Anda di halaman 1dari 7

Penentuan Laju Dosis Pada Pesawat Sinar-X Fluoroscopy(Mobile C-Arm) Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin 2016

PENENTUAN LAJU DOSIS PADA PESAWAT SINAR-X


FLUOROSCOPY(MOBILE C-ARM) DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS
HASANUDDIN

Aminah Latif*, Bualkar Abdullah**, Dahlang Tahir**


*Alumni Jurusan Fisika konsentrasi Fisika Medik FMIPA UNHAS
(latifamina3@gmail.com)

**Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Penentuan Laju Dosis Pesawat Sinar-X Fluoroscopy
(Mobile C-Arm) di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin dengan menggunakan detector
multimeter x-ray. Hasil pengukuran laju ESD tipikal yang diperoleh nilai rata-rata sebesar
18.759 µGy/menit, hasil ini tidak sesuai dengan standar lolos uji yang ditetapkan oleh
BAPETEN yaitu ≤ 15 µGy/menit. Untuk laju dosis dipermukaan image intensifier
diperoleh nilai rata-rata sebesar 23.252 µGy/Min, hasil ini sesuai dengan standar lolos uji
yang dikeluarkan oleh BAPETEN, BAPETEN yakni untuk diameter 14 cm ≤ diameter <
23 cm maka standar Laju dosis ≤ 80 μGy/mnt.

Kata Kunci : Uji Kesesuian, Pesawat Fluoroscopy (mobile C-arm), Penentuan Laju
Dosis, Perka BAPETEN.

ABSTRACT

Has been conducted research about determination of the radiation dose rate on a plane x –
ray fluoroscopy ( Mobile C-Arm) in Hasanuddin University Hospital with the multimeter
X-ray. The result of measurement rate of entrance skin dose has average value 18.759
µGy/minute, the result it is not in accordance with pass the standard test
issued by BAPETEN i.e. ≤ 15 µGy/minute. For the rate of Dose absorbed on Image
intensifier obtained average value of 23,252 µGy/Min, these result are accordance with
the passes
teststandartissuedby BAPETEN i.e.fordiameterof 14cm diameter ≤ 23 cm then Standard
< Rate dose ≤ 80 μGy/mnt.

1| F I S I K A F M I P A U N H A S
Penentuan Laju Dosis Pada Pesawat Sinar-X Fluoroscopy(Mobile C-Arm) Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin 2016

Keywords: Compliance test, Plane fluoroscopy (Mobile C-Arm), Determination of dose


rate, Perka BAPETEN.

1. PENDAHULUAN akurat. Uji kesesuaian merupakan dasar


Penggunaan sinar-X dalam dunia dari suatu program jaminan mutu
medis saat ini mengalami perkembangan radiologi diagnostik yang mencakup
yang cukup pesat, terutama penggunaan sebagian tes program jaminan mutu,
sinar-X untuk mendiagnosa berbagai khususnya parameter yang menyangkut
penyakit, yang biasa disebut keselamatan radiasi[3].
radiodiagnostik. Selain manfaatnya yang Berdasarkan uraian diatas penulis
besar, penggunaan radiasi sinar-X dalam merasa penting melakukan penelitian
dunia medis juga memiliki potensi risiko untuk menetukan laju dosis pada
yang cukup berbahaya bagi manusia dan pesawat sinar-x fluoroscopy (mobile C-
lingkungan bila tidak memperhatikan Arm) dengan parameter uji laju ESD
batas dosis yang dipersyaratkan dan Tipikal dan Laju Dosis serap pada image
tidak memperhatikan prinsip-prinsip intensifier..
[1]
proteksi radiasi .
Salah satu teknik pencitraan yang II.Tinjauan Pustaka
digunakan dalam radiodiagnostik yang II.1Unit Paparan Radisi Dan Dosis
membutuhkan perhatian proteksi radiasi II.1.1 Paparan
yang cukup besar adalah fluoroskopi. Satuan paparan merupakan suatu
Fluoroskopi menghasilkan citra ukuran fluks foton dan bertalian dengan
langsung dan kontinyu yang berguna jumlah energi yang dipindahkan dari
khususnya untuk memandu suatu medan sinar-X pada suatu satuan masa
prosedur, melihat bagian dalam tubuh, udara. Satu satuan paparan didefinisikan
atau meneliti fungsi dinamik tubuh sebagai jumlah radiasi gamma atau –X
pasien. Pengujian fluoroskopi dimulai yang di udara menghasilkan ion-ion
tidak lama setelah penemuan sinar-X[2]. yang membawa 1 coulomb muatan,
Uji Kesesuaian (Compliance dengan tanda apapun, per kilogram
Testing) adalah uji untuk memastikan udara.
bahwa pesawat Sinar-X memenuhi 1 satuan X = 1 C/kg udara (II-1)
persyaratan keselamatan radiasi dan Secara matematis paparan dapat
[4]
memberikan informasi diagnosis atau dituliskan sebagai :
pelaksanaan radiologi yang tepat dan

2| F I S I K A F M I P A U N H A S
Penentuan Laju Dosis Pada Pesawat Sinar-X Fluoroscopy(Mobile C-Arm) Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin 2016

laboratorium. Secara sistematis Dosis


X (II-2)
ekivalen dituliskan sebagai berikut[5]:
H = D.Q.N (II-5)

II.1.2 Dosis Serap


II.1.5 Dosis Efektif
Dosis serap (D) adalah energi rata-rata
Dosis efektif adalah besaran dosis
yang diberikan oleh radiasi pengion
yang memperhitungkan sensitifitas
sebesar dE kepada bahan yang
organ/jaringan. Secara matematis dosis
dilaluinya dengan massa dm. Satuan
efektif diformulasikan sebagai berikut[5]:
dosis serap dalam SI adalah Joule/kg
Er = ∑(WT H) (II-7)
atau sama dengan gray (Gy).
Atau,
Secara matematis dosis serap dituliskan
Er = ∑(Wr WT H) (II-8)
sebagai berikut:

(II-3) II.1.6 Fluoroskopi


Berkas sinar-X diserap oleh
bahan fluorosensi kemudian diubah
II.1.3 Hubungan Dosis serap Dengan
menjadi cahaya tampak. Dengan adanya
Paparan
reseptor layar fluoresensi tersebut, maka
Hubungan dosis serap dengan paparan
prosedur ini dinamakan “fluoroskopi” [5].
adalah[5]:
Dilihat dari posisi tabung
fluoroscopy di bagi menjadi dua yaitu
D= Xxf (II-4)
pesawat fluoroskopi dengan tabung di
Dimana D adalah dosis serap (Rad), X
bawah meja pemeriksaan dan pesawa
adalah paparan (R), dan f adalah faktor
fluoroskopi dengan posisi tabung sinar-
konversi dari laju paparan ke laju dosis
X di atas meja pemeriksaan[6]
serap (Rad/R)

II.1.4 Dosis Ekivalen


Dosis Ekivalen (H) dapat didefinisikan
sebagai dosis serap yang diterimaoleh
tubuh manusia secara keseluruhan
dengan memperhatikan kualitas radiasi
Gambar II.4. Pesawat fluoroskopi
dalam merusak jaringan tubuh dan
dengan posisi tabung sinar-X di
faktor metode perhitungan di
bawah meja (kiri), tabung sinhar-X di

3| F I S I K A F M I P A U N H A S
Penentuan Laju Dosis Pada Pesawat Sinar-X Fluoroscopy(Mobile C-Arm) Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin 2016

atas meja (tengah), dan panel kontrol lapangan permukaan


(kanan) Image Intensifier
Adapun alat fluoroskopi modern maksimum(Δ), SID
sekarang ini terdiri dari tube sinar-X maksimum
fluoroskopi dan penerima gambar 2. Selisih lapangan Δ< 10 %

(Image Receptor) yang berada pada alat kolimasi dengan


SID
C-Arm (Alat yang berbentuk seperti berkas sinar-x (Δ),

huruf C) agar tetap pada posisi yang SID maksimum


3. Jarak pusat citra di Δ < 1 %
tegak lurus walupun keduanya bergerak
monitor dengan
atau berotasi.[6] SID
pusat Image
Intensifier (Δ), SID
maksimum
B. Generator dan Tabung Sinar-X
1. Akurasi tegangan e ≤ ± 10

%
2. Waktu penyinaran tmaks ≤
fluoroskopi 5 menit
maksimal
Gambar II.5 Pesawat Fluoroscopy 3. Linearitas keluraran CL ≤ 0,1
(Mobile C-Arm) radiasi
4. Kualitas berkas HVL ≥ 2,3
II.7 Uji Kesesuaian Pesawat
sinar-X (HVL) mmAl
Fluoroscopy
(80kVp)
Adapun, batas toleransi uji 5. Kebocoran Wadah L ≤ 1
kontrol kualitas pesawat fluoroskopi, Tabung mGy dlm
menurut keputusan Kepala Bapeten No. 1 jam
9 tahun 2011 yaitu sebagai berikut : [7] C. Informasi Dosis Pasien
1. Mode dosis normal: □ tipikal≤ 15
Tabel II.2 Parameter Uji dan
Laju dosis tipikal mGy/mnt
Nilai Lolos Uji Pesawat Fluoroscopy
pasien (□ tipikal)
No. Parameter Uji Nilai 2. Mode dosis tinggi: □ maks≤ 150

Lolos Uji Laju dosis maks. di mGy/mnt


A. Kolimasi Berkas Sinar-X udara (□maks)
1. Selisih tepi lapangan Δ< ± 1 % D. Sistem Pencitraan Fluoroskopi
berkas sinar-x 1. Selisih area sinar-X Δ.≤ … %
SID
dengan tepi dgn display (Δ) SID (spek)

4| F I S I K A F M I P A U N H A S
Penentuan Laju Dosis Pada Pesawat Sinar-X Fluoroscopy(Mobile C-Arm) Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin 2016

2. Laju dosis input tembaga sebagai pengganti pasien.


Image Intensifier Tembaga di tempelkan pada kolimator
(semua diameter) : Laju dosis kemudian alat ukur diletakkan diatas
a. 11 cm ≤ ≤ 120 image intensifier kemudian dilakukan
diameter < Laju dosis ekspos sebanyak lima kali. Pada
14 cm ≤ 80 pengukuran ini digunakan ukuran image
b. 14 cm ≤
μGy/mnt intensifier dengan diameter 21.4 cm.
diameter <
Laju dosis
23 cm HASIL DAN PEMBAHASAN
≤ 60
c. 23 cm ≤ Pesawat fluoroscopy yang
μGy/mnt
diameter digunakan adalah pesawat fluoroscopy
3. Kualitas Citra :
(Mobile C-Arm) dengan merk
a. Batas resolusi
Toshiba,type/ Model D-063S
kontras kontras ≤
rendah 5% Penentuan Laju ESD Tipikal
b. Kontras Pada tabel 1 memperlihatkan adanya
resolusi
rendah ketidaksesuaian hasil pengukuran yang
kontras ≤1
terdeteksi diperoleh dengan batas toleransi yang
mm
c. Resolusi
resolusi telah ditentukan, batas toleransi untuk
spasial
spasial ≤ penentuan Laju ESD tipikal adalah ≤15

… sementara hasil pengukuran jauh lebih


besar dibanding batas toleransi.

Tabel I Data Hasil Uji Laju ESD


METODOLOGI PENELITIAN
Pengukuran laju dosis ini Tipikal
menggunakan alat ukur mullitmeter X-
ray. Pada penentuan Laju Dosis Tipikal
digunakan phantom dengan ketebalan 18
cm sebagai pengganti pasien, dengan
jarak 20 cm sesuai dengan posisi pasien
normal. Detektor diletakkan di atas
phantom kemudian dilakukan ekspose
sebanyak lima kali.
Penentuan Laju Dosis Di Permukaan
Pada pengukuran Laju Dosis serap pada
image intensifier
image intensifier digunakan 2 mm

5| F I S I K A F M I P A U N H A S
Penentuan Laju Dosis Pada Pesawat Sinar-X Fluoroscopy(Mobile C-Arm) Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin 2016

Berdasarkan data hasil pengukuran hasil yang diperoleh sesuai dengan


pada tabel 2 terlihat bahwa laju dosis
standar lolos uji yang ditentukan.
yang terukur sesuai dengan standar yang 3. Berdasarkan hasil pengukuran ini
dikeluarkan oleh BAPETEN yakni
maka dapat disimpulkan bahwa
untuk diameter 14 cm ≤ diameter < 23
hasil uji sesuai dengan standar lolos
cm maka standar Laju dosis ≤ 80
μGy/mnt. uji menurut keputusan Kepala

Tabel 2 Data Hasil Pengukuran Dosis Bapeten No. 9 tahun 2012 yang

Permukaan Image Intensfier mengacu kepada peraturan dari

Western Australia dan NSW

Environment Protection Authority

Guidelines (NSW EPA Guidelines).

DAFTAR PUSTAKA

[1]. MC Limacher, et al., ed., ACC


expert consensus document,
Radiation safety in the practice of
cardiology, American College of
Cardiology, J. Am. Coll. Cardiol.
Berdasarkan hasil penelitian dan 1998;31: 892-913.
pembahasan maka dapat disismpulkan

bahwa: [2]. ICRP Publication 60,


1. Laju ESD tipikal yang diperoleh Recomendations of the
International Commission on
rata-rata hasil pengukuran sebesar Radiological Protection, Pergamon
Press, Oxford, 1991.
18.759 µGy/min, hasil yang

diperoleh jauh lebih besar dari [3]. Alamsyah, Reno.2004. Jaminan


Mutu untuk Keselamatan pada
standar yang di tentukan. Fasilitas Sumber Radiasi. Jakarta:
2. Laju Dosis serap di permukaan Requalifikasi PPR Bidang IndustrI

Image Intensifier yang diperoleh


[4]. Beiser A. 1990. Konsep Fisika
dari hasil pengukuran dengan nilai Modern. Jakarta: Erlangga.

rata-rata sebesar 23.252 µGy/Min,

6| F I S I K A F M I P A U N H A S
Penentuan Laju Dosis Pada Pesawat Sinar-X Fluoroscopy(Mobile C-Arm) Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin 2016

[5]. Akhadi, Mukhlis. Drs. 2000.


Dasar-Dasar Proteksi Radiasi.
Jakarta: PT. Renika Cipta. [7]. Jerrold T. Bushberg, et. al. ed., The
Essential Physics of Medical
[6]. Beth A. Scheuler, The AAPM/RSNA Imaging, Second Edition,
Physics Tutorial for Residents Lippincott Williams and Wilkins,
General Overview of Philadelphia, 2002: 231-232.
Fluoroscopic Imaging,
RadioGraphics 2000;20:1115 –
1126.

7| F I S I K A F M I P A U N H A S

Anda mungkin juga menyukai