Anda di halaman 1dari 6

PAPER TEORI AKUNTANSI

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Statistika Multivariat yang dibimbing
oleh Ibu Erly Sherlita, S.E., M.Si., Ak., C.A,

Oleh:

Dine (0115101)

Lisa Anisya Septiana (0115101300)

Aruan Dedy Yosef (0115101)

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

November 2018
POTRET RIPLEY

Penyajian suatu ikhtisar sumberdaya dan kewajiban suatu perusahaan kepada para
pemegangs saham dan investor lain dalam interval-interval yang teratur dalam bentuk laporan
posisi keuangan yang merupakan salah satu tujuan utama akuntansi. Laporan ini sehari-hari leboh
dikenal sebagai neraca. Aktiva diperlihatkan sama besar dengan ekuitas dalam neraca. Akan tetapi,
ingat kembali komentar professor Willian Paton dari Michigan dalam bab 4 bahwa aktiva sama
dengan ekuitas hanya Karenna para akuntan menyamakan keduanya. Ingat juga kembali konsep
professor William Ripley dari Harvard yaitu neraca sebagai sebuah potret diam, yang memberi
kita gambar suatu perusahaan pada titik waktu tertentu. Pendekatan yang lebih tua terhadap
penciptaan neraca disebut metode aktiva kewajiban. Dalam pendekatan ini kita cukup membuat
daftar aktiva dan kewajiban perusahaan. Selisih antara keduanya menunjukkan hak residual
pemilik dan jumlah yang membuat kedua sisi itu seimbang.

Sebuah pendekatan alternative yang popular di AS pada bagian awal abad ke-20
menekankan laporan rugi laba. Kita bisa menyebutnya pendekatan pendapatan-beban (revenue-
expense) terhadap pendefinisian neraca. Pendekatan ini tidak menanyakan apakah aktiva “piutang
usaha” itu ada, pertanyaan kuncinya adalah apakah suatu pos penghasilan yang berjudul
“pendapatan” itu ada. Jika memang ada pendapatan maka harus ada suatu piutang usaha dengan
asumsi bahwa tidak semua penjualan dilakukan secara tunai.

Dalam pendekatan terhadap akuntansi yang didasarkan pada penghasilan, neraca menjadi
laporan residual sebuah jenjang antara dua laporan rugi laba. Dengan demikian, neraca seringkali
hanya memberikan sedikit informasi karena tidak memiliki interpretabilitas. Walapupun ada
kelemahan-kelemahan ini, sudah ada sejumlah pernyataan yang mendukung neraca tipe residual
ini. Pertama, neraca konvensional dinyatakan menunjukkan akuntabilitas dolar-dolar yang
diinvestasikan pemilik. Yang kedua, berhubungan dengan fungsi laporan posisi sebagai suatu
ikhtisar dari sifat operasi badan usaha serta sifat aktiva moneter dan jasa perusahaan yang belum
dipakai. Ketiga, dinyatakan bahwa sejarah telah menunjukkan bahwa bila penilaian yang subjektif
dibiarkan di dalam neraca itu menjadi kurang informatif, tetapi laporan rugi laba juga mengalami
distorsi.
Jadi, lebih baik mempunyai satu laporan, laporan laba rugi yang ditentukan secara objektif
dan bisa dimengerti daripada dua laporan yang menyesatkan dan tidak dapat diperbandingkan.
Pernyataan-pernyatan ini sama sekali tidak memadai untuk mendukung neraca residual. Salah satu
alasannya, merekonsiliasi yang subjektif fan objektif itu relatif sederhana. Alasan lainnya, dengan
adanya ketentuan membuat laporan arus kas, permbaca mempunyai satu laporan yang benar-benar
objektif yang bisa diandalkan.

AKTIVA DAN KEWAJIBAN

FASB mendefinisikan kewajiban dalam pernyataan yang sama dengan gaya yang parallel:

Kemungkinan permgorbanan manfaat ekonomi di masa depa, yang timbul dari kewajiban satuan
usaha pada saat ini untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada satuan-satuan usaha
lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu.

Kekuatan dan kelemahan definisi FASB ini hanya akan tampak nyata jika dibandingkan
dengan definisi defines yang mendahuluinya dan dalam konteks praktik yang diperbolehkan dan
dilaramg FASB.

Definisi Canning

Professor John Canning dari Stanford pertama adalah salah seorang yang pertama-tama
mencoba merumuskan defines komprehensif untuk elemen-elemen neraca yaitu:

Setiap manfaat masa depan dalam bentuk uang atau setiap manfaat msa depan yang bisa
dikonversikan menjadi uang ha katas manfaat itu secara legal atau karena keadilan dijamin bagi
orang atau sekelompok orang tertentu. Manfaat seperti itu merupakan aktiva bagi orang atau
sekelompok orang itu.

Ia juga mendefinisikan kewajiban sebagai:

Suatu manfaat yang bisa dinilai dengan uang secara legal harus diserahkan oleh pemilik (pemilik
aktiva) kepada orang (atau sekelompok orang) kedua

APB Statement No.4

Mendefinisikan aktiva sebagai:


Sumberdaya ekonomi suatu badan usaha yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum termasuk beban beban tertentu yang ditangguhkan yang tidak
merupakan sumberdaya.

Definisi SFAC 6 secara efektif menolak beban-beban yang ditangguhkan ini. Dengan nada
yang sama APB statement no.4 mendefiniskan kewajiban sebagai:

Kewajiban (obligasi) ekonomi suatu badan usaha yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Alasan dibalik definisi kewajiban yang pada hakikatnya bersifat sintakis ini adalah bahwa
dalam model akuntansi tradisional, kredit cenderung debet. Pelaporan suatu kewajiban tergantung
pada penting tidaknya mengakui sisi lain transaksi atau peristiwa itu akrual suatu beban,
pengakuan kerugian, atau diterimanya aktiva tertentu oleh perusahaan.

Accounting Terminology Bulletin

Dalam ATB 1, yang muncul tahun 1953 aktiva pada hakikatnya didefiniskan sebagai saldo
debet yang dibawa ke periode selanjutnya, kecuali saldo-saldo kredit yang menunjukkan ekuitas
pemilik. Definisi ini hampir seluruhnya bersifat structural dalam penekanannya. Definisi APB jauh
lebih banyak menekanka pada interpretabilitas sementara defines FASB bersifat pragmatis yaitu
mencerminkan keyakinan FASB bahwa pelaporan keuangan harus berguna bagi investor, kreditor,
dan pihak-pihak lainnya.

Tiga Sifat Dasar Aktiva

Menurut FASB suatu aktiva mempunyai tiga karakteristik dasar:

1. Aktiva, menyimpan kemungkinan manfaat masa depan yang menyangkut kapasitas, secara
sendiri-sendiri atau dalam kombinasi dengan aktiva lain, secara langsung atau tidak
langsung memberi sumbangan pada arus masuk kas bersih di masa depan.
2. Satuan usaha tertentu dapat memperoleh manfaat itu dan mengendalikan akses pihak lain
pada aktiva itu.
3. Transaksi peristiwa lain yang menimbulkan hak atau kendali satuan usaha atas manfaat
tersebut seudah terjadi.
Kemungkinan manfaat masa depan, harus ada pidak yang spesifik atas manfaat atau
potensi jasa di masa depan.juga hal itu harus mempunyai manfaat positive
Kendali, hak harus diperoleh oleh individu atau perusahaan tertentu. Hak untuk berkendara
di jalan umum tidak menhasilkan suatu aktiva. Hak itu harus memungkinkan tidak
diikutkannya pihak-pihak lain walaupun dalam beberapa kasus hak itu bisa dibagi dengan
perusahaan perusahaanatau individu-individu tertentu.
Transaksi dan Peristiwa Lain, manfaat ekonomi itu haruslah merupakan hasil dari
transaksi atau peristiwa yang terjadi di masa lalu. Aktiva tidak boleh mencakup manfaat
yang akan timbuk di masa depan tetapi saat ini belum ada atau tidak berada dalam kendali
satuan usaha. Akan tetapi, perlunya kriteria ini masih dapat diperdebatkan karena jika
manfaat ekonomi benar-benar ada dan berada dibawah kendali satuan usaha, manfaat itu
pastilah timbul dari peristiwa tertentu di masa lalu.

Tiga Sifat Dasar Kewajiban

Menurut FASB, suatu kewajiban memiliki tiga karakteristik esensial yaitu:

1. Kewajiban mengandung tugas dan tanggung jawab saat ini bagi satu atau lebih satuan
usaha, yang memerlukan penyelesaian berupa kemungkinan penyerahan atau penggunaan
aktiva di masa depan pada tanggal tertentu atau yang dapat ditentukkan, bila terjadi suatu
peristiwa tertentu, atau berdasarkan permintaan.
2. Tugas atau tanggung jawab itu menimbulkan kewajiban bagi satuan usaha tertentu, dengan
tidak atau sedikit menyisakan kebebasan untuk menghindari pengorbanan masa depan itu.
3. Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan kewajiban satuan usaha itu sudah terjadi.

Kewajiban saat ini, yang pertama dari ketiga kasus karakteristik esensial diatas benar-
benar satu almalgam yang kompleks dari beberapa syarat yang berlainan. Syarat pertama
adalah bahwa suatu kewajiban dalah harus merupakan kewajiban saat ini. Syarat kedua
adalah bahwa kewajiban itu timbul antar satuab usaha. Syarat ketiga adalah bahwa harus
ada saat atau peristiwa dimana kewajiban itu akan dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai