1 Organisasi
bahwa manusia adalah makhluk zoon poiticon. Dalam konsep tersebut, manusia
memiliki peran ganda sebagai makluk individu yang selalu memiliki kepentingan
untuk dirinya sendiri dan makhluk sosial yang berusaha untuk menyatukan
kesatuan kelompok yang berusaha untuk mencapai suatu tujuan, secara wajar
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
berikut:
manajemen.
b. Kesatuan sosial berarti bahwa unit itu terdiri dari orang atau kelompok orang
yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti dan dilakukan di dalam sebuah organisasi
tidak hadir begitu saja, melainkan telah dipikir
terlebih dahulu. Oleh karena itu, organisasi sebagai suatu kesatuan sosial, pola
Batasan dapat berubah dalam kurun waktu tertentu dan tidak selalu jelas,
namun sebuah batasan yang nyata harus ada dapat membedakan antara anggota
e. Akhirnya, organisasi itu ada untuk mencapai sesuatu. “ Sesuatu” ini adalah
tujuan, dan tujuan tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu-individu
yang bekerja sendiri, atau jika mungkin, hal tersebut dicapai secara lebih
13), bahwa organisasi dapat dikonsepkan juga dengan berbagai cara. Berikut ini
tujuan, dan perilaku para anggota organisasi dapat dijelaskan sebagai rasional
yang bergantung pada lingkungannya kelangsungan hidupnya d. Sistem yang memproduksi arti.
Organisasi adalah kesatuan yang diciptakan
yang relatif berdiri sendiri dapat mengejar tujuan yang tidak sama atau bahkan
saling bertentangan.
memperbaiki posisi.
kotak” pekerjaan yang menghambat apa yang dapat anggota lakukan dan
individu yang dengan anggota lainnya dapat berinteraksi. Selain itu, anggota
anggotanya.
hierarki.
pekerjaan, departemen, divisi, dan perilaku standar yang dapat diterima dan
tidak dapat diterima. Pada saat diterima oleh anggota, semua itu menjadi
dimana para anggota melakukan, perilaku tertentu dan untuk itu para anggota
menerima imbalan.
dapat dikatakan bahwa terdapat beberapa hal umum mengenai organisasi yaitu
suatu bentuk kesatuan, digerakan oleh sebuah kekuasaan, adanya pegawai yang
sebagai berikut :
tujuan. Pusat kekuasaan harus juga secara kontinu mengkaji sejauh mana hasil
yang telah dicapai oleh organisasi, dan apabila memang diperlukan harus juga
c. Penggantian tenaga, dalam hal ini tenaga yang dianggap tidak bekerja
maupun promosi.
yang menjadi anggota organisasi dapat berkerja sama di dalam pola hubungan-
hubungan yang saling tergantung satu dengan lainnya yang membentuk sistem
sosial, dalam mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat Kast dan Rosenzwig di atas,
yang terpadu
terintegrasi dari bebagai kompenen subsistem yang saling terkait, dan saling
mendukung.
berbagai tantangan baik yang berasal dari dalam diri organisasi maupun berasal
baik dibidang politik, ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi,
bahkan juga nilai-nilai sosial dan organisional. Untuk itu, organisasi sebagai suatu
berubah seperti itu, maka diharapkan pula organisasi menjadikan hal tersebut
mengefisien dan mengefektifkan berbagai subsistem yang ada. Hal ini bertujuan
method for faciliting change and development in people (e.g., styles, values,
di atas, bahwa pengembangan organisasi merupakan suatu metode untuk melakukan perubahan
dan pengembangan dalam orang-orang (misalnya dalam
that they can better adapt to new technologies, markets, and challanges, and the
diartikan sebagai suatu strategi pendidikan yang kompleks dengan maksud untuk
mengubah kepercayaan, sikap, nilai, dan struktur organsiasi agar semuanya itu
dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan teknologi, pasar, dan rintangan-
rintangan baru, dan dengan kecepatan luar biasa dari perubahan itu sendiri.
berarti serangkaian konsep, alat dan teknik untuk melakukan perencanaan jangka
panjang dengan sorotan pada hubungan antara kelompok kerja dan individu
proses sadar dan terencana untuk mengembangkan kemampuan suatu organisasi, sehingga
mencapai dan mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi yang
dikatakan bukan saja sebagai proses upaya untuk melakukan berbagai perubahan
Kertabudi, 1998:27).
dalam Kusnardi dan Harmaily (1983:140) yang dikutip oleh Dharma Setyawan
Prasodjo, 2007:1.3).
kepada daerah yang berada dibawahnya. Sedangkan otonomi daerah adalah hak,
(Pheni Chalid, 2003:15). Dalam konteks tingkat yang terendah, otonomi juga
berarti mengacu pada perwujudan free will yang melekat pada diri-diri manusia
sebagai suatu anugerah paling berharga dari tuhan (Piliang, 2003:15). Dalam
Hal di atas sependepat dengan apa yang dijelaskan oleh Hoessein (1994),
dikutip oleh Guntur B. Kertabudi (1998:44), bahwa “ Perwujudan desentralisasi di tingkat daerah
adalah otonomi daerah atau otonomi”. Dengan demikian, “
masyarakat dalam suatu wilayah tertentu”. Atas dasar keterangan di atas, dapat
dikatakan bahwa desentralisasi dalam hal ini adalah pemberian otonomi atas
urusan tertentu oleh pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintahan dan
yang bersangkutan.
ada dalam pelaksanaan desentralisasi, hanya saja titik berat mana yang menjadi
arah pertumbuhan akan berganti dari satu kurun waktu ke kurun waktu lainnya,
dari satu generasi ke genarasi yang lain. Kadang kala satu pemerintahan memiliki
titik berat pada penciptaan demokratisasi dan peningkatan partisipasi, pada waktu
yang lain pergantian pemerintahan memiliki titik berat pada penciptaan efisiensi
Sementara itu visi otonomi daerah itu sendiri dapat dirumuskan ke dalam 3
ruang lingkup interaksinya yang utama: politik, ekonomi, serta sosial dan budaya.
dan demokratisasi, maka otonomi daerah harus dipahami sebagai sebuah proses
untuk membuka ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih
pertanggungjawaban publik.
c. Di bidang sosial dan budaya, otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin
demi menciptakan dan memelihara harmoni sosial dan pada saat yang sama
2002:9-10)
ada di satu negara di tangani oleh pemerintah pusat. Terlebih lagi, Indonesia
adalah negara kepulauan yang terdiri dari wilayah yang dipisahkan oleh
otonomi daerah tidak begitu saja hadir, karena pada dasarnya sebelum
desentralisasi dilakukan, sentralisasi pun sudah ada, hanya saja suatu negara bebas
cenderung menitik beratkan salah satunya, sehingga timbul istilah bahwa “ Pada
Karakteristik:
Pembangunan top-down
2. Ketergantunga fiskal
terhadap pemerintah
pusat
bertindak (tergantung
juklak-juknis)
mentalitas pamongpraja
feodal
keinginan rakyat
Pusat
Karakteristik:
belum mendukung
2. Berbagai Peraturan
desa/kelurahan belum
terbentuk
manusia minim
5. Otonomi politik/birokrasi
berupa pelimpahan
wewenang belum
sepenuhnya berada di
kabupaten/kota
6. Egoisme suktural
meningkat
Pusat
Karakteristik:
1. Kewenangan mengatur
2. Mekanisme
pembangunan bottom-up
3. Kebijakan fiskal
difokuskan pada
peningkatan PAD
lokal)
5. Pelayanan pemerintah
pengguna jasa
rakyat
7. Fokus pada
kabupaten/ko
pusat dengan mekanisme pembangunan yang dirancang oleh Pusat (top down),
yaitu mekanisme pembangunan sudah didominasi oleh daerah (bottom up). Atas
uraian di atas yang menjadi tujuan utama dari desentralisasi dan eksistensi
air bersih merupakan fungsi-fungsi yang harus diemban oleh pemerintah daerah.
menjadi tugas utama pemerintah daerah dan dilakukan oleh wakil-wakil rakyat
menggerakan kekuasaan di dalam kehidupan bernegara. Hal ini disebabkan bahwa selain wilayah,
penduduk, dan kedaulatan, salah satu yang termasuk dalam unsur
1. Menjamin keamanan negara dari segala kemungkinan dari luar, dan menjaga
warga masyarakat, dan menjamin perubahan apa pun yang terjadi di dalam
yang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintah, atau yang akan
perlu menyentuh kepada seluruh masyarakat baik di tingkat pusat maupun daerah,
Salah satu penyebabnya adalah secara fakta bahwa tidak semua urusan
dan budaya serta adanya tuntutan demokratisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan (Prasojo
dkk. 2006:1). Selain itu pentingnya pemerintah daerah juga
karena lembaga pemerintah pada tingkat lokal memiliki akses kedekatan dengan
sistem pelayanan publik yang efisien dan efektif, dan keempat, sebagai arena
sebagai sebuah level dan unit pemerintahan yang dibangun oleh negara kemudian
terhadap institusi, mekanisme dan nilai yang dihadirkan oleh negara di dalamnya
(Indaryanti, 2008:6).
Keberadaan kecamatan secara jelas telah lama berakar pada budaya bangsa
pada zaman kediri (abad XII-XIII) telah terdapat suatu organisasi yang disebut
2004:12).
telah diambil alih oleh Kecamatan atau Kelurahan/Desa sebagai ujung tombak;
menghemat anggaran;
3. Alokasi dan distribusi anggaran lebih merata keseluruh wilayah sehingga dapat
regional;
melimpahkan kewenangan kepada unit organisasi yang lebih rendah ini juga
pemerintahan yang berbeda dengan ”vote with their feet” (Tarigan, 2010: 23-24)..
daerah melihat pemekaran wilayah sebagai upaya untuk secara cepat keluar dari