pengompresan dengan durasi waktu 20
pengaturan hipotalamus, sehingga tubuh akan menit. Hal ini dikarenakan pada daerah
menghasilkan serta menyimpan panas. tersebut merupakan daerah yang mempunyai
Pirogen bertindak sebagai antigen yang pembuluh-pembuluh darah besar. Kompres
memicu respons sistem imun, seperti bakteri plester membantu pembuluh darah tepi di
atau virus yang dapat meningkatkan suhu kulit melebar hingga pori-pori jadi terbuka
tubuh salah satunya bakteri Salmonella yang selanjutnya memudahkan pengeluaran
enterica serotipe typhi yang menyebabkan panas dari dalam tubuh, sehingga tubuh dapat
demam typhoid. mengalami penurunan suhu tubuh
Hasil perhitungan menggunakan uji t- (Djuwariyah, 2011).
dependent didapatkan hasil selisih rata-rata Plester kompres siap pakai saat ini
penurunan suhu tubuh yaitu 0,42˚C, p- sudah beredar secara luas di masyarakat
42
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Mahdiyah et al., Efektifitas Kompres Hangat....
silang (crosslink) yang mengandung air dalam menurunkan suhu tubuh. Pada penelitian ini
jumlah besar (> 70%), serta tidak larut dalam untuk pengompresan dilakukan di daerah
air. aksila selama 20 menit untuk masing-masing
Efektifitas antara kompres air hangat kelompok.
basah dan plester kompres dapat dilihat pada Hamid (2011) pemberian kompres
tabel 6 dimana selisih rata-rata penurunan hangat pada aksila sebagai daerah dengan
suhu tubuh menggunakan kompres air hangat letak pembuluh darah besar merupakan upaya
basah yaitu sebesar 1,10˚C. Sedangkan selisih memberikan rangsangan pada area preoptik
rata-rata penurunan suhu tubuh dengan hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh.
menggunakan plester kompres yaitu sebesar sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini
0,42˚C. Hal ini membuktikan bahwa kompres menuju hipotalamus akan merangsang area
hangat basah lebih efektif untuk menurunkan preotik mengakibatkan pengeluaran sinyal
suhu tubuh pada pasien demam yang oleh sistem efektor. Sinyal ini akan
terdiagnosa demam typhoid. Jauhnya menyebabkan tejadinya pengeluaran panas
perbedaan rata-rata penurunan suhu tubuh tubuh yang lebih banyak melalui dua
pada plester kompres bisa juga disebabkan mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah
dari faktor lain salah satunya suhu ruangan, parifer dan berkeringat. Hal ini juga dikuatkan
dimana suhu tubuh dapat mengalami dari beberapa penelitian terdahulu tentang
pertukaran dengan ruangan ataupun pengaruh kompres hangat dalam menurunkan
lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang suhu anak yang dilakukan oleh Purwanti
atau berkurang akibat suhu ruangan atau (2006) dan Valita (2008) ada pengaruh
lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga pemberian kompres hangat basah pada
sebaliknya (Tamsuri, 2012). Keefektifitasan daerah aksila terhadap penurunan suhu tubuh
kompres hangat basah pada hasil penelitian anak demam. Triredjeki (2002)
ini didukung dari penelitian yang dilakukan menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa
Djuwariah (2011) efektivitas penurunan suhu kompres hangat basah pada daerah aksila
tubuh menggunakan kompres air hangat dan lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh
kompres plester pada anak dengan demam di demam.
ruang Kanthil rumah sakit umum daerah 4. Keterbatasan
Banyumas, dimana penurunan suhu tubuh Penelitian ini mempunyai beberapa
menggunakan kompres air hangat yaitu keterbatasan, dimana peneliti memiliki
sebesar 0,71˚C. Sedangkan penurunan suhu kendala untuk mengatasi factor-faktor lain
tubuh dengan menggunakan kompres plester yang dapat mempengaruhi suhu tubuh seperti
yaitu sebesar 0,13˚C. Hal ini membuktikan suhu ruangan, pakaian yang digunakan serta
bahwa kompres air hangat efektif dapat
44
Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Mahdiyah et al., Efektifitas Kompres Hangat....
kendala lainnya yaitu pemberian antipiretik Usia Balita yang Mengalami Demam di
sebelum dilakukannya pengompresan. Puskesmas Salaman 1 Kabupaten
Magelang.
DAFTAR PUSTAKA
Aguspairi. (2009) Pengaruh ekstrak daun JawaTengah: STIKES Ngudi Waluyo.
kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) Tersedia dalam:
dalam menurunkan suhu anak demam. http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/docume
Jambi: Jurnal Ilmiah Universitas nts/3589.pdf> [Diakses 24 Oktober
Batanghari Jambi Vol.11 No.2. Tersedia 2014]
dalam:
http://jurnal.unbari.ac.id/images/stories/ Brooker, Chris. (2008) Ensiklopedia
Vol.11%20No.2%20Juli%202011/agus keperawatan. Jakarta: buku kedokteran
pairi%20stikes.pdf > [Diakses 24 ECG
Oktober 2014]
Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan.
Arifin, Syamsul. (2010) Hubungan Tingkat Bandung: Refika Aditama.
Demam Dengan Hasil Pemeriksaan
Hematologi Pada Penderita Demam Darwis dkk. (2010) Pengembangan Hidrogel
Tifoid. Banjarmasin: Lambung Berbasis Polivinil Pirolidon (Pvp) Hasil
Mangkurat University.Tersedia dalam: Iradiasi Berkas Elektron Sebagai Plester
http://fkunlam.ac.id/modules/download/ Penurun Demam. Jakarta: Pusat
file/Jurnal%20Tipoid%202010.pdf Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi.
>[Diakses 24 Oktober 2014] Tersedia dalam:
http://download.portalgaruda.org/article
Arikunto, Suharsimi. (2013) Prosedur .php?article=81798&val=4552&title=pe
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta ngembangan%20hidrogel%20berbasis%
Asmadi. (2008) Tehnik prosedural 20polivinil%20pirolidon%20(pvp)%20h
keperawatan konsep dan applikasi asil%20iradiasi%20berkas%20elektron
kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba %20sebagai%20plester%20penurun%2
medika. 0demam > [Diakses 24 Oktober 2014]
Djuwariah. (2011) Efektifitas penurunan suhu
Bardu, Syltami Yunita Tito. (2014). tubuh menggunakan kompres air hangat
Perbandingan Efektifitas Tepid dan kompres plester pada anak dengan
Sponging dan Plester Kompres dalam demam di ruang kanthil rumah sakit
Menurunkan Suhu Tubuh pada Anak umum dearah Banyumas. Jawa Timur:
45
Dinamika Kesehatan, Vol.5 No.1 Juli 2015 Mahdiyah et al., Efektifitas Kompres Hangat....
47