Helvy Tiana Rosa Mencari Senyum PDF
Helvy Tiana Rosa Mencari Senyum PDF
com
Mencari Senyum
Lelaki Tua: "Ya…,aku mencari sesuatu yang sangat berharga, yang tiba-
tiba saja tercerabut dari wajah semua orang di kota kami." (manggut-
manggut, sedih)
Lelaki 1: "Aneh. Bapak bilang bapak mencari sebuah senyuman. Apa saya
tidak salah dengar?"
Lelaki 1: "Ya, bahkan orang segila apa pun masih memiliki senyuman. Aku
benar-benar tak mengerti. "
Lelaki Tua: "Kalau begitu kalian menganggapku lebih dari gila!? (sewot).
Dengar, aku tidak mengada-ada! Semua orang di kotaku sudah tak bisa
lagi tersenyum! Titik!"
Lelaki 2: "Ya, apa ada orang-orang yang berkeliaran dan menjahit semua
bibir penduduk di kotamu, sehingga mereka tak bisa lagi tersenyum atau
membuka mulut untuk tertawa?" (mengejek)
Lelaki 2: "Aku tak mengerti. Aku benar-benar tak mengerti. Lebih baik
aku pergi daripada mendengarkan celotehan orang gila ini!" (kesal dan
berbalik akan pergi)
Lelaki 1: "Dengar, lelaki tua itu mengaku bernasib sama dengan seluruh
penduduk di kotanya! Ia juga tak bisa tersenyum! Tugas kita adalah
www.rajaebookgratis.com
Tak lama, Lelaki 1, kembali bersama seorang lelaki lain bergaya genit
(lelaki 3) yang membawa baki penuh berisi makanan dan minuman yang
enak. Mereka meletakkan nampan besar itu di hadapan si lelaki tua.
Lelaki 2 segera menggelitik kaki lelaki tua itu, tetapi tak ada reaksi. Ia
menggelitik sekujur badan orangtua itu. Sia-sia. Lelaki tua tersebut tak
juga tertawa. Akhirnya ketiga lelaki itu menggelitik sekujur badannya
secara bersamaan.
Lelaki tua: (melotot) "Aku tidak bisa, tahu! Bodoh! Bukankah sudah
www.rajaebookgratis.com
kukatakan sejak tadi, aku tak bisa lagi tersenyum. Jadi berhentilah
melakukan hal yang konyol! Tolong aku, anak muda!"
Lelaki 2 dan 3 bangkit sambil memandang lelaki tua itu sebal. Mereka
bolak-balik di hadapan lelaki tua itu sambil memikirkan cara membuatnya
tersenyum. Sesekali lelaki 2 nyengir kuda melihat gaya lelaki 3 yang
centil. Tetapi lelaki tua itu sama sekali tak bergeming.
Lelaki 3 (bindeng): (berlari gembira menghampiri lelaki tua itu) "Aih, aku
punya dollar yang banyak! Kau mau? Ambillah? Nih, ini! Semua menjadi
milikmu!"
Lelaki Tua: (cemberut) "Ngasih kok nggak ikhlas. Sudahlah, tolong saja
aku dan para penduduk kota agar bisa tersenyum kembali…."
Tiba-tiba, lelaki 1 datang bersama seorang badut yang lucu sekali. Badut
itu menari-nari, menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Sang
Badut mengitari lelaki tua dan mencoba terus menghiburnya.
Badut (jenaka) : "Apakabar, Pak tua? Tralala trilili, aku pelucu, penghibur
semua orang (tertawa-tawa), janganlah takut!" (badut memamerkan
berbagai aksi lucu)
Lelaki tua itu menatap Sang Badut agak lama, lalu di luar dugaan, ia
malah menangis. Lambat laun tangisan itu berubah isakan yang semakin
kencang. Lelaki 1,2 dan 3 keheranan.
Hening.
Lelaki 1: (berteriak) "Pak Tua! Hei, Pak Tua! Sebenarnya siapakah yang
mengambil semua senyuman dari kota kalian!?"
Hening lagi.
Lelaki Tua: "Dan hanya orang-orang yang bercahaya, yang bisa membuat
kita kembali tersenyum?"
Orang 1: "Ya."
Lelaki 3: "Aih, masak sih senyuman begitu susah dicari. Sampai harus
menuju cahaya segala. Lihat nih (pada lelaki 2), senyumku manis kan?"
Panik.