Anda di halaman 1dari 114

(Mahasiswa)

KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA I

BODY IMAGE SELF IDEAL

SELF CONCEPT

PERSONAL ROLE
PERFORMANCE
IDENTITY

SELF ESTEEM

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN AJARAN
2017/2018
MODUL
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

Penyusun:
Ns. Martina, M. Kep., Sp. Kep. J

Reviewer:
Ns. Hasmila Sari, M. Kep., Sp. Kep. J

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
SEMESTER GENAP 2017/2018

i
IDENTITAS PEMILIK

Pasfoto 3x4 cm

Nama :...........................................................................................................

NIP/NIK :...........................................................................................................

Tempat/tgl lahir :...........................................................................................................

Alamat Rumah :...........................................................................................................

............................................................................................................

Nomor Telp :...........................................................................................................

Pemilik,

(______________________)

NIP/NIK

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT serta shalawat dan salam
kepangkuan Nabi Muhammad S.A.W,sehingga modul”Keperawatan Kesehatan Jiwa I” ini telah
selesai disusun. Modul ini berisi kompetensi mahasiswa agar mampu memahami dan
melaksanakan pemenuhan kebutuhan kebutuhan klien dan keluarga dalam perawatan
kesehatan jiwa.

Modul ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi mahasiswa dan tutor untuk melaksanakan
pembelajaran dengan sistem Student Centered Learning (SCL) pada Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang sedang diterapkan di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.
Selain itu, modul ini diharapkan dapat mendukung proses belajar mengajar dengan pendekatan
metode pembelajaran yang berorientasi pada mahasiswa sehingga dapat memfasilitasi dalam
mencapai kompetensi yang diharapkan.

Penyusunan modul ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
2. Semua staf Dosen yang telah banyak memberikan masukan
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul

Kami berharap semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa,tutor, dosen serta para
pembaca. Kami menyadari dalam penyusunan modul ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

April, 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i

Identitas Pemilik......................................................................................................... ii

Kata Pengantar .......................................................................................................... iii

Daftar Isi .................................................................................................................... iv

Bab I Informasi Umum ...................................................................................... 1

Bab II Rancangan Pembelajaran........................................................................ 4

Bab III Konsep Keperawatan Kesehatan Jiwa I.......................……....................... 11

Bab IV Praktikum Keperawatan Kesehatan Jiwa I...................................……....... 140

Daftar Pustaka

Lampiran

iv
BAB I
INFORMASI UMUM

A. Nama Blok : Keperawatan Kesehatan Jiwa I


B. Nama Modul : Keperawatan Kesehatan Jiwa I
C. Beban SKS : 4 SKS (3 SKS Teori dan 1 SKS Praktikum)
D. Tujuan Modul
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dasar
sejarah keperawatan jiwa dan trend serta isu dalam keperawatan jiwa global, proses
terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif keperawatan jiwa, Konseptual model dalam
keperawatan jiwa termasuk prevensi primer, sekunder dan tertier, peran perawat jiwa dan
kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan dan keperawatan jiwa, pelayanan keperawatan
jiwa pada situasi bencana, proses keperawatan jiwa, prinsip-prinsip legal etis dan lintas
budaya dalam asuhan keperawatan jiwa, perkembangan psikososial pada berbagai tingkat
usia (bayi, anak, remaja, dewasa dan lanjut usia),Konsep diri pada kondisi sehat, dan
asuhan keperawatan klien dengan gangguan konsep diri, asuhan keperawatan klien
dengan kecemasan dan kehilangan, asuhan keperawatan klien dengan ketidakberdayaan
dan keputusasaan, asuhan keperawatan klien dengan distres spiritual dan konsep
pembentukan Community Mental Health Nursing (CMHN).

E. Deskripsi Modul
Dalam modul konsep, mahasiswa akan mempelajari tentang Keperawatan Jiwa I meliputi;
1) sejarah keperawatan jiwa dan trend serta isu dalam keperawatan jiwa global;2) proses
terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif keperawatan jiwa;3) model Konseptual dalam
keperawatan jiwa termasuk prevensi primer, sekunder dan tertier;4) peran perawat jiwa dan
kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan dan keperawatan jiwa;5) pelayanan keperawatan
jiwa pada situasi bencana;6) proses keperawatan jiwa, prinsip-prinsip legal etis dan lintas
budaya dalam asuhan keperawatan jiwa; 7) perkembangan psikososial pada berbagai
tingkat usia (bayi, anak, remaja, dewasa dan lanjut usia; 8) konsep diri pada kondisi sehat
dan asuhan keperawatan klien dengan gangguan konsep diri;9) asuhan keperawatan klien
dengan kecemasan dan kehilangan;10) asuhan keperawatan klien dengan
ketidakberdayaan dan keputusasaan;11) asuhan keperawatan klien dengan distres
spiritual;12) konsep pembentukan Community Mental Health Nursing (CMHN).

1
Dalam tahap praktikum, mahasiswa akan melakukan simulasi tentang;1) Asuhan
keperawatan pada klien dengan risiko gangguan konsep diri (gangguan citra tubuh);2)
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan konsep diri (harga diri rendah
situasional);3) Asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas;4) Asuhan keperawatan
pada klien dengan berduka dan kehilangan.

F. Metode Pembelajaran :
Pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Learning (PBL) dengan
menggunakan metode ISS dan praktikum di laboratorium keperawatan.

G. Kegiatan Mahasiswa
Pada awal pembelajaran modul ini, mahasiswa akan diberikan kuliah pengantar
(Introduction Lecturer) di kelas besar oleh koordinator blok yang bertujuan memberikan
gambaran secara komprehensif pada mahasiswa mengenai modul yang akan dipelajari,
kompetensi, tujuan pembelajaran serta metode pembelajaran yang akan digunakan.
Selanjutnya mahasiswa akan mengikuti pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran
yang telah ditetapkan. Kegiatan praktikum merupakan lanjutan dari pembelajaran konsep
kebutuhan diri. Pada praktikum ini, pembelajaran mahasiswa dimulai dengan kasus pemicu
yang bertujuan untuk menstimulasi berpikir kritis dan melatih kemampuan mahasiswa
dalam memenuhi kebutuhan konsep diri klien. Langkah prosedur intervensi keperawatan
telah diuraikan dan mahasiswa melatih kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor dengan
tidak mengabaikan kompetensi Soft Skill dalam melakukan prosedur tindakan keperawatan
(Simulasi). Semua kegiatan tersebut didampingi oleh tutor masing-masing dengan
menggunakan probandus dari mahasiswa sendiri sesuai dengan skenario yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu.

H. Kegiatan Tutor
1. Tutor diharapkan membaca, memahami dan menganalisa isi modul.
2. Tutor diharapkan dapat memotivasi dan memfasilitasi mahasiswa agar aktif dalam
proses pembelajaran.
3. Memahami sasaran belajar dan kompetensi yang diharapkan dengan baik pada setiap
kasus pemicu dengan berbagai metode pembelajaran.

2
4. Mengarahkan mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah
keperawatan sesuai dengan tahapan proses keperawatan dari kasus pemicu yang
diberikan.
5. Mengarahkan mahasiswa untuk menjaga ketertiban, inventaris ruang belajar dan
laboratorium.
6. Mengisi seluruh format evaluasi yang disiapkan untuk proses penilaian pelaksanaan
modul.

3
BAB II
RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. PROFESIONAL PROFIL
Setelah mengikuti proses pembelajaran pada tahap akademik, mahasiswa memahami dan
mampu mengaplikasikan kebutuhan konsep diri dalam keperawatan dalam berbagai tatanan
pelayanan baik di rumah sakit maupun di komunitas pada tahap pendidikan profesi.

B. Jadwal Perkuliahan
Hari/
No Tanggal PT Jam Kompetensi Metode

1,2,3,4,5,6,7, Kuliah Introduksi


8,9,10,11,12
13.30-14.00
1,4,7 Pembagian TIK ISS 1
Pembagian TIK ISS 2
Kamis/
1 2 TCL:
12/04/2018
Keperawatan Jiwa dan
Model konseptual
1 14.00-17.30
keperawatan Jiwa
(Ns. Martina, M. Kep., Sp.
Kep. J)
Konsultasi ISS 1
13.30-15.10
Jumat/
2 13/04/2018 2 1,4,7
15.10-16.50 Transfer Knowledge ( tutor
wajib mendampingi)
Senin/ 6 TCL:
16/04/2018 Konsep Stres dan
3 3 13.30-16.50 Mekanisme Koping
( Ns. Sri Novitayani, MNS)

Selasa 4 Presentasi 1 ISS


4 17/04/2018 5 13.30-18.30 1,4,7
TCL:
Rabu Proses Keperawatan Jiwa
13.30-16.50
3 18/04/2018 6 1 (Ns. Hasmila Sari, M.
Kep., Sp. Kep. J)

Konsultasi ISS 2 dan


Kamis/ 13.30-15.10 transfer knowledge ( tutor
7 8,9,10,11
5 19/04/2018 wajib mendampingi)
Transfer Knowledge ( tutor
15.10-16.00
wajib mendampingi)

4
TCL:
Trend dan Issue Dalam
16.00-18.30 5 Keperawatan Jiwa Global
8
(Ns. Syarifah Rauzatul
Jannah, MNS., Ph.D)

TCL:
Jumat/ Intervensi Krisis dan
6 9 13.30-16.50 12
20/04/2018 Bencana
(Ns. Aiyub, M.Sc)

Senin/ 10 13.30-18.30 8,9,10,11


7 Presentasi ISS 2
23/04/2018 11

TCL:
Selasa/
13.30-16.50 2 Aplikasi CMHN di Aceh
8 24/04/2018 12
(Ns. Hasniah, M. Kep., Sp.
Kep. J)
Selasa/
9 13.30-18.00 Lab Mandiri
2/05/2018
Rabu/
10 13.30-18.00 Ujian Tulis/Responsi
3/05/2018
Kamis/
11 13.30-18.00 OSPE
4/05/2018

C. Jadwal Praktikum
No Hari / Tgl PT Pukul Kompetensi Kelompok
Kelp 1:Kasus 1(SRJ)

1 Kelp 2:Kasus 2(MT)


Kelp 3:Kasus 3(HS)
Rabu/
1 13.30-16.00 Kelp 4:Kasus 4(MR)
25/04/2018 No 1,2,3,4
Kelp 5:Kasus 1(SN)
Kelp 6:Kasus 2(AY)
Kelp 7:Kasus 4(BS)
Kelp 2:Kasus 1(SRJ)
2 Kelp 3:Kasus 2(MT)
Kelp 4:Kasus 3(HS)
Kamis/
2 Kelp 1:Kasus 4(MR)
26/04/2018 13.30-16.00 No 1,2,3,4
Kelp 6:Kasus 1(SN)
Kelp 7:Kasus 2(AY)
Kelp 5:Kasus 4(BS)
3 Jumat/ 3 Kelp 3:Kasus 1(SRJ)
13.30-16.00 No 1,2,3,4
27/04/2018 Kelp 4:Kasus 2(MT)

5
No Hari / Tgl PT Pukul Kompetensi Kelompok
Kelp 1:Kasus 3(HS)
Kelp 2:Kasus 4(MR)
Kelp 7:Kasus 1(SN)
Kelp 5:Kasus 2(AY)
Kelp 6:Kasus 4(BS)
Kelp 4:Kasus 1(SRJ)
4 Kelp 1:Kasus 2(MT)
Kelp 2:Kasus 3(HS)
Senin/
4 13.30-16.00 No 1,2,3,4 Kelp 3:Kasus 4(MR)
30/04/2018
Kelp 5:Kasus 3(SN)
Kelp 6:Kasus 3(AY)
Kelp 7:Kasus 3(BS)

6 Selasa/ 13.30-18.00 Lab Mandiri


2/05/2018
7 Kamis/ 13.30-18.00 Ujian OSPE
4/05/2018

Keterangan Materi Praktikum :


1) Kasus 1: Simulasi proses keperawatan pada klien dengan risiko gangguan konsep diri
(gangguan citra tubuh)
2) Kasus 2: Simulasi proses keperawatan pada klien gangguan konsep diri Harga Diri
Rendah (HDR)
3) Kasus 3: Simulasi proses keperawatan pada klien dengan ansietas
4) Kasus 4: Simulasi proses keperawatan pada klien dengan berduka dan kehilangan

Pembagian kasus praktikum dan tutor


1. Kasus 1: Ns. Syarifah Raudhatul Jannah, MNS., Ph.D(SRJ)& Ns. Sri Novitayani, MNS (SN)
2. Kasus 2: Ns. Martina, M. Kep., Sp. Kep. J & Ns. Aiyub, M.Sc (AY)
3. Kasus 3: Ns. Hasmila Sari, M.Kep., Sp. Kep. J (HS)
4. Kasus 4: Dr. rer. med. Marthoenis, M.Sc., MPH & Ns. Budi Satria, MNS

D. Metode Evaluasi
1. Diskusi/ presentasi individu 10 %
2. Soft Skill 7%
3. Tugas Individu/Kelompok 10%

6
4. Praktikum* 30 %
5. Ujian responsi 13 %
6. Ujian tulis/final 25%
7. Kehadiran 5%

Keterangan:
* Persentase penilaian praktikum :
Pretest 10%
Proses Keperawatan 10 %
Tindakan 20 %
Ospe 60 %

E. Tutor
1. Ns.Syarifah Rauzatul Jannah, MNS., Ph.D
2. Dr. rer. med. Marthoenis., M. Sc. MPH
3. Ns. Hasmila Sari, M.Kep., Sp.Kep. J
4. Ns. Martina, M.Kep., Sp. Kep. J
5. Ns. Sri Novitayani, MNS
6. Ns. Budi Satria, MNS
7. Ns. Aiyub, MSc

7
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

A. Pendahuluan
Modul ini berfokus pada keperawatan kesehatan jiwa yang diperlukan untuk membangun
citra mental individu. Konsep diri yang positif sangat berpengaruh terhadap kesehatan
mental dan fisik seseorang. Individu yang memiliki konsep diri positif lebih mampu
mengembangkan dan mempertahankan hubungan interpersonal dan lebih tahan terhadap
penyakit psikologis dan fisik. Individu dengan konsep diri yang kuat akan lebih mampu
menerima atau beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi sepanjang hidupnya.
Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien
yang mempunyai keyakinan baik tentang kesehatan akan dapat meningkatkan konsep diri.
Melalui modul ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan
mampu mengimplementasikan teori, konsep dan penatalaksanaan berbagai masalah pada
konsep diri guna mencapai tujuan keberhasilan perawatan pada pasien secara efektif,
efisien dan ekonomis.

B. Sejarah Keperawatan Jiwa


C. Proses Terjadinya Gangguan Jiwa dalam Keperawatan Jiwa dan Konseptual Model
dalam Keperawatan Jiwa
1. Gangguan Jiwa dalam Keperawatan Jiwa
Gangguan jiwa adalah kondisi klinis yang mengganggu pikiran, perasaan, suasana hati,
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain kemampuan dalam melakukan
kegiatan sehari-hari (National Alliance Mental Illnes, 2013). Gangguan jiwa adalah pola
perilaku atau psikologis yang ditunjukkan oleh seseorang yang disebabkan oleh
gangguan fungsi pikiran, perasaan dan perilaku serta penurunan kualitas hidup (Stuart,
2013). Townsend (2014) menyatakan bahwa gangguan jiwa adalah respon maladaptif
terhadap stressor dari lingkungan internal atau eksternal yang didasarkan pada pikiran,
perasaan dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma budaya, mengganggu
hubungan sosial, pekerjaan dan fungsi fisik.
2. Konsep Stres, Rentang Respon Sehat Sakit dan Koping
a. Konsep Stres
Hans Selye pertama memperkenalkan istilah “stres” ke dalam bahasa psikologi
kesehatan pada tahun 1926. Meskipun istilah “stres” adalah sebuah kata rumah

8
tangga, Selye benar-benar menggunakan istilah deskriptif “ketegangan” untuk
menunjukkan konsepnya. Stres terdiri dari jumlah dari semua perubahan non
spesifik (dalam organisme) yang disebabkan oleh fungsi atau kerusakan atau lebih
sederhana diartikan tingkat keausan dalam tubuh (Selye, 1956 dalam Baqutayan
2015
b. Respon Sehat dan Sakit
Kesehatan jiwa merupakan kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh
berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri serta
terbebas dari stres yang serius (Rosdahl, 1999 dalam Yosep, 2010). Rentang
Respon Kesehatan Jiwa
Rentang respon kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi dinamis, yang dimulai
dari keadaan sehat optimal – mati, secara bertahap, bervariasi pada tiap individu
yang menggambarkan kemampuan adaptasi dan berfungsi secara efektif (Yosep,
2010),

c. Mekanisme Koping
1) Definisi
Koping adalah upaya atau tindakan yang berorientasi untuk mengelola
lingkungan baik tuntutan internal, konflik dan lain sebagainya melebihi
kemampuan seseorang (Cohen & Lazarus, 1979 dalam Baqutayan 2015).

2) Jenis-Jenis Koping
Individu dalam melakukan koping tidak sendiri, tidak hanya menggunakan
satu strategi, tetapi dapat melakukan dengan bervariasi, tergantung dari
kemampuan dan kondisi dari individu. Macam-macam koping yang digunakan
individu dalam menghadapi stres (Rasmun, 2004, p.29 - 36), yaitu;

1) Sumber Koping
Sumber koping merupakan pilihan atau strategi yang membantu
menentukan apa yang mampu dilakukan, serta hal-hal apa saja yang
berisiko.

9
D. Konseptual Model dalam Keperawatan Kesehatan Jiwa
E. Peran Perawat Jiwa dan Kolaborasi Interdisiplin dalam Kesehatan dan Keperawatan
Jiwa
1. Peran Perawat Jiwa
2. Kolaborasi Interdisiplin dalam Kesehatan dan Keperawatan Jiwa
F. Pelayanan Keperawatan Jiwa pada Saat Bencana
1. Masalah Kesehatan Jiwa pada Bencana
2. Strategi Penanggulangan Dampak Psikososial Pada Bencana
3. Teknik Penanggulangan Masalah Psikososial Pada Bencana
a Teknik pada kelompok besar
b. Teknik pada kelompok kecil
c. Kelompok anak
d. Kelompok lansia
e. Teknik pada keluarga dan individu
4. Intervensi Krisis
a. Definisi
b. Jenis/Tipe Krisis (Stuart, 2016)
c. Penyebab Krisis
1) Faktor predisposisi
2) Faktor Presipitasi
d. Tahap perkembangan krisis (Townsend, 2006)
e. Fase Respon Terhadap Krisis

G. Proses Keperawatan Jiwa, Prinsip-Prinsip Legal Etik Dan Lintas Budaya Dalam
Asuhan Keperawatan Jiwa
1. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa
CONTOH FORMAT ANALISA PROSES INTERAKSI
Inisial klien :
Status interaksi perawat-klien :
Lingkungan :
Deskripsi klien :
Tujuan (berorientasi pada klien) :
Dx Keperawatan :
Nama Mahasiswa :
Tanggal :
Jam :
Ruang :

10
Komunikasi Komunikasi Analisa Analisa
Verbal Non Verbal Berpusat pada Berpusat pada Rasional
Perawat Klien
Perawat: Perawat:

Klien: Klien:

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat.

Identitas. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan Klien
tentang: nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat
pertemuan, topik yang akan dibicarakan.

A. Usia dan No RM (Lihat RM)


Mahasiswa/pegawai ruangan menuliskan sumber data yang didapat.

B. Alasan Masuk
Tanyakan kepada klien/keluarga: Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke Rumah
Sakit saat ini? Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini? Dan
bagaimana hasilnya?

C. Faktor Predisposisi
1. Tanyakan kepada Klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa
lalu, bila ya beri tanda "V" pada kotak " ya " dan bila tidak beri tanda " V " pada kotak "
tidak ".
2. Apabila pada poin 1 " ya " maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya
apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa gejala - gejala gangguan jiwa maka
beri tanda " V " pada kotak " berhasil " apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada
gejala - gejala sisa maka beri tanda " V " pada kotak " kurang berhasil " apabila tidah
ada kemajuan atau gejala - gejala bertambah atau menetap maka beri tanda " V " pada
kotak " tidak berhasil ".
3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga dan tindakan kriminal, beri tanda " V "sesuai dengan penjelasan klien /
keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda

11
" V " pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien pernah
sebagai pelaku dan korban dan saksi (2 atau lebih) tuliskan pada penjelasan.
Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien terkait No.
1,2,3. dan Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

4. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga Iainnya yang
mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda " V " pada kotak " ya " dan jika tidak beri
tanda " V " pada kotak " tidak ".
o Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan
bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut.
o Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang
pernah diberikan pada anggota keluarga tersebut.
5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan
(kegagalan, kehilangan/ perpisahan/ kematian, trauma selama tumbuh kembang) Yang
pernah dialami klien pada masa lalu.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ;
2. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan klien.
3. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
4. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien,
bila ada beri tanda " V " di kotak " ya " dan bila " tidak " beri tanda " V " pada kotak tidak.
5. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang
ada.
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

12
E. Psikososial
1. Genogram = perempuan

= laki-laki

= cerai/putus hubungan

= meninggal

=orang yang tinggal serumah

= orang yang terdekat


45
47

= klien

o = umur klien
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan
klien dan keluarga.
o = hamil
Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola
asuh.
o Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Konsep diri
o Gambaran diri: Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai dan tidak disukai.
o Identitas diri, tanyakan tentang : Status dan posisi klien sebelum dirawat, Kepuasan
klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, keompok).dan Kepuasan
klien sebagai laki-Iaki/perempuan.
o Peran: Tanyakan, Tugas/ peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/
masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/ peran tersebut
o Ideal diri : Tanyakan, Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran. Harapan
klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat) dan
Harapan klien terhadap penyakitnya
o Harga diri : Tanyakan : Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no.
2 a, b, c, d., Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

13
3. Hubungan sosial
o Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya,
tempatmengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.
o Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalarn masyarakat.
o Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok dimasyarakat.
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

4. Spiritual
o Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang: Pandangan dan keyakinan, terhadap
gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan agama yang dianut. Dan
Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
o Kegiatan ibadah : Tanyakan: Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan
kelompok.dan Pendapat klien/ keluarga tentang kegiatan ibadah.
o Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

F. Status Mental
Beri tanda " V " pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu

1. Penampilan.
o Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
o Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapih. Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti, Penggunaan pakaian tidak sesuai
misalnya : pakaian dalam dipakai diluar baju.
o Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika. penggunaan pakaian tidak tepat (waktu,
tempat, identitas, situasi/ kondisi).
o Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Pembicaraan
o Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis dan atau lambat
o Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain yang tak ada
kaitannya beri tanda " V " pada kotak inkoheren.
o Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

14
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

3. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/ keluarga.
o Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
o Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan,
o Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
o Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol klien.
o Tremor = jari- jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
o Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya.
o Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

4. Alam perasaan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga.
o Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas
o Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.
o Khawatir = objeknya belum jelas.
o Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
Masalah keperawatan ditulis sesuai data.

5. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
o Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus menyenangkan
atau menyedihkan.
o Tumpul = hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
o Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.
o Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang
ada.
o Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

6. lnteraksi selama wawancara


o Data ini didapatkan melalui hasil wawancara / observasi perawat dan keluarga

15
o Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
o Kontak mata kurang - tidak mau menatap lawan bicara.
o Defensif - selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
o Curiga - menunjukan sikap/ perasaan tidak percaya pada orang lain
o Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
Masalah keperawatan sesuai dengan data.

7. Persepsi.
o Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman.
o Jelaskan jenis, isi halusinasi, frekuensi, respon, dan gejala yang tampak pada saat
klien berhalusinasi.
o Masalah keperawatan sesuai dengan data
8. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara
o Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
o Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.
o Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
o Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih
ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
o Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
o Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali.
o Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
Masalah keperawatan sesuai dengan data.

9. lsi pikir.
o Data didapatkan melalui wawancara.
o Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya.
o Phobia : ketakutan yang patologis/ tidak logis terhadap objek/ situasi tertentu.
o Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
o Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan.

16
o Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi lingkungan yang
bermakna dan terkait pada dirinya.
o Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil/ diluar kemampuannya.
o Waham.
 Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapt tidak sesuai dengan kenyataan.
 Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
 Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan.
 Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang
dan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal yang
dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
 Waham yang bizarre
o Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam pikiran
yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
o Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun
dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara berulang dan
tidak sesuai dengan kenyataan.
o Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
o Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
Masalah keperawatan sesuai dengan data.

10. Tingkat kesadaran


o Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi,
stupor diperoleh melalui observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh
melalui wawancara
o Bingung . tampak bingung dan kacau.
o Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/ tidak sadar.
o Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gcrakan-gerakan yang diulang,

17
anggota tubuh klien dapat dikatakan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien,
tapi klien mengerti semua yang terjadi dilingkungan.
o Orientasi waktu, tempat, orang jelas
o Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal diatas.
o Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara
Masalah keperawatan sesuai dengan data.

11. Memori.
Data diperoleh melalui wawancara
o Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
lebih dari satu bulan
o Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
dalam minggu terakhir.
o Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi.
o Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan
cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
o Jelaskan sesuai dengan data terkait.
Masalah keperawatan sesuai dengan data

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


o Data diperoleh melalui wawancara
o Mudah dialihkan : perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek lain.
o Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang/ tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
o Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan/ pengurangan pada
benda-benda nyata.
o Jelaskan sesuai dengan data terkait.
Masalah keperawatan sesuai data.

13. Kemampuan penilaian


o Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika
diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.

18
o Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mampu mengambil keputusan
walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk memilih
mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan
klien masih tidak mampu mengambil keputusan.
o Jelaskan sesuai dengan data terkait.
Masalah keperawatan sesuai dengan data.

14. Daya tilik diri


o Data diperoleh melalui wawancara
o Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit (perubahan
fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan
o Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain/ lingkungan yang
menyebabkan kondisi saat orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.
o Jelaskan dengan data terkait.
Masalah keperawatan sesuai dengan data

G. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Kemampuan klien memenuhi Kebutuhan
o Tanyakan tentang apakah klien mau dan mampu untuk menyiapkan makanan,
menjaga keamanan sendiri, menjaga kesehatan, menggunakan pakaian, dalam
melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi,
kendaraan umum, tempat tinggal dan belanja untuk keperluan sehari-hari, serta
kegiatan lain yang dilakukan klien di luar rumah (bayar listrik/ telpon/ air, kantor pos
dan bank
o Jelaskan masalah yang tidak bisa dipenuhi oleh pasien
2. Kehidupan sehari-hari,
a. Perawatan diri
Observasi dan tenyakan apakah pasien butuh bantuan atau mandiri tentang

o Melakukan perawatan diri seperti mandi, membersihkan diri dan merapikan


pakaian, makan, BAB/BAK dan merapikan pakaian.
o Jelaskan sesuai dengan data terkait.
b. Nutrisi
Observasi dan tanyakan tentang
o Kepuasan dalam makan, dan kegiatannya waktu makan, apakah duduk terpisah,
kenapa? Nafsu makan meningkat/menurun/makan yang berlebihan

19
o Adanya peningkatan atau penurunan berat badan
o Jelaskan sesuai dengan data terkait.
c. Berpakaian
o Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian dan alas kaki.
o Observasi penampilan dandanan klien.
o Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
o Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil, memilih dan
mengenakanpakaian.
d. Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan tentang:
o Masalah yang dihadapi pasien untuk tidur
o Lama dan waktu tidur siang / tidur malam
o Persiapan sebelum tidur seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa.
o Gangguan tidur yang dialami pasien
o Jelaskan sesuai dengan data terkait.
3. Kemampuan klien dalam mengantisipasi kebutuhan sendiri
Mampukah klien mengangantisipasi masalah dalam hal
o Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
o Mengatur penyediaan obat sendiri
o Melakukan pemeriksaan kesehatan/kontrol ulang penyakitnya
4. Klien memiliki sistem pendukung
o Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:
o Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan dan pengobatan lanjut.
o Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, tenaga kesehtan lain
dikampung/tempat tinggal pasien, teman, institusi dan lembaga pelayanan
kesehatan) dan cara penggunaannya.
5. Kegiatan bekerja
Tanyakan kemampuan klien dalam:
o Menikmati saat bekerja
o Pasien banyak dalam menjalankan aktifitas yang menghasilkan uang atau hanya
banyak ke arah hobinya
o Jelaskan sesuai dengan data terkait.
H. Aspek Medik

20
1. Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
2. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.
I. ANALISA DATA
Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif dan data objektif.

J. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Tulislah semua masalah sesuai dengan analisa data yang ada

Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan nama
jelas.

Contoh Format Pengkajian keperawatan kesehatan jiwa

Ruang rawat : ……………………. Tanggal rawat :………………………..

IDENTITAS KLIEN

Nama :......................... (L/P)

Umur :........................ thn No CM :......................

ALASAN MASUK

..................................................................................................................................

FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

o Ya
o Tidak

2. Pengobatan sebelumnya

o Berhasil
o Kurang berhasil
o Tidak berhasil
3. Trauma Usia Pelaku Korban Saksi

o Aniaya fisik ............... ......... ........... ...........


o Aniaya seksual ............... ......... ........... ...........
o Penolakan ............... ......... ........... ...........
o Kekerasan dalam keluarga ............... ......... ........... ...........
o Tindakan kriminal ............... ......... ........... ...........

21
Jelaskan :.........................................................................................................

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?

o Ada
o Tidak
o Kalau ada :
Hubungan keluarga :............................................................................

o Gejala : ...........................................................................
o Riwayat pengobatan : ...........................................................................
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?

..........................................................................................................................

...........................................................................................................................

PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital : TD .... mmHg N........ X/min S .......... P...... X/min

2. Ukur : BB......kg TB........cm

3. Keluhan fisik :

...........................................................................................................

...........................................................................................................

PSIKOSOSIAL

1. Genogram:

Jelaskan: ............................................................................................................

2. Konsep diri

o Citra tubuh : .............................................................................................


o Identitas : ..............................................................................................
o Peran : ..............................................................................................
o Ideal diri :...............................................................................................
o Harga diri :...............................................................................................
3. Hubungan sosial

22
o Orang yang berarti :....................................................................................
o Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat ....................................
....………………………………………………………………………
o Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain .....................................
.....................................................................................................................

4. Spiritual

o Nilai dan keyakinan : ..............................................................................


o Kegiatan ibadah : ….....;.....................................................................

STATUS MENTAL

1. Penampilan

o Tidak rapi
o Penggunaan pakaian tidak sesuai
o Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :.............................................................................................................

2. Pembicaraan

o Cepat
o Keras
o Gagap
o Inkoherensi
o Apatis
o Lambat
o Membisu
o Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : .............................................................................................................

3. Aktifitas motorik

o Lesu
o Tegang
o Gelisah
o Agitasi
o Tik
o Grimasem
o Tremor
o Kompulsif
Jelaskan :.............................................................................................................

4. Alam perasaan

o Sedih
o Ketakutan
o Putus asa
o Kuatir
o Gembira berlebihan

23
Jelaskan : .............................................................................................................

5. Afek

o Datar
o Tumpul
o Labil
o Tidak sesuai
Jelaskan : .............................................................................................................

6. Interaksi selama wawancara

o Bermusuhan
o Tidak kooperatif
o Mudah tersinggung
o Kontak mata kurang
o Defensif
o Curiga
Jelaskan :.............................................................................................................

7. Persepsi

o Halusinasi :
o Pendengaran
o Penglihatan
o Perabaan
o Pengecapan
o Penghidu
Jelaskan :.............................................................................................................

8. Isi pikir

o Obsesi
o Phobia
o Hipokondria
o Depersonalisasi
o Ide yang terkait
o Pikiran yang magis

Waham :
o Agama
o Somatik
o Kebesaran
o Curiga
o Nihilistik
o Sisip pikir
o Siar pikir
o Kontrol pikir
Jelaskan :.............................................................................................................

9. Arus pikir

24
o Sirkumstansial
o Tangensial
o Kehilangan asosiasi
o Flight of idea
o Blocking
o Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan :.............................................................................................................

10. Tingkat kesadaran

o Bingung
o Sedasi
o Stupor
o Disorientasi waktu
o Disorientasi orang
o Disorientasi tempat
Jelaskan : .............................................................................................................

11. Memori

o Gangguan daya ingat jangka panjang


o Gangguan daya ingat jangka pendek
o Gangguan daya ingat saat ini
o Konfabulasi
Jelaskan :.............................................................................................................

12. Tingkat kosentrasi dan berhitung

o Mudah beralih
o Tidak mampu berkosentrasi
o Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :.............................................................................................................

13. Kemampuan penilaian

o Gangguan ringan
o Gangguan bermakna
Jelaskan :.............................................................................................................

14. Daya tilik diri

o Mengingkari penyakit yang diderita


o Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : .............................................................................................................

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

o Makanan Ya........................... Tidak ........................


o Keamanan Ya........................... Tidak .........................
o Perawatan kesehatan Ya........................... Tidak .........................

25
o Pakaian Ya........................... Tidak .........................
o Transportasi Ya........................... Tidak .........................
o Tempat tinggal Ya........................... Tidak .........................
o Uang Ya........................... Tidak .........................
Jelaskan ............................................................................................................

2. Kegiatan hidup sehari-hari...........................................

a. Perawatan diri Bantuan Mandiri

o Mandi ............. .............


o Kebersihan ............. .............
o Makan ............ .............
o BAK/BAB ............ .............
o Ganti Pakaian ............. .............
Jelaskan : .......................................................................................................

b. Nutrisi

o Apakah anda puas dengan pola makan anda


o Apakah anda makan dengan memisahkan diri
o Frekuensi makan dalam sehari .................................................................
o Frekuensi kudapan sehari ........................................................................
o Nafsu makan
- Meningkat .................. - Menurun ................

- Berlebihan ................. - Sedikit-sedikit ...............

o Berat badan
- Meningkat .......... - Menurun.................
o Berat badan terendah ............Kg dan Berat badan tertinggi ..............Kg
Jelaskan .........................................................................................................

c. Berpakaian

o Apakah klien dapat mengambil, memilih dan mengenakan pakaian ............


o Dandanan klien…………………………………………………………..
o Frekuensi ganti pakaian...........x sehari

Jelaskan .........................................................................................................

d. Tidur

o Apakah ada masalah tidur Ya.......... Tidak ..........


o Apakan merasa segar setelah bangun tidur Ya.......... Tidak ..........
o Apakah ada kebiasan tidur siang Ya.......... Tidak ..........
o Lama tidur siang : .................jam
o Apa yang menolong tidur : ................. jam
o Apakah ada gangguan tidur
- Sulit untuk tidur - Terbangun saat tidur

26
- Bangun terlalu pagi - Gelisah saat tidur

- Somnabulisme - Berbicara saat tidur

Jelaskan ................................................................. ...................

3. Kemampuan klien dalam mengantisipasi kebutuhan sendiri

o Mengantisipasi kebutuhan sendiri Ya....... Tidak ..........


o Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri Ya...... Tidak ..........
o Mengatur penggunaan obat Ya....... Tidak ........
o Melakukan pemeriksaan kesehatan Ya....... Tidak ........
Jelaskan .............................................................................................................

4. Klien mempunyai sistem pendukung

o Keluarga Ya....... Tidak ........


o Terapis Ya....... Tidak ........
o Teman sejawat Ya....... Tidak ........
o Kelompok sosial Ya....... Tidak ........
Jelaskan .............................................................................................................

5. Apakah Klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?

o Ya
o Tidak
Jelaskan .............................................................................................................

ASPEK MEDIS

1. Diagnosa medis ........................... ......................................................................

2. Terapi medis yang diberikan ...............................................................................

ANALISA DATA

No Data Masalah

1 Data Subjektif

Data Objektif

27
No Data Masalah

2 Data Subjektif

Data Objektif

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. ........................................................................

2. ........................................................................

3. ........................................................................

4. ........................................................................

5. ........................................................................

6. ........................................................................

7. ........................................................................

Banda Aceh, ................... 2018

Perawat Pengkaji

28
H. Konsep Diri
I. Konsep Diri pada Perkembangan Psikososial sesuai Tumbuh Kembang
J. Konsep dan Penanganan Risiko Psikososial\
K. Konsep Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas

SASARAN BELAJAR (ISS 1)


1. Jelaskan tentang sejarah keperawatan jiwa dan peran perawat jiwa serta kolaborasi
interdisiplin dalam kesehatan dan keperawatan jiwa?
(Ns. Martina, M. Kep., Sp. Kep. J)
2. Jelaskan tentang pelayanan keperawatan jiwa pada kondisi bencana?
(Ns. Aiyub, M. Sc)
3. Jelaskan tentang konsep diri pada kondisi sehat?
(Ns. Hasmila Sari, M. Kep., Sp. Kep. J)
4. Jelaskan tentang perkembangan psikososial pada usia bayi dan kanak-kanak
(Ns. Sri Novitayani, MNS)
5. Jelaskan tentang perkembangan psikososial pada usia pra sekolah dan usia sekolah?
(Dr. Rer., Med., Ns. Marthoenis, M. Sc. MPH)
6. Jelaskan tentang perkembangan psikososial pada usia remaja, dewasa awal?
(Ns. Budi Satria, MNS)
7. Jelaskan tentang perkembangan psikososial pada usia dewasa dan lanjut usia?
(Ns. Syarifah Rauzatul Jannah, MNS., Ph.D)

SASARAN BELAJAR (ISS 2)


1. Jelaskan konsep dan penanganan pada masalah keperawatan harga diri rendah ?
(Ns. Martina, M. Kep., Sp. Kep. J)
2. Jelaskan konsep dan penanganan pada masalah keperawatan gangguan citra tubuh?
(Ns. Sri Novitayani, MNS)
3. Jelaskan konsep dan penanganan pada masalah keperawatan ansietas?
(Ns. Hasmila Sari, M. Kep., Sp. Kep. J)
4. Jelaskan konsep dan penanganan pada masalah keperawatan berduka dan kehilangan?
(Dr. rer. med., Ns. Marthoenis, M.Sc. MPH)
5. Jelaskan konsep dan penanganan pada masalah keperawatan ketidakberdayaan?
(Ns. Budi Satria, MNS)

29
6. Jelaskan konsep dan penanganan pada masalah keperawatan keputusasaan?
(Ns. Aiyub, M.Sc)
7. Jelaskan konsep dan penanganan pada masalah keperawatan distres spiritual?
(Ns. Syarifah Rauzatul Jannah, MNS., Ph.D)

L. TUGAS INDIVIDU
Buatlah resume jurnal (2 jurnal dalam bahasa inggris) sesuai TIK Tutor pada ISS 2
(maksimal 10 halaman) dan dilampirkan foto copy jurnalnya. Panduan terlampir

Note: Jika ditemukan tugas individu dengan isi yang sama (plagiat), maka akan
diberikan sanksi oleh koordinator blok.
1. Wajib konsultasi dengan tutor selama tutorial berlangsung

30
KASUS UNTUK KEGIATAN SIMULASI MAHASISWA
TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL

Kasus 1

Tiada Arah Hidupku

Hazran usia 29 tahun, tangan kanannya harus diamputasi karena mengalami kecelakaan pada
saat balapan liar dengan teman-temannya. Sejak kejadian tersebut Hazran selalu murung dan
takut karena dia tidak sempurna seperti dulu lagi dan teman-teman akan menjauhinya. Bahkan
Hazran menolak untuk melihat bagian tangan yang diamputasi. Hazran menyesali
perbuatannya tapi apalah daya semuanya tidak bisa kembali lagi seperti semula. Pertanyaan
yang terus menerus keluar dari mulutnya, apakah tidak ada cara lain yang dapat dilakukan
sehingga dia tidak kehilangan tangannya?

Lakukan simulasi tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien gangguan citra tubuh
dan keluarga sesuai kasus diatas !
Teknik melakukan simulasi Askep adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dibagi berpasang-pasangan untuk mendapat tugas membuat simulasi tentang
pelaksanaan Askep pada klien dan keluarga dengan gangguan citra tubuh.
2. Setiap pasangan membuat skenario simulasi (mulai dari pengkajian, analisa data, formulasi
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan pendokumentasian Askep)
pada klien dan keluarga
3. Setiap pasangan juga harus menyiapkan format pendokumentasian asuhan keperawatan
yang akan digunakan dalam proses simulasi tersebut
4. Setiap pasangan harus berlatih semua Strategi Pelaksanaan (SP) pada klien dengan
gangguan citra tubuh, dan tutorlah yang menentukan satu SP yang harus dilaksanakan
pasangan tersebut pada saat simulasi berlangsung.

Pemeran:
1. Klien
2. Perawat
3. Keluarga klien

31
TIK:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan citra tubuh
2. Mahasiswa mampu melakukan diagnosa pada klien dengan dengan gangguan citra
tubuh
3. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada klien dengan dengan gangguan citra
tubuh, lakukan intervensi sesuai Sp
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pada klien dengan dengan gangguan citra
tubuh
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada klien dengan gangguan citra tubuh
6. Mahasiswa mampu melakukan dokumentasi pada klien dengan gangguan citra tubuh

Kasus 2

Sepenggal Kisah Hidup Ku

Athea usia 20 tahun adalah salah satu siswa berprestasi di sekolahnya, namun dia selalu
mendapat cemoohan dari teman sekolahnya karena dianggap kurang bergaul dan kutu buku.
Beberapa hari terakhir, Athea menolak pergi sekolah dengan alasan tidak tahan dibully teman-
teman sekelasnya. Kondisi saat ini, athea sering menyendiri di kamar menolak untuk bertemu
dengan orang lain karena merasa dipermalukan. Keluarga melaporkan hal ini kepada perawat
CMHN karena masalah yang dialami anaknya sudah tidak wajar lagi. Pada saat perawat CMHN
melakukan kunjungan rumah, athea terlihat menunduk, bicara pelan dan banyak melamun.

Lakukan simulasi tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada pasien harga diri rendah
dan keluarga sesuai kasus diatas !

PROSES KEGIATAN :
1. Mahasiswa dibagi berpasang-pasangan untuk mendapat tugas membuat simulasi tentang
pelaksanaan Askep pada klien dan keluarga dengan Harga Diri Rendah Situasional (HDRs).
2. Setiap pasangan membuat skenario simulasi (mulai dari pengkajian, analisa data, formulasi
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan pendokumentasian Askep)
pada klien dan keluarga

32
3. Setiap pasangan juga harus menyiapkan format pendokumentasian asuhan keperawatan
yang akan digunakan dalam proses simulasi tersebut
4. Setiap pasangan harus berlatih semua Strategi Pelaksanaan (SP) pada klien dengan HDRs,
dan tutorlah yang menentukan satu SP yang harus dilaksanakan pasangan tersebut pada
saat simulasi berlangsung.

PEMERAN :
1. Klien
2. Perawat
3. Keluarga klien
TIK :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Harga Diri Rendah
2. Mahasiswa mampu melakukan diagnosa pada klien dengan Harga Diri Rendah
3. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada klien dengan Harga Diri Rendah,
lakukan intervensi sesuai dengan Sp
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Harga Diri Rendah
6. Mahasiswa mampu melakukan dokumentasi pada klien dengan Harga Diri Rendah

Kasus 3
Kecemasan yang tak berujung

Ibu Nila usia 40 tahun tinggal bersama suami dan anak semata wayangnya yang baru saja
menikah dan tinggal di kota yang berbeda dengan ibu Nila. Saat ini kondisi ibu Nila sangat
memprihatinkan karena sering mengalami kekhawatiran yang berlebihan. Ibu Nila sulit tidur
pada malam hari, berkeringat dingin, jantung sering berdebar-debar dan terkadang mimpi
buruk. Pada saat perawat CMHN melakukan kunjungan rumah, klien mengatakan khawatir
dengan anaknya yang jauh dari dirinya dan takut menantunya tidak memperlakukan anaknya
dengan baik. Menurut informasi dari suami ibu nila, istrinya saat ini tidak bisa beraktivitas
seperti biasa dan sulit untuk berkonsentrasi dengan pekerjaan. Apabila istrinya terbangun
tengah malam, untuk menenangkan pikiran yang dilakukan adalah shalat tahajud dan berzikir
kepada Allah SWT.

33
Lakukan simulasi tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien ansietas dan keluarga
sesuai kasus diatas !

Tekhnik melakukan simulasi Askep adalah sebagai berikut :


1. Mahasiswa dibagi berpasang-pasangan untuk mendapat tugas membuat simulasi tentang
pelaksanaan Askep pada klien dan keluarga dengan ansietas.
2. Setiap pasangan membuat skenario simulasi (mulai dari pengkajian, analisa data, formulasi
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan pendokumentasian Askep)
pada klien dan keluarga
3. Setiap pasagan juga harus menyiapkan format pendokumentasian asuhan keperawatan
yang akan digunakan dalam proses simulasi tersebut
4. Setiap pasangan harus berlatih semua Strategi Pelaksanaan (SP) pada klien ansietas, dan
tutorlah yang menentukan satu SP yang harus dilaksanakan pasangan tersebut pada saat
simulasi berlangsung.

Pemeran :
1. Klien
2. Perawat
3. Keluarga klien
TIK :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Ansietas
2. Mahasiswa mampu melakukan diagnosa pada klien dengan Ansietas
3. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada klien dengan Ansietas, lakukan
intervensi sesuai Sp
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pada klien dengan Ansietas
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Ansietas
6. Mahasiswa mampu melakukan dokumentasi pada klien dengan Ansietas

34
Kasus 4

Titian Cinta

Bella usia 30 tahun menikah dengan laki-laki yang lebih tua darinya 20 tahun. Keluarga mereka
hidup harmonis dan saling menyayangi. Setelah mereka berumah tangga selama 5 tahun,
takdir berkata lain suami dari Bella mengalami kanker otak stadium akhir. Bella berusaha
mendapatkan pengobatan terbaik untuk suaminya dan segala cara dia lakukan untuk
penyembuhan suaminya. Tidak lama berselang suami Bella dipanggil oleh yang Maha Kuasa
dan tinggallah Bella seorang diri. Sejak kejadian ini Bella sering murung, menangis setiap hari.
Pada saat perawat CMHN melakukan kunjungan rumah, Bella mengungkapkan kesedihan
yang mendalam atas kepergian suaminya dan mengatakan tidak ada lagi yang menjaga dirinya.

Lakukan simulasi tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kehilangan
dan berduka serta keluarga sesuai kasus diatas !

Tekhnik melakukan simulasi Askep adalah sebagai berikut :


1. Mahasiswa dibagi berpasang-pasangan untuk mendapat tugas membuat simulasi tentang
pelaksanaan Askep pada klien dan keluarga dengan kehilangan dan berduka.
2. Setiap pasangan membuat skenario simulasi (mulai dari pengkajian, analisa data, formulasi
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan pendokumentasian Askep)
pada klien dan keluarga
3. Setiap pasagan juga harus menyiapkan format pendokumentasian asuhan keperawatan
yang akan digunakan dalam proses simulasi tersebut
4. Setiap pasangan harus berlatih semua Strategi Pelaksanaan (SP) pada klien dengan
kehilangan dan berduka, dan tutorlah yang menentukan satu SP yang harus dilaksanakan
pasangan tersebut pada saat simulasi berlangsung.

Pemeran :
1. Klien
2. Perawat
3. Keluarga

35
TIK :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kehilangan dan berduka
2. Mahasiswa mampu melakukan diagnosa pada klien dengan kehilangan dan berduka
3. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada klien dengan kehilangan dan berduka,
lakukan intervensi sesuai dengan Sp
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan
berduka
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada klien dengan kehilangan dan berduka
6. Mahasiswa mampu melakukan dokumentasi pada klien dengan kehilangan dan berduka

36
BAB IV
PRAKTIKUM KEBUTUHAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA I

A. Proses Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Konsep Diri (Gangguan Citra
Tubuh)
1. Pengertian
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan struktur,
bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Keliat dkk, 2005).
Sementara Stuart (2016) mendefinisikan gangguan citra tubuh sebagai sikap sadar dan
dibawah sadar seseorang terhadap tubuhnya sendiri. Hal ini termasuk persepsi
seseorang baik sekarang maupun masa lalu tentang ukuran, fungsi, bentuk dan potensi
tubuhnya.

2. Tujuan
Setelah mempelajari topik ini diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian pasien dengan gangguan citra tubuh
b. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan gangguan citra tubuh
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pasien dan keluarga dengan gangguan
citra tubuh
d. Melakukan tindakan keperawatan pasien dan keluarga dengan gangguan citra
tubuh
e. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dengan gangguan citra tubuh
f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan.

3. Pengkajian
Data pasien dengan gangguan citra tubuh dapat diperoleh melalui observasi atau
wawancara tentang perilaku berikut ini
a. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, keputusasaan.
b. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu.
c. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan sesuatu yang dianggap berarti bagi
tubuhnya.
d. Memiliki persepsi dan perasaan yang tidak baik terhadap tubuhnya (tentang ukuran,
fungsi, bentuk/ penampilan, dan potensi) baik sekarang maupun masa lalu.

37
e. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
4. Gejala dan tanda
Subyektif :
a. Mengungkapkan perasaan adanya perubahan pandangan tentang tubuhnya
(misalnya: penampilan, struktur dan fungsi)
b. Mengungkapkan persepsi adanya perubahan pandangan tentang tubuhnya dalam
penampilan
c. Mengungkapkan merasa tidak puas dengan hasil operasi
d. Mengatakan merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang
e. Mengatakan perasaan negatif tentang tubuhnya
f. Khawatir adanya penolakan dari orang lain

Obyektif :
a. Perubahan dan hilangnya anggota tubuh baik bentuk, struktur dan fungsi
b. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
c. Menolak melihat atau menyentuh bagian tubuh
d. Aktifitas sosial menurun

5. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Citra Tubuh

6. Tindakan keperawatan untuk klien dengan gangguan citra tubuh


a. Tujuan
Klien mampu :
1) Mengenal bagian tubuh yang terganggu
2) Mengidentifikasi bagian tubuh yang berfungsi dan yang terganggu
3) Mengafirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat
4) Melatih bagian tubuh yang terganggu
b. Tindakan keperawatan generalis :
1) Mendiskusikan persepsi klien tentang citra tubuhnya dahulu dan saat ini,
perasaan, dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
2) Memotivasi klien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara bertahap, bantu
klien menyentuh bagian tubuh tersebut.
3) Mengobservasi respon klien terhadap perubahan bagian tubuh.

38
4) Mendiskusikan kemampuan klien mengatasi masalah bagian tubuh..
5) Mendiskusikan bagian tubuh yang berfungsi dan yang terganggu
6) Membantu klien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang sehat
7) Mengajarkan klien melakukan afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat
c. Perawat mencontohkan cara afirmasi :
1) Tarik napas dalam ( 3 x ) untuk relaksasi
2) Ucapkan kalimat afirmasi “ (sebutkan nama) bangga atau bersyukur (sebutkan
bagian tubuh) sehat.
3) Atau Alhamdulillah (sebutkan bagian tubuh) (sebutkan nama) sehat. Contoh:
“Sesa bersyukur tangan sehat”
4) Memberi kesempatan klien mendemostrasikan afirmasi positif (3 kali).
5) Memberi Pujian yang realistis atas kemampuan klien
6) Mengajarkan klien untuk meningkatkan citra tubuh dan melatih bagian tubuh
yang terganggu dengan cara sebagai berikut:
d. Menggunakan protese, kosmetik atau alat lain sesegera mungkin dan gunakan
pakaian yang baru.
1) Memotivasi klien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukan
tubuh yang ideal
2) Menyusun jadwal kegiatan sehari-hari
3) Memotivasi klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat dalam
aktivitas keluarga dan sosial

7. Tindakan keperawatan pada keluarga


a. Tujuan
Keluarga mampu :
1) Mengenal masalah gangguan citra tubuh.
2) Mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh
3) Merawat klien dengan gangguan citra tubuh .
4) Menyusun rencana tindakan untuk klien dengan gangguan citra tubuh
b. Tindakan keperawatan generalis
1) Menjelaskan kepada keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada
klien.
2) Menjelaskan kepada keluarga tentang cara mengatasi masalah gangguan citra
tubuh

39
3) Melatih keluarga membimbing klien melakukan afirmasi dan melatih bagian
tubuh yang sehat
4) Mengajarkan kepada keluarga tentang cara mengatasi masalah gangguan citra
tubuh
5) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan klien di rumah
6) Memfasilitasi interaksi di rumah
7) Melaksanakan kegiatan di rumah dan kegiatan social
8) Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan klien
9) Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga untuk
gangguan citra tubuh
10) Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga
c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terapi kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan Gangguan citra
tubuhadalah:
1) TAK stimulasi persepsi untuk harga diri rendah
Sesi 1: Identifikasi kemampuan / hal positif pada diri
Sesi 2: Melatih kemampuan / hal positif pada diri
2) Pendidikan kesehatan pada kelompok keluarga klien Gangguan citra tubuh

8. Evaluasi
a. Evaluasi pada pasien
1) Pasien telah mengetahui bagian tubuh yang berfungsi dan terganggu
2) Pasien telah mampu melakukan mengafirmasi dan melatih bagian tubuh yang
sehat
b. Evaluasi pada keluarga
1) Keluarga mampu mengenal masalah gangguan citra tubuh yang dialami pasien
2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh
3) Keluarga mampu merawat pasien dengan gangguan citra tubuh
4) Keluarga telah mampu menyususn rencana tindakan untuk pasien

40
Berikut ini contoh pendokumentasian lengkap asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
citra tubuh.
CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn. Is


Umur : 30 Tahun
Nama Puskesmas : Kuto Baru

Tanggal : 27 April 2018

Pengkajian : Klien usia 20 tahun baru menjalani mastektomi payudara, klien lebih
banyak berbaring dikamar, menolak berinteraksi dan selalu menolak
melihat dan merawat luka operasi. Pasien mengatakan dirinya sudah
tidak bisa menjadi perempuan yang sempurna dan tidak berguna lagi
sejak payudaranya diangkat.

Diagnosa keperawatan : Gangguan Citra Tubuh

Tindakan keperawatan :
1. Mendiskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini, perasaan
tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
2. Memotivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap, bantu pasien
menyentuh bagian tersebut.
3. Mendiskusikan aspek positif diri (menyusun daftar positif diri)
4. Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.

Evaluasi
S : klien mengatakan malu dengan pengangkatan payudaranya sehingga tidak mau
bekerja seperti dahulu dan klien mengharapkan bisa melakukan aktifitas walaupun
dengan kondisinya saat ini. klien mengatakan bagian tubuh lain yang masih bisa
digunakan adalah tangannya untuk melakukan pekerjaan rumah,menjahit,
memasak dan lainnya
O : Klien masih menolak untuk merawat luka operasinya, tetapi sudah mulai mau
melihat kakinya, ekspresi wajah murung tetapi tampak memperhatikan perawat saat
perawat menjelaskan bahwa pasien masih bisa berguna .
A : Masalah belum teratasi
P : Untuk pasien:Menganjurkan pasien untuk mengidentifikasi potensi fungsi tubuh
yang lain, menganjurkan pasien untuk mengidentifikasi cara untuk meningkatkan
citra tubuh.
Untuk perawat: Memotivasi pasien untuk menggunakan bagian tubuh yang masih
berpotensi.
Perawat

_______________________

41
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN
CITRA TUBUH
(Pertemuan I)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi perasaan/masalah/keluhan utama
3. Validasi kemampuan klien
4. Kontrak waktu dan tempat
5. Topik/tindakan yang akan dilakukan
6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA
1. Menjelaskan pada klien tentang citra tubuhnya dahulu dan saat ini, perasaan, dan harapan
terhadap citra tubuhnya saat ini
2. Mendiskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya dahulu dan saat ini, perasaan, dan
harapan terhadap citra tubuhnya saat ini
3. Memotivasi pasien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara bertahap, bantu pasien
menyentuh bagian tubuh tersebut
4. Mengobservasi respon pasien terhadap perubahan bagian tubuh
5. Mendiskusikan kemampuan pasien mengatasi masalah bagian tubuh.
6. Mendiskusikan bagian tubuh yang berfungsi dan yang terganggu
7. Membantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang sehat
8. Menjelaskan kepada klien cara melakukan afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat:
Tarik napas dalam (3 x) untuk relaksasi
Ucapkan kalimat afirmasi “ (sebutkan nama) bangga atau bersyukur (sebutkan bagian
tubuh) sehat (sebutkan bagian tubuh) (sebutkan nama) sehat.
9. Melatih pasien melakukan afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat
10. Melatih klien memasukan latihan afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat ke dalam
jadwal kegiatan harian klien.

FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subyektif)
2. Evaluasi kemampuan klien (obyektif)
3. Rencana latihan klien
- Latihan cara afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat 2x/hari

42
4. Rencana tindakan keperawatan lanjut
- Latihan untuk meningkatkan citra tubuh dan
- Latihan bagian tubuh yang terganggu

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN


CITRA TUBUH
(Pertemuan II)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi perasaan dan masalah yang diraakan
3. Kontrak waktu dan tempat
4. Evaluasi tanda dan gejala resiko bunuh diri
5. Validasi kemampuan klien latihan cara afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat. Beri
pujian
6. Topik/tindakan yang akan dilakukan
7. Tujuan pertemuan

FASE KERJA
1. Mendiskusikan dengan klien cara meningkatkan citra tubuh dan melatih bagian tubuh yang
terganggu
2. Mengajarkan pasien untuk meningkatkan citra tubuh dan melatih bagian tubuh yang
terganggu dengan cara sebagai berikut:
3. Melatih klien untuk meningkatkan citra tubuh dan melatih bagian tubuh yang terganggu
dengan cara sebagai berikut:
Menggunakan protese, kosmetik atau alat lain sesegera mungkin dan gunakan pakaian
yang baru
4. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukan tubuh yang
ideal
5. Susun jadwal kegiatan sehari-hari
6. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat dalam aktivitas keluarga
dan sosial
7. Melatih klien memasukan latihan klien untuk meningkatkan citra tubuh dan melatih bagian
tubuh yang terganggu

43
FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subyektif)
2. Evaluasi kemampuan klien (obyektif)
3. Rencana latihan klien pasien
- Latihan cara afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat 2x/hari
- Melatih klien untuk meningkatkan citra tubuh dan melatih bagian tubuh yang terganggu
2x/hari
4. Rencana tindakan keperawatan lanjut

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN KLIENGANGGUAN CITRA TUBUH
(Pertemuan I)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi perasaan/masalah/keluhan dalam
3. Validasi asuhanyang sudah dilakukan keluarga
4. Kontrak waktu dan tempat
5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan
6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA
1. Menjelaskan kepada keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien
pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya
2. Menjelaskan kepada keluarga tentang cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh
3. Menjelaskan pada keluarga cara membimbing pasien melakukan afirmasi dan melatih
bagian tubuh yang sehat
4. Melatih keluarga membimbing pasien melakukan afirmasi dan melatih bagian tubuh yang
sehat
5. Mengajarkan kepada keluarga tentang cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh yang
dialami klien
6. Melatih keluarga mengatasi masalah gangguan citra tubuh yang dialami klien
7. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah
8. Memfasilitasi interaksi di rumah
9. Melaksanakan kegiatan di rumah dan kegiatan sosial
10. Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien
11. Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga untuk gangguan citra
tubuh

44
12. Memberi pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga
13. Menganjurkan keluarga membantu klien memasukan kegiatan sesuaijadwal dan berikan
pujian

FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subyektif)
2. Evaluasi kemampuan keluarga (obyektif)
3. Rencana asuhankeluarga kepada klien
Latihan cara afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat 2x/hari
4. Menyepakati rencan pertemuan berikut.
- Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif
keluarga dan lingkungan,
- Latihan cara afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat 2x/hari

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH
(Pertemuan II)
FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi perasaan dan masalah yang dirasakan
3. Kontrak waktu dan tempat
4. Validasi kemampuan keluarga dalam Latihan cara afirmasi dan
melatih bagian tubuh yang sehat2x/hari Beri pujian
5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan
6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA
1. Mengajarkan pasien untuk meningkatkan citra tubuh dan melatih bagian tubuh yang
terganggu dengan cara sebagai berikut:
- Gunakan protese, kosmetik atau alat lain sesegera mungkin dan gunakan pakaian yang
baru
2. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukan tubuh yang
ideal
3. Susun jadwal kegiatan sehari-hari

45
4. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat dalam aktivitas keluarga
dan sosial
5 Menganjurkan keluarga membantu klien memasukan kegiatan sesuaijadwal dan berikan
pujian

FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subyektif)
2. Evaluasi kemampuan keluarga (obyektif)
3. Rencana Asuhan keluarga pada klien
- melatih bagian tubuh yang terganggu dengan cara sebagai berikut:
Gunakan protese, kosmetik atau alat lain sesegera mungkin dan gunakan pakaian yang
baru
4. Menyepakati rencana pertemuan berikutnya

B. Proses Keperawatan pada Pasien dengan Harga Diri Rendah (HDR)


1. Pengertian
Harga diri berasal dari dua sumber, yaitu : diri sendiri dan orang lain. Harga diri
merupakan fungsi pertama dari rasa dicintai dan mendapatkan rasa hormat dari orang
lain. Harga diri akan turun ketika cinta hilang dan ketika seseorang gagal menerima
pengakuan dari orang lain. Namun harga diri akan meningkat ketika cinta diterima dan
orang lain memberi pujian (Stuart, 2013).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri (Keliat, 2009).
Terapi generalis maupun terapi spesialis memberikan hasil yang signifikan
untuk meningkatkan harga diri klien dengan gagal ginjal kronik (Kristyaningsih, Keliat
dan Helena, 2009; Setyaningsih, Mustikasari dan Nuraini, 2011))

2. Tujuan
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengkaji pasien dengan harga diri rendah
b. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji
c. Melakukan rencana keperawatan
d. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dan keluarga

46
e. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah harga
diri rendah
f. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dan
keluarga

3. Pengkajian Klien dengan Harga Diri Rendah (HDR)


Tanda dan gejala harga diri rendah situasional adalah sebagai berikut:
Subyektif :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri
c. Mengungkapkan rasa malu/bersalah
d. Mengungkapkan hal-hal yang negative tentang diri (misalnya, ketidakberdayaan,
dan ketidakbergunaan)
e. Mengungkap diri sendiri sangat penting dan dibutuhkan secara berlebihan

Obyektif :
a. Kejadian menyalahkan diri secara episodic terhadap permasalahan hidup yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
b. Kesulitan dalam membuatkeputusan
c. Manifestasi fisik : hipertensi, penyakit psikosomatik, dan penyalahgunaan zat
d. Menolak kesenangan diri : sistem karir, objek material, atau hubungan personal
yang menyenang kan.
e. Menarik diri dari realitas : halusinasi, delusi, dan waham
f. Berpotensi merusak diri sendiri dan orang lain
g. Tidak adekuatnya pola hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosial.

4. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Situasional

5. Tindakan keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah Situasional


a. Tujuan
Klien mampu
1) Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya dan akibat
Harga diri rendah situasional

47
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3) Menilai kemampuan yang dapat digunakan
4) Menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
5) Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan
6) Melakukan kegiatan yang sudah dilatih
b. Tindakan Keperawatan Generalis
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan
pasien penilaian yang negatif.
2) Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini.
b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
a) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
b) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar
kegiatan sehari-hari pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih klien
a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan pertama yang
dipilih
b) Melatih kemampuan pertama yang dipilih
c) Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan yang dilakukan

6. Tindakan Keperawatan pada keluarga


a. Tujuan : Keluarga Mampu

48
1) Mengenalmasalahhargadirirendahsituasional
2) Mengambilkeputusandalammerawathargadirirendahsituasional
3) Merawatklien dengan hargadirirendahsituasional
4) Menciptakan lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up dan mencegah
kekambuhan
b. Tindakan Keperawatanpada keluarga klien harga diri rendah situasional
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah
dan mengambil keputusan merawat pasien
3) Mendiskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit
4) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah dan berikan pujian
5) Melatih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih pasien
serta membimbing keluarga merawat harga diri rendah dan beri pujian

7. Evaluasi
a. Evaluasi pada pasien :
1) Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif dirinya
2) Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akan dilakukannya
3) Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya

b. Evaluasi pada Keluarga :


1) Keluarga mendukung aktivitas pasien
2) Keluarga dapat memberikan pujian/reward terhadap pasien

8. Dokumentasi
Berikut ini adalah lingkup pengkajian pasien harga diri rendah :

a. Keluhan utama :…………………………………….........................................................................

b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan………………….............................................

c. Konsep diri
- Gambaran diri
- Ideal diri
- Harga diri
- Identitas
- Peran
Jelaskan :................................................................................................................... ......................
Masalah keperawatan :....................................................................................................................

49
d. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Putus asa
[ ] Ketakutan [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan :……………………….........................................................................................………….
Masalah keperawatan :……......................................................................................……………….

e. Interaksi selama wawancara


[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif
[ ] Mudah tersinggung [ ] Kontak mata kurang
[ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan :…………….......................................................................................……………………….
Masalah keperawatan :….....................................................................................……………………

f. Penampilan :
Jelaskan :…………………..............................................................................................……………..
Masalah keperawatan :……….......................................................................................……………..

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
(Pertemuan I)

FASE ORIENTASI:
1. Salam
2. Evaluasi perasaan/masalah/keluhan utama
3. Validasi kemampuan klien
4. Kontrak waktu dan tempat
5. Topik/Tindakan yang dilakukan
6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA :
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
 Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
seperti kegiatan klien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya
keluarga dan lingkungan terdekat klien.
 Memberi pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan klien
penilaian yang negatif.
2. Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
 Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini.
 Membantu klien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan klien.

50
 Memperlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3. Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
 Mendiskusikan dengan klien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang akan klien lakukan sehari-hari.
 Membantu klien menetapkan kegiatan mana yang dapat klien lakukan secara mandiri,
mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja
yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat klien. Berikan contoh
cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan klien. Susun bersama klien dan buat
daftar kegiatan sehari-hari klien.
4. Melatih kemampuan yang dipilih klien
 Mendiskusikan dengan klien untuk melatih kemampuan pertama yang dipilih
 Melatih kemampuan pertama yang dipilih
 Latihan yang sudah dilakukan
FASE TERMINASI:
1. Evaluasi perasaan (subjektif)
2. Evaluasi kemampuan klien (objektif)
3. Rencana latihan klien
- Latihan kemampuan pertama yang dipilih klien 2x sehari
4. Rencana tindakan keperawatan lanjutan
- Latihan melakukan kemampuan kedua yang dipilih

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
(Pertemuan II)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi perasaan/ masalah yang dirasakan
3. Kontrak waktu dan tempat
4. Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah situasional
5. Validasi kemampuan pertama yang telah dilatih dan tanyakan manfaat untuk HDRs
6. Topik/Tindakan yang dilakukan
7. Tujuan pertemuan

51
FASE KERJA
1. Membantu klien memilih kemampuan kedua yang akan dilatih
2. Melatih klien melakukan kemampuan kedua yang dipilih

FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subjektif)
2. Evaluasi kemampuan klien (objektif)
3. Rencana latihan klien
- Latihan kemampuan pertama dan kedua masing-masing 2x sehari
4. Rencana tindakan keperawatan lanjutan
- Latihan kemampuan klien yang lain

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
(Pertemuan I)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi Perasaan/masalah dan keluhan dalam merawat klien
3. Kontrak waktu dan tempat
4. Validasi kemampuan keluarga dalam merawat klien
5. Topik/Tindakan yang dilakukan
6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA:
1. Mengidentifikasi masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien harga diri rendah
situasional
2. Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, proses terjadinya dan akibat harga diri rendah
situasional
3. Menjelaskan cara merawat klien pada keluarga dan lingkungan yang mendukung
4. Melatih keluarga cara membimbing klien untuk memilih kegiatan pertama yang akan dilatih

5. Melibatkan anggota keluarga yang lain untuk merawat klien

52
6. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up dan mencegah kekambuhan

FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subjektif)
2. Evaluasi kemampuan keluarga (objektif)
3. Rencana asuhan keluarga pada klien
- Latihan membimbing keluarga dalam memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
- Latihan memotivasi dan memberi pujian dalam memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
4. Rencana asuhan keluarga pada anggota keluarga yang lain :
- Menjelaskan pada anggota keluarga yang lain cara merawat klien
- Melibatkan anggota keluarga yang lain dalam merawat klien
5. Menyepakati pertemuan berikutnya (pertemuan ke 2)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANKELUARGA


DENGAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
(Pertemuan II)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi perasaan/masalah/keluhan utama
3. Kontrak waktu dantempat
4. Validasi Kemampuan keluarga dalam merawat, membimbing, memotivasi dan memuji klien
dalam memilih kemampuan yang akan dilatih klien
5. Topik
6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA
1. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
meningkatkan harga diri klien
2. Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas
pelayanan kesehatan
3. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

53
FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan
2. Evaluasi kemampuan keluarga
3. Rencana asuhan keluarga pada klien :
- Latihan membimbing kemampuan klien 2x/sehari dan memberikan pujian
- Latihan membantu klien melakukan follow up dan deteksi tanda kambuh
4. Menyepakati pertemuan berikutnya

B. Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Psikososial (Ansietas)


1. Pengertian
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi.
Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki
firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak menegrti mengapa emosi yang
mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang tepat diidentifikasi sebagai stimulus
ansietas (Comer, 1992). Hal ini hampir sama dengan apa yang didefinisikan oleh Stuart,
(2013) dimana ansietas didefinisikan sebagai rasa takut yang tidak jelas yang disertai
perasaan ketidakpastian, ketidak berdayaan, isolasi dan ketidak amanan.

2. Tujuan
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa diharapkan mampu:
a. Mengkaji pasien dengan ansietas
b. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data-data yang dikaji
c. Melakukan Perencanaan keperawatan
d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dan Keluarga
e. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah ansietas
f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan ansietas

3. Pengkajian Klien dengan Ansietas


Batasan karakteristik gangguan psikososial ansietas menurut NANDA (2009)
adalah sebagai berikut:
1) Perilaku; menunjukkan konsentrasi menurun, kurangnya produktivitas, pemecahan
masalah yang buruk, perubahan terhadap pandangan hidup, wajah tegang, perilaku
berpindah-pindah, gelisah, insomnia, kurangnya kontak mata, waspada, perilaku
yang tidak menentu, kebingungan dan sedih.

54
2) Afektif; memperlihatkanketakutan, merasa tersiksa, merasa tertekan, gugup, gelisah,
merasa tidak berdaya, hanya fokus terhadap diri sendiri, peningkatan rasa cemas,
cepat tersinggung, dan terlihat lesu.
3) Psikologikal; menunjukkan ketengangan ringan, tremor, keringat berlebih,
peningkatan tegangan darah, goyah, dan suara terdengan gemetar.
4) Simpatetik; menunjukkan anoreksia, peningkatan denyut jantung, diare, mulut
kering, frekwensi nafas meningkat, vasokontriksi superfisial, adn kelemahan
5) Parasimpatetik; menunjukkan nyeri abdomen, peningkatan tekanan darah,
gangguan pola tidur, pingsan, mual, perubahan pola kemih.
6) Cognitiv; menunjukkan gejala psikologi, blocking, bingung, penurunan persepsi, sulit
untuk konsentrasi, berkurangnya kemampuan untuk belajar dan menyelesaikan
masalah, merasa ketakutan yang tidak spesifik, cepat lupa, dan berkurangnya
perhatian terhadap suatu hal.
Apabila individu sudah mengalami koping individu yang tidak efektif maka tanda
dan gejala yang dijumpai adalah:
a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta bantuan
b. Penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai
c. Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan
d. Rasa khawatir kronis
e. Mengungkapkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan
f. Ketidakmampuan menyelesaikan masalah
g. Perubahan dalam interaksi sosial
h. Perilaku destruktif
i. Sering sakit
j. Berbohong atau memanipulasi
k. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
l. Tidak mampu asertif
m. Perubahan dalam pola komunikasi

Tanda dan Gejala


Subyektif :
a. Tidak nafsu makan
b. Diare/konstipasi
c. Gelisah

55
d. Berkeringat
e. Tangan gemetar
f. Sakit kepala dan sulit tidur
g. Lelah
h. Sulit berfikir
i. Mudah lupa
j. Merasa tidak berharga
k. Perasaan tidak aman
l. Merasa tidak bahagia
m. Sedih dan sering menangis
n. Sulit menikmati kegiatan harian
o. Kehilangan minat gairah

Obyektif :
a. nadi dan tekanan darah naik
b. tidak mampu menerima informasi dari luar
c. berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
d. Ketakutan atas sesuatu yang tidak spesifik/jelas
e. Pekerjaan sehati-hari terganggu
b. Tidak mampu melakukan kegiatan harian
a. Gerakan meremas tangan
b. Bicara berlebihan dan cepat

4. Diagnosa
Ansietas

5. Tindakan
Tindakan Keperawatan untuk klien
a. Tujuan
Klien mampu :
1) Pasien mampu mengenal ansietas
2) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
3) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui distraksi
4) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari

56
5) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
b. Tindakan keperawatan pada klien ansietas
1) Mendiskusikan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, akibat
2) Melatih teknik relaksasi fisik
3) Melatih mengatasi ansietas dengan distraksi
4) Melatih mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari
5) Melatih mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
6. Tindakan keperawatan pada keluarga klien ansietas
a. Tujuan
Keluarga mampu :
1) Keluarga mampumengenal masalah ansietas pasien dan masalah merawat
pasien ansietas
2) Keluarga mampu mengambil keputusan merawat klien dengan ansietas
3) Merawat klien dengan ketidakberdayaan
4) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dengan ansietas
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow-up dan
menccegah kekambuhan klien dengan ketidakberdayaan
b. Tindakan keperawatan pada keluarga ansietas
1) Mendiskusikan masalahkeluarga dalam merawat klien ansietas.Mendiskusikan
masalah yang dihadapi dalam merawat klien, menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala, dan proses terjadinya ansietas
2) Mendiskusikan akibat yang mungkin terjadi pada klien ansietas
3) Menjelaskan dan melatih keluarga klien ansietas cara : relaksasi fisik, distraksi,
hipnotis 5 jari dan spiritual
4) Menjelaskan lingkungan yang terapeutik untuk klien.
5) Mendiskusikan anggota keluarga yang dapat berperan dalam merawat klien,
mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung dalam perawatan
klien, melibatkan pasien dalam aktivitas keluarga
6) Melatih, memotivasi, membimbing dan memberikan pujian pada klien ansietas
7) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk follow-up dan
mencegah kekambuhan klien.
8) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia
dimasyarakat, follow up, menjelaskan kemungkinan pasien relaps dan
mencegah kekambuhan, mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan rujukan

57
7. Evaluasi
a. Berkurangnya ancaman terhadap integritas fisik dan sistem diri
b. Respon fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif dalam batas normal
c. Sumber koping adekuat
d. Individu mengenali ansietasnya
e. Menggunakan koping adaptif
f. Keluarga memahami dan membantu perawatan pasien

8. Dokumentasi

keluhan fisik:........................................................................................................................
Alam perasaan:
Sedih Kuatir
Ketakutan Gembira berlebihan
Putus asa
Jelaskan:..............................................................................................................................
Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya:.................................... Lainnya:......................................
Masalah keperawatan:........................................................................................................

Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik..................................................................
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik...........................................................
Masalah dengan pendidikan, spesifik.................................................................................
Masalah dengan pekerjaan, spesifik..................................................................................
Masalah dengan perumahan, spesifik................................................................................

58
Masalah ekonomi, spesifik..................................................................................................
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik................................................................
Masalah lainnya, spesifik....................................................................................................
Masalah keperawatan:........................................................................................................

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS


(Pertemuan I)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi perasaan/masalah/keluhan utama
3. Validasi kemampuan klien
4. Kontrak waktu dan tempat
5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan
6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA
1. Mengidentifikasi penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, akibat ansietas
2. Menjelaskan cara mengontrol cemas dengan teknik relaksasi fisik (nafas dalam) dan
distraksi
3. Melatih klien cara mengontrol cemas dengan teknik relaksasi fisik dan distraksi
4. Melatih klien memasukkan kegiatan relaksasi fisik dan distraksi dalam kegiatan harian klien

FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subjektif)
2. Evaluasi kemampuan klien (objektif)
3. Rencana latihan klien
- Latihan nafas dalam dan distraksi 2x/sehari
4. Menyepakati Rencana Pertemuan berikutnya (pertemuan kedua)
- Latihan hipnotis 5 jari dan spiritual

59
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS
(Pertemuan II)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi perasaan/masalah yang dirasakan
3. Kontrak waktu dan tempat
4. Evaluasi tanda dan gejala ansietas
5. Validasi kemampuan klien dalam melakukan latihan relaksasi fisik (nafas dalam) dan
distraksi
6. Topik/tindakan yang akan dilakukan
7. Tujuan pertemuan

FASE KERJA
1. Menjelaskan cara mengatasi ansietas dengan hipnotis lima jari dan kegiatan spiritual
2. Melatih klien mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari dan kegiatan spiritual
3. Melatih klien memasukkan kegiatan hipnotis 5 jari dan kegiatan spiritual kedalam kegiatan
harian klien

FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subjektif)
2. Validasi kemampuan klien (objektif)
3. Rencana latihan klien
- Latihan nafas dalam dan distraksi 2x/sehari
- Latihan hipnotis 5 jari dan spiritual 2x/sehari
4. Rencana tindakan keperawatan lanjutan (ketiga)
- Latihan mengatasi cemas dengan latihan relaksasi fisik nafas dalam dan distraksi,
hipnotis 5 jari dan spiritual

60
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN KLIEN ANSIETAS
(Pertemuan I)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi Perasaan/masalah/keluhan dalam merawat klien
3. Validasi kemampuan keluarga dalam merawat klien
4. Kontrak waktu dan tempat
5. Topik/tindakan yang akan dilakukan
6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA
1. Mengidentifikasi masalah dalam merawat klien ansietas
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya ansietas dan akibat
ansietas
3. Menjelaskan cara merawat klien dan lingkungan yang mendukung
4. Melatih keluarga cara membimbing klien untuk mengatasi ansietas dengan melatih teknik
relaksasi fisik (nafas dalam) dan distraksi
5. Menganjurkan keluarga menjelaskan pada anggota keluarga lain dalam merawat klien dan
menciptakan limgkungan yang mendukung penyembuhan klien

FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subjektif)
2. Evaluasi kemampuan keluarga (objektif)
3. Rencana asuhan keluarga kepada klien:
- latihan membimbing klien untuk melakukan afirmasi nafas dalam dan distraksi 2x/sehari
Rencana asuhan keluarga pada anggota keluarga yang lain :
- Menjelaskan pada anggota keluarga yang lain cara merawat klien
- Melibatkan anggota keluarga yang lain dalam merawat klien
4. Menyepakati Rencana Pertemuan berikutnya (pertemuan kedua)
Latihan membimbing klien mengatasi ansietas dengan hipnotis 5 jari dan spiritual

61
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANKELUARGA
DENGAN KLIEN ANSIETAS
(Pertemuan II)

FASE ORIENTASI
1. Salam
2. Evaluasi perasaan/masalah yang dirasakan dalam merawat klien
3. Validasi kemampuan keluarga dalam merawat, membimbing memotivasi dan memuji klien
melakukan latihan relaksasi fisik (nafas dalam) dan distraksi
4. Kontrak waktu dan tempat
5. Topik/tindakan yang dilakukan
6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA
1. Menjelaskan kepada keluarga cara mengatasi ansietas dengan hipnotis lima jari dan
kegiatan spiritual
2. Melatih keluarga cara membimbing klien mengatasi ansietas dengan hipnotis lima jari dan
kegiatan spiritual
3. Menganjurkan keluarga membantu klien dalam melakukan follow up dan deteksi tanda
kekambuhan sesuai jadual dan berikan pujian

FASE TERMINASI
1. Evaluasi perasaan (subjektif)
2. Evaluasi kemampuan keluarga (objektif)
3. Rencana asuhan keluarga kepada klien:
- latihan membimbing klien untuk melakukan latihan fisik nafas dalam dan distraksi
2x/sehari
- Latihan membimbing klien mengatasi ansietas dengan hipnotis 5 jari dan spiritual
Rencana asuhan keluarga pada anggota keluarga yang lain :
- Menjelaskan pada anggota keluarga yang lain cara merawat klien
- Melibatkan anggota keluarga yang lain dalam merawat klien
4. Menyepakati Rencana Pertemuan berikutnya (pertemuan ketiga)
Latihan membimbing klien mengatasi ansietas dengan latihan relaksasi fisik (nafas dalam)
dan distraksi, hipnotis 5 jari dan spiritual

62
C. Proses Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Konsep Diri (Berduka dan
kehilangan)

1. Pengertian
Kehilangan merupakan kehilangan akan situasi yang diharapkan terjadi, perubahan
dari yang dimiliki sehingga tidak memungkinkan ada atau telah hilang. Dapat dikatakan
juga sebagai suatu kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan akan sesuatu
yang sebelumnya ada. Misalnya : kematian orang yang dicintai, PHK ( Keliat, 2010)

2. Tujuan
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan pengkajian pasien dengan kehilangan dan berduka
b. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan kehilangan dan berduka
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pasien dan keluarga dengan kehilangan
dan berduka
d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga dengan kehilangan
dan berduka
e. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dengan kehilangan dan berduka
f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan kehilangan dan
berduka

3. Pengkajian
a. Sumber Kehilangan:
1) Kehilangan orang yang dicintai: Perpisahan, perceraian, kematian
2) Kehilangan aspek diri (biopsikososial): Kehilangan fungsi tubuh, Kehilangan
peran sosial (pekerjaan, kedudukan)
3) Kehilangan suatu objek eksternal: Uang / harta benda ; rumah ; binatang
kesayangan, Kehilangan dari lingkungan yang telah dikenal

b. Respons berduka terhadap kehilangan (Kűbler Ross, videbek 2008)

Tahapan Respons perilaku


1.Mengingkari : a Menolak mempercayai bahwa kehilangan itu terjadi
Mengingkari Contoh :
kenyataan ”Tidak , berita itu tidak benar anak saya nanti juga akan

63
Tahapan Respons perilaku
yang ada kembali mungkin belum mau pulang saja”

b Tidak siap menangani masalah yang berhubungan dengan


praktik atau prosedural
Contoh :
”Saya tidak apa – apa, sakit – sakit saja, itu dokter salah
periksanya untuk apa saya mengikuti anjurannya”
2. Marah : c Klien atau keluarga langsung marah pada petugas
Mencari orang kesehatan
yang salah Contoh :
dalam ”Jangan suka bawa berita yang tidak benar, kalau tidak tahu
peristiwa pasti”.
kematian ”Jangan bicara, itu ! ”Tuhan tidak adil”.
3.Tawar d Meminta perundingan (menawar) untuk menghindari
menawar : kehilangan
Keinginan Contoh :
menunda ”Kenapa saya mengizinkan pergi”. Kalau saja diadirumah
realitas tentu ia tidak kena bencana itu?
kematian e Mengekspresikan perasaan kesalahannya atau takut
hukuman atas dosa yang lalu, kenyataan atau
kesan/imagined
Contoh :
”Kalau saja saya dulu berobat atau kontrol teratur mungkin
...”.
4. Depresi : f Berkabung yang berlebihan
Kenyataan g Tidak dapat melakukan apapun
tidak dapat h Bicara sesuka hati
dipungkiri i Menarik diri, Termenung
j Sedih, Menangis
Contoh :”Ia. Saya tidak mau anak saya pergi lagi”.
Makan tidak makan kumpul saja dirumah”.
”Biar saja tidak perluberobat nanti juga sembuh”
”Tidak usah bawa ke RS, sudah nasib saya”.

64
Tahapan Respons perilaku
5. Penerimaan : a Mulai menerima arti kehilangan
Berusahameneri b Menurunnya ketertarikan dengan lingkungan
ma dan c Tidak tergantung pada orang yang mensupport
Adaptasi d Mulai membuat perencanaan
Contoh :
”Ya Allah maha segalanya semua atas kehendakNya”.
”Hidup sehat itu penting mencegah lebih baik dari pada
mengobati”.
”Ya akhirnya saya harus dioperasi”.
”Apa yang harus saya lakukan supaya saya cepat sembuh”.

Latihan 1 :
1. Identifikasi kehilangan yang saudara pernah alami?
2. Bagaimana respon yang sdr alami saat mengalami kehilangan?
3. Apa yang saat itu sdr lakukan?

c. Tanda dan gejala :

1) Ungkapan kehilangan
2) Menangis
3) Gangguan tidur
4) Kehilangan nafsu makan
5) Susah konsentrasi
6) Karakteristik berduka yang berkepanjangan: waktu mengingkari kenyataan
kematian yang lama, depresi, adanya gejala fisik yang berat, keinginan untuk
bunuh diri

4. Diagnosa
a. Antisipasi berduka (sudah terjadi kehilangan tetapi respon masih normal)
b. Berduka berkepanjangan (sudah terjadi berduka tetapi respon berkepanjangan

5. Perencanaan

65
a. Tujuan
1) Pada pasien: pasien mampu melalui proses berduka dan menerima kehilangan
2) Pada keluarga :
a) Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka
b) Keluarga memahami cara merawat pasien berduka berkepanjangan
c) Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien berduka
berkepanjangan
d) Keluarga dapat memanfaatkan sumber yang tersedia dimasyarakat

b. Intervensi:
1) Jelaskan proses berduka
2) Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya
3) Dorong dan memberi waktu pada pasien untuk mengungkapkan kemarahannya
secara verbal tanpa melawan dengan kemarahannya
4) Bantu pasien mengidentifkasi rasa bersalah dan perasaan takutnya
5) Identifikasi tingkat depresi dan membantu mengurangi rasa bersalah
6) Bantu pasien mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan dilakukan
7) Bantu keluarga dan rekan klien untuk bisa mengerti penyebab kehilangan

6. Tindakan
Tindakan dilakukan berdasarkan tahapan berduka, pada pasien:
a. Mengingkari
Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya: secara
verbal mendukung pasien tetapi tidak mendukung denial, tidak membantah denial
pasien, tetapi menyampaikan fakta-fakta contoh : pemakaman dilakukan jam 15.00
sore ini. Duduk disamping pasien, teknik komunikasi diam dan sentuhan,
perhatikan kebutuhan dasar pasien
b. Marah
Mendorong dan memberi waktu pada pasien untuk mengungkapkan
kemarahannya secara verbal tanpa melawan dengan kemarahannya: membantu
pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah suatu respon yang
normal untuk merasakan kehilangan dan ketidak berdayaan, memfasilitasi
mengungkapkan kemarahan pasien dan keluarga, mengindari menarik diri dan

66
dendam, karena pasien / keluarga bukan sedang marah pada perawat, menangani
kebutuhannya pada segala reaksi kenarahannya
c. Tawar menawar
Membantu pasien mengidentifkasi rasa bersalah dan perasaan takutnya:
mendengarkan dengan penuh perhatian, mengajak klien bicara untuk mengurangi
rasa bersalah dan ketakutan yang tidak rasional, memberikan support spiritual
d. Depresi
Mengidentifikasi tingkat depresi dan membantu mengurangi rasa bersalah:
memberikan kesempatan pasien untuk mengekspresikan kesedihannya, memberi
dukungan non verbal (duduk disamping pasien & memegang tangan pasien),
menghargai perasaan pasien, bersama pasien membahas pikiran negatif yang
sering timbul, latih mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki
e. Penerimaan
Membantu pasien mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan dilakukan. Bantu
keluarga dan rekan klien untuk bisa mengerti penyebab kematian. Jika keluarga
mengikuti proses penguburan maka dapat dilakukan :Ziarah (menerima
kenyataan), melihat foto-foto saat pemakaman, mengurus surat-surat yang
diperlukan :pensiun, menutup buku bank

Tindakan pada keluarga


a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang masalah kehilangan dan berduka dan
dampaknya pada pasien
b. Mendiiskusikan dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka yang dialami oleh
pasien
c. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat keluarga
d. Mendiskusikan dengan keluarga sumber – sumber bantuan yang bisa
dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengatasi kehilangan yang dialami oleh pasien
Strategi pelaksanaan (Sp)
Contoh percakapan difokuskan pada kehilangan orang yang dicintai (anak):
SP pada pasien :
Sp 1. Respon Mengingkari terhadap kematian anak
SP 2. Respon marah terhadap kematian anak
SP 3. Respon tawar menawar terhadap kematian anak
SP 4. Respon depresi terhadap kematian anak
SP 5. Respon penerimaan terhadap kematian anak

67
SP pada keluarga SP1 : Melatih keluarga merawat pasien di rumah

7. Evaluasi
a. Kemampuan pasien dan keluarga
b. Kemampuan perawat

Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi :


1) Apakah kebiasaan pasien yang berkabung adalah indikasi berkabung yang
berkepanjangan atau diagnosa yang lain ?
2) Apakah hasil yang diharapkan realistik ?
3) Apakah klien mempunyai stressor tambahan ?
4) Apakah tindakan keperawatan dapat diterapkan secara konsisten, terarah dan
sesuai dengan kebutuhan ?

68
Skenario Simulasi proses keperawatan pada klien
dengan gangguan citra tubuh

1. Proses keperawatan pada klien

Pertemuan 1 (Membina hubungan saling percaya, diskusi tentang citra tubuh,


penerimaan terhadap citra tubuh, aspek positif dan cara meningkatkan
citra tubuh)

Orientasi :
 ”Assallammuallaikum,?Perkenalkan nama saya...panggil saja Ners...dari RS A,
saya datang untuk merawat Adek, namanya siapa ? senang dipanggil apa?
 ”Bagaimana perasaan R hari ini? Bagaimana tidurnya semalam? Bagaimana kalau
kita bercakap-cakap tentang perasaan terhadap amputasi yang adek alami?
(perhatikan data-data gangguan citra tubuh !) Mau berapa lama ? Bagaimana kalau
30 menit ? Mau dimana kita bercakap-cakap ,diruang tamu ?”

Kerja :
 ”Bagaimana perasaan R tentang luka operasi amputasi kaki R sekarang ?Apa
harapan R untuk penyembuhan lukanya?
 Bagus sekali, R sudah mengungkapkan perasaan dan harapannya,mulai sekarang
R bisa mencoba melihat luka operasi, dan secara perlahan mencoba menyentuh,
dan sampaikan kepada perawata keluhan apa yang dirasakan pada kaki R.
 ’Baik, bagaimana kalau kita bicarakan bagian tubuh yang lain yang masih bisa
digunakan? Mari kita mulai dari..... (Boleh mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki), Nah mata R masih awas ya, Bagus ! Bagaimana dengan kedua tangan
R.....dst, (Buat daftar potensi tubuh yang masih prima). Wah!, ternyata banyak
sekali yang masih berfungsi dengan baik yang perlu disyukuri”

Terminasi :
 ”Bagaimana perasaannya setelah kita bercakap-cakap? Wah ! banyak sekali
bagian tubuh R yang masih berfungsi dengan baik (sebutkan beberapa)
 ”Bagaimana kalau kita buat jadual kegiatan menggunakan anggota tubuh yang
masih baik (masukkan jadual kegiatan)
 ”Baik, dua hari lagi kita bertemu untuk membicarakan cara memenuhi harapan R
yang terganggu. Mau jam berapa? Baik !Assallamualaikum”

69
Pertemuan 2 (Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan, mengidentifikasi dan
melakukan cara meningkatkan citra tubuh, melatih interaksi secara
bertahap)

Orientasi :
 ”AssallammuallaikumR ! ”Bagaimana perasaan R hari ini? Apakah sudah dicoba
kegiatannya sesuai jadwal ? bagaimana perasaannya setelah mencoba ?
 ”Baik, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang cara merawat dan
memodifikasi fungsi kakiR ? Mau berapa lama, bagaimana kalau 30 menit ? Mau
bicara dimana, baiklah kita bicara di ruang tamu ?”

Kerja :
 ”R selama ini apa yang telah dilakukan agar fungsi kaki R bisa kembali normal?
dan apa yang R lakukan untuk mengurangi rasa malu ?Beri pujian jika jawaban
pasien positif
 ”Baiklah R, ada beberapa cara yang dapat dilakukan :
1. Untuk mengurangi rasa malu dilihat oleh orang lain, bisa menggunakan kaki
palsu, kalau R mau, saya bisa membantu R untuk mencari informasi tentang
pemesanan kaki palsu?
2. Untuk mengembalikan fungsi kaki sehingga R bisa kembali berjalan dengan
normal, R bisa berlatih memaksimalkan fungsi kaki yang masih ada dengan
menggunakan alat bantu, sehingga kembali bisa melakukan aktivitas.
 ”Nah, yang mana yang mau dicoba ? (Jika klien ingin memesan kaki palsu,
saudara harus mencari informasi)
 ”Selain itu R bisa melakukan sosialisasi dengan keluarga dan teman-teman lain
melalui berbagai aktifitas, mengunjungi teman atau saudara yang dekat dengan R
bisa masukkan dalam jadual yang ada.

Terminasi :
 ” Bagaimana perasaannya setelah kita bercakap-cakap? Apa berapa cara tadi yang
bisa dicoba ? Bagus !
 ”Nah, silahkan coba dengan menggunakan celana panjang. Bisa khan dilakukan
R?
 ”Baik, dua hari lagi kita bertemu, kita akan bicara tentang bagaimana bercakap-
cakap dengan orang lain (Gunakan Modul Isolasi Sosial). Untuk informasi payudara
palsu, saya akan cari dulu, segera saya beritahu. Sampai jumpa.
”Assallammuallaikum!”

70
2. Proses keperawatan pada keluarga

Pertemuan 1 (Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga, menjelaskan gangguan


citra tubuh dan cara mengatasinya)

Orientasi :
 ”Assallammuallaikum, adek?Perkenalkan nama saya ..., panggil Ners A dari RS A.
Bagaimana perasaan J hari ini? Nama Ibu siapa, panggilannya Pak.... dan Ibu
namanya.... ?Panggilannya ? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap selama 30
menit, tentang kesehatan R ? Mau duduk dimana kita? bagaimana kalau di ruang
tamu ?”

Kerja :
 ”Apa yang J rasakan selama pemulihan luka operasi amputasiR ?”
 ”Bpk/ibu sendiri bagaimana perasaannya melihat R ?”
 ”Iya, benar R menghadapi masalah yang sangat berat, dimana R belum bisa
menerima keadaannya setelah amputasi.”
 ”Untuk itu ada beberapa cara yang bpk/ibu bisa lakukan agar R bisa menerima
keadaan ini.”
1. Bpk/ibu fokuskan memberi pujian setiap kegiatan yang R dapat lakukan
2. Bpk/ibu tolong bantu R memfokuskan kegiatan pada bagian tubuh yang masih
dapat berfungsi dengan baik
3. Ada beberapa cara untuk memulihkan fungsi kaki R yang diamputasi yaitu
dengan menggunakan alat bantu atau menggunakan kaki palsu.
4. Untuk mengurangi rasa malu :
 Motivasi untuk menggunakan celana panjang
 Libatkan melakukan kegiatan rumah tangga
 Libatkan bersosialisasi dengan keluarga, tetangga, dll
5. Bantu menerima bagian tubuh dengan cara memberi dorongan dan motivasi
kepada R.
 ”Yang mana kira-kira yang dapat bpk/ibu lakukan segera ? Bagusekali!

Terminasi :
 ”Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap ? Coba bpk/ibu
sebutkan cara cara merawat R? Bagus sekali !
 ”Coba bpk/ibu buat jadual bergantian memperhatikan R
 ”Baiklah, dua hari lagi saya datang, kita akan bicarakan hal-hal yang telah bpk/ibu
lakukan serta mencoba bercakap-cakap langsung dengan R ? Sampai jumpa.
Wassallammuallaikum.”

71
Pertemuan 2 (Melatih cara merawat dan menyusun rencana tindakan pasien)

Orientasi :
 ”Assallammuallaikum, bpk/ibu? Bisa kita bercakap-cakap ? Baik, bagaimana R ?
Sudah bpk/ibu coba cara yang kita diskusikan dua hari yang lalu ? Bagaimana
hasilnya ?
 J, Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang masih mbak R
lakukan tanpa terganggu dengan bagian tubuh yang sakit?.Berapa lama kita
bicara? Baik kita bicara selama 30 menit.”

Kerja :
 ”Mari bpk/ibu kita temuin R ” R sedang apa? Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap ?. Apa saja kegiatan yang sudah dilakukan ? (pasien mengatakan
beberapa). Bagus sekali ! wah R hebat dong”.
 ”Kembali duduk : ”Bagaimana bpk/ibu, sudah lihat cara yang kita lakukan tadi ?
Apa saja yang sudah dapat dilakukan R. Bagus !”
 Baiklah bpk/ibu, dari beberapa cara yang sudah kita lakukan, bpk/ibu dapat
memilih kegiatan tersebut dan bisa dimasukkan kedalam jadual yang sudah R
punya.

Terminasi :
 ”Bagaimana perasaan bpk/ibu ?”
 ”Apa lagi yang perlu dilakukan untuk R. Kapan bpk/ibu mau melakukannya?
Bagus !”
 ”Baiklah, dua hari lagi saya kembali. Nanti kita bicarakan kemungkinan-
kemungkinan, cita-cita Is dapat diwujudkan. Assalamu’alaikum

72
Skenario simulasi proses keperawatan pada pasien dengan gangguan konsep diri (Harga
Diri Rendah Situasional/ HDRS)

1. Proses keperawatan pada pasien

Latihan 1: Mengkaji pasien dengan harga diri rendah

Pertemuan ke 1 :

Orientasi :
 “Assalamuallaikum, perkenalkan nama saya Ners. A, dari Puskesmas D bagaimana
kalau kita berkenalan ? Bagaimana kalau kita ngobrol selama 15 menit ?Dimana ?”

Kerja :
 “ Bagaimana perasaan J hari ini ? Adakah yang J pikirkan ? Bagaimana kalau J
menceritakannya ?Adakah yang ingin J ceritakan ?saya siap mendengarkannya?”

Terminasi :
 “Bagaimana perasaannya setelah bercakap-cakap barusan ?Baiklah kita ketemu lagi
minggu depan untuk ngobrol-ngobrol tentang kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki J, Bagaimana kalau pagi jam 10, di rumah J ?”

Pertemuan ke 2 :
Setelah hubungan saling percaya terbina antara perawat dengan pasien,
selanjutnya mengkaji adanya masalah gangguan konsep diri :harga diri rendah. Berikut
contoh percakapan, bagaimana perawat mengkaji pasien HDR.

Orientasi :
 ”Assallammuallaikum bagaimana perasaan J hari ini? Sesuai dengan janji kita minggu yang
lalu, bagaimana kalau kita akan bercakap-cakap selama 20 menit, ada beberapa hal yang
akan kita diskusikan ?”

Kerja :
 ”Bagaimana perasaan J setelah sekian lama tidak sekolah?. Apakah J ada merasa kangen
untuk bisa sekolah kembali?. Adakah harapan atau keinginan J yang belum tercapai ?
Sejauh ini apa yang J rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai ?
 ”Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai J ?. Menurut J apa kelebihan yang dimiliki
? dan bagaimana dengan kekurangan/kelemahan yang J rasakan ?”

Terminasi :
 ”Baiklah kita sudah bicara tentang apa yang J rasakan, bagaimana kalau minggu depan kita
ketemu lagi untuk membicarakan beberapa kemampuan positif atau kegiatan yang masih
dapat dilakukan J ?.”

73
Latihan 2 : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat – pasien dalam mendiskusikan
kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.

Orientasi :
 “Assalamualaikum, bagaimana keadaan J hari ini ?, J saya lihat sudah lebih segar
dan rapih berpakaian !“. Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang
kegiatan yang J lakukan sehari-hari ? ” Dimana ? selama 15 menit bagaimana?

Kerja :
 “Apa saja kegiatan yang J lakukan setiap hari ? Menurut J kegiatan apa yang
sebenarnya ingin dilakukan namun belum dapat dilakukan saat ini ?“ “ Dapatkah J
menyebutkannya ? Bagaimana dengan kegiatan olah raga atau merapihkan rumah
?”. “Baik sekali J, sudah dapat menyebutkan kegiatan sehari-hari yang sebenarnya
dapat J lakukan “.
 “Bagaimana tanggapan keluarga saat J melakukan kegiatan tersebut ? bentuk
dukungan apa yang J harapkan ? Bagaimana perasaan J dengan adanya
dukungan dari keluarga ? Ya ! ternyata J harus bersyukur (Alhamdullillah) keluarga
sangat mendukung J ! ”

Terminasi :
 “Bagaimana perasaan J setelah kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang J
masih dapat lakukan ? Baiklah kita akan bertemu kembali minggu depan untuk
membicarakan tentang beberapa kegiatan lainnya yang dapat dilakukan J pada
waktu yang akan datang “ Bagaimana kalau bertemu jam 10 pagi ?”

74
Latihan 3 : Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Berikut ini contoh percakapan perawat-pasien dalam menilai kemampuan yang


dapat digunakan pasien saat ini.

Orientasi :
 “ Assalamuallaikum, bagaimana keadaan J hari ini ? Saya lihat J pagi ini sudah
lebih segar” Bagaimana kalau pagi ini kita akan berbincang-bincang tentang
kegiatan atau kemampuan positif pada J, yang sudah kita bicarakan pada minggu
yang lalu?” Bagaimana kalau 20 menit?”

Kerja :
 ” Bagaimana kegiatan J setiap hari mulai dari bangun pagi hari sampai malam
?Coba ceritakan apa saja yang dilakukan ? Bagaimana perasaannya setelah J
melakukan kegiatan tersebut ? Baik sekali apa yang sudah J lakukan? Menurut
pendapat J apakah kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kemampuan baik pada
J ? Apakah kemampuan tersebut dimiliki semua orang ?” Adakah sebenarnya
kegiatan yang masih ingin J lakukan selain yang sudah dibicarakan tadi ?
 ”Baiklah dari beberapa kegiatan tersebut manakah yang dirasakan lebih nyaman
saat J mengerjakannya ? Menurut pendapat J adakah bantuan yang diharapkan
dilakukan keluarga ? Dapatkah J menceritakan adanya faktor pendukung atau
mungkin penghambat saat ingin melakukan kegiatan tersebut?

Terminasi :
 ”Bagaimana perasaannya ?Ternyata banyak kegiatan yang dapat dilakukan J.
Bagaimana kalau kita ketemu minggu depan untuk membicarakan bagaimana J
dapat memilih beberapa kegiatan yang sudah J kemukakan tadi ?”

75
Latihan 4 : Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan.

Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat – pasien dalam membantu pasien
memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan aspek positif yang
masih dimiliki pasien.

Orientasi :
 “Assalammuallaikum, bagaimana perasaannya J hari ini ? J terlihat lebih segar !,
Bagaimana kalau kita lanjutkan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan sehari-hari yang
dapat J lakukan? Bagaimana kalau di ruang tamu? Bagaimana 20 menit bersedia ?”

Kerja :
 “Bagaimana kalau J kembali menyebutkan apa saja kegiatan yang J dapat lakukan?
Bagaiamana kalau dari 10 kegiatan tersebut J tetapkan yang mana dulu yang akan
J lakukan ? Bagaimana jika 5 kegiatan yang ini dulu ?Merapihkan tempat tidur saya
lihat sudah mulai ibu lakukan sendiri!. Atau mungkin kegiatan yang lain yang ingin
dipilih J ? Manakah kegiatan yang perlu dibantu keluarga ?Baik sekali apa yang
sudah J tetapkan sebagai kegiatan yang akan dilakukan”

Terminasi :
 “Baiklah kita akan lanjutkan bincang-bincang ini pada minggu depan untuk mulai
melatih 5 kegiatan tadi. Bagaiamana perasaannya J ? Bagaimana kalau waktunya
menjadi 25 menit karena perlu waktu untuk latihan ?

76
Latihan 5 : Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya.

Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat – pasien dalam membantu melatih
kegiatan yang sudah dipilih, sesuai dengan kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien.

Orientasi :
 “Selamat pagi J !, bagaimana keadaannya pagi ini ?, Bagaimana kalau hari ini kita
latihan kegiatan yang yang sudah J tetapkan minggu yang lalu ? “Bagaimana kalau
di ruang makan atau di dapur ?

Kerja :
 “Bagaimana menurut J dari 5 kegiatan ini mana dulu yang akan kita latihan.
Bagaimana kalau 2 kegiatan terlebih dahulu yang dilatihkan ? Bagaimana kalau J
menyebutkan kegiatan 1 ini langkah-langkahnya, selanjutnya untuk kegiatan yang
ke 2. Bagaimana kalau J yang menyebutkan dan saya bantu mencatatnya. Baik !
ternyata cukup banyak langkah-langkah kegiatan yang J masih ingat”
 “Coba bagaimana kalau J peragakan kegiatan pertama ini! Bagus sudah baik apa
yang J lakukan ! Baiklah bagaimana kalau dicoba latihan kegiatan kedua setelah J
istirahat dulu “.

Terminasi :
 “Bagaimana J perasaannya setelah melakukan kegiatan tadi ?Baiklah J bagaimana
kalau ketemu lagi rabu depan, jam 10 pagi ?Kita lanjutkan percakapan tentang
rencana kegiatan dan latihan kegiatan lainnya”

Latihan 6 : Membantu pasien merencanakan kegiatan yang sudah dilatihkan

Berikut contoh percakapan perawat dengan klien dalam merencanakan kegiatan


yang sudah dilatih :

Orientasi :
 “Selamat pagi J !, bagaimana keadaannya pagi ini ?, J hari ini terlihat segar !
Bagaimana kalau hari ini melanjutkan bincang-bincang tentang jadual rencana
kegiatan yang sudah J latihkan ?”Bersediakah selama 20 menit ? Dimana ?”

Kerja :
 “ Bagaimanakalau J yang menyebutkan dan saya bantu mencatatnya. Baik !
ternyata cukup banyak aktifitas yang dapat J lakukan !. Bagaimana kalau kegiatan
ini J lakukan dengan melengkapinya seperti ini (memberi
contoh/mendemonstrasikannya) ?” “Baiklah J sudah ada daftar aktifitas yang J
dapat lakukan. J terlihat bersemangat, ingin segera memulainya. Daftar kegiatan ini
bagaimana kalau kita diskusikan dengan keluarga ? Baiklah !, kelihatannya J
sudah siap akan melaksanakannya.”

Terminasi :
 “Bagaimana perasaan J dengan sudah tersusunnya beberapa kegiatan ini ?

77
Baiklah kita akan bertemu kembali minggu depan untuk melanjutkan membicarakan
tentang beberapa kegiatan lainnya yang dapat dilakukan J pada waktu yang akan
datang “ Bersediakan J ? Bagaimana kalau bertemu jam 10 pagi ?”
Latihan 7 : Keluarga dapat membantu memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan
yang sudah dilatihkan

Contoh percakapan perawat-keluarga dalam memotivasi pasien harga diri rendah


melakukan aktivitas sehari-hari.
Orientasi :
 “Assallammuallaikum ! Bagaimana keadaan Bapak/ Ibu (keluarga) disini ? Saya
perawatnya bpkA, Bagaimana kalau hari ini saya akan melanjutkan percakapan
tentang perlunya Bpk/ibu mendorong dan membantu J melakukan kegiatan-
kegiatan yang sudah dilatihkan ? Waktunya 20 menit, dimana ya bu ?

Kerja :
 “ Perlu saya jelaskan bahwa J sudah berlatih melakukan kegiatan ”A” dan ”B”
(misalnya membereskan tempat tidur atau memelihara kebersihan diri : mandi),
bagaimana kalau bpk/ibu dapat membantu mengingatkannya ? Jika J
melakukannya berikan pujian ! Bapak/Ibu bagaimana kalau membantu pula
menyiapkan alat-alat yang diperlukan J. Bagaimana menurut Bpk/ibu apakah ada
kegiatan yang sebenarnya perlu dilatihkan oleh J?”

Terminasi :
 ”Bagaimana Bapak/ Ibu perasaannya setelah membicarakan peran keluarga bagi J
?Bagaimana kalau bersama-sama saya bpk/ibu memantau kegiatan J
berikutnya?Baiklah minggu depan kita bertemu kembali untuk mendiskusikannya ?”

78
Skenario Simulasi Proses Keperawatan Pada Klien ansietas

1. Proses keperawatan pada pasien

Latihan 1 : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal ansietas, dan
mengajarkan tehnik relaksasi dengan pengalihan situasi.

Fase Orientasi:

“Assalamualaikum Bu, perkenalkan nama saya AW, panggil saya ibu A, saya perawat
yang akan merawat ibu dan datang kerumah ibu seminggu dua kali, yaitu hari rabu
dan Sabtu jan 10.00 pagi. “Nama ibu siapa, suka dipanggial apa?”

“Bagaimaa persaan ibu hari ini? Oh, jadi ibu merasa tidak nyaman?”, “Baiklah ibu, kita
akan berbincang-bincang tentang perasaan yang ibu rasakan. “Berapa lama kita
bincang-bincang? “Bagaimana kalau 20 menit”.”Dimana tempatnya bu? Bagaimana
kalau disini saja?”

Fase Kerja:

“Apa yang ibu rasakan?, “Bagaimana perasaan itu bisa muncul?”. “Apa yang ibu
lakukan jka perasaan itu cemas itu muncul?”. “Oh, jadi ibu mondar-mandir dan banyak
bicara jika perasaan cemas dan tidak nyaman itu muncul”.”Ada peristiwa apa sebelum
ansietas itu muncul? “Atau adakah hal-hal yang ibu pikirkan sebelumnya?” “Jadi ibu
akan merasa ansietas jika ada pekerjaan ibu yang belum bisa ibu selesaikan. Bisa kita
diskusikan apa yang membuat pekerjaan ibu tidak selesai? Oh, jadi ibu merasa beban
kerja yang diberikan diluar kesanggupan ibu untuk menyelesaikannya. . “Apakah
sebelumnya ibu pernah mendapatkan beban kerja yang tinggi pula? Apakah ibu bisa
menyelesaikan pekerjaan tersebut? Wah, baik sekali, berarti dulu ibu mampu
menyelesaikan pekerjaan yang banyak. Bagaimana cara ibu menyelesaikan
pekerjaan itu waktu dulu?”. Baiklah pak, saya akan mengajarkan satu cara mengatasi
kecemasan ibu yaitu dengan mengalihkan situasi. Ibu bisa melakukan hobi,
mendengarkan musik, atau jalan-jalan di pantai. Aktivitas tersebutmerupakan cara
untuk menukar suasana dan akhirnya dapat menurunkan kecemasan ibu. “Apa hobi
ibu? “, Oh ibu senang bercocok tanam di halaman!”

Fase Terminasi:

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bincang-bincang?”, “Coba ibu sebutkan lagi apa
yang membuat Ibu cemas?” Jika nanti ibu merasa cemas coba ibu jalan-jalan ke
sekeliling rumah dan perhatikan tanaman-tanaman yang ibu tanam”. “Dua hari lagi
saya akan datang untuk mengajarkan latihan relaksasi, jam 10.00 yah Pak,
Assalamualaikum Wr Wb.”

79
Latihan 2 : mengajarkan dan melatih latihan relaksasi tarik napas dalam.

Fase Orientasi:

“Assalamualaikum Bu Kiki, bagaimana perasaan ibu hari ini?’ Apakah ibu sudah
melatih cara mengalihkan situasi untuk menghilangkan kecemasan Ibu?’, “ Sesuai janj
kita dua hari yang lalu, hari ini saya datang kembali untuk mendiskusikan tentang
latihan relaksasi dengan tehnik tarik napas dalam.” Berapa lama kita akan berlatih
pak? “Bagaimana jika 20 menit?” Dimana kita diskusi? “Bagaimana jika di taman
bunga ibu?”

Fase Kerja:

Ibu, kemarin waktu kita diskusi ibu mengatakan bahwa saat cemas rasanya seluruh
badan ibugemetar dan seperti masuk angin. Nah, latihan relaksasi ini bermanfaat
untuk membuat fisik ibu relak atau santai. Dalam latihan ini ibu harus memusatkan
pikiran dan perhatian ibu pada pernapasan, gerakan mengembang dan
mengempisnya otot dada ibu saat bernapas . Bisa kita mulai Bu?” Sekarang ibu
silahkan duduk bersila seperti saya. Pertama-tama: ibu tarik napas perlahan-lahan,
dalam hitungan satu, ibu pikirkan bahwa udara memasuki bagian bawah paru-paru
ibu, pada hitungan dua ibu bayangkan udara mengisi bagian tengah paru-paru ibu dan
pada hitungan tiga ibu bayangkan seluruh paru-paru ibu sudah terisi dengan udara,
setelah itu tahan napas. Dalam hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan udara
melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang ibu lihat saya
mempraktekkanya. “Sekarang coba ibu praktekkan! “Wah, bagus sekali ibu sudah
mampu melakukannya. “ Ayo kita latih kembali selama lima sampai 10 menit.

Fase teminasi:

“bagaimana perasaan ibu setelah latihan tarik napas dalam ini?” Coba ibu ulangi satu
kali lagi”” Bagus sekali.” Setiap kali ibu mulai merasa cemas, ibu bisa langsung
praktekkan cara ini. “Lusa saya akan datang lagi untuk mengajarkan latihan yang lain
yaitu dengan mengendurkan dan mengencangkan seluruh otot ibu. Seperti biasa pak
Jam 10.00 WIB. Assalamualaikum Pak ahmad.

80
Latihan 3 : mengajarkan dan melatih latihan teknik lima jari
Fase Orientasi:

“Assalamualaikum Ibu Kiki, bagaimana perasaan ibu hari ini?’ Apakah ibu sudah
melatih 3 cara yang sudah kita pelajari? Cara mana yang paling ibu sukai? Apakah
cara itu dapat mengurangi kecemasan Ibu?’, “ Sesuai janji kita pada pertemuan yang
lalu,, hari ini saya datang kembali untuk mendiskusikan tentang latihan relaksasi
dengan menghipnotis diri sendiri atau latihan 5 jari.” Berapa lama kita akan berlatih
Bu? “Bagaimana jika 20 menit?” Dimana kita diskusi? “Bagaimana jika di ruang ini
saja?”

Fase Kerja:

Baiklah Bu, Kita akan mulai latihan lima jari. Latihan ini berguna untuk mensugesti
pikiran ibu agar tidak terfokus pada kecemasan. Latihan ini berguna untuk
meningkatkan semangat, menimbulkan kedamain di hati ibu, dan dapat ibu lakukan
setiap kali ibu merasa tegang.” Ibu bisa lakukan latihan ini dengan berbaring,
lingkungan harus tenang atau sunyi sehingga ibu bisa konsentrasi. Baiklah Pak,
langkah pertama, ibu sentuhkan ibu jari dengan telunjuk, sambil melakukannnya, ibu
kenang saat ibu merasa sehat, menikmati kegiatan fisik yang menyenangkan,
misalkan ibu bayangkan ketika ibu baru saja selesai mengikuti pertandingan bulu
tangkis dan ibu menjadi pemenangnya. Kedua, ibu sentuhkan ibu jari ibu dengan jari
tengah, sambil melakukannya, kenang saat ibu pertama kali jatuh cinta, saat ibu
pertama kali bertemu dengan istri ibu dan kenangan indah ibu yang lain dengan istri
ibu. Ketiga, sentuhkan ibu jari ibu dengan jari manis dan bayangkan ketika ibu
pertama menerima pujian yang paling berkesan. Terakhir sentuhkan ibu jari ibu
dengan kelingking dan bayangkan ibu berada di satu tempat yang paling ibu sukai,
misalnya pantai, bayangkan ibu berjalan disekelilinng pantai, kembangkan imajinasi
ibu. Nah, ibu masih ingat apa yang harus ibu bayangkan tiap ibu jari bersentuhan
dengan jari lainnya?” Sekarang silahkan ibu coba, saya akan mememani ibu disini.
Sudah Pak?’

Fase Terminasi:

Bagaimana perasaan ibu setelah mempraktekkannya sendiri? Apa ibu merasa rileks?
Coba ibu sebutkan lagi bagaimana cara latihan lima jari. “ Bagus sekali ibu bisa
menyebutkannya dengan sempurna. Seperti cara latihan yang lain, ibu bisa
melakukan latihan ini sendiri setiap kali ibu merasa tegang. Baiklah Bu, “Saya rasa
latihan kita cukup, dua hari lagi saya akan datang untuk melihat apakah kecemasan
ibu sudah benar-benar berkurang. “Assalamualaikum Bu!”

81
Latihan 4 : mengajarkan dan melatih laihan spiritual

Fase Orientasi:

“Assalamualaikum Ibu Kiki, bagaimana perasaan ibu hari ini?’ Apakah ibu sudah
melatih 3 cara yang sudah kita pelajari? Cara mana yang paling ibu sukai? Apakah
cara itu dapat mengurangi kecemasan Ibu?’, “ Sesuai janji kita pada pertemuan yang
lalu,, hari ini saya datang kembali untuk mendiskusikan tentang latihan spiritual.”
Berapa lama kita akan berlatih Bu? “Bagaimana jika 20 menit?” Dimana kita diskusi?
“Bagaimana jika di ruang ini saja?”

Fase Kerja:

Baiklah Bu, Kita akan mulai latihan teknik spiritual. Latihan ini berguna untuk
mengurangi kecemasani ibu. Latihan ini berguna untuk meningkatkan semangat,
menimbulkan ketenangan di hati ibu, dan dapat ibu lakukan setiap kali ibu merasa
tegang.” Ibu bisa lakukan latihan ini dengan berbaring, lingkungan harus tenang atau
sunyi sehingga ibu bisa konsentrasi. Baiklah ibu langkah pertama yang akan ibu
lakukan ketika ketegangan mulai muncul makan ibu silahkan berzikir dengan
melafazkan Subhanallah, Alhamdulillah, Lailahailallah, Allahuakbar, boleh juga
mengaji dan apabila sudah tiba waktu shalat silakan berwudhuk dan shalat, maka
dengan melakukan ini hati ibu menjadi tenang ” Sekarang silahkan ibu coba, saya
akan mememani ibu disini. Sudah ibu?’

Fase Terminasi:

Bagaimana perasaan ibu setelah mempraktekkannya sendiri? Apa ibu merasa rileks?
Coba ibu sebutkan lagi bagaimana cara latihan spiritual. “ Bagus sekali ibu bisa
menyebutkannya dengan sempurna. Seperti cara latihan yang lain, ibu bisa
melakukan latihan ini sendiri setiap kali ibu merasa tegang. Baiklah Bu, “Saya rasa
latihan kita cukup, dua hari lagi saya akan datang untuk melihat apakah kecemasan
ibu sudah benar-benar berkurang. “Assalamualaikum Bu!”

2. Proses keperawatan pada keluarga

Latihan 5: membina hubungan saling percaya, menjelaskan pengertian, tanda dan gejala,
penyebab ansietas pada pasien

Fase Orientasi:

“Assalamualaikum Bapak, perkenalkan nama saya AW, panggil saya ibu A, saya
perawat yang akan merawat ibu dan akan datang kerumah ibu seminggu dua kali,
yaitu hari rabu dan Sabtu jan 10.00 pagi. “Nama Ibu siapa, suka dipanggial apa?”

82
“Bagaimaa persaan Bapak hari ini? Apa yang Bapak rasakan selama merawat ibu
Kiki?’, “Baiklah Pak, kita akan berbincang-bincang kondisi ibukiki. “Berapa lama kita
bincang-bincang? “Bagaimana kalau 20 menit”.”Dimana tempatnya bu? Bagaimana
kalau disini saja?”

Fase Kerja:

“Menurut Bapak apa yang diderita ibukiki?” Yah, Bapak benar, ibukiki menderita
cemas yaitu adanya perasaan tidak nyaman, tidak berdaya dan tidak menentu,
Menurut Bapak apa yang menyebabkan Ibu kiki menderita kecemasan?. Oh, begitu,
jadi Bapak, kecemasan muncul akibat adanya adanya perasaan takut tidak diterima di
lingkungan, adanya rasa frustasi karena tidak dapat mencapai tujuan dan adanya
ancaman terhadap integritas diri ibu kiki, contohnya adalah rasa takut akan tidak
mampu menjadi ibu rumah yang baik. Saat ibu kiki cemas, perilaku apa yang sering
muncul?” Selain perilaku yang Bapak sebutkan tadi, tanda lain yang sering pula
muncul secara fisik adalah: sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, tidak
napsu makan, diare atau sulit buang air besar, dan tampak gellisah. Untuk tingkat
konsentrasi akan terlihat bahwa persesi menyempit, tidak mampu menerima rangsang
dari luar dan hanya berfokus pada yang menjadi perhatian ibu kiki. Sementara untuk
periku dan emosi akan terlihat adanya gerakan yang tersentak-sentak, bicara cepat
dan berlebihan, sulit tidur dan adanya perasaan tidak aman.

Fase Terminasi:

“ Bagaimana perasaan Bapak setelah kita diskusi?’ Bisa ibu ulangi lagi apa itu cemas
dan apa penyebab serta tanda-tandanya. Bagus sekali Bapak sudah mampu
menyebutkan. Nanti ibu pikirkan lagi apa saja tanda dan gejala saat ibukiki menderita
cemas. Dua hari lagi saya akan datang lagi untuk menjelaskan bagaimana cara
merawat pasien dengan cemas, jam sepuluh yah Pak!”Assalamualaikum Wr Wb

Latihan 6 : mengajarkan cara merawat pasien dengan latihan relaksasi

Fase Orientasi:

Assalamualiakum Bapak, Bagaimana perasaan Bapak hari ini?” Sudah Bapak pikirkan
apa lagi perilaku ibukiki jika cemasnya muncul?baiklahPak, sesuai dengan kesepakan
kita, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara merawat ibu kiki yang
mengalami kecemasan. “Berapa lama kita akan diskusi Bu?’ Tempatnya dimana?”

Fase Kerja:

Pak, untuk mengatasi kecemaan ada empat cara yang dapat kita lakukan, antara lain

83
pengalihan situasi latihan tarik napas dalam, latihan relasasi otot dan tehnik hipnotis
lima jari. Latihan- latihan ini berguna untuk mengurangi kecemasan, dan membuat kita
lebih rileks. Cara pertama yaitu dengan pengalihan situasi. Saat Pak Ahmad mulai
cemas coba ibu ajak pak Ahmad jalan-jalan ke tempat yang pak Ahmad sukai dan
aman, misalnya pak Ahmad kan suka pantai yah Bu?, Cara kedua adalah dengan
latihan tarik napas dalam dimana ibu pandu pak Ahmad menarik napas dalam-dalam
dalam hitungan tiga, kemudian tahan napas dalam hitungan tiga dan terakhir keluarkan
napas sambil meniup dalam hitungan tiga. Cara yang ketiga adalah dengan latihan
relaksasi otot, dimana ibu kiki diminta mengerutkan dan mengendurkan otot-ototnya
dari otot bagian atas sampai otot paling bawah. Cara yang keempat adalah dengan
hipnotis diri sendiri dengan menggunakan kelima jari kita. Caranya adalah ibu kiki
diminta untuk menyentuh ibu jari dan telunjuk sambil membayangkan saat selesai
berolah raga, kemudian ibu jari menyentuh jari tengah sambil membayangkan ketika
sedang jatuh cinta, menikah dan lainnya. Kemudian kita menyentuh ibu jari dengan jari
tengahsambil membayangkan saat pertama kali mendapat pujian yang palingberkesan
terakhir sentuhkan ibu jari dengan kelilingking dan bayangkan ketika berada di temapt
yang paling kita sukai. Kegiatan ini harus dilakukan di temapat yang tenang dan
nyaman.

Fase Terminasi:

Bagaimana perasaan Bapak setelah kita diskusi tentang cara merawat ibu kiki? Bisa
Bapak ulangi lagi satu cara yang sudah kita diskusikan?” Bapak bisa mengingat-ingat
cara cara tadi, ini saya berikan leaflet yang bisa ibu baca. Dua hari lagi saya akan
datang lagi,saya akan menemani Bapak untuk mempraktekkan langsung satu cara
untuk mengatasi kecemasan.”Cara mana yang Bapak pilih?” Oh, Jadi kita akan latihan
cara tarik napas dalam dulu, baiklah pak, untuk hari ini saya rasa cukup. “ada yang
masih ingin Bapakdiskusikan dengan saya?” Jika tidak, saya pamit Pak,
“Assalamualaikum.

Latihan 7 : Melatih keluarga merawat pasien dengan ansietas (tarik napas dalam)

84
Fase Orientasi:
Assalamualiakum Bapak, Bagaimana perasaan Bapakhari ini?”apakahBapak sudah
hapal cara-cara merawat ibukiki melalui tehnik relaksasi?baiklah Bapak, sesuai dengan
kesepakan kita, hari ini saya akan menemani Bapak melatih ibu Kiki cara tarik napas
dalam “Berapa lama kita akan latihan Bapak?’ Tempatnya dimana?”

Fase Kerja:

Sebelumnya perawat sudah membuat kontrak dengan pasien.


Assalamualaikum Ibu, seperti yang suster katakan hari ini suster akan menemani suami
ibu untuk melatih ibu cara tarik napas dalam. Ibu bersedia kan?’” Silahkan ibu
mencoba. Wah, bagus sekali ibu sudah mampu melatih ibukiki dengan benar.
Perawat dan keluarga pamit meninggalkan pasien

Fase Terminasi:
Bagaimana perasaan Bapak setelah melatih ibu kiki?” Bapak bisa melatih cara ini
setiap kali ibu melihat ibu Kiki cemas. Dua hari lagi saya akan datang lagi,saya akan
menemani Bapak untuk mempraktekkan langsung satu cara lain untuk mengatasi
kecemasan.”Cara mana yang Bapak pilih?” Oh, cara menghipnotis tehnik lima jari,
baiklah Pak, untuk hari ini saya rasa cukup. “ada yang masih ingin Bapak diskusikan
dengan saya?” Jika tidak, saya pamit Pak, “Assalamualaikum.

Latihan 8 : Merujuk pasien dengan ansietas

Fase Orientasi:
“Assalamualaikum Bapak, bagaimana keadaan Bapak hari ini? Sudah Bapak latih
kembali ibu Kiki untuk mengatasi cemasnya?, “Wah, bagus sekali. Sesuai dengan janji
kita hari ini saya akan menjelaskan tentang perilaku ibuKiki yang harus segera Bapak
rujuk dan bagaimana cara merujuk,”Apa Bapak masih ingat? Dimana kita akan bicara?
Berapa lama Pak?”

Fase Kerja:
“Apa Bapak masih ingat tanda dan gejala ibu Kiki jika cemasnya muncul?,”Bisa ibu
ulangi lagi?”Nah Pak jika ibu melihat tanda-tanda seperti napas pendek, rasa tercekik
dan berdebar, sakit dada, pucat, hipotensi,tidak mampu berfokus pada hal lain, tidak
dapat berfikir logis, mengamuk dan marah,ketakutan, teriak-teiak, perilaku tidak
terkendali dan persepsinya kacau, Sebaiknya Bapak langsung bawa ibu Kiki ke
puskesmas, disana saya akan membantu Bapak mengatasi perilaku ibu Kiki, atau
Bapak bisa bertemu perawat CMHN yang lain yaitu Buk Aton, Jika kondisi ibu Kiki tidak
membaik, kita akan ruuk ibu Kiki ke RSU terdekat, disana ada psikiater yang akan
menangani pak Ahmad.

Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita diskusi?’ Bisa Bapak sebutkan lagi perilaku-
perilaku ibuKiki yang perlu dirujuk? Bagus sekali, Bapak bisa menjelaskan ulang.
Baiklah ak, karena kondisi ibuKiki sudah membaik dan kleuargapun sudah mempunyai
kemampuan untuk merawat ibu Kiki secara mandiri, Saya tidak lagi datang kerumah
Bapak, Jika ada sesuatu Bapak bisa menghubungi saya di puskesmas.
“Assalamualaikum bu,”

85
Skenario SimulasiProses Keperawatan Pada Klien dengan Risiko Berduka dan
Kehilangan

1. Proses keperawatan pada pasien dengan kematian suami

SP 1. Respon Mengingkari terhadap kematian suami


Orientasi :
Assalamu’alaikum ibu A, saya perawat W, Bagaimana perasaan ibu sekarang. Kalau
ibu mau mengungkapkan sesuatu saya siap mendengarkannya .

Kerja :
ibu ….., mau minum, saya ambilkan, bagaimana dengan makan, coba sedikit , biar ibu
tidak lemas. (jika pasien mau ke makam, temani dan hadirkan fakta-fakta)

Terminasi :
Setelah kembali dari makam bagaimana perasaan ibu? ibu tampak masih sedih. Saya
akan pulang dulu usahkan ibumencoba makan, minum dan istirahat. Nanti dua hari lagi
saya akan datang. Assalamu’alaikum

SP 2. Respon marah terhadap kematian suami

Orientasi :
Assalamualaikum, Saya perawat W, tampaknya ibu sedang kesal, ibu bisa ceritakan,
saya akan menemani ibuselama 20 menit

Kerja :
Apa yang membuat ibu kesal? Apa yang ibu rasakan saat kesal dan apa yang telah ibu
lakukan. Baik ada beberapa cara untuk meredakan kekesalan ibu yaitu tarik nafas
dalam, istighfar, sholat, bercakap-cakap, ibu punya hobi olahraga nah itu juga bisa ibu
lakukan

Terminasi :
Nah kalau masih muncul rasa kesal, coba lakukan cara yang telah kita bahas tadi. Mau
coba yang mana?Mau dijadwalkan? Baiklah dua hari lagi kita bertemu lagi .
Assalamu’alaikum.

SP 3. Respon tawar menawar terhadap kematian suami


Orientasi :
Assalamu’alaikum
Bagaimana perasaan ibu hari ini ?Apakah sudah melakukan cara yang saya ajarkan
untuk mengurangi perasaan kesal ibu?
Bisa kita bicara tentang perasaan yang ibu rasakan sekarang
Kita Bicara 15 menit saja.
Dimana kita bicara ? diruang sini saja ?

86
Kerja :
Saya bisa memahami perasaan ibu, Tidak ada yang harus kita bisa salahkan ibu.
Ibu tidak perlu merasa bersalah. Ini semua sudah kehendak yang maha kuasa ?Adalah
normal kalau ibu merasa sangat kehilangan, ibu sudah mengatakan bahwa Bapak
orang yang sangat baik, mudah-mudahan belliau mendapat tempat yang baik pula
disisi Allah SWT.
Kalau nanti ibu masih merasa bersalah ibu bisa berdzikir, sholat ataupun keluar
mengunjungi saudara ibu.Bagaimana bu? Apakah akan ibu coba lakukan

Terminasi :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bicara, Iya bu, terus berdo’a ya!
Bagus saya senang mendengar ungkapan ibu, nanti ibu biasa lakukan ibadah saat
perasaan bersalah itu muncul kembali

SP 4. Respon depresi terhadap kematian suami

Orientasi :
Assalamu’alaikum ? Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ada yang ingin
diceritakan dengan saya? Hari ini kita bicara tentang kegiatan yang positif yang bisa
dilakukan ibu, berapa lama kita bicara bu?

Kerja :
Baiklah saya akan duduk disebelah ibu dan menemani ibu
Saya siap mendengarkan apabila ada yang ingin disampaikan. ibu silahkan menangis,
jangan ditahan, semua manusia punya hak untuk menangis.
ibu saya bisa merasakan apa yang sedang ibu rasakan
ibu banyak kesempatan baik yang ibu bisa gunakan, ibu masih punya kesempatan
untuk bicara dengan saudara ibu, teman ibu, atau orang-orang yang sayang terhadap
ibu. Ibu tadi mengatakan bahwa semua keluarga berempati dengan musibah yang ibu
rasakan, itu artinya banyak orang yang masih sangat peduli dengan ibu.
Sekarang bagaimana kalau kita diskusi tentang kegiatan yang positif yang ibu
lakukan? Mulai dari yang ibu biasa lakukan dirumah maupun kegiatan lain diluar rumah.
Bagaimana kalau kita buat daftar kegiatan yang bisa dilakukan ibu.

Terminasi :
bagaimana perasaan ibu setelah kita bicara!,
Iya, benar …, masih banyak yang bisa ibu lakukan.
Saya harapkan ibu tidak bersedih lagi dan mencari kegiatan seperti yang tadi kita
bahas.Saya percaya ibu, 2 hari lagi saya akan datang lagi.
Membicarakan tentang perasaan yang ibu rasakan. Kira-kira jam berapa saya boleh
datang ?Baik ya bu. Assalamu’alaikum
SP 5. Respon penerimaan terhadap kematian suami

Orientasi :
Assalamu’alaikum, Senang sekali saya melihat ibu sedang berdzikir.

87
ibu, seperti janji saya 2 hari yang lalu, sekarang saya datang untuk bicara tentang
perasaan yang sedang ibu rasakan.Bagaimana kalau kita bicara disini? Terimakasih
bu, kita bicara 30 menit saja atau kalau ibu mau tambah boleh bu.

Kerja :
senang sekali saya melihat ibu, tampaknya jauh beda dari kemarin.
ibu, saya dengar sudah banyak melakukan aktifitas. Bagus bu ..
Kegiatan apalagi yang sudah ibu rencanakan untuk mengisi waktu ibu.
Saya percaya ibu dapat kembali semangat dalam mengisi kehidupan ini.
kapan ibu akan memastikan rencana operasi penyakitibu ?
Bagus ibu, Ibu sudah mengambil sikap untuk mengikuti saran Tim Medis
Terminasi :
tidak terasa kita sudah lama bicara.Bagaimana perasaan ibu?
Syukur bu
ibu jangan lupa jadual aktifitas dan konsultasi ke dokter.
Saya pamit ya bu, Assalamu’alaikum.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga

SP1 : Melatih keluarga merawat pasien di rumah

Orientasi :
Assalamualaikum.Bagaimana perasaan ibu hari ini ?
Bagaimana kalau kita berbincang tentang cara merawat …… ?
Mau berapa lama kita berbincang – bincang ? bagaimana kalau 30 menit ? mau di
mana ? bagaimana kalau di ruang tamu ini saja ?

Kerja :
Ibu apa yang terjadi dengan adek ibu tersebut adalah hal yang biasa, ini namanya
proses berduka, berkabung, kesedihan, yang berkepanjangan karena dampak
kehilangan ?
Apa yang ibu sudah lakukan untuk mengatasi masalah yang adek ibu alami ?
Ya bagus, apakah cara tersebut bisa mengatasi masalah yang adek ibu alami ?
Ada beberapa cara untuk merawat adekibu yaitu dengan cara memberi kesempatan
adekibu untuk menceritakan apa yang dirasakan dan dialaminya ?
Dengarkan dengan penuh perhatian. Cara kedua adalah dengan latihan fisik seperti
merapikan rumah, berkebun, senam, dan lain-lain. Saya sudah latih adekibu untuk
beraktifitas . Coba nanti ibu beri semangat kepada adekibu untuk mengerjakan
latihannya. Cara kedua dengan pendekatan spiritual ibadah ditingkatkan, ingatkan atau
bersama-sama selalu berdzikir dan tadarusan. Cara ketiga adalah dengan berbagi
pengalaman dengan teman senasib, disekitar ini banyak juga yang mengalami
peristiwa seperti yang adek ibu alami. Jangan dilarang seandainya beliau mau
berbicara dengan tetangga / teman-temannya untuk itu beri kesempatan kepada

88
adekibu untuk saling berbagi dengan teman senasibnya, cara keempat adalah dengan
memanfaatkan sumber bantuan yang ada disekitar lingkungan ini. Ada perawat CMHN
baik yang pemula ataupun yang lebih ahli, semua mereka siap membantu adek ibu.

Terminasi :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang ?
Coba ibu sebutkan cara – cara merawat isteri ibu yang mengalami berduka?
Bagus saya senang ibu paham sekali...
Saya anjurkan ibu bisa menerapkan cara – cara tersebut secara tepat agar adekibu
cepat pulih, sabar ya Bu...
Kalau sewaktu –waktu ingin konsultasi dengan saya juga bisa setiap saat. Ini saya ada
di jalan : ………RT ..........
Saya bertugas di Puskesmas …… Ibu bisa hubungi saya insya Allah saya dan tim siap
membantu, Wassalamualaikum.

89
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Tn. Sy (26 thn)


Status interaksi perawat-klien: Pertemuan ke 1 (Membina hubungan saling percaya)
Lingkungan : Perawat dan klien duduk berhadapan dalam satu ruangan, jarak 2 meter dari perawat dan klien terdapat satu
orang perawat yang juga sedang berinteraksi dengan klien lain.
Deskripsi klien : Ekspresi klien tampak tenang, menatap perawat, dan terkadang memandang ke arah lain.
Tujuan (berorientasi pada klien): Membina hubungan saling percaya dan mengeksplorasi perasaan klien saat ini.
Dx Keperawatan : Harga Diri Rendah & Berduka
Nama Perawat : Mr
Tanggal : 7 April 2017
Jam : 09.30 WIB
Ruang : Dahlia

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL


VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Selamat siang, pak! P : Duduk berhadapan, Perawat memulai Klien tampak bersedia Klien telah bersedia melakukan
mengulurkan percakapan dengan berinteraksi interaksi. Ini menunjukkan
tangan, tersenyum, sikap terbuka bahwa antara klien dan
badan agak perawat mulai terbina
membungkuk ke hubungan saling percaya. Dan
depan, kaki sikap ini merupakan modal awal
terbuka seseorang dapat membuka diri
K : Melihat ke arah dengan orang lain.
perawat dan
mengulurkan
tangan
K : Selamat siang! K : Klien memandang Perawat tetap menjaga Klien berespon positif Perawat mempertahankan

174
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
perawat, menjawab posisi tubuh dengan dengan salam yang sikap terbuka, memandang dan
dengan singkat terapeutik disampaikan oleh mendengarkan dengan penuh
P : Mempertahankan perawat perhatian ketika berinteraksi
sikap terbuka, dengan klien.
badan condong ke
depan, memandang
dan mendengarkan
dengan penuh
perhatian
P : Perkenalkan nama P : Suara jelas, Perawat mencoba untuk Klien mendengarkan Membuka diri bagi perawat
saya suster Mr. memandang klien membuka diri dan pertanyaan perawat untuk memudahkan dan
Saya perawat yang dengan bersahabat, mencoba menggali dengan serius membina hubungan saling
bertugas di shift sikap terbuka dan identitas klien percaya dengan klien
pagi. Nama bapak tersenyum
siapa dan senang K : Memandang perawat
dipanggil apa? dengan wajah
serius

K : Nama saya ST, K : Suara klien Perawat menunjukkan Klien terlihat mulai Memperkenalkan diri dan
panggil saja Sy! terdengar pelan dan sikap terbuka dengan menampakkan rasa mengatakan nama panggilan
memandang klien percaya dengan yang disukai dapat
perawat dengan perawat meningkatkan rasa percaya
serius kepada orang lain
P : Mendengarkan
dengan penuh
perhatian dan sikap
terbuka
P : Bagaimana P : Suara jelas, tetap Perawat mencoba Klien tampak lebih Perawat mencoba menggali
perasaan Sy hari tersenyum, membuka diri dan menikmati diskusi yang data baru yang memungkinkan
ini? mempertahankan mencoba menggali data akan dilakukan dengan sekali untuk dijadikan core
sikap terbuka, baru yang mungkin perawat problem pada klien saat ini
memandang klien sangat diperlukan dari

175
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
dengan bersahabat klien
K : Memandang
perawat, wajah
tampak lebih rileks

K : Biasa saja, suster! K : Suara terdengar Perawat menunjukkan Klien sudah mulai Klien sudah mulai membuka
Sekarang malah tegas, wajah terlihat sikap terbuka dengan menanamkan sikap diri dengan perawat. Ini
kepingin pulang sedih memandang klien terbuka dengan perawat merupakan awal yang baik
ke arah lain untuk mengetahui lebih dalam
P : Memandang klien lagi tentang masalah yang
dengan bersahabat dihadapinya
dan
mempertahankan
sikap terbuka
P : Jadi Sy sekarang P : Mempertahankan Perawat melakukan Klien mendengarkan Kontrak waktu, topik dan
kangen rumah dan kontak mata, sambil klarifikasi terhadap penjelasan dan terlihat tempat merupakan cara untuk
kepingin pulang ya? mengangguk masalah yang dihadapi ingin mengungkapkan menjalin hubungan yang
Baiklah, bagaimana perlahan, dengan klien serta membuat permasalahan yang terapeutik.
kalau kita suara penuh kontrak pertemuan dan dihadapi
membicarakan perhatian menentukan topik
tentang apa yang Sy pembicaraan
rasakan hari ini? K : Memandang
Gimana, bersedia? perawat,
Berapa lama Sy mau mendengarkan
bicara? Dan maunya pertanyaan dengan
dimana? serius, muka
tampak mulai rileks,
tangan diletakkan
di atas meja.

K : Boleh suster, K : Wajah sudah tampak Perawat Klien sudah tampak Klien sudah dapat membuat
terserah suster saja. rileks, memandang mempertahankan sikap percaya dengan suatu keputusan yang

176
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
Lama juga boleh. lawan bicara terbuka dengan klien kehadiran perawat dan sederhana. Hal ini
Disini saja ya? dapat membuat kontrak menandakan bahwa klien
P : Tersenyum dan yang jelas sudah dapat berpikir secara
menganggukkan baik
kepala.
P : Baiklah, kita ngobrol P : Tersenyum, Perawat memberikan Perawat mencoba memberikan
sekitar 20 menit ya. mempertahankan pertanyaan terbuka pertanyaan terbuka yang
Coba sekarang Sy sikap terbuka, suara kepada klien bersifat eksplorasi, sesuai
ceritakan sama jelas dengan teori bahwa eksplorasi
suster tentang K : Mendengarkan Klien terlihat ingin adalah mempelajari topik
keluarga Sy pertanyaan perawat, menyampaikan sesuatu secara mendalam.
memandang
perawat.

K : Baiklah suster, saya K : Menjawab dengan Perawat mencoba Klien tampak ingin Mengeksplorasi permasalahan
cerita ya. Saya anak suara yang jelas memahami apa yang menceritakan klien dan bertujuan untuk
sulung dari 3 dan memandang dikatakan oleh klien masalahnya dengan mengidentifikasi masalah
bersaudara. Adik perawat. perawat utama klien.
saya 1 laki-laki dan 1 P : Tersenyum,
perempuan. Saya mengganggukkan
tinggal di kota L kepala, memandang
dengan ibu dan adik- klien dengan ramah
adik saya. Ibu saya
jualan barang-
barang sembako di
rumah
P : Bagaimana dengan P : Memandang klien Perawat mencoba Klien mencoba Perawat mencoba memberikan
ayahnya Sy? dengan bersahabat, menggali lebih dalam memahami pertanyaan alasan yang rasional untuk
mempertahankan tentang masalah klien yang disampaikan oleh menjadi bahan pertimbangan
sikap terbuka dan memberikan perawat bagi klien.
rasionalitas untuk
K : Memandang perawat masalah klien

177
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
sambil
mengernyitkan dahi

K : Ayah saya dulu K : Menjawab dengan Perawat memahami Klien berusaha Klarifikasi dari klien
seorang wartawan, suara yang jelas penjelasan yang menjelaskan tentang hal menandakan klien sudah
suster. Tapi ayah dan kemudian diberikan klien. yang disampaikan oleh mencoba berpikir rasional. Hal
saya sudah terdiam. perawat ini dilakukan perawat untuk
meninggal baru saja meningkatkan kemampuan
karena sakit kanker P : Mendengarkan analisa klien terhadap suatu
usus….. penjelasan dari klien masalah.
dengan serius

P : Apa selama ini Sy P : Memperhatikan Perawat mencoba untuk Klien terlihat ingin Perawat berusaha
sangat dekat dengan klien, menggali lebih jauh mengungkapkan apa mengeksplorasi dengan
almarhum ayah Sy mempertahankan tentang faktor pencetus yang telah dialaminya memberikan pertanyaan
ya? sikap terbuka yang dialami klien. terbuka yang bertujuan untuk
menjelaskan pikiran dan
K : Menunduk sambil perasaan klien
mendengarkan
kata-kata perawat
dengan serius.
K : Iya suster, selama K : Menunduk sambil Perawat berusaha Klien masih belum Klien memerlukan waktu untuk
ini saya sangat menutup muka menggali permasalahan mampu bercerita menyampaikan maslah yang
dekat dengan dengan tangan dan yang dialami klien tentang masalah yang dialami dan perasaannya
almarhum ayah. menangis dialaminya terkait kepada perawat.
Udah suster, jangan . perasaan kehilangan
bicara tentang ayah P : Mendengarkan yang dirasakan klien
dulu ya………. dengan serius
sambil tetap
mempertahankan
kontak mata

178
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Baiklah kalau begitu, P : Tetap Perawat berusaha Klien terlihat ingin Perawat berusaha
kita bicara tentang mempertahankan menggali permasalahan mengungkapkan apa mengeksplorasi dengan
hal lain saja. Nah kontak mata yang dialami klien yang telah dialaminya memberikan pertanyaan
sekarang kalau terbuka yang bertujuan untuk
boleh suster tahu, K : Berpikir sejenak menjelaskan pikiran dan
apa yang dulu kemudian perasaan klien.
menyebabkan Sy mengangkat wajah
dibawa kemari? sambil mengusap
air matanya.
K : Saya dibawa kemari K : Memandang perawat Perawat mencoba Klien berusaha Eksplorasi bertujuan untuk
karena buangin sesaat kemudian menggali permasalahan menceritakan kembali menjelaskan pikiran dan
barang-barang di menunduk klien lebih dalam. apa yang telah perasaan yang dialami klien
rumah suster, dialaminya
pokoknya kalo ada P : Sedikit
barang yang tidak menundukkan
saya sukai langsung kepala dan tetap
saya buang memandang klien
suster..... dengan penuh
perhatian.
P : Apa yang P : Mempertahankan Perawat mencoba Klien berusaha Perawat mencoba memberikan
menyebabkan Sy kontak mata, mengingatkan klien mengingat kembali pertanyaan terbuka yang
membuang barang- mempertahankan tentang kejadian yang kejadian yang telah lalu bersifat eksplorasi
barang di rumah? sikap terbuka telah lalu
Apakah ada yang K : Diam sesaat,
menyuruh Sy? berpikir, kemudian
menggerak-
gerakkan kaki
K : Tidak tahu suster K : Menjawab dengan Perawat mendengarkan Klien merasakan bahwa Perawat berusaha
tapi tidak ada yang jelas sambil keterangan yang perawat memperhatikan mengeksplorasi lebih jauh
menyuruh saya memandang ke disampaikan klien klien untuk melengkapi data
suster, sumpah….. arah perawat masalah utama

179
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Menatap klien
dengan penuh
perhatian
P : Atau mungkin ada P : Bicara jelas, badan Perawat mengalihkan Klien mencoba Perawat tetap menghormati
penyebab lain yang agak condong ke dengan menggali data mengingat tentang otonomi klien dalam menjawab
menyebabkan Sy arah klien, yang lain kejadian yang pertanyaan dengan
membuang barang- memandang klien dialaminya pada waktu memberikan pertanyaan
barang di rumah? dengan bersahabat lalu. terbuka lain

K : Mengalihkan
pandangan ke arah
lain sambil berpikir
sejenak.
K : Tidak ada suster.... K : Berbicara dengan Perawat berusaha Klien tampak sudah Perawat mengalihkan ke
suara yang jelas, menyimak cerita klien. lebih terbuka dalam pertanyaan lain untuk menggali
ekspresi wajah tetap menceritakan lebih dalam tentang perasaan
tenang masalahnya kepada klien
perawat
P : Mendengar cerita
klien dengan serius,
memandang klien
dengan bersahabat.

P : Baiklah kalau P : Memandang klien Perawat mencoba untuk Klien mencoba Perawat mengklarifikasi dan
memang tidak ada dengan penuh mengklarifikasi memahami apa yang berusaha menggali lebih jauh
ya sudah. Selama ini perhatian. penjelasan klien ditanyakan oleh perawat tentang koping yang digunakan
kalau Sy punya klien
masalah, apa yang K : Memandang
Sy lakukan? Apa perawat,
dibicarakan dengan mendengarkan
orang lain atau pertanyaan perawat
gimana? dengan serius

180
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
K : Biasanya saya K : Ekpresi wajah Perawat berusaha Klien mencoba untuk Eksplorasi lebih jauh tentang
pendam sendiri, sedikit berkerut saat menggali data tentang mengungkapkan cara koping yang digunakan klien
suster. Saya ini bicara kemudian koping yang digunakan yang digunakannya jika
orangnya tertutup, menunduk klien menghadapi masalah
kalau ada masalah
saya malas cerita P : Mendengarkan
sama orang lain.... dengan serius,
sikap terbuka,
memandang klien
dengan penuh
perhatian.
P : Begitu ya, ada tidak P : Mempertahankan Perawat berusaha Klien mengingat masa Mengeksplorasi lebih jauh
pengalaman masa sikap terbuka dan menggali tentang lalunya untuk melengkapi data
lalu Sy yang tidak menjaga kontak pengalaman masa lalu masalah utama
menyenangkan mata klien
sehingga Sy
beranggapan K : Menyimak
demikian? pertanyaan perawat
dengan serius
K : Apa ya.....dulu saya K : mengalihkan Perawat berharap klien Klien menceritakan Eksplorasi bertujuan untuk
pernah ditipu sama pandangan ke arah lebih banyak bercerita masa lalunya menjelaskan pikiran dan
mandor saya suster. lain, lalu kembali tentang masa lalunya perasaan yang dialami klien
Dia nipu proyek melihat ke perawat
orang,barangnya sambil bercerita
diganti dengan yang dengan suara agak
murah terus pelan, ekspresi
konsumennya wajah masih tenang
marah-marah sama
saya yah akhirnya P : Mengangguk
saya berhenti. perlahan, tetap
Sudah capek-capek memandang klien
bekerja tidak

181
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
dibayar...
P : Jadi Sy merasa P : Mempertahankan Perawat berusaha Klien berusaha Mengeksplorasi lebih jauh
marah ya kemudian kontak mata, menggali perilaku yang mengingat-ingat untuk melengkapi data
apa yang Sy ditampilkan klien kejadian yang telah lalu masalah utama
lakukan? K : Mendengarkan
dengan serius
K : Saya diemin aja K : memandang Perawat menyimak Klien tampak gelisah Klien belum ingin berbicara
suster….Udah dulu perawat, ekspresi semua hal yang dan ingin mengakhiri lebih banyak tentang
ya suster saya wajah gelisah dikatakan oleh klien pembicaraan pengalaman masa lalunya
capek mau istirahat P : Mendengarkan sehingga diperlukan interaksi
dengan penuh lain untuk meningkatkan trust
perhatian sambil
mengangguk kecil
P : Baiklah, waktu kita P : Suara jelas, Perawat mengakhiri Klien mencoba Hal ini merupakan tahap
juga sudah habis. memandang klien pertemuan dengan memahami apa yang terminasi dimana salah satu
Tapi sebelum kita dengan bersahabat, mengevaluasi hasil dari telah dibicarakan variabelnya adalah
akhiri percakapan tersenyum. pembicaraan selama percakapan menyimpulkan hasil kegiatan
ini, bagaimana yang telah dilakukan
perasaan Sy setelah K : Mendengarkan
kita bercakap- cakap pertanyaan perawat
tadi? dengan muka serius

K : Senang sih suster! K : Tersenyum, sambil Perawat mencoba Klien mengungkapkan Terminasi adalah saat untuk
Tapi saya sekarang memandang memahami perasaan perasaannya setelah mengubah perasaan dan
capek, nanti kita perawat. klien bercakap-cakap dengan memori serta untuk
ngobrol lagi ya perawat mengevaluasi kemajuan klien
suster? P : Tersenyum, dan tujuan yang telah dicapai
memandang klien
dengan bersahabat,
mempertahankan
sikap terbuka

182
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Bagus sekali, kalau P : Mengangguk dan Perawat memberikan Klien terlihat antusias Kontrak yang akan datang
begitu sekarang Sy tersenyum reinforcement positif dan dengan janji pertemuan bertujuan mempersiapkan apa
istirahat dulu ya. menawarkan topik berikutnya yang akan didiskusikan pada
Nanti suster akan K : Memandang perawat pembicaraan pertemuan berikutnya.
kembali lagi untuk mendatang
berbincang-bincang
tentang hal lain yang
mungkin ingin Sy
ceritakan kepada
suster.
K : Boleh suster, K : Menjawab dengan Perawat merasa senang Klien menyetujui kontrak Memvalidasi waktu dan tempat
terserah suster saja suara jelas sambil karena klien menerima mendatang untuk kontrak pertemuan
nanti. Setelah meletakkan tangan tawaran perawat berikutnya
makan siang ya? di atas meja
Tempatnya disini
saja suster! P : Mengangguk dan
tersenyum
P : Baiklah, saya pergi P : Tersenyum, Perawat memberikan Klien terlihat puas Perawat telah melakukan
dulu. Nanti saya mengulurkan tangan salam terapeutik untuk dengan perbincangan tugasnya pada fase ini dengan
akan datang lagi untuk berjabat mengakhiri pembicaraan yang dilakukan dengan mengembangkan dan
sesuai kesepakatan tangan dan beranjak dengan klien perawat menyediakan realita
kita. Selamat siang berdiri untuk perpisahan
Sy! meninggalkan klien
K : Tersenyum,
mengulurkan tangan
kepada perawat
K : Selamat siang, K : Menjawab salam Perawat puas dengan Klien membalas salam Perawat telah melakukan tahap
suster! dengan tersenyum, jawaban klien perawat terminasi dengan
menganggukkan mengevaluasi kegiatan kerja
kepala kemudian yang telah dilakukan
berdiri

183
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Tersenyum,
kemudian beranjak
keluar
meninggalkan
ruangan

KESAN PERAWAT :

Perawat menganalisis bahwa dalam pertemuan pertama sudah cukup berhasil mencapai hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
Hal ini ditandai dengan klien sudah mau bercerita tentang apa yang dirasakannya saat ini meskipun pada saat-saat terakhir ada hal yang
masih belum ingin disampaikan oleh klien. Untuk itu hubungan saling percaya harus terus ditingkatkan dengan menggunakan teknik
komunikasi yang lebih baik dan tetap melanjutkan kontrak sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama sebelumnya antara
perawat dan klien.

184
DAFTAR PUSTAKA

AIPNI (2010).Kurikulum pendidikan ners. Fakultas keperawatan Universitas Indonesia,


Jakarta.

Akhavain, Amaral, Murphy & Uehlinger (1999). Collaborative Praktic: a Nursing


Perspective of The Psychiatric Interdisiplinary Treatmen Team. Williams & Wilkins:
Lippincott, Inc.
Apker, Propp, Ford & Hofmeister (2006). Collaboration, Credibility, Compassion and
Coordination; Professional Nurse Communication Skill in Health Care Team
Interactive. Elsevier
Baradero, M. B., Dayrit, M. W & Maratning, A. M (2016). Seri Asuhan
Keperawatan;Kesehatan Mental Psikiatri. EGC. Jakarta

Boyd, M.A. & Nihart, M.A. (2002). Psychiatric Nursing Contemporary Practice. USA.
Lippincott Raven Publisher

Copel, L. C (2007). Kesehatan Jiwa & Psikiatri; Pedoman Klinis Perawat. EGC. Jakarta

Depkes. (2005). Masalah-Masalah Psikososial di Indonesia. www.depkes.go.id. diperoleh


tanggal 26 Februari 2009

Fontaine, K.L. (2003). Mental Health Nursing. New Jersey. Pearson Education. Inc

Fortinash, K.M & Worret, P.A.H. (2004). Psychiatric Mental Health Nursing. (3rd ed )
St.Louis Missouri : Mosby.

Frisch, N.C. & Frisch, L.E. (2006). Psychiatric Mental Health Nursing. Third edition.
Canada. Thomson Delmar Learning

Kaplan & Sadock. (2007). Sinopsis Psikiatri: ilmu pengetahuan psikiatri klinis. (Jilid 1).
Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Keliat dkk. (2011). Basic Course Community Mental Health Nursing. Jakarta. EGC

Keliat dkk. (2011). Intermediate Course Community Mental Health Nursing. Jakarta.EGC

Keliat, B. A., Panjaitan, R. U., &Daulima, N. H. C., (2005). Proses keperawatan kesehatan
jiwa, Jakarta; EGC.

Keliat, B.A, (1994). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan II, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta

Kozier,B. (2004).Fundamental Of Nursing Concept, Process & Practice, Upper Sadle


River,New Jersey : EGC

Maramis, W.F. (2006). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya. Airlangga University
Press

v
Maslim, R., (1997). Panduan praktis; penggunaan klinis obat psikotropik. Jakarta; Buna
pura.

NANDA. (2005). Nursing diagnoses: Definitions & clacification 2005-2006. Philadelphia


USA: NANDA International

Potter & Perry.(2005). Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses & Praktik. Jakarta.


EGC

O’Brien, ddk. (2014).Keperawatan kesehatan jiwa psikiatrik, teori dan praktik.Jakarta:


EGC

Potter A. P.(1996). Pengkajian Kesehatan, Edisi 3.Jakarta : EGC

Rawlins, R. P., & Heacock, P. E., (1993). Clinical manual of psychiatric nursing, St. Louis;
Mosby year book.

Stuart, G.W., (2016). Prinsip dan praktik : keperawatan dan kesehatan jiwa Edisi
Indonesia, Singapore : Elsevier Singapore Pte Ltd.

Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (1998). Principles and practice of psychiatric nursing, 6th
Edition, St. Louis; Mosby year book

Stuart, G. W., & Sunden, S. J., (1995). Principles and practice of psychiatric nursing, St.
Louis; Mosby year book.

Stuart, G.W & Laraia, M.T (2005). Principles and Practice of psychiatric nursing. (7th
edition). St Louis: Mosby

Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3,
EGC, Jakarta

Townsend, M.C. (2009). Psychiatric mental health nursing.(6th ed.). Philadelphia: F.A.
Davis Company.

Varcarolis, E.M. (2006), Psychiatric Nursing Clinical Guide; Assesment Tools and
Diagnosis . Philadelphia. W.B Saunders Co

Videbeck, S.L. (2006). Psychiatric Mental Health Nursing. (3rd edition). Philadhelpia:
Lippincott Williams & Wilkins.

Videbeck, S. L.(2008), Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.

Wilkinson, J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta. EGC

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung. Refika Aditama

vi
Lampiran

Laporan Tugas Mandiri (penulisan menggunakan APA)

times new roman, uk. 12, kapital, bold

JUDUL

times new roman, uk.14, bold, jarak 1 spasi, piramida terbalik

--------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------

Oleh:

NAMA

NIM

huruf times new roman, bold, ukuran 14, awal kata huruf kapital.

jarak antara “oleh” dan “NAMA” 2 spasi, dan jarak antara “NAMA” dan “NIM” 1 spasi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

TAHUN

huruf kapital, times new roman, ukuran 14, bold, jarak 1 spasi

vii
TEKNIK PENULISAN LAPORAN TUGAS INDIVIDU/KELOMPOK

1. TEKNIK PENGETIKAN
Teknik penulisan isi laporan tugas mandiri/kelompok harus mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
 Kertas yang digunakan adalah kuarto (8” x 11”) atau A4s , berat 80 gram/m2
 Margin kertas atau ruang pengetikan:
Margin atas 4 cm
Margin bawah 3 cm
Margin kiri 4 cm
Margin kanan 2,5 – 3 cm
 Teknik penomoran adalah sebagai berikut :
A……………….
1………………
a……………...
1)...………….
a).........……..
 Spasi pengetikan skripsi adalah 2, huruf yang digunakan untuk isi laporan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt.

2. PENULISAN KUTIPAN
Penulisan kutipan mengikuti aturan APA (American Psychological Association), untuk
teks Inggris kita mulai dengan nama akhir.
1. Untuk 1 (satu) pengarang, contohnya:
Roger (1994) mengatakan bahwa……………………………………..
Atau ………………………………………………………..(Roger, 1994)

2. Satu buku dengan 2 (dua) atau lebih pengarang, contohnya:


Osgood, Suci, and Task (1980) ……………………………………..
Atau ……………………………………(Osgood, Suci & Task, 1980)
Untuk kutipan yang dari buku yang pengarangnya lebih dari 6 orang, setelah nama
pertama diikuti “et al”. Contoh:
……………………………………………………..(Osgood et al, 1980)
3. Banyak buku oleh 1 (satu) pengarang. Contoh :
Roger (1980 a, 1980 b, 1980 c)…………………………………………

viii
4. 2 (dua) atau lebih buku dalam satu pernyataan. Tuliskan menurut alphabet.
Pisahkan kutipan dengan menggunakan tanda titik koma. Contoh:
Pendidikan ………………… (Donna & Jones, 1980; Erickson, 1959)

5. Untuk kutipan pendek (kurang dari 4 baris), ditulis dalam alenia yang sama dengan
teks dalam tanda petik, diakhiri dengan nama pengarang dan tahun.

6. Untuk kutipan panjang (5 baris atau lebih), ditulis dalam alenia tersendiri dengan 1
(satu) spasi.
Contoh:
Savoi & Anderw, 1994 mengatakan bahwa:
“Implementasi PBL dirancang dengan struktur pembelajaran 1) mahasiswa secara
individual maupun kelompok dihadapkan pada suatu masalah yang kontektual, 2)
masalah yang dikonfrontasikan diusahakan sedekat mungkin dengan kehidupan
mahasiswa sehari-hari, 3) fasilitator menyiapkan materi perkuliahan yang dapat
menuntut mahasiswa/ siswa kearah pemecahan masalah, 4) memberikan
tanggungjawab kepada mahasiswa untuk mengarahkan sendiri pembelajarannya,
5) membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran, 6) menuntut agar
mahasiswa menampilkan apa yang telah dipelajari.”

7. Untuk literatur yang diambil dari situs, aturan penulisan kutipan tetap sama dengan
kutipan dari buku
Roger (1994) mengatakan bahwa ……………………………………..
Atau ………………………………………………………..(Roger, 1994)

Di halaman daftar pustaka aturan penulisan mengikuti aturan APA (American


Psychological Association)
 Dari Buku:
Burn, N., & Grove, S., K. (2001). The practice of nursing research: conduct,
critique, & utilization (4 ed.). Philadelphia PA: W.B. Saunders
Company.

 Dari Internet:
Blendon, R. J., Benson, J. M., Desroches, C. M., Lyon-Daniel, K., Mitchell, E.
W., & Pollard, W. E. (2007). The public's preparedness for
hurricanes in four affected regions. Public Health Report, 122.

ix
Dikutip pada tanggal 9 November 2009, dari
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17357359
 Dari Jurnal:
Brislin, R.W. (1970). Back-translation for cross-cultural research. Journal of
Cross Cultural Psychology, 1, 185-216.

x
LAY OUT PEMBUATAN LAPORAN INDIVIDU/KELOMPOK

Dalam penulisan laporan individu maupun kelompok, haruslah memuat beberapa


hal berikut ini:

1. COVER
a. Judul laporan/makalah
b. Logo Unsyiah
c. Nama mahasiswa
d. Nama tutor/pembimbing
e. Institusi Fakultas Keperawatan Unsyiah
f. Tahun penerbitan
2. KATA PENGANTAR
3. DAFTAR ISI
4. BAB I. PENDAHULUAN
5. BAB II. KONSEP (sesuai dengan judul tugas)
a. Modul Keperawatan kesehatan jiwa
1) Definisi
2) Etiologi
3) Sign and Symptom
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi
5) Patofisiologi
6) Penatalaksanaan: Medis dan Keperawatan
7) Diagnosa keperawatan
8) Asuhan Keperawatan
6. BAB III. KESIMPULAN
7. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN (jika ada)

xi
1

Anda mungkin juga menyukai