Meski kedua jenis vaksin ini punya nama yang hampir sama, tapi hati-hati karena keduanya
berbeda. Imunisasi Dt adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah beberapa penyakit
infeksi seperti difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertusis). Sedangkan imunisasi Td merupakan
imunisasi lanjutan dari imunisasi Dt agar anak semakin kebal dengan ketiga penyakit infeksi
tersebut.
Kedua vaksin ini sebenarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu mencegah terjadinya penyakit
infeksi difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertusis). Namun, yang berbeda adalah waktu pemberian
serta komposisi dosisnya.
Imunisasi Td sering kali disebut sebagai imunisasi tambahan, sebab bekerja untuk meningkatkan
kekebalan tubuh terhadap ketiga jenis penyakit infeksi di atas – difteri, tetanus, dan batuk rejan.
Selain itu, dosis obat imunisasi Td lebih sedikit ketimbang imunisasi Dt.
Setiap orang direkomendasikan untuk mendapat imunisasi anti tetanus dan difteri setiap 10
tahun. Alasannya, kekebalan tubuh Anda terhadap ketiga penyakit ini bisa saja menurun seiring
berjalannya waktu. Oleh karena itu, imunisasi Td lebih dianjurkan untuk orang dewasa.
Sementara imunisasi Td diberikan setelahnya, ketika anak sudah melebihi usia 7 tahun.
Biasanya, imunisasi ini diberikan pada anak yang berusia 11 tahun. Kemudian diberikan lagi
ketika dewasa yaitu pada usia 19-64 tahun.
Di Indonesia sendiri, pemberian kedua imunisasi ini dilakukan di sekolah-sekolah, yaitu dengan
jadwal seperti berikut:
Kelas 1 SD, diberikan imunisasi campak dengan waktu pelaksaan setiap bulan Agustus
dan imunisas diphteria tetanus (DT) setiap bulan November.
Kelas 2-3 SD, diberikan imunisasi tetanus diphteria (Td) di bulan November.
Selain itu, mungkin ada anak yang akan mengalami alergi terhadap imunisasi ini, maka
sebaiknya diskusikan hal tersebut dengan dokter anak Anda. Bila memang anak baik-baik saja,
maka imunisasi tetap harus dilakukan karena vaksin tak hanya melindungi anak Anda saja dari
ancaman infeksi, namun juga orang-orang di sekitar Anda.